Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115351 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kunthi Kumalasari Hardi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan perilaku kenakalan remaja. Pengukuran keterlibatan ayah dilakukan dengan alat ukur Father Involvement Reported Scale yang dibuat oleh Finley dan Schwartz (2004), sedangkan perilaku kenakalan remaja diukur melalui Self-Reported Delinquency yang dibuat oleh Elliot dan Agetton (1980). Responden pada penelitian ini berjumlah 245 orang remaja SMK yang berusia 15-19 tahun, dan memiliki ayah dalam kehidupannya. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dengan perilaku kenakalan remaja (r = 0,085; n = 245; p > 0,05, two-tail). Selanjutnya, ditemukan hasil yang signifikan pada korelasi antara keterlibatan ayah dengan subskala perilaku kenakalan remaja, yaitu perilaku kejahatan terhadap benda. Hasil diskusi dari penelitian ini menyatakan kemungkinan ada faktor-faktor lain, di luar keterlibatan ayah yang lebih berhubungan dengan perilaku kenakalan remaja, yaitu ketergabungan remaja dengan geng, status sosial ekonomi, serta faktor budaya.

The purpose of this research is to examine the relationship between father involvement and adolescent delinquency. Father involvement was measured by Father Involvement Reported Scale (Finley & Schwartz, 2004), whereas the adolescent delinquency was measured by Self-Reported Delinquency (Elliot & Agetton, 1980). The respondents of this study were 245 vocational students in DKI Jakarta who has a father and with the age of 15-19 years old. The result of this study shows that there is no significant relationship between father involvement and adolescent delinquency (r = 0,085; n = 245; p > 0,05, two-tail) and a significant result between father involvement and subscale predatory crimes against property from self-reported delinquency. Discussion from this result shows the possibilities of other factor that could be more related to adolescent delinquency, such as involvement with peer, social economic status, and cultural factor.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Rahadian Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara spesifik apakah terdapat hubungan antara keterlibatan ayah dan social problem solving pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Nurturant Fathering Scale (NFS) dan Father Involvement Scale digunakan untuk mengukur keterlibatan ayah, sementara social problem solving diukur menggunakan Social Problem Solving Inventory-Revised (SPSI-R). Responden yang terlibat berjumlah 165 remaja berusia 13 hingga 21 tahun di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Dari tiga dimensi keterlibatan ayah yang ada (Finley & Schwartz, 2004), hasil penelitian ini mengungkap bahwa hanya dimensi reported father involvement yang berkorelasi secara signifikan dengan social problem solving (r = 0,178, p < 0,05, one tailed).

This reseach was conducted to know specifically whether there is a correlation between father involvement and social problem solving in adolescence. This is a quantitative research and using questionnaire as research instrument. Nurturant Fathering Scale (NFS) and Father Involvement Scale were used to measure father involvement, while Social Problem Solving Inventory-Revised (SPSI-R) was used to measure social problem solving. The sample are adolescents in Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi) with age range from 13 to 21 years old. Result showed that only one of three dimension of father involvement significantly correlated to social problem solving (r = 0,178, p < 0,05, one tailed)."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Setianingsih
"Remaja menjadi masa yang rentan terjadi perilaku menyimpang seperti perilaku delinkuen, penyalahgunaan obat terlarang, ancaman seks bebas, terlibat dalam geng, penyakit menular seksual, kehamilan yang tidak dikehendaki, aborsi dan lain sebagainya. Selain itu, kekerasan dan konflik antar ayah dan ibu sering terjadi dalam keluarga. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan persepsi remaja tentang Konflik antar ayah dan ibu terhadap perilaku delinkuensi remaja. Desain dalam penelitian adalah cross-sectional dan menggunakan kuesioner Children's Perception of Interparental Conflict (CPIC) dan Self-Report Delinquency Scale (SDRS). Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 112 responden pelajar SMP X, SMA X, dan SMA Y di Kota Depok. Data dianalisis dengan uji pearson chi -square untuk mengetahui hubungan persepsi remaja tentang konflik antar ayah dan ibu terhadap perilaku delinkuensi remaja. Hasil menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna dengan nilai p value . Saran untuk memaksimal peran konselor sebaya untuk membantu manajemen persepsi yang menyebabkan cemas dan depresi.

