Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207494 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Agus Ainur Rosyid
"Diare merupakan penyakit berbasis lingkungan dan masih berpotensi untuk menjadi KLB di Kota Bogor. kejadian yang tergolong paling parah terjadi di Bogor tepatnya di Kecamatan Bogor Timur, menunjukkan bahwa peningkatan kasus dari 1617 di tahun 2011 menjadi 3272 pada tahun 2012, data tersebut merupakan kejadian yang serius karena peningkatan tersebut sangat signifikan yaitu 100% peningkatan kasus.
Penilitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan menganalisis kejadian daire yang terjadi di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor. Disain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol, kasus merupakan balita yang didiagnosa positif menderita diare serta tercatat dalam registrasi puskesmas dari 1 januari hingga 30 april 2014. Kontrol adalah balita yang tidak menderita diare, dan merupakan tetangga kasus. Jumlah sampel kasus 46 responden dan kontrol 46 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung meggunakan kuesioner. Kuesioner berisikan faktor risiko (sosiodemografi, faktor perilaku, dan sarana sanitasi lingkungan). Analisa data dilakukan hingga model multivariate.
Kesimpulan dari penelitian adalah diketahui faktor risiko kejadian diare pada balita di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor adalah pengetahuan (p=0,017) dan nilai Odds Ratio 3,245 pada Convident Interval (1,364-15,258). Serta Perilaku cuci tangan responden juga memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai p = 0,014 dengan nilai Odds Ratio 4,562 dengan Convident Interval (1,364-15,258).

Diarrhea is an environmentally based disease and still has the potential to be an extraordinary event in the city of Bogor. Belonging to the most severe events occurred in the city of Bogor precisely in District East Bogor, suggesting that the increase in cases form 1617 in 2011 to 3272 in 2012, the data is a serious incident because the increase is very significant, which is 100% increase in cases.
The research aims to provide an overview and analysis of cases that occurred in the District Daire East Bogor,bogor. The design of the study is a case-control, case was diagnosed as a toddler with diarrhea positive and health cebters listed in the registration of 1 january to 30 April 2014. Controls is a toddler who is not suffering from diarrhea, and is a neighbor of cases. The number of sample cases 46 respondents and controls 46 respondents. Data collected by direst interview questionnaire receipst. The questionnaire contains risk factors (sociodemographic, behavioral factors, and environmental sanitation). Data analysis to multivariate models.
The conclusions of the study are known risk factors foar the incidence of diarrhea in infants in the eastern District of Bogor, Bogor is knowledge (p=0.017) and the odds ratio value of 3.245 at the confidence interval (1.364 to 15.258). the behavior of the respondents as behavior hand washing also has a significant relationship with (p=0.014) with a value Odds Ratio 4.562 with confidence interval (1.364 to 15.258).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Intan Puspita
"Diare masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia karena menjadi salah satu penyebab utama kematian pada balita. Tingkat kejadian diare pada balita di Jawa Barat, khususnya di Kota Bogor masih cukup tinggi. Diare juga termasuk dalam 10 penyakit menular terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang, Kecamatan Bogor Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara cakupan pemberian ASI eksklusif, penggunaan air bersih, mencuci tangan dengan sabun, penggunaan jamban sehat, dan kepadatan penduduk terhadap kejadian diare pada balita di Puskesmas Sindang Barang tahun 2019-2022. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi time trend serta analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pemberian ASI eksklusif (p = 0,000), penggunaan air bersih (p = 0,045), penggunaan jamban sehat (p = 0,006), dan kepadatan penduduk (p = 0,007) dengan kejadian diare pada balita. Sementara untuk variabel mencuci tangan dengan sabun menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dengan kejadian diare pada balita. Berdasarkan peta analisis spasial tidak terlihat pola yang konsisten. Namun, kejadian diare pada balita cenderung lebih sering terjadi di wilayah kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih intensif dalam pencegahan dan pengendalian diare, terutama di wilayah kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi.

Diarrhea remains a health issue in Indonesia as it is one of the leading causes of death among toddlers. Diarrhea remains highly prevalent among toddlers in West Java, specifically in Bogor City. Diarrhea is also among the top ten most common infectious diseases in the working area of Sindang Barang Public Health Center, West Bogor District. This study aims to investigate the correlation between the coverage of exclusive breastfeeding, use of clean water, handwashing with soap, use of healthy latrines, and population density with the incidence of diarrhea in toddlers in Sindang Barang Public Health Center 2019-2022. The study uses ecological time trend study methods and spatial analysis. The results reveal a significant relationship between variables such as exclusive breastfeeding (p = 0.000), use of clean water (p = 0.045), use of healthy latrines (p = 0.006), and population density (p = 0.007) with the incidence of diarrhea in toddlers. However, handwashing with soap does not show a significant relationship with the incidence of diarrhea in toddlers. The spatial analysis map does not exhibit a consistent pattern. However, the occurrence of diarrhea in toddlers tends to be more frequent in urban village areas with high population density. Therefore, more intensive efforts are required for the prevention and control of diarrhea, especially in densely populated urban village areas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farras Putri Aulia
"Diare merupakan salah satu penyakit menular berbasis lingkungan yang menjadi peringkat kedua dalam penyebab kematian anak balita di dunia. Di Indonesia sendiri diare masih berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Berdasarkan data tahun 2023, Kabupaten Bogor memiliki prevalensi diare yang cukup tinggi dan berada diatas prevalensi nasional. Salah satu wilayahnya adalah wilayah kerja Puskesmas Leuwisadeng yang mengalami peningkatan kasus diare sebesar 318 kasus pada tahun 2023. Tujuan dari penelitian ini yakni menganalisis faktor risiko (karakteristik balita, karakterstik ibu, dan sarana sanitasi) dengan kejadian diare balita di wilayah kerja Puskesmas Leuwisadeng Kabupaten Bogor tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan sampel sebanyak 103 responden. Analisis dilakukan menggunakan uji chi-square dan regresi logistik model prediksi. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara pendapatan keluarga (5,05; 1,10-23,20), perilaku pembuangan tinja balita (4,55; 1,81-11,42), sarana jamban sehat (4,35; 1,70-11,16), dan sarana air minum (3,49; 1,41-8,62). Variabel yang diprediksi paling berpengaruh terhadap kejadian diare balita di wilayah kerja Puskesmas Leuwisadeng adalah variabel perilaku pembuangan tinja balita (8,81; 2,72-28,50). 

Diarrhea is one of the environmentally-based infectious diseases that ranks second in causing death among children under five worldwide. In Indonesia, diarrhea still has the potential to cause Outbreaks (KLB). According to data from 2023, Kabupaten Bogor has a fairly high prevalence of diarrhea, exceeding the national prevalence. One of its areas is the working area of the Puskesmas Leuwisadeng, which experienced an increase of 318 diarrhea cases in 2023. The purpose of this study is to analyze risk factors (toddler characteristics, maternal characteristics, and sanitation facilities) associated with the incidence of toddler diarrhea in the working area of Puskesmas Leuwisadeng Kabupaten Bogor in 2024. This study uses a cross-sectional design with a sample of 103 respondents. Analysis was conducted using chi-square tests and logistic regression predictive models. The results show a relationship between family income (5.05; 1.10-23.20), toddler feces disposal behavior (4.55; 1.81-11.42), healthy latrine facilities (4.35; 1.70-11.16), and drinking water facilities (3.49; 1.41-8.62). The variable predicted to have the most significant impact on the incidence of diarrhea in children under five in the working area of the Leuwisadeng Community Health Center is toddler feces disposal behavior (8.81; 2.72-28.50)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irasdinar Yugitama Irawan
"Diare merupakan penyebab kedua terbesar atas kematian pada anak di bawah lima tahun, dan telah membunuh sekitar 525.000 anak setiap tahunnya (WHO, 2017). Hasil Riskesdas tahun 2018 mengungkapkan bahwa prevalensi diare tertinggi ada pada kelompok umur 1-4 tahun. Kota Bogor merupakan salah satu kota di Jawa Barat dengan angka kejadian diare tertinggi. Pada tahun 2016 hingga 2017 terjadi peningkatan kasus kejadian diare di Kota Bogor dan kasus terbanyak di temukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sempur yakni Kelurahan Sempur dengan mayoritas kejadian diare terjadi pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Sempur Kota Bogor tahun 2019.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 135 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. Variabel dependen dalam peneilitian ini adalah kejadian diare pada balita. Variabel independen terdiri dari karakteristik orang tua (Pendidikan, pendapatan, pengetahuan, dan perilaku mencuci tangan), karakteristik balita (status gizi) dan faktor lingkungan (pengelolaan sampah rumah tangga, sumber air bersih, sumber dan pengelolaan air minum, sarana pembuangan tinja, dan SPAL).
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku mencuci tangan orang tua secara statistik memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian diare pada balita (p value= 0,008; OR=3,261; 95% CI =1,425 – 7,462). Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat dan peningkatan sanitasi lingkungan dalam rangka pencegahan diare pada balita.

Diarrhea is the second largest cause of death in children under five years, and has killed around 525,000 children each year (WHO, 2017). The results of the Riskesdas in 2018 revealed that the highest prevalence of diarrhea was in the age group 1-4 years. Bogor is one of the cities in West Java with the highest incidence of diarrhea. In 2016 until 2017 there was an increase in cases of diarrhea in Bogor and the most cases were found in Sempur with the majority of diarrhea occurring in toddlers. This study aims to determine the factors related with the incidence of diarrhea in toddlers in Sempur, Bogor 2019.
The study design used was cross sectional with a total sample of 135 respondents. Data collection is done by interview method using a questionnaire. The dependent variable in this study is the incidence of diarrhea in toddlers. The independent variables consist of parental characteristics (education, income, knowledge, and hand washing behavior), characteristics of toddlers (nutritional status) and environmental factors (management of household waste, sources of clean water, sources and management of drinking water, feces disposal facilities, and sewerage).
The results in this study indicate that parents hand washing behavior has a statistically significant relationship with the incidence of diarrhea in toddlers (p value = 0.008; OR = 3.261; 95% CI = 1.425 - 7.462). The effort that can be done is to provide education to the society regarding clean and healthy lifestyle and improving environmental sanitation in order to prevent diarrhea in toddlers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irasdinar Yugitama Irawan
"Diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak di bawah lima tahun, dan membunuh sekitar 525.000 anak setiap tahun (WHO, 2017). Hasil Riskesdas tahun 2018 mengungkapkan bahwa prevalensi diare tertinggi pada kelompok umur 1-4 tahun. Kota Bogor merupakan salah satu kota di Jawa Barat dengan angka kejadian diare tertinggi. Pada tahun 2016 hingga 2017 terjadi peningkatan kasus diare di Kota Bogor dan kasus terbanyak terdapat di wilayah kerja Puskesmas Sempur yaitu Desa Sempur dengan mayoritas kasus diare terjadi pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Desa Sempur Kota Bogor Tahun 2019. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan sampel sebanyak 135 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian diare pada balita. Variabel bebas terdiri dari karakteristik orang tua (pendidikan, pendapatan, pengetahuan, dan perilaku cuci tangan), karakteristik balita (status gizi) dan faktor lingkungan (pengelolaan sampah rumah tangga, sumber air bersih, sumber dan pengelolaan air minum, pembuangan tinja). fasilitas, dan SPAL). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku cuci tangan orang tua memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan kejadian diare pada balita (p value = 0,008; OR = 3,261; CI 95% = 1,425 - 7,462). Upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat serta peningkatan sanitasi lingkungan dalam rangka pencegahan diare pada balita.
Diarrhea is the second leading cause of death in children under five years, and kills around 525,000 children every year (WHO, 2017). The results of Riskesdas in 2018 revealed that the highest prevalence of diarrhea was in the 1-4 year age group. Bogor City is one of the cities in West Java with the highest incidence of diarrhea. From 2016 to 2017 there was an increase in diarrhea cases in Bogor City and the most cases were in the working area of ​​the Sempur Health Center, namely Sempur Village with the majority of diarrhea cases occurring in toddlers. This study aims to determine the factors related to the incidence of diarrhea in toddlers in Sempur Village, Bogor City in 2019. The research design used was cross sectional with a sample of 135 respondents. Data was collected by interview method using a questionnaire. The dependent variable in this study was the incidence of diarrhea in children under five. The independent variables consist of characteristics of parents (education, income, knowledge, and hand washing behavior), characteristics of children under five (nutritional status) and environmental factors (household waste management, clean water sources, drinking water sources and management, excreta disposal). facilities, and SPAL). The results of this study indicate that parental hand washing behavior has a statistically significant relationship with the incidence of diarrhea in children under five (p value = 0.008; OR = 3.261; 95% CI = 1.425 - 7.462). Efforts that can be done are to provide education to the community about clean and healthy living behavior and improve environmental sanitation in the context of preventing diarrhea in toddlers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mida Arafina Nurdita
"Penyakit Diare merupakan penyakit menular dan menempati urutan kedua penyebab kematian anak balita di dunia. Di Indonesia, khususnya Jawa Barat adalah wilayah endemis untuk diare, Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dengan prevalensi diare balita yang cukup tinggi. Puskesmas Purwasari merupakan puskesmas dengan kasus diare balita tertinggi di Kabupaten  Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko (karakteristik balita, karakteristik ibu, dan sarana sanitasi) kejadian diare balita di Wilayah Kerja Puskesmas Purwasari Kabupaten Bogor tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kasus-kontrol dengan sampel 53 kasus dan 53 kontrol. Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square dan regresi logistik model prediksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pemberian ASI Eksklusif (0,28; 0,11-0,67), pemberian imunisasi campak (0,18; 0,08-0,42), pengetahuan (0,16; 0,07-0,38), perilaku pembuangan tinja balita (0,18; 0,07-0,46), dan sarana jamban (0,32; 0,14-0,72) dengan kejadian diare pada balita. Variabel yang diprediksi paling berpengaruh terhadap terjadinya diare balita di wilayah kerja Puskesmas Purwasari adalah variabel pengetahuan (9,76; 2,78 - 34,21).

