Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175993 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setiatmoko Adi Prakoso
"Terjadinya arus netral pada suatu tranformator disebabkan oleh dua hal, pertama oleh ketidakseimbangan beban, dan yang kedua disebabkan adanya Total Harmonics Distrortion (THD) Arus khususnya triplen harmonik. Pengambilan data primer harmonik dilakukan di PT. PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang, dengan pengukuran langsung menggunakan Power Quality Meter DM-III Multitest-Control Amprobe Power Quality pada transformator distribusi beban industri, bisnis, dan rumah tangga. Berdasarkan pengukuran didapatkan hasil bahwa hubungan antara ketidakseimbangan beban terhadap arus netral pada beban industri, bisnis, dan rumah tangga berbanding lurus, hal ini sesuai dengan teori yang berlaku. Sedangkan hubungan antara THD Arus terhadap arus netral pada beban industri dan rumah tangga adalah berbanding terbalik, hal ini tidak sesuai dengan teori. Pada beban bisnis, hubungan antara THD Arus terhadap arus netral berbanding lurus. Selain itu dilakukan pembandingan harmonik di tiap gardu dengan standar internasional untuk harmonik IEEE Standard 519-1992.

Neutral current on the transformer is caused by two main reason, first is caused by unbalanced load, and second is caused by Total Harmonics Distortion (THD) current, especially triplen harmonics. The data is taken from primer data that measured on PT. PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang using Power Quality Meter DM-III Multitest-Control Amprobe Power Quality from industrial, business, dan residential load distribution transformer. According measured data, the relationship between unbalanced load and neutral current from industrial, business, dan residential load is linear, this is suitable with the theorem. Whereas relationship between THD current and neutral current from industrial and residential load is opposite, this is unsuitable with theorem. In business load, relationship between industrial and residential load is linear. Beside that, harmonics data in each relay station will be compared with international standard for harmonics IEEE Standard 519-1992.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Sudarto
"Dalam membuat perencanaan sistem ketenagalistrikan, salah satu tujuan yang harus dicapai adalah terpenuhinya kebutuhan beban setiap saat. Untuk dapat memenuhi kebutuhan beban tersebut, maka sistem di sisi pembangkit harus memiliki keandalan yang tinggi. Kondisi kelistrikan di Bangka menunjukkan bahwa tingkat keandalan sistem pembangkit masih belum sesuai dengan standar PLN. PLN telah menetapkan standar keandalan pembangkit yaitu indeks keandalan (LOLP) dibawah 0,274% atau setara dengan kurang dari 1 hari/tahun. Penelitian ini bertujuan mendapatkan indeks keandalan sistem pembangkit berupa LOLP dengan melakukan analisis pemanfaatan potensi energi terbarukan sebagai sistem penyediaan tenaga listrik di Bangka. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa indeks keandalan sistem pembangkit maksimal 0,00274 atau setara dengan maksimal 1 hari/tahun dapat dicapai dengan menambahkan PLTD 30 MW, PLTS 11,8 MW dan PLT Biogas 2 x 100 kW ke sistem pembangkit yang ada (existing) selama pertumbuhan beban tidak lebih dari 15,4 MW.

One of the aims in planning of power system which must be achieved is to make sure enough capacity is available to meet the demand at any time. To be able to meet the demand, the generation system must have high reliability level. The condition of power system in Bangka shows that the reliability indices of generation system is not yet meet the PLN standard. PLN has set the standard of generation system reliability that is the reliability indices (LOLP) below 0,274% or less than 1 day/year. This research aims to obtain reliability indices of generation system by analyzing the utilization of renewable energy as a power supply system in Bangka. The study concluded that the reliability indices of generation system (LOLP) for a maximum of 0,00274 or 1 day/year can be achieved by adding diesel power plant (30 MW), a solar power plant (11.8 MW), and biogas engines (2 x 100 MW) to existing power plants. The reliability level can be maintained at the same level during the increase in system load does not exceed at 15.4 MW.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44408
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Erlangga
"Dalam aplikasi enjinering baik dalam bidang industri atau lainnya, kadang kala ditemukan bahwa kebutuhan akan daya listrik, pendinginan dan pemanasan diperlukan secara bersamaan. Salah satu contohnya adalah dalam bidang perhotelan yang membutuhkan daya listrik, pendinginan untuk ruangan dan pemanasan baik untuk ruangan atau air hangat. Sistem combined cooling, heating and power generation (CCHP) atau disebut juga trigeneration adalah sistem yang terdiri dari power system, mesin pendingin absorpsi dan sebuah penukar kalor.
Untuk aplikasi dan perancangan CCHP, sebelumnya dibuat sebuah model sistem dan dilakukan perhitungan biaya energi (bahan bakar) berdasarkan pada kesetimbangan energi hingga biaya investasi dan payback period sehingga dapat diputuskan selanjutnya apakah sistem ini dan konfigurasi seperti apa yang dapat diaplikasikan. Pilihan konfigurasi sistem CCHP yang digunakan adalah dengan menggunakan diesel engine, gas engine dan turbin gas pada power system nya.
Dari hasil perhitungan ketiga konfigurasi sistem CCHP yang coba diaplikasikan pada perhotelan diperoleh bahwa untuk konfigurasi dengan diesel engine dan turbin gas tidak dapat digunakan karena dari sisi biaya energi lebih besar dibandingkan tanpa menggunakan sistem CCHP dan saving cost yang terlalu rendah sehingga mengakibatkan payback period yang lama. Untuk konfigurasi dengan gas engine diperoleh biaya energi hotel dapat ditekan maksimum sebesar Rp. 180.590.337,31, dengan biaya investasi total sebesar Rp. 7.510.550.179,3 dan payback period selama 6,57 tahun.

Engineering application in industrial or etc sometimes found there is a simultaneous need for electricity, cooling and heating. For example is in hotel business, we can found that it need of electricity, cooling for rooms and heating to heat water. Combined cooling, heating and power generation (CCHP) or called trigeneration is a system consists of power system, absorption cooling system and heat exchanger for heating system.
For application and planning, we make a model and calculate the energy cost (fuel cost) based on energy balance, investment, and payback period so later can be decided the feasibility and what configuration of the system can be applied. The configurations of CCHP that chosen is use Diesel engine, gas engine and gas turbine as a power system.
The results of three configurations applied to hotel business that used; show that configuration using Diesel engine and gas turbine couldn?t be applied because energy cost (fuel cost) is more expensive compared to energy cost without CCHP system and saving cost is too small so it affected to too long payback period. By using gas engine, the energy cost for hotel can be reduced maximum at Rp. 180,590,337.31; investment cost estimated is Rp. 7,510,550,179.3 with payback period is 6.57 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25322
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gallant Agna Putra
"Suatu Sistem tenaga listrik yang baik harus memiliki nilai tegangan yang tidak melebihi batas toleransi serta rugi-rugi daya yang kecil.Batas toleransi yang diperbolehkan untuk suatu nilai tegangan ± 5 - 10 % dari nilai nominalnya. Nilai tegangan yang konstan akan mengoptimalkan unjuk kerja dari peralatan listrik. Sedangkan rugi-rugi daya yang kecil akan menjaga pasokan daya listrik, serta dapat mengurangi kerugian finansial yang terjadi selama proses transmisi.
Pada skripsi ini akan dilakukan perbaikan kualitas tegangan pada saluran transmisi antara Platform KARA yang WIDP pada perusahaan CNOOC SES Ltd. Dengan menggunakan trafo tap changer, penambahan beban kapasitif dan penambahan kabel saluran transmisi secara parallel. Proses perbaikan pada skripsi ini disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak ETAP 7.0.0. Dari hasil simulasi tersebut akan didapatkan perbaikan tegangan dan rugi-rugi daya yang paling optimal dan pada akhirnya dapat digunakan dalam proses perbaikan sesungguhnya.

An electrical power system must have good voltage value that does not exceed the limits of tolerance and the power lossis small. Tolerance limit allowed for a rated voltage ± 5 - 10% of their nominal value. Constant voltage value will optimize the performance of electrical equipment. While the power lossis small will keep the supply of electrical power, and can reduce financial losses that occur during the transmission process.
At this skripsi will be improved quality of voltage on the transmission line between Platform KARA WIDP the company CNOOC SES Ltd. by using a transformer tap changer, the addition of capacitive load and the addition of parallel transmission line cables. Process improvement in the skripsi simulated using ETAP 7.0.0 software. From the simulation results will be obtained improved voltage and power loss is the most optimal and could ultimately be used in the actual repair process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Budi Santoso
"Peralatan-peralatan listrik sekarang ini seperti lampu, telah menerapkan teknologi Switched Mode Power Supply (SMPS) pada rangkaian catu dayanya dalam mengkonversi tegangan AC menjadi tegangan DC. Proses konversi pada beban elektronika ini menimbulkan adanya rugi-rugi konversi. Sehingga muncul peluang DC microgrid untuk meminimalisir rugi-rugi daya yang dimanfaatkan untuk mensuplai beban - beban AC tersebut.
Seiring dengan berjalannya waktu, DC microgrid mulai di ujicoba untuk diparalel dengan DC microgrid lainnya, agar dapat ikut membantu membagi beban-beban penggunaan oleh konsumen, dan menjaga agar ketersediaan listrik tetap terjaga apabila terjadi gangguan pada salah satu DC microgrid.
Ketika dilakukan paralel DC-DC konverter dengan seluruh komponen dan peralatan yang identik didapatkan yaitu terjadi ketidakseimbangan dalam pembagian arus antar konverter terhadap beban yang digunakan. Ketidakseimbangan arus ini terjadi karena faktor toleransi komponen dalam konverter yang tidak mungkin sama. Faktor lain yang pada akhirnya menyebabkan perbedaan arus adalah faktor penggunaan kabel atau konduktor listik dimana karakteristik kabel yang tidak identik dari konverter ke beban akhir.
Kemudian muncul penggunaan komponen pasif sebagai penyeimbang arus berupa induktor toroid, sehingga menjadikan selisih keseimbangan arus antar konverter menjadi lebih baik dan efisien.

Current electrical equipment such as lights, have implemented technology Switched Mode Power Supply (SMPS) on the power supply circuit converts the AC voltage into DC voltage. The conversion process in this electronic load losses gave rise to conversion. So there is an opportunity DC microgrid to minimize power losses are used to supply the AC load.
Over the time, the DC microgrid started in trials for paraller DC microgrid with others, in order to help to divide the load by consumers used, and to keep the availability of electricity is maintained in the event of interference on one DC microgrid.
When done parallel DC-DC Converter with all components and equipment that are identical obtained is an imbalance in current sharing between the konverter to the load being used. This occurs because the current imbalance tolerance factor components in konverter that not be the same. Another factor that ultimately led to the current difference is a factor of the use of wires or conductor electric cable in which the characteristics are not identical from the konverter to the load end.
Then came the use of passive components such as balancing current toroid inductors, making the difference between the current balance konverter becomes better and more efficient.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Enny Rosmawar
"Industri gula di Indonesia berpotensi untuk menghasilkan surplus listrik yang bisa dijual kejaringan PLN. Kondisi yang ada saat ini hampir semua industri gula di Indonesia belum bisa menghasilkan surplus listrik bahkan sebagian besar tidak bisa memenuhi kebutuhan listriknya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis inefisiensi yang terjadi di pabrik gula dan melakukan usulan modifikasi konfigurasi sistem kogenerasi yang efisien sehingga bisa menghasilkan surplus listrik. Analisis eksergi dilakukan pada peralatan proses utama pengkonsumsi uap seperti: gilingan, pemurnian nira, evaporator, dan vacuum pan. Hasil perhitungan “proposed plant” dibandingkan dengan kinerja pabrik gula saat ini. Ada tiga skenario yang diusulkan untuk perbaikan efisiensi energi sistem, diperoleh efisiensi energi dan eksergi dari skenario I sebesar 77,17% dan 18,86%; skenario II sebesar 77,29% dan 19,19%; dan skenario III sebesar 80,17% dan 26,29%. Hasil simulasi menunjukkan bahwa skenario III terjadi peningkatan efisiensi tertinggi.