Adolescents are a period that is vulnerable to deviant behavior such as delinquent behavior, drug abuse, threats of free sex, involvement in gangs, sexually transmitted diseases, unwanted pregnancies, abortions and so on. In addition, violence and conflicts between fathers and mothers often occur in families. The purpose of this study was to identify the relationship between adolescent perceptions of conflict between fathers and mothers on adolescent delinquency behavior. The design in this study was cross-sectional and used the Children's Perception of Interparental Conflict (CPIC) and Self-Report Delinquency Scale (SDRS) questionnaires. This research was conducted by involving 112 students of SMP X, SMA X, and SMA Y in Depok City. The data were analyzed by using the Pearson chi-square test to determine the relationship between adolescent perceptions of conflict between fathers and mothers on adolescent delinquency behavior. The results show that there is no significant relationship with the p value > 0.05. Suggestions to maximize the role of peer counselors to help manage perceptions that cause anxiety and depression."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmia
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah yang dipersepsi oleh anak dan subjective well-being remaja awal. Partisipan dalam penelitian ini adalah 162 remaja awal yang berusia 12-15 tahun. Alat yang digunakan untuk mengukur keterlibatan ayah adalah Nurturant Fathering Scale NFS dan Father Involvement Scale-Reported FIS-R oleh Finley Schwartz 2004. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur SWB adalah Satisfaction With Life Scale SWLS dari Diener 1985 dan Positive and Negative Affect Schedule PANAS milik Watson, Clark dan Tellegan 1988 . Teknik analisis yang digunakan adalah pearson correlation. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara domain father nurturance dan domain reported father involvement keterlibatan ayah dengan afeksi positif SWB. Hasil juga menunjukkan hubungan negatif yang signifikan antara domain father nurturance dengan afeksi negatif SWB.

The aim in this research is to investigate the relationship between perceived father involvement with early adolescent rsquo s subjective well being. Participant in this research were 162 early adolescents 12 15 years old. Nurturant fathering Scale NFS dan Father Involvement Scale Reported FIS R by Finley Schwartz 2004 is used to measure father involvement. For measure subjective well being we used Satisfaction With Life Scale SWLS from Diener 1985 and Positive and Negative Affect Schedule PANAS by Watson, Clark and Tellegan 1988. We used the pearson correlation to measure correlation between variables. Result indicated that domain father nurturance and domain reported father involvement is positively significant related with positive affect, and also found that domain father nurturance is negatively significant related with negative affect.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gendis Sekar Pitaloka
"Kualitas pertemanan yang baik merupakan hal penting untuk dimiliki oleh remaja, terutama remaja akhir. Adanya interaksi antara anak dan ayah akan meningkatkan kemampuan anak dalam menjalin hubungan pertemanan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keterlibatan ayah dan kualitas hubungan pertemanan pada remaja akhir. Dalam penelitian ini, keterlibatan ayah diukur dengan menggunakan alat ukur Nurturant Fathering Scale dan Father Involvement Scale yang dikembangkan oleh Finley dan Schwartz 2004 , sedangkan alat ukur digunakan untuk mengukur kualitas hubungan pertemanan adalah McGill Friendship Questionnaire-Friend 39;s Functions yang dikembangkan oleh Mendelson dan Aboud 2012 . Partisipan penelitian ini adalah remaja akhir berusia 17 hingga 21 tahun N = 635 . Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterlibatan ayah dan kualitas hubungan pertemanan pada remaja akhir. Dengan kata lain, semakin tinggi keterlibatan ayah, maka semakin tinggi pula kualitas hubungan pertemanan yang dimiliki.

A good friendship quality is important for adolescence, especially late adolescence. Interaction between father and his children will increase children rsquo s ability to develop friendship. The aim of this study was to examine the relationship between father involvement and friendship quality among late adolescence. In this study, father involvement was measured with Nurturant Fathering Scale and Father Involvement Scale developed by Finley and Schwartz 2004 , meanwhile friendship quality was measured with McGill Friendship Questionnaire Friend 39 s Functions developed by Mendelson and Aboud 2012 . Participants of this study consisted of late adolescence with aged between 17 and 21 years N 635 . This study was a correlational study which was conducted with a quantitative approach. The result of this study showed a positive and significant relationship between father involvement and friendship quality among late adolescence. In other words, the higher the father involvement, the higher their friendship quality is."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
"Keterlibatan orang tua diketahui memiliki peranan penting dalam perkembangan konsep
diri anak dan remaja. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara keterlibatan ayah dengan konsep diri pada remaja. Responden yang berpartisipasi
dalam penelitian ini merupakan remaja akhir dengan rentang usia 18-21 tahun sebanyak
415 orang mahasiswa. Keterlibatan ayah didefinisikan sebagai partisipasi ayah dalam
berbagai aspek kehidupan anaknya. Konsep diri didefinisikan sebagai persepsi individu
mengenai dirinya sendiri yang dