Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Victor Widiputra
"Perkembangan peralatan elektronik yang pesat saat ini ternyata memunculkan masalah baru bagi sistem tenaga listrik. Alat elektronik termasuk beban non-linear yang menghasilkan gelombang keluaran yang bentuk gelombangnya tidak sama dengan gelombang masukannya. Akibatnya muncul gelombang dengan frekuensi kelipatan frekuensi fundamentalnya yang disebut sebagai harmonisa. Rumah tangga merupakan tempat yang menggunakan banyak peralatan elektronik. Pada skripsi ini akan dibahas mengenai pengaruh harmonisa dari peralatan rumah tangga terhadap penyimpangan pembacaan energi oleh kWh meter analog.

Electronic devices are the main source of non-linear loads. Non-linear loads will cause a difference between the input and the output waves, and so will create another electric power problem called harmonics. A house is a place which uses a lot of electronic devices. The devices will create harmonics that will disrupt the current or voltage in the house and will effects the electric meter on the house. This undergraduate thesis will discuss about how harmonics from household appliances effects the energy reading from an analog electric meter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Kurniawan
"Pengukuran transaksi energi listrik dengan menggunakan kWh meter selayaknya mempunyai tingkat akurasi yang baik agar tidak ada satupun pihak yang dirugikan akibat adanya kesalahan dalam proses pengukuran. Di sisi lain, dengan semakin banyaknya penggunaan beban non linier oleh konsumen dapat menimbulkan salah satu masalah kualitas daya berupa harmonisa yang dapat mempengaruhi tingkat keakurasian hasil pengukuran energi listrik yang sebenarnya terpaka.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh harmonisa terhadap penyimpangan pengukuran energi listrik pada kWh meter analog dan digital. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin banyak beban non linier yang digunakan maka semakin besar nilai %THD, dan semakin besar %THD (%THD-i > 80%) maka penyimpangan akan semakin besar dengan % kesalahan mencapai > 64% dan tingkat keakurasian dari hasil pengukuran menjadi berkurang pada kedua jenis kWh meter yang digunakan.

Measurement of electric energy transactions using the electricity meter should have a good degree of accuracy, so that none party is financially disadvantaged as a result of measurement error. On the other hand, with the increasing use of non-linear load by consumers may cause one of the power quality problem in form of harmonics; that may affect the degree of accuracy of the actual measurement results.
The study was conducted to see the effect of harmonic distortion toward electric energy measurement using analog and digital electricity meter, and the results show that the more non-linear loads are used, the value of %THD will increase, and the greater %THD (%THD-i > 80%) can increase the error (% error > 64%) and also reduce the level of accuracy of measurement results on both types of electricity meter.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42959
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Triastuti
"PT DEF mengalami kehilangan air (Non Revenue Water) sebesar 48.76% yang melebihi dari  nilai rata-rata nasional senilai 20%. Untuk menurunkan tingkat kehilangan air, memberikan tagihan secara akurat, memberikan solusi cepat untuk mengetahui kebocoran pipa, memantau kualitas air, membaca jumlah pemakaian air secara real time, dan mengurangi potensi kesalahan di water meter pelanggan perlu dilakukan pengantian meter analog menjadi smart meter. Sehingga pada penelitian ini akan dilakukan analisa dampak kemungkinan risiko pada investasi Smart Meter dengan menggunakan pendekatan Value at Risk (VaR). Simulasi dijalankan menggunakan Software @Risk Palisade Decision Tools Suite yang menghasilkan nilai  Net Present Value (NPV) sebesar Rp 59.954.037.342, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 18.4% dan Payback Period (PP) selama 6.6 tahun. Sehingga investasi layak dijalankan. Kemudian risiko yang paling mempengaruhi tingkat kelayakan investasi adalah biaya >smart meter, hal ini terlihat dari hubungan risiko 3 variabel input dengan nilai NPV 5% menunjukan sebesar +0.9955 lebih besar dari 0.

PT DEF is experiencing Non Revenue Water (NRW) losses of 48.76%, which exceeds the national average 20%. To reduce the level of water loss, accurate billing, quick solution to detect pipe leaks, water quality monitoring, real time water usage readings, and minimizing potential errors in customer water meters, it is necessary to replace analog meters with smart meters. Therefore, this study will analyze the potential risk impact on smart meter investments using the Value at Risk (VaR) approach. The simulation is conducted using the @Risk Palisade Decision Tools Suite Software, resulting in a Net Present Value (NPV) of Rp 59.954.037.342 an Internal Rate of Return (IRR) of 18.4% and a Payback Period (PP) of 6.6 years. Thus, the investment is deemed feasible. The cost of smart meters is the risk that most influences the investment feasibility level, as evidenced by the relationship between the risk of the three input variables and the NPV value at 5%, which is + 0.9955 greater than 0."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Kurniawan
"Proses pengukuran energi listrik pada kWh meter menjadi hal yang sangat penting karena menyangkut proses transaksi energi yang bilamana terjadi kesalahan didalamnya maka akan menimbulkan kerugian pada pihak konsumen dan/atau produsen. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik pengukuran oleh kWh meter, baik itu jenis analog maupun digital, yang dipengaruhi oleh harmonisa serta faktor lingkungan berupa naiknya temperatur lingkungan di sekitar kWh meter tersebut dipasang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar nilai harmonisa pada beban maka akan semakin merusak bentuk gelombang arus dan tegangan (terdistorsi). Dengan terdistorsinya gelombang tersebut maka proses pengukuran oleh kWh meter akan semakin jauh dari nilai yang sebenarnya digunakan. Kesalahan terbesar dalam pengukuran akibat harmonisa ini bisa mencapai lebih dari 64%. Selain itu, faktor lain berupa naiknya temperatur di sekitar kWh meter akan menyebabkan pengukuran menjadi lebih besar dari yang semestinya dikarenakan adanya kesalahan faktor elekrtis dan mekanis. Dalam penelitian ini, kenaikan rata-rata terbesar pada hasil pengukuran kWh meter yaitu sebesar 7,22% pada kWh analog, beban 1105 Watt dengan THDi = 10% dan 4,26% pada kWh digital, beban 275 Watt dengan THDi = 40%, dalam setiap 10oC kenaikan temperatur.

The process of measuring electrical energy in electricity meter becomes very important because it involves the energy transaction process and when an error occurs in it then it will cause harm to the consumer and / or producer. This study aims to look at characteristic of measurements by kWh meters, both analogue and digital types, which are influenced by environmental factors such as harmonic as well as rising of environmental temperatures around the kWh meter that installed.
The results showed that the greater the value of the harmonics on the load it will be more damaging current and voltage waveform (distorted). With the wave distorted by the kWh meter measurement process will be far from the actual values used. The biggest mistake in the measurement due to these harmonics can reach more than 64%. In addition, other factors such as rising temperatures will cause the kWh meter measurements become larger than necessary due to the rising value of resistance (R). In this study, the greatest average increase in the measurement results kWh meter is equal to 7,22% for analogue with load 1105 Watts, THDi 10%; and 4,26% for digital with load 275 Watts, THDi 40%; for each 10°C increase in temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Himawan Wicaksono
"Perkembangan peralatan elektronik seiring berkembangnya zaman menimbulkan masalah baru bagi sistem tenaga listrik. Alat elektronik dengan beban non-linear menghasilkan gelombang keluaran yang tidak sama dengan gelombang masukannya yang dapat menimbulkan harmonisa. Di sisi lain, dengan semakin banyaknya penggunaan beban non linier oleh konsumen dapat menimbulkan salah satu masalah kualitas daya berupa harmonisa yang dapat memengaruhi tingkat keakurasian hasil pengukuran energi listrik yang sebenarnya terpakai. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan pengaruh harmonisa terhadap pengukuran konsumsi energi listrik oleh kWh meter Analog dan Digital satu fasa pelanggan PLN rumah tangga. Pengukuran harmonisa dilakukan dengan menggunakan power quality analyzer (PQA) dengan membandingkan hasil pada PQA dengan pada kWh meter. Pada analisis pengaruh harmonisa terhadap penyimpangan pembacaan alat ukur kWh meter analog dan digital diperoleh hasil yaitu pada kWh meter digital dengan THDi maksimum 21,91% dan penyimpangan sebesar 0.96% sedangkan kWh meter analog dengan THDi maksimum 60,35% dan penyimpangan 2,49%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar THDi maka semakin besar penyimpangan pembacaan konsumsi energi kWh meter.

The development of electronic equipment along with the development of the times raises new problems for the electric power system. Electronic devices with non linear loads produce output waves that are not the same as the input waves that can cause harmonics. On the other hand, with the increasing use of non linear loads by consumers can cause one of the problems of power quality in the form of harmonics that can affect the level of accuracy of electrical energy measurement results that are actually used. This research was conducted to obtain the effect of harmonics on the measurement of electrical energy consumption by one phase Analog and Digital kWh meters for Household Customers of PLN. Harmonic measurements are performed using a power quality analyzer PQA by comparing the results on the PQA with the kWh meter. In the analysis of the effect of harmonics on the deviation of analog and digital kWh meter readings, the results obtained are digital kWh meters with a maximum THDi of 21.91% and deviations of 0.96% while analog kWh meters with a maximum THDi of 60.35% and deviations of 2.49% . From these data it can be concluded that the greater THDi, the greater the deviation reading of the kWh meter energy consumption."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Ramadhani
"ABSTRAK
kWh meter adalah alat yang sehari-hari dipakai oleh para konsumen. kWh meter digunakan untuk mengukur energi lisrik yang dipakai dan harus dibayar oleh para konsumen. Pengukuran harus memiliki tingkat akurasi yang tinggi agar tidak merugikan. Tanpa disadari penggunaan beban non linier oleh para konsumen mempengaruhi hal tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh harmonisa terhadap kesalahan pengukuran pada kWh meter analog. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin besar nilai THD maka semakin besar nilai deviasi pengukuran pada kWh meter analog hingga mencapai 8.79%.

ABSTRACT
kWh meter is a tool used everyday by consumers. kWh meter is used to measure the electrical energy used and must be paid by consumers. Measurements must have a high degree of accuracy so as not to harm. Unwittingly the use of non-linear load by consumers affects this. This research was conducted to see the effect of harmonics on measurement errors on analog kWh meters. The results of this study indicate that the greater the THD value, the greater the measurement deviation value of the analog kWh meter up to 8.79%. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Fanthony
"Pengukuran energi listrik menggunakan kWh meter harus memiliki akurasi yang sangat baik, oleh karena itu, tidak ada pihak yang secara finansial dirugikan antara konsumen dan pemasok listrik sebagai akibat dari kesalahan dalam pengukuran energi yang digunakan. Dengan meningkatnya penggunaan beban non-linier oleh konsumen dapat menyebabkan salah satu masalah kualitas daya dalam bentuk harmonik; yang dapat mempengaruhi tingkat akurasi dari hasil pengukuran yang sebenarnya. Di sisi lain, seiring berjalannya waktu, usia kWh meter juga memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pembacaan karena kerja komponen kWh yang kurang optimal.
Dari hasil percobaan, pada beban rumah tangga, dapat dibuktikan bahwa semakin tinggi THD% (% THD-I> 15%), deviasi membaca akan semakin besar dengan kesalahan% tertinggi mencapai 4.4% pada analog kWh meter sementara meter digital kWh hanya 1,57%. Dalam pengukuran variasi beban, semakin banyak penggunaan beban non-linear, maka% THD akan meningkat. Dalam percobaan ini, lampu LED menghasilkan% THD-I tertinggi (mencapai 142,36%). Sementara itu variasi beban juga mempengaruhi% THD-I yang dihasilkan yang bergantung pada beban dominan pada daya yang dikonsumsi. Hasil uji beban variabel menunjukkan bahwa analog kWh meter yang tahun konstruksinya relatif panjang (lebih dari 15 tahun) tidak mampu mengukur beban dengan daya kecil (<100W) sehingga akan mempengaruhi tingkat akurasi yang sangat rendah.
Untuk kesalahan membaca persentase dari semua variasi beban, analog kWh meter (2002) mencapai 22,68%, analog kWh meter (2015) adalah 9,36%, dan digital kWh meter adalah 2,09%. Untuk persentase kesalahan membaca pada beban tinggi saja, 2,25% untuk analog kWh meter (2002), 1,15% untuk analog kWh meter (2015), sementara 0,68% untuk meter digital kWh. Dari semua percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa meter digital kWh memiliki akurasi yang lebih baik daripada analog kWh meter. Juga direkomendasikan untuk mengganti kWH meter analog yang telah dibangun cukup lama dengan tahun konstruksi baru atau dengan meter digital kWh agar tidak merugikan dari sisi pemasok listrik.

Measurement of electrical energy using kWh meter must have a very good of accuracy, therefore, none of any party is financially disadvantaged between the consumer and electricity supplier as a result of errors in the measurement of energy used. With the increasing use of non-linear load by consumers may cause one of the power quality problems in form of harmonics; that may affect the degree of accuracy of the actual measurement results. On the other hand, as the time goes by that the age of old kWh meter also allows to occurrence of errors in the reading due to the less optimal work of the kWh meter components.
From the experiment results, in the household load, it can be proved that the higher the %THD (%THD-I > 15%), the reading deviation will be greater with the highest % error reaching 4.4% on analog kWh meter while the digital kWh meter is only 1.57%. In the measurement of load variation, the more use of non- linear loads, the %THD will increase. In this experiment, the LED lamp produced the highest %THD-I (reaching 142.36%). Meanwhile the load variations also affected the %THD-I produced which depend on the dominant load on the power consumed. Variable load test results show that analog kWh meter whose construction years have been relatively long (more than 15 years) are not able to measure loads with a small power (<100W) so that it will affect the very low level of accuracy.
For the error reading percentage of all load variations, analog kWh meters (2002) reached 22.68%, analog kWh meters (2015) were 9.36%, and digital kWh meter were 2.09%. For error reading percentage at high load only, 2.25% for analog kWh meters (2002), 1.15% for analog kWh meters (2015), while 0.68% for digital kWh meters. From all the experiments carried out, it can be concluded that digital kWh meters have better accuracy than analog kWh meter. It is also recommended that to replace the analog kWH meter which has been construction for quite a long time with the new construction year or with digital kWh meter in order not to detriment from the electricity supplier side.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Taufik
"KWh Meter merupakan salah satu komponen penting dalam sistem tenaga listrik. Dalam penggunaaannya banyak ditemui kasus distorsi harmonik dalam pengukuran energi listrik. Distorsi harmonik dihasilkan dari penjumlahan beberapa frekuensi yang berasal dari komponen non-linear dengan frekuensi fundamental dari sistem listrik. Banyaknya penggunaan beban non-linier inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena ini. THD tegangan tidak ada yang melampaui ambang batas standar, sementara itu untuk TDH arus terdapat data yang melebihi dan yang tidak melebihi batas ambang THD yang ditentukan oleh IEEE yakni sebesar 15%. Lalu perbedaan daya normal dan terpengaruh harmonic sebesar 21,58% dan Adanya kenaikan tegangan dan arus harmonik menyebabkan penurunan besar daya aktif dan kenaikan besar daya reaktif secara transient pada waktu tertentu sebesar 477.800 W ke 354.400 W dan dari 138.500 VA ke 297.500 VA.