Diarrhea is an communicable disease and ranks the second cause of death for children under-five in the world. In Indonesia, especially West Java, which is an endemic area for diarrhea, Bogor is one of the districts with a fairly high prevalence of diarrhea in children under-five. Purwasari Community Health Center is a health center with the highest cases of diarrhea in children under-five in Bogor Regency. This study aims to analyze the risk factors (characteristics of children under-five, characteristics of mothers, and sanitation facilities) for the incidence of diarrhea in children under-five in the Purwasari Public Health Center, Bogor Regency in 2022. This study used a case-control research design with a sample of 53 cases and 53 controls. Data analysis was performed using chi-square test and logistic regression predictive model. The results showed that there was a relationship between exclusive breastfeeding (0,28; 0,11-0,67), measles immunization (0,18; 0,08-0,42), knowledge (0,16; 0,07-0,38), toddler stool disposal behavior (0,18; 0,07-0,46), and latrine facilities (0,32; 0,14-0,72) with the incidence of diarrhea in children under-five. The variable that is predicted to have the most influence on the occurrence of diarrhea under five in the working area of ​​the Purwasari Health Center is the knowledge variable (9,76; 2,78 - 34,21)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Hidayanti
"Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius di Kabupaten Bogor. Angka kejadian diare tinggi dalam 5 tahun terakhir dan menimbulkan KLB. Pada tahun 2009 terjadi KLB diare di kecamatan Cigudeg, Cisarua, dan Megamendung dengan CFR 0,78% serta tahun 2010 terjadi lagi di Sukamanah, angka kematian diare 1,82%.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko diare di Kecamatan Cisarua, Cigudeg dan Megamendung Kabupaten Bogor. Disain penelitian adalah kasus kontrol, kasus adalah penderita diare yang tercatat dalam register puskesmas selama 14 hari terakhir waktu penelitian berlangsung dan kontrol adalah penduduk yang tidak menderita diare, tetangga kasus. Jumlah sampel kasus 110 responden dan kontrol 110 responden.
Pengumpulan data dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner. Kuesioner berisikan pertanyaan tentang karateristik responden (jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan), perilaku cuci tangan, higiene sanitasi makanan, serta faktor lingkungan (jenis lantai, sumber air bersih, penanganan sampah dan pembuangan tinja) dan kualitas bakteriologis air bersih.
Hasil analisis multivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara higiene sanitasi makanan dengan kejadian diare (nilai p<0,004) dan Odds Ratio2,222 pada 95% interval kepercayaan 1,284-3,485.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor risiko yang paling dominan adalah higiene sanitasi makanan minuman.

Diarrhea disease remains serious public health problems in Bogor Regency. Diarrhea morbidity is higher for the last 5 years and occurrence of outbreaks. In 2009, outbreaks of diarrhea in the Cisarua, Cigudeg and Megamendung district with Case Fatality Rate 0,78%, also in 2010 outbreak of diarrhea occurred again in Sukamanah with diarrhea mortality rates by 1,82%.
This study aims to analyze the risk factor diarrhea in Cisarua, Cigudeg dan Megamendung sub district, Bogor regency. This study has a case-control design, samples are suffer diarrhoea and registered health center for 14 days research and the controls are not person who were not suffer of diarrhoea, neighbour of case. There were 110 cases and 110 controls.
The information were collected by interviews using a structured questionnaire. These included demographic characteristic respondents (gender, education and employment), the behavior of hand washing, food hygiene and sanitation, environmental factor (clean water, waste handling, disposal of feces and type of floor), and the bacteriological quality of water.
