Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129357 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raissa Elvina Nanang
"ABSTRACT
Biji buah lengkeng (Dimocarpus longan Lour.) mengandung senyawa polifenol, seperti asam elagat, asam galat, dan korilagin. Biji buah lengkeng telah diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan serta menghambat aktivitas tirosinase yang dapat dimanfaatkan sebagai pemutih kulit. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan emulsi fitosom yang mengandung ekstrak biji buah lengkeng. Biji buah lengkeng diekstraksi dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Rendemen ekstrak yang diperoleh yaitu 7,88% b/b. Ekstrak biji buah lengkeng diukur aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil). Berdasarkan penelitian, ekstrak biji buah lengkeng memiliki aktivitas antioksidan dengan EC50 6,58 μg/mL dan kemampuan menghambat aktivitas tirosinase dengan IC50 1812,96 μg/mL. Ekstrak biji buah lengkeng dijadikan sebagai zat aktif dalam bentuk fitosom untuk dimasukkan ke emulsi yang menggunakan kasein sebagai emulgator. Kasein diperoleh dari susu sapi cair tanpa lemak dengan metode presipitasi. Rendemen kasein hasil isolasi dari susu sapi cair tanpa lemak yaitu 2,9% b/v. Fitosom yang diperoleh memiliki ukuran diameter rata-rata sebesar 382,59 nm dan efisiensi penjerapan sebesar 68,26%. Sediaan emulsi fitosom dilakukan uji kestabilan fisik dan cycling test. Formulasi emulsi fitosom yang mengandung emulgator kasein dan emulgator campuran kasein-TEA-stearat memperlihatkan kestabilan yang baik berdasarkan uji cycling test.

ABSTRACT
Longan seed (Dimocarpus longan Lour.) contains polyphenols, such as ellagic acid, gallic acid and corilagin. Longan seed is known to have an antioxidant activity and inhibit tyrosinase activity, that can be used as skin whitening agent. This research was conducted to make phytosome emulsion which contains longan seed extract. Longan seed extract was extracted by maseration method with ethanol 70%. Rendement from extraction was 7,88% m/m. Longan seed extract antioxidant activity was measured by DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl). Longan seed extract has an antioxidant activity with EC50 6,58 μg/mL and tyrosinase inhibitory activity with IC50 1812,96 μg/mL respectively. Longan seed extract was formulated as phytosome that was used as active agent in emulsion. Emulsion in this research used casein as emulgator. Casein was obtained from skimmed bovine milk. Rendement of casein was 2,9% m/v. The mean diameter size of phytosome was 382,59 nm and entrapment efficiency of phytosome was 68,26%. Phytosome emulsion that contains casein as emulgator was tested. The result of phytosome emulsion that contains casein and mixed emulgators casein-TEA-stearate showed a good stability on cycling test."
2014
S55649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deby Jannati Gustiwi
"Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki faktor resiko kulit terpapar sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan peningkatan melanin. Melanin dihasilkan oleh melanosit, semakin tinggi jumlah melanin dapat mempengaruhi kecerahan warna kulit. Penilitian ini bertujuan memformulasi krim fitosom yang mengandung ekstrak biji buah lengkeng (Dimocarpus longan L.) menggunakan kasein sebagai emulgator serta melakukan uji penghambatan aktivitas tirosinase oleh krim yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah presipitasi untuk isolasi kasein, uji penghambatan aktivitas tirosinase, uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode peredaman DPPH, pembatan fitosom dengan menggunakan metode penguapan pelarut dan hidrasi lapis tipis. IC50 ekstrak biji buah lengkeng dalam penghambatan aktivitas tirosinase sebesar 1876,4 ppm. Selain itu, karena ekstrak biji buah lengkeng mengandung beberapa polifenol sehingga dilakukan pengukuran aktifitas antioksidan dengan metode peredaman DPPH (2,2-Difenil-1-pikrihidrazil) dan diperoleh EC50 sebesar 6,5809 ppm. Untuk meningkatkan absorbsi polifenol yang bersifat polar ke dalam epidermis kulit, maka dibuat dalam bentuk fitosom. Fitosom yang dibuat dengan perbandingan ekstrak biji buah lengkeng : fosfatidilkolin Lipoid S75 (250 mg : 375 mg) dalam 50 ml Etanol 96%. Efisiensi penjerapan fitosom yang dihasilkan adalah sebesar 68,26 %. Fitosom yang diperoleh dimasukkan ke dalam formula sediaan krim dengan menggunakan kasein sebagai emulgator dan menghasilkan formula yang stabil baik pada stabilitas pada suhu 4±2°C, 27±2°C, 40±2°C dan pada cycling test. Kasein yang digunakan sebagai emulgator diisolasi dari susu cair bebas lemak dengan indeks aktivitas emulsi pada menit ke-0 dan ke-10 sebesar 0,0766 dan 0,290 m2g dan indeks kestabilan emulsi selama 3,487 menit

Indonesia is a tropical country with a risk factor of skin exposed to ultraviolet that can cause increasing amount of melanin. Melanin is produced by melanocytes, the higher amount of melanin can affect the brightness of skin. This research aims is to formulate a cream containing fitosom extract from longan seed (Dimocarpus longan L.) using casein as emulsifier and tyrosinase inhibition assay from cream. The method used for isolation of casein is precipitation, tyrosinase inhibition assay, antioxidant activity was measured by the DPPH method, Phytosome are made using the solvent evaporation method and thin-layer hydration. The IC50 extract of longan seed have tyrosinase inhibition was 1876.4 ppm. That the extract of longan seed also have antioxidant activity was measured by the DPPH (2,2-diphenyl-1-pikrihidrazil) method and obtained EC50 is 6.5809 ppm. In order to improve the absorption of polyphenols into the epidermis, the extract was loaded into phytosome. Phytosome are made with extract of longan seed : phosphatidylcholine Lipoid S75 (250 mg: 375 mg) in 50 ml of ethanol 96%. Phytosome entrapment efficiency is 68.26 %. The phytosome loaded into cream preparation using casein as emulsifier and produce a formula that was stable both in stability at 4 ± 2 ° C, 27 ± 2 ° C, 40 ± 2 ° C and the cycling test. Casein is used as an emulsifier isolated from Skimmed milk with emulsion activity index at minute 0 and 10 by 0.0766 and 0.290 m2g and emulsion stability index for 3.487 minutes."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S57032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noorviana Farmawati
"ABSTRACT
Serum merupakan sediaan gel dengan tingkat viskositas yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan serum yang mengandung ekstrak biji lengkeng sebagai penghambat tirosinase dalam bentuk fitosom dengan eksipien koproses kasein dan xanthan gum sebagai basis. Koproses eksipien yang digunakan adalah kasein dan xanthan gum dengan perbandingan 5:1 yang bertujuan untuk memperoleh viskositas serum yang diinginkan. Pada penelitian ini digunakan metode peredaman DPPH dan uji penghambatan aktivitas tirosinase untuk mengetahui nilai IC50 dari ekstrak biji lengkeng. Nilai IC50 dari ekstrak biji lengkeng sebagai antioksidan adalah 6,566 µg/mL dan sebagai penghambat tirosinase adalah 1777,373 µg/mL. Ekstrak biji lengkeng diinkorporasikan dalam bentuk fitosom dan dihasilkan fitosom dengan nilai efisiensi penjerapan sebesar 65,54% serta ukuran diameter partikel yaitu 382,59 nm. Fitosom yang telah terbentuk lalu diformulasikan dalam sediaan serum yang mengandung eksipien koproses kasein dan xanthan gum. Koproses kasein – xanthan gum memiliki kemampuan mengembang yang cukup baik dengan viskositas yang tidak terlalu kental. Sediaan serum diformulasikan menggunakan eksipien koproses kasein – xanthan gum dengan konsentrasi 3% lalu diuji stabilitas fisik serta cycling test dan terbukti stabil. Dapat disimpulkan bahwa sediaan serum dengan koproses kasein dan xanthan gum sebagai eksipien yang mengandung fitosom ekstrak biji lengkeng merupakan sediaan yang dapat digunakan sebagai kosmetik.