KWh Meter is one of the important components in the power system. In their usage encountered many cases of harmonic distortion in the measurement of electrical energy. Harmonic distortion resulting from the sum of several frequency components originating from the non-linear with the fundamental frequency of the electrical system. The heavy use of non-linear load is what causes this phenomenon. No voltage THD threshold is exceeded standards, while there is a flow to the TDH data exceeding and not exceeding the threshold specified by the IEEE THD which amounted to 15%. Then the difference of normal power and harmonics affected by 21.58% and the presence of harmonic voltage and current rise led to a substantial decrease of active power and reactive power large increases transiently at certain times of 477 800 to 354 400 W and from 138 500 to 297 500."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alfarros Haris Caya
"Liquefied Natural Gas (LNG) storage merupakan tangki penyimpanan yang menampung dan menjaga LNG pada suhu yang sangat rendah. LNG perlu dipertahankan suhunya pada suhu di bawah -160 ºC agar tidak menguap. Uap yang tercipta dari kebocoran kalor pada tangki ini disebut sebagai boil-off gas (BOG). Keberadaan BOG dapat menyebabkan kelebihan tekanan pada tangki sehingga perlu dilakukan penanganan dari BOG yang tercipta salah satunya dengan mencairkan kembali ke fase liquid dengan menurunkan suhunya menggunakan alat penukar kalor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan alat penukar kalor yang digunakan pada proses ini dalam aspek termal dan aspek mekanik. Perancangan ini dilakukan untuk LNG storage pada kapal LNG tanker dengan kapasitas 20.000 CBM dengan laju penguapan 0,15% per hari. Untuk aspek termal perancangan menggunakan metode Kern. Sedangkan untuk aspek mekanik, perancangan berpedoman pada standar yang dari Tubular Exchanger Manufacturer Association (TEMA). Dimensi alat penukar kalor yang didapat menggunakan ukuran panjang tube 192 inci dengan diameter pipa ukuran ½ inci untuk bagian tube dan pipa ukuran 24 inci untuk bagian shell, jumlah tube 120 buah dengan pitch 26,63 mm, jumlah baffle 12, dan diameter flange 693 mm. Material pipa yang dipilih adalah stainless steel 316. Pada bagian getaran, frekuensi vortex shading yang didapat adalah 59 siklus/detik dan frekuensi natural 63 siklus/detik sehingga terjadi getaran yang disebabkan vortex. Faktor kekotoran hasil hitung senilai 2,6×10-4 lebih kecil dari faktor kekotoran yang digunakan yaitu 1×10-3 sehingga aman untuk dioperasikan. Faktor kekotoran perhitungan senilai 2,6×10-4 lebih kecil dari faktor kekotoran yang digunakan yaitu 1×10-3 sehingga aman untuk dioperasikan.

Liquefied Natural Gas (LNG) storage is a storage tank containing LNG and keeping it at very low temperature. LNG need to be maintained at temperature below -160 ºC to prevent it boiling to gas. The boil formed due to the heat leakage in the storage is called boil off gas (BOG). The presence of BOG are able to cause over pressure and increase the wobbe index of the stored LNG, thus it required a handling measure of the formed BOG that can be done by reliquefacting the BOG to the liquid phase by decreasing the temperature using a heat exchanger. The purpose of this research is to determine the design of suitable heat exchanger for this process considering the thermal aspect and mechanical aspect. The design is conducted for LNG storage in LNG Tanker with capacity of 20000 CBM with boiling rate 0,15% per day. For thermal aspect, the design process use the Kern method. While the fudamental of mechanical aspect, the design use TEMA standard. The obtained dimension of designed heat exchanger is 192 inch tube length with ½ inch diameter pipe for tube section and pipe size 24 inch for shell side pipe, number of tube 120 pieces with pitch 26,63 mm, number of baffle 12, and flange diameter 693 mm. The selected pipe material is stainless steel 316. For the vibration, the obtained frequency of vortex shading is 59 cycles/second and natural frequency is 63 cycles/second so there is vibration due to the vortex shadding. Calculated fouling factor is 2,6×10-4 which is smaller than used fouling factor, 1×10-3 so it is safe to operate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ikhsan Ariansyah Putra
"Harmonik merupakan salah satu fenomena penyimpangan kualitas daya, yang dapat mendistorsi bentuk gelombang tegangan dan arus.. Salah satu akibatnya adalah penyimpangan pembacaan alat ukur, dalam hal ini kWh meter dijital. Pada skripsi ini penulis membahas dan menganalisis hubungan harmonik arus dan tegangan terhadap penyimpangan pembacaan tersebut. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan bacaan pada kWh meter dijital dengan power quality analyzer. Dan didapatkan dari data-data pengukuran dan pengujian, harmonik tegangan mempunyai hubungan secara eksponensial dengan penyimpangan pembacaan kWh meter dijital.

Harmonic is one of many phenomenon power quality deviation, which distorted the voltage and current waveform. One of the effects is the deviation on electric measurement device, in this case electronic energy meter. On this essay, we will discuss and analyze the connection between current and voltage harmonics and the deviation of electronic energy meter. Method used in this paper is data comparison between electronic energy meter and power quality analyzer And from the result of experiment, voltage harmonics has a exponential correlation with the deviation of electronic energy meter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>