The sugar industry in Indonesia has potential to generate excess electricity to export to the grid. Currently, almost all sugar mills in Indonesia has not been able to produce a surplus electricity and they can not even able to meet its own electricity. This study purpose is to analyze the inefficiency that occurs in the production of sugar and provide energy efficient solutions and the efficient cogeneration configuration as well. Energy analysis is conducted to describe the energy balance and mass balance, while exergy analysis was conducted to identify inefficiency in sugar production process and utility systems. Exergy analysis performed on the main consuming steam process equipment such a ; mills, purification, evaporator and vacuum pan. The results of calculation "proposed plant" is then compared with the performance of the existing plant. Energy and exergy efficiency obtained for the three scenarios respectively were: 77.17% and 18.86% (scenario 1), 77.29% and 19.19% (scenario 2); and 80.17% and 26.29 % (scenario 3). From the simulation results indicated that scenario 3 was the highest in increasing exergy efficiency.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35620
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Andika Cahyadi
"Area kampus Universitas Indonesia secara geografis berada di dua area yaitu Salemba dan Depok. Mayoritas fakultas berada di area Depok dengan luas lahan mencapai 320 hektar. 75 wilayah Universitas Indonesia dapat dikatakan merupakan area hijau dalam wujud hutan kota. Wilayah Universitas Indonesia yang didominasi oleh lingkungan hijau mengakibatkan banyak sampah organik yang dihasilkan seperti sampah daun dan ranting. Dengan potensi tersebut, selain dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, sampah daun yang berada di kawasan Universitas Indonesia juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar pembangkit listrik. Dalam tugas akhir ini membahas tentang potensi energi listrik dengan mengkonversi energi biomassa yang terdapat pada sampah daun di kawasan Universitas Indonesia. Penentuan nilai energi biomassa ditentukan oleh parameter ndash; parameter seperti nilai kalori, efisiensi mesin penggerak mula, dan efisiensi generator sebagai mesin pembangkit listrik. Dari pengukuran nilai kalori pada sampah daun dapat ditentukan nilai energi panas yang dihasilkan oleh sampah daun. Dari hasil penelitian bahwa sampah daun dapat menghasilkan energ panas sebesar 3.179,29 kal/kg dengan metode briket dan perbandingan campuran daun dan perekat adalah 3:1. Sementara potensi energi listrik yang dapat dihasilkan oleh sampah daun dalam satu kilogram dengan bentuk briket adalah 0,37 kWh/kg.

Universitas Indonesia campus area is geographically located in two areas Salemba and Depok. The majority of faculties are located in the Depok area with an area of 320 hectares of land. 75 of the University of Indonesia region can be said is a green area in the form of urban forest. The University of Indonesia region which is dominated by green environment resulted in a lot of organic waste produced such as leaf waste and branch. With this potential, in addition can be used as compost, leaf waste that is in the University of Indonesia can also be used as a source of fuel for power plants. In this final project discuss about the potential of electrical energy by converting biomass energy contained in leaf waste at Universitas Indonesia area. The biomass energy value is determined by parameters such as calorific value, the efficiency of the prime mover, and the efficiency of the generator as a electrical generating machine. From the measurement of caloric value on leaf waste can be determined the value of heat energy generated by leaf waste. From result of research that leaf waste can produce termal energy 3,179,29 kal kg with briquette method and leaf mix ratio and adhesive is 3 1. While the electrical energy that can be produced by leaf waste with briquett form is 0.37 kWh kg."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Rustiawati Wijaya
"Kestabilan tegangan merupakan salah satu syarat sistem operasi tenaga listrik. Tegangan pada sistem tenaga listrik akan mengalami collapse seiring dengan kenaikan beban yang terus menerus hingga mencapai batas maksimumnya. Selain itu terlepasnya unit-unit pembangkit dan sirkit penghantar juga merupakan salah satu penyebab jatuhnya tegangan.
Dalam studi kasus ini, tegangan krititis pada Subsistem Bekasi Cibatu dan Kembangan akan dianalisis dengan menggunakan metode kurva PV. Kurva ini menjelaskan hubungan antara daya aktif dan tegangan pada suatu bus. Dengan menaikkan beban, maka nilai tegangan kritis pada pembebanan maksimum dapat diperoleh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa susbistem yang diterapkan skenario lepas pembangkit Unit 8 PLTU Suralaya memiliki tegangan kritis terendah sekaligus penurunan tegangan kritis terbesar yaitu subsistem Cibatu dengan tegangan kritis sebesar 423.087 kV atau mengalami penurunan sebesar 5.192 % dari tegangan kritis kondisi normalnya.

Voltage stability is one of requirements among operation of electrical power system. Voltage on electrical power system will collapse along with continuously rising load until its maximum limit and due to lose of generator unit and conductor circuit.
In this study case, critical voltage at these Subsystem Bekasi Cibatu and Kembangan will be analyzed using PV curve method. The curve explains relationship between active power and voltage on a load bus. Critical voltage value on maximum loading can be yielded when load is increased.
This research resulted that application of lose scenario of PLTU Suralaya Unit 8 has the biggest impact of critical voltage drop at Cibatu subsystem. Critical voltage of Cibatu subsystem is 423.087 kV or its critical voltage decrease to 5.192 % from its critical voltage at normal condition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Danar Wibisono
"Temuan dalam penelitian ini menyanggah persamaan matematika dari penelitian yang ada yang telah menentukan sudut kemiringan optimal panel surya dengan perspektif lokasi subtropis. Pengaruh derajat lintang (Y) dan bujur (X) terhadap sudut optimum pemasangan panel surya di wilayah Indonesia direpresentasikan dengan persamaan -0,0093 X + 1,3042 Y. Nilai RMSE yang didapatkan adalah 1,88 dan nilai R2 adalah 0,928. Dalam penelitian ini dibuat persamaan matematis berdasarkan koordinat lokasi untuk menentukan sudut kemiringan optimum pemasangan panel surya di Indonesia serta menganalisis pengaruhnya terhadap aspek teknis dan ekonomis. Potensi keuntungan ekonomis yang didapatkan dari pemasangan panel surya pada sudut optimum di wilayah Indonesia, dengan kapasitas PLTS 1 MW dan diasumsikan memiliki umur produksi 20 tahun mencapai Rp9.260.495.729,26

The findings in this study refute mathematical equation from existing research that has been determining the optimum tilt angle of the solar panel with a subtropical location perspective. Influence degrees latitude (Y) and longitude (X) to the optimum angle of solar panel installation in the territory of Indonesia represented by the equation -0,0093 X + 1,3042 Y. RMSE value is 1.88 and R2 value is 0.928. In this study, a mathematical equation based on the coordinates of the location to determine the optimum tilt angle of the installation of solar panels in Indonesia and analyze its impact on the technical and economical aspects. Potential economic benefits gained from the installation of solar panels at the optimum angle in Indonesia, with a capacity of 1 MW solar and assumed to have a production life of 20 years are reach US$ 740.839,66."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Adiel Insani
"Picogrid adalah jaringan listrik skala kecil yang digunakan untuk memasok beban kecil seperti penerangan, kipas, dan pengisian baterai pada laptop atau smartphone di sebuah ruangan. Picogrid memiliki beberapa kelebihan seperti mengurangi kerugian konversi karena beban terhubung langsung ke sumber daya dan mengurangi biaya dengan sumber daya independen dari jaringan. Picogrid yang kami usulkan dipasok oleh baterai dari kendaraan hibrida yang akan mencapai akhir siklus hidupnya. Baterai kendaraan hibrida akan memiliki beberapa kemampuan untuk menyimpan dan menyediakan energi untuk aplikasi kehidupan kedua.
Dalam tesis ini, penulis menggunakan baterai NiMH untuk picogrid. Karena generasi picogrid berasal dari komponen energi terbarukan seperti sel surya, yang sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sehingga produksi listrik yang dihasilkan tidak stabil dan bahkan berhenti sama sekali, sehingga perlu dilengkapi dengan baterai yang berfungsi sebagai penyimpanan energi listrik juga. untuk menjaga catu daya listrik agar beban menjadi kontinyu.
Tesis ini menentukan desain konfigurasi pikogrid yang ideal untuk beban yang membutuhkan daya rendah dan komponen yang akan digunakan dalam pikogrid, apakah komponen tersebut dapat diandalkan atau tidak. Ini juga menentukan kinerja baterai NiMH yang digunakan dalam picogrid melalui tes pengisian dan pemakaian, apakah kinerja baterai masih sama dengan kinerja pada kondisi awalnya atau kinerja telah menurun dan juga menentukan apakah pikogrid tersebut cocok untuk daerah terpencil atau tidak.

Picogrid is a small-scale electricity grid that is used to supply small loads such as lighting, fans, and charging batteries on a laptop or smartphone in a room. Picogrid has some advantages such reduce the conversion losses because the load is connected directly to the power source and reduce cost with independent power source from grid. The picogrid we propose is supplied by the battery from hybrid vehicle which will reach their end of life cycle. Hybrid vehicle battery will have some capability to store and provide energy for second life application.
In this thesis, the author uses NiMH battery for a picogrid. As the picogrid generation is from renewable energy components like solar cells, which is strongly influenced by environmental conditions so that the production of electricity produced is unstable and even stops altogether, so it needs to be equipped with batteries that function as electrical energy storage as well as to maintain electrical power supply to the load become continuous.
The thesis determines the design a picogrid configuration that is ideal for a load that requires low power and the components that will be used in the picogrid, whether the components are reliable or not. It also determines the performance of the NiMH battery used in the picogrid through the charging and discharging test, whether the performance of the battery is still the same as the performance at its initial condition or the perfromance has been degraded and also determines whether the picogrid is suitable for a remote area or not.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>