ABSTRACT
Serum is a gel with lower viscosity. This study was intended to formulate serum containing phytosome of longan seed extract as tyrosinase inhibitor using coprocessed casein and xanthan gum as a base. Coprocessed of casein and xanthan gum with ratio of 5:1 was chosen to obtain viscosity of serum as desired. Radical scavenging DPPH and tyrosinase inhibitor activity was used to determine IC50 value from longan seed extract. IC50 value of longan seed extract as antioxidant is 6.566 µg/mL dan as tyrosinase inhibitor is 1777.373 µg/mL. Longan seed extract was incorporated into phytosome and the entrapment efficiency is 65.54% with diameter particle size 382.59 nm. Phytosome was formulated into serum containing coprocessed of casein and xanthan gum as excipient. Coprocessed casein – xanthan gum had good enough swelling index with low viscosity. Serum as formulated using 3% of coprocessed casein – xanthan gum and showed stable condition after physical stability test and cycling test. Therefore, the conclusion is the serum using coprocessed of casein and xanthan gum as excipient and containing phytosome of longan seed extract had good characteristic to be applied as cosmetic.
"
2014
S56011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Kurniawan
"ABSTRACT
Kasein merupakan protein susu yang kaya akan residu asam amino hidrofilik dan
hidrofobik di sepanjang rantai peptidanya sehingga dapat berfungsi sebagai
emulgator pada suatu sistem emulsi. Biji lengkeng diketahui kaya akan kandungan
polifenol yang memiliki aktivitas peredaman radikal bebas dan dapat menghambat
aktivitas enzim tirosinase yang berperan dalam pigmentasi kulit, sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber bahan berkhasiat dalam sediaan kosmetik. Tujuan dari
penelitian ini adalah membuat formulasi krim kosmetik yang mengandung fitosom
ekstrak biji lengkeng dengan menggunakan kasein sebagai emulgator. Ekstrak biji
lengkeng dapat meredam radikal bebas DPPH dengan nilai EC50 sebesar 6,58 μg/mL
dan dapat menghambat aktivitas tirosinase dengan nilai IC50 sebesar 1812,96 μg/mL.
Ekstrak biji lengkeng diformulasikan dalam bentuk fitosom dan dievaluasi terkait
morfologi, ukuran partikel, analisis FTIR dan efisiensi penjerapan kemudian
diaplikasikan dalam formula krim kosmetik. Hasil evaluasi fitosom menunjukkan
diameter partikel rata-rata 382,59 nm dengan efisiensi penjerapan sebesar 65,54%.
Kasein diisolasi dari susu sapi cair bebas lemak dan diperoleh rendemen 2,9% (b/v)
dengan indeks emulsifikasi sebesar 357,43 m2/g. Pada penelitian ini dibuat enam
formula krim dengan komposisi yang berbeda dan yang paling baik adalah formula
F1 yang mengandung kasein sebagai emulgator. Setiap formula krim dievaluasi
meliputi penampilan fisik, pH, ukuran globul, viskositas, konsistensi dan uji
stabilitas fisik. Dari hasil evaluasi krim dapat disimpulkan bahwa krim F1 stabil
secara fisik dalam penyimpanan pada berbagai suhu dan cycling test.