The results of the multivariate analysis showed factors associated with occorence of diarrhea is food hygiene and sanitation (p value =0,004) and odds ratio (OR) 2,222 at confidence interval 1,284-3,845.
The conclusion risk factor dominant association with diarrhoea is food hygiene and sanitation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Holong Purnama Putra
"Diare pada balita merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi (31,4%) dan anak balita (25,2%). Sekitar 162.000 balita meninggal akibat diare tiap tahunnya atau sekitar 460 balita per hari (Depkes, 2011). Di Bogor angka diare meningkat tiap tahunnya data dari 2011-2013 menunjukkan ada peningkatan kasus di tahun 2011 ada 21.687 kasus tahun 2012 ada 22.625 kasus dan di 2013 ada 24.187 kasus (P3KL Dinkes Bogor, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor risiko apa saja yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas Bogor utara. Studi ini menggunakan metode kasus kontrol dengan jumlah sampel 46 kasus dan 46 kontrol metode pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang berpengaruh antara faktor penyebab dengan kejadian diare yaitu : Perilaku mencuci tangan OR: 4,28 (95% CI 1,587-11,575), Penanganan sampah OR: 3,87 (95% CI 1,632-9,203), Sumber air bersih OR: 3,16 (95% CI 1,244- 8,039), Sarana Jamban OR: 4,52 (95% CI 1,845-11,081), Sanitasi makanan OR: 2,92 (95% CI 1,249-6,809), dan Pengetahuan orang tua OR: 2,66 (CI 95% 1,146- 6,198). Upaya penanggulangan dengan cara meningkatkan sanitasi lingkungan dan memberikan program penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sekitar.

Diarrhea is one cause of death in infants (31,4%) and children under the age of five years (25,2%). Approximately 162.000 children under the age of five death every year or 460 every day (Depkes) in Bogor incident rate of diarrhea increase every year from 2011-2013. In 2011 there are 21.687 case, in 2012 there are 22.625 case and in 2013 there are 24.187 case. This research have a purpose to determine risk factors associated with diarrhea incident in children under the age of five on working area Puskesmas north Bogor. This study use case control method with number of sample 46 people case and 46 control. Method of data collection by interview and observation.
The results showed influence of risk factors with diarrhea incident. the risk factors have influence are Handwashing behaviour OR: 4,28(95% CI 1,587-11,575), Waste handling OR: 3,87 (95% CI 1,632-9,203), Source of clean water OR: 3,16 (95% CI 1,244-8,039), Availabilty of latrines OR: 4,52 (95% CI 1,845-11,081), Food hygiene and sanitation OR: 2,92 (95% CI 1,249-6,809), and Knowledge of parents OR: 2,66 (CI 95% 1,146-6,198). Diarrhea prevention efforts by improving enviroment sanitation and providing education programs to increase public knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosifia Abigail
"Diare merupakan penyebab kematian terbesar kedua pada anak usia di bawah lima tahun, dimana 1 dari 9 balita di dunia meninggal diakibatkan oleh diare. WHO menyebutkan bahwa sekitar 80% kematian diare disebabkan oleh air yang tidak aman, sanitasi yang tidak memadai dan kebersihan yang tidak memadai, terutama di negara berkembang. Diare tetap menjadi masalah utama tetapi sebagian besar dapat dicegah. Air, sanitasi, dan kebersihan yang lebih baik dapat mencegah kematian 297.000 anak di bawah 5 tahun setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan faktor WASH (sumber air bersih, air minum, fasilitas sanitasi, pembuangan tinja anak, dan fasilitas cuci tangan) dan faktor host (ASI eksklusif dan imunisasi campak) terhadap kejadian diare pada balita di wilayah pedesaan dan perkotaan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian potong lintang (cross-sectional). Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data SDKI 2017. Hubungan antara variabel independen dengan dependen akan dilihat menggunakan uji statistik kai kuadrat (chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor WASH dan host yang memiliki hubungan signifikan dengan diare balita di Indonesia, yaitu sumber air bersih (OR = 1,41), air minum (OR = 1,37), fasilitas sanitasi (OR = 1,39), pembuangan tinja anak (OR = 1,26), ASI eksklusif (OR = 1,68) dan imunisasi campak (OR = 1,19). Pada wilayah pedesaan, yaitu air minum (OR = 1,39), fasilitas sanitasi (OR = 1,19), dan ASI eksklusif (OR = 1,72) serta di wilayah perkotaan, yaitu sumber air bersih (OR = 1,69), fasilitas sanitasi (OR = 1,65), pembuangan tinja anak (OR = 1,30), dan ASI eksklusif (OR = 1,64). Diharapkan pemerintah untuk memperluas pedoman terkait diare balita yang disebabkan karena faktor WASH dan faktor host balita, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Diarrhea is the second leading cause of death in children under five years old, account for 1 in 9 child deaths worlwide. WHO states around 80% deaths from diarrhea are caused by unsafe water, inadequate sanitation, and inadequate hygiene, especially in developing countries. Diarrhea remains a major problem but is largely preventable. Better water, sanitation, and hygiene could prevent the deaths of 297,000 children under five each year. This research aims to analyze the association between WASH risk factors (clean water sources, drinking water, sanitation facilities, disposal of children's feces, and hand washing facilities) and host factors (exclusive breastfeeding and measles immunization) on the prevalence of diarrhea among children under five in rural and urban areas in Indonesia. This research is a quantitative study using a cross-sectional research design. The data used is secondary data, SDKI 2017. The association between independent and dependent variables will be test using the chi-square statistical test. The research results show, clean water sources (OR = 1.41), drinking water (OR = 1.37), sanitation facilities (OR = 1.39), disposal of children’s feces (OR = 1.26), exclusive breastfeeding (OR = 1.68) and measles immunization (OR = 1.19), were significantly associated with children under five diarrhea. In rural areas, drinking water (OR = 1.39), sanitation facilities (OR = 1.19), and exclusive breastfeeding (OR = 1.72), were significantly associated with children under five diarrhea, and in urban areas, clean water sources (OR = 1.69 ), sanitation facilities (OR = 1.65), disposal of children's feces (OR = 1.30), and exclusive breastfeeding (OR = 1.64), were significantly associated with children under five diarrhea. The knowledge findings from this study suggest government to expands guidelines regarding children under five diarrhea caused by WASH factor and host factors, to increase public awareness."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Fransiska
"Jumlah penderita diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Makasar mengalami kenaikan dari tahun 2014 sampai 2016. Kelurahan Kebon Pala menjadi penyumbang terbanyak dari keseluruhan kasus diare. Jumlah penderita diare balita di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kebon Pala tahun 2014 sebesar 182 kasus kemudian naik tahun 2015 sebesar 251 kasus dan mengalami penurunan pada tahun 2016 sebesar 238 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kebon Pala. Disain penelitian yaitu case control, kasus adalah penderita diare yang tercatat dalam register puskesmas selama 14 hari terakhir waktu penelitian berlangsung dan kontrol adalah tetangga kasus. Jumlah sampel masing-masing kontrol dan kasus 60 responden. Pengumpulan data dengan wawancara langsung dan observasi menggunakan kuesioner. Kuesioner berisikan pertanyaan perilaku cuci tangan pakai sabun, pemberian ASI eksklusif, sumber air bersih, sarana jamban dan sarana pembuangan sampah. Penelitian ini didapatkan hasil adanya hubungan yang signifikan antara perilaku cuci tangan pakai sabun nilai p 0.005; OR 5,107 , pemberian ASI eksklusif nilai p 0,005; OR 4,030 , sarana jamban nilai p 0,022; OR 2,993 dan sarana pembuangan sampah niali p 0,003; OR 3,406 dengan kejadian diare pada balita.

The number of diarrhea sufferers in under five children in the working area of Puskesmas Kecamatan Makasar increased from 2014 to 2016. Kebon Pala village became the biggest contributor of all diarrhea cases. The number of diarrhea sufferers in the work area of Kebon Pala Public Health Center in 2014 amounted to 182 cases and then increased in 2015 by 251 cases and decreased in 2016 by 238 cases. This study aims to determine the risk factors of diarrhea occurrence in infants in the working area of Kebon Pala Public Health Center. The case study design was case control. The case was diarrhea sufferer recorded in the puskesmas register for the last 14 days while the study took place and the control was neighboring case. The number of samples of each control and case are 60 respondents. Data was collected by direct interview and observation using questionnaire. The questionnaire contains questions on handwashing behavior with soap, exclusive breastfeeding, clean water sources, toilet facilities and garbage disposal facilities. The results of this study showed that there was a significant relationship between handwashing with soap p 0.005, OR 5,107 , exclusive breastfeeding p value 0.005, OR 4.030 , toilet facilities p value 0.022, OR 2,993 and garbage disposal facilities Niali p 0,003 OR 3,406 with the incidence of diarrhea in infants."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>