ABSTRACT
Casein is a protein from milk consists of hydrophilic and hydrophobic residues along
its polypeptide chain so it can be used as an emulsifier for an emulsion. Longan seed
has been known as a rich containing of polyphenol compounds which has a good
activity as antioxidant and can act as a tyrosinase inhibitor, so it can be used as an
active agent in a cosmetic dosage form..The aim of this research is to make a
formulation of cosmetic cream containing phytosome from longan seed extract using
casein as emulsifier. The result showed that longan seed extract can scavenge the
DPPH radicals with a good EC50 (6,58 μg/mL) and also able to inhibit the tyrosinase
activity with IC50 1812,96 μg/mL. The longan seed extract was formulated in a form
of phytosome and have been evaluated for the morphology, particle size, FTIR and
entrapment efficiency. The result showed that the particle size of phytosome is
382,59 nm and the entrapment efficiency was 65,54%. Casein was isolated from
skimmed bovine milk and the rendement is about 2,9% (m/v) of the whole milk and
the value of the emulsifying activity index was 357,43 m2/g. In this research, six
formulas of cosmetic cream were made with different ingredients and formula F1 is
the best one which uses casein as emulsifier. Each formula was evaluated for
physical appearance, pH, particle size, viscosity, and physical stability test. From the
result can be concluded that the F1 cream was physically proved that stable in a wide
range of temperature storage and cycling test."
2014
S56098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Pujiningtyas
"ABSTRAK
Biji lengkeng (Dimocarpus longan Lour.) memiliki kandungan polifenol yang memiliki aktivitas antioksidan dan efek penghambatan tirosinase. Fitosom adalah nanovesikel lipid yaitu suatu sistem pembawa obat terutama ekstrak tumbuhan yang dapat meningkatkan absorpsi obat. Tujuan penelitian ini untuk memformulasi sediaan serum yang mengandung fitosom ekstrak biji lengkeng menggunakan koproses kasein-kolagen sebagai eksipien. Digunakan koproses kasein dengan kolagen karena kolagen memiliki manfaat dalam menjaga elastisitas kulit. Metode peredaman DPPH (2,2-Difenil-1-pikril hidrazil) digunakan untuk mengetahui nilai efficient concentration (EC50) ekstrak biji lengkeng dan uji penghambatan tirosinase dilakukan berdasarkan pengukuran dopakrom untuk memperoleh nilai inhibition concentaration (IC50). Efisiensi penjerapan fitosom dihitung berdasarkan penetapan kadar fenol total supernatan dengan metode Folin-Ciocalteu. Nilai EC50 dari ekstrak biji lengkeng sebesar 6,58 μg/mL. Uji penghambatan aktivitas tirosinase menunjukkan nilai IC50 sebesar 1795,93 μg/mL. Pembuatan fitosom dengan perbandingan fosfatidilkolin dan ekstrak sebesar 1,5 : 1 menunjukkan nilai efisiensi penjerapan sebesar 65,88%, nilai rata-rata diameter partikel (Z-average) sebesar 382,59 nm dan nilai polidispersitas (PDI) sebesar 2,03. Penggunaan koproses kasein-kolagen sebagai eksipien menghasilkan sediaan serum dengan viskositas rendah.

ABSTRACT
The longan seed (Dimocarpus longan Lour.) contains polyphenol compounds which have antioxidant activity and tyrosinase inhibitory effect. Phytosomes are lipid nanovesicles which can be used as a drug carrier systems especially drugs from plant extracts that can increase the absorption of the drug. The aim of this study is to formulate a serum containing longan seed extract phytosome using a coprocess of casein-collagen as an excipient. Casein was used in combination with collagen because of its benefit in maintaining skin elasticity. The DPPH (2,2-diphenyl-1-pycril hydrazil) radical scavenging method was used to determine the value of efficient concentration (EC50) of longan seed extract, whereas tyrosinase inhibitory assay of longan seed extract was measured based on dopachrome measurement to obtain the value of inhibition concentaration (IC50). The entrapment efficiency of the phytosome was calculated based on determination of total phenolic compounds in the supernatant by using the Folin-Ciocalteu method. The EC50 values ​​of longan seed extract was 6.58 μg/mL, the Z-average values was 382.59 nm and the polidispersity index (PDI) was 2,03. Tyrosinase inhibitory assay showed the IC50 values was 1795.93 μg/mL. Phytosome formulation with phosphatidylcholine and extract ratio of 1.5:1 showed the entrapment efficiency of 65,88%. The use of casein-collagen coprocess as an excipient resulted in a serum with low viscosity.
"
2014
S54909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika
"BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) memproduksi suatu bahan pangan padat gizi mengandung polifenol, yang ditujukan bagi korban bencana alam yang rentan akan kondisi penurunan respon imun akibat kelaparan. Polifenol, pada beberapa penelitian disebutkan dapat meningkatkan respon imun. Sebelum dikonsumsi, perlu dilakukan penelitian untuk melihat bukti efektivitas pangan ini terhadap respon imun. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain eksperimental. Sebanyak 24 mencit dibuat dalam kondisi lapar selama satu minggu. Lalu 6 ekor mencit diambil datanya sebagai acuan kondisi awal. Kemudian sisa mencit dibagi dalam tiga kelompok perlakuan. Setiap kelompok, tetap dalam kondisi lapar, akan mengonsumsi bahan tambahan yang berbeda. Kelompok pertama diberikan produk pangan padat gizi mengandung polifenol, sedangkan kelompok kedua diberikan produk pangan padat gizi tanpa polifenol, untuk melihat apakah polifenol memang mempunyai efek atau produk pangan padat gizi saja sudah dapat meningkatkan respon imun. Sebagai tambahan perbandingan, maka kelompok ketiga diberikan imunostimulan Phyllanthus niruri. Setelah 4 minggu dilakukan pengambilan data. Sebagai indikator respon imun digunakan data jumlah dan hitung jenis leukosit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan perbedaan yang bermakna (p>0,05) pada perbandingan perubahan jumlah leukosit dan hitung jenisnya dari ketiga kelompok perlakuan. Disimpulkan bahwa bahan pangan padat gizi mengandung polifenol belum menunjukkan bukti efektivitas yang lebih tinggi terhadap respon imun dibandingkan tanpa mengandung polifenol, namun bahan pangan padat gizi ini sudah cukup baik karena menghasilkan efek seperti imunostimulan Phyllanthus niruri.

BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) produced a nutrient-rich food product with polyphenols, for disaster victims that vulnerable to condition of depressing immune response because of starvation. Polyphenols, in some research could enhance immune response. Before applying, this food product needs a research to prove the effectiveness toward immune response. Research was done with experimental design. 24 mices set in starving condition in one week. Then 6 mices were taken to get the beginning data. And then, the rest of mices was divided into three groups. Every group, stayed in starving condition, was given different additional materials. First group was given the nutrient-rich food product with polyphenols, and the second group was given the nutrient-rich food product but without polyphenols, to see whether the polyphenols gave the desired effect or the nutrient-rich food product alone could enhance immune response. For additional comparison, the third group was given the immunostimulant Phyllanthus niruri. The data was taken after 4 weeks. Total leukocyte and leukocyte differential count were used to be the indicator of immune response. The result showed that there is no significant differences (p>0,05) in comparison of the change of total and differential count of leukocyte from the three groups. In conclusion, the nutrient-rich food product with polyphenols not yet show a significant effectiveness in immune response than without polyphenols, but this food product had been good enough because resulting the similar effect as immunostimulant Phyllanthus niruri.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aidha Dwi Anggraeni
"ABSTRAK
Centella asiatica merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat medis, sehingga menjadi salah satu bahan baku penting dalam industri jamu, obat herbal dan kosmetik. Akan tetapi, hampir seluruh pemenuhan kebutuhan C. asiatica sebagai bahan baku industri tersebut diambil secara langsung dari alam, sehingga memiliki berbagai risiko dan ancaman. Oleh karena itu, usaha peningkatan teknologi perbanyakan C. asiatica secara in vitro, salah satunya melalui teknik regenerasi dari kalus dapat menjadi alternatif solusi yang menjanjikan. Dengan demikan, telah dilakukan penelitian induksi kalus dari eksplan lamina dan petiolus C. asiatica pada medium MS yang mengandung 2 dan 4 mgl-1 2,4-D atau Dikamba dengan penambahan kasein hidrolisat 0,1,3,5 gl-1 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa medium yang mengandung auksin tunggal yaitu Dik2CH0 dan Dik4CH0 yang mengandung dikamba 2 atau 4 mgl-1 tanpa penambahan kasein hidrolisat, dapat lebih baik untuk menginduksi kalus remah dari kedua jenis eksplan dalam penelitian ini. Sementara itu, penambahan kasein hidrolisat diketahui tidak dapat mengoptimalkan induksi dan proliferasi kalus C. asiatica. Pertumbuhan kalus justru semakin terhambat atau menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi kasein hidrolisat yang ditambahkan ke dalam medium.

ABSTRACT
Centella asiatica, one of herbaceous plants possessing many medical benefits is one of the important raw material for the herbal medicine and cosmetics industry. Unfortunately, almost the entire C. asiatica used as an industrial raw material is directly taken from nature. Such exploitation of C. asiatica can threaten the extinction in nature and consequently no guarantee of the stability for the supply and quality of raw materials. In vitro propagation of C. asiatica through callus regeneration is expected to be a promising method to overcome this problem. Therefor, a research on the induction of callus derived from lamina and petiolus explants of C. asiatica was conducted on MS medium containing 2 and 4 mgl 1 2,4 D or dicamba with addition of casein hydrolysate 0,1,3,5 gl 1 . The results showed that medium containing single auxin Dik2CH0 and Dik4CH0 containing 2 and 4 mgl 1 Dicamba, gave a better result in inducing fryable callus from both types of explants, in this research. Meanwhile, addition of casein hydrolysate could not optimize callus induction of C. asiatica, since callus growth was inhibited or decreased with increasing concentration of casein hydrolyzate which added into the medium."
2017
S66755
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esih Praharaningsih
"Tumbuhan nanas memiliki kandungan enzim bromelin yang bermanfaat sebagai biokatalisator dalam reaksi hidrolisis protein. Karena aktivitas protease tersebut, enzim bromelin banyak diaplikasikan dalam bidang kedokteran, farmasi maupun industri tekstil, kosmetik dan bir. Untuk mendapatkan enzim bromelin dari buah nanas memerlukan teknik isolasi dan pengendapan yang tepat dan ekonomis. Metode isolasi enzim bromelin yang akan diajukan pada penelitian ini adalah dengan homogenisasi, sentrifugasi, dan pengendapan protein dengan variasi jenis presipitan. Pada tahap awal, enzim bromelin diekstrak menggunakan aseton sehingga diperoleh enzim kasar yang kemumiannya masih rendah. Selanjutnya ekstrak enzim kasar diuji dalam berbagai kondisi operas! untuk mendapatkan pH, waktu dan temperatur inkubasi optimum. Kemudian enzim dimumikan dengan variasi jenis pengendap seperti garam netral anorganik seperti NaCI, Na2S04, (Nh4)2SO4 dan pelarut organik seperti metanol, etanol, dan isopropanol. Untuk memperoleh aktivitas spesifik enzim tertinggi, digunakan variasi konsentrasi presipitan dan diuji dengan metode anson pada kondisi operasi optimum. Uji aktivitas protease dilakukan dengan metode Anson yaitu mengukur absorbansi spektrofotometri reaksi hidrolisis kasein yang dikatalisis enzim bromelin hasil isolasi. Perbedaan hasil serapan antara enzim yang dimumikan dengan variasi jenis pengendap dan blanko merupakan derajat kemumiaan enzim tersebut yang diberikan dalam bentuk aktivitas enzim dalam satuan nanokatal/mg protein. Kadar protein hasil isolasi sebesar 0.51 mg/ml diukur dengan metode Lowry. Ekstrak kasar enzim memiliki aktivitas spesifik sebesar 32.2 nkat/mg protein. Dari hasil percobaan diperoleh pH optimum enzim bromelin adalah 7, suhu dan waktu inkubasi optimum pada 50°C dan 30 menit. aktivitas tertinggi enzim bromelin sebesar 89.1 nkat/mg protein, naik sekitar 2.5 kali enzim yang tidak dimumikan. Hasil tersebut merupakan hasil pemumian enzim dengan garam anorganik amonium sulfat yang bersifat stabil, toksisitas rendah dan kekuatan anionnya paling tinggi diantara garam anorganik serta pelarut organik lain. Hasil pemurnian enzim dengan NaCI, Na2SO4 CH3OH, C2H5OH, dan isopropanol masing-masing sebesar 37.4, 64.9, 53.1, 74.9 dan 71.5 nkat/mg protein."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Rafiki
"ABSTRAK
Penyakit gigi dan mulut menjadi salah satu permasalahan kesehatan paling sering diderita masyarakat Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013, prevalensi nasional masalah gigi dan mulut mencapai 25,9 persen Republika, 2018 . Saat ini telah dikembangkan sebuah produk vitamin gigi berbentuk gel dengan zat aktif CPP-ACP dan Propolis untuk mencegah demineralisasi gigi. Produk ini sudah melalui berbagai penelitian dan siap turun ke pasar untuk di distribusikan ke masyarakat. Penelitian dan simulasi ini bertujuan untuk mengetahui susunan unit produksi, struktur biaya, kelayakan pabrik, dan sensitivitas biaya pabrik untuk scale up produksi produk vitamin gigi CPP-ACP Propolis dengan basis 10 liter susu per batch. Data yang digunakan diambil dari percobaan yang dilakukan di laboratorium. Simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SuperPro Desgner. Hasil simulasi menunjukkan bahwa unit produksi terdiri dari 1 reaktor utama, 1 unit filtrasi, 1 drum drying, dan 1 blending tank. Biaya Capital Investment hasil simulasi ini adalah US 197.364 dengan revenue stream sebesar US 425.779/tahun, biaya operasional US 288.098/tahun, NPV sebesar US 493.402, IIR sebesar 46,46 , dan payback time 2.15 tahun. Nilai investasi akan sensitif pada US 968.926 dan annual benefit akan sensitif pada US 304.840. Analsis sensitivitas kenaikan harga bahan baku menunjukkan bahwa kenaikan harga bahan baku 70 menjadikan investasi ini tidak layak secara ekonomi MARR 6,5 dengan nilai IRR 6,64 dan nilai NPV -US 5.237. Hasil Uji organoleptik menunjukkan bahwa warna dan tekstur vitamin gigi belum berubah hingga hari ke-30 setelah ditaruh di kulkas pada suhu 4oC dan suhu ruangan.

ABSTRACT
Tooth and mouth disease are common disease that have been suffered by Indonesin people. Data Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013, percentage of national disease revealed that mouth and tooth desease covering 25,9 percent Republika, 2018 . Currently writter has develop a teeth vitamin product in gel form with active ingredients CPP ACP and Propolyst to prevent teeth demineralization. This product had been tested by many reaseachs and tests and now it is ready to enter commercial market and distribute to society. This research and simulation conducted to know unit production procedures, cost of production, minimun fabric standard, variable cost of production with 10 liter of milk per batch. The data that being used is taken from laboratorium research. The simulation using SuperPro Designer software. The result of simulation shows that production unit consist of 1 primer reactor, 1 filtration unit, 1 drying drum, and 1 blending tank. Regarding to simulation, Capital Investment require US 197,364 with US 425,779 year of reveue stream, US 288,098 year of operational cost, NPV US 493,402, IRR 46.46 , 2.15 year payback time, amount of investment is sensitive at US 968,926, amount of annual profit is sensitive at US 304,840. Sensitivity analisyst shows that increasing price of raw materials at 70 is make this investment unworthy in economic term MARR 6.5 with 6.64 IRR and the NPV valued US 5,237. Result of shelf life test organoleptically showing the color and teskture of tooth vitamin remain the same until day 30th after put in refegerator at 4oC temperature and room temperature.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daisy Christina
"Dewasa ini antioksidan menjadi topik penting dalam berbagai disiplin ilmu. Antioksidan merupakan senyawa inhibitor yang dapat menghambat reaksi autooksidasi dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Antioksidan sangat diperlukan oleh setiap tubuh manusia. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai bahan alam, salah satunya yaitu propolis. Propolis adalah getah alami yang dikumpulkan oleh lebah, didapatkan dari tumbuh-tumbuhan yang berada di sekitar sarang lebah. Untuk menjadikan propolis sebuah produk yang dapat dikonsumsi, propolis perlu melalui proses ekstraksi, di mana pelarut yang seringkali digunakan adalah etanol. Meskipun memiliki banyak kelebihan, namun etanol juga memiliki kelemahan seperti sisa rasa yang kuat, reaksi samping, dan intoleransi terhadap alkohol dari beberapa orang Konishi et al., 2004 . Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan mengekstrak propolis Tetragonula sp. kasar dan halus menggunakan empat variasi pelarut organik, yakni minyak zaitun/olive oil, minyak kelapa/virgin coconut oil VCO , propilen glikol PG , dan lesitin. Dari berbagai jenis pelarut tersebut, maka diharapkan akan didapatkan pelarut terbaik dalam mengekstrak propolis. Pemilihan pelarut terbaik tersebut dapat ditentukan melalui berbagai uji, yaitu pengujian kandungan flavonoid dan polifenol, serta aktivitas antioksidan. Untuk menguji kandungan flavonoid, dapat dilakukan dengan metode AlCl3 dan hasil terbaik yang didapatkan adalah pada ekstrak propolis kasar-VCO sebesar 2509,767 615,02 ?g/mL. Untuk menguji kandungan polifenol, dapat dilakukan dengan metode Folin Ciocialteu dan hasil terbaik yang didapatkan adalah ekstrak propolis reguler-VCO sebesar 1391 171,47 ?g/mL. Untuk menguji aktivitas antioksidan, dapat dilakukan dengan metode DPPH dan hasil terbaik yang didapatkan adalah ekstrak propolis halus-VCO dengan nilai IC50 sebesar 1,559 0,222 ?g/mL

Nowadays, antioxidant is an important topic in many disciplines. Antioxidants are inhibitory compounds that can inhibit the autooxidation reaction by binding to free radicals and highly reactive molecules. Antioxidants are needed by every human body because of the condition of the human body. Antioxidants can be obtained from various natural materials, one of which is propolis. Propolis is a natural sap collected by bees, obtained from plants that surround the honeycomb. To make propolis as a product that can be consumed, propolis is necessary through the extraction process, where the solvent is often used is ethanol. Although it has many advantages, but ethanol also has weaknesses such as strong residual flavor, side reactions, and intolerance to alcohol from some people Konishi et al., 2004 . This is what prompted the authors to conduct research by extracting propolis using four varieties of organic solvents, namely olive oil, virgin coconut oil VCO , propylene glycol PG , and lecithin. Of the various types of solvent, it is expected to get the best solvent in extracting propolis. The selection of the best solvent can be determined through various tests, which are total flavonoids and polyphenols content assay and antioxidant activity assay. To test the flavonoid content, it can be done by AlCl3 method and the best result obtained is rough propolis VCO extract of 2509.767 615.02 g mL. To test the polyphenol content, it can be done by Folin Ciocalteu method and the best result obtained is soft propolis VCO extract of 1391 171.47 g mL. To test the antioxidant activity, it can be done with DPPH method and the best result obtained is soft propolis VCO extract of 1.559 0.222 g mL."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S69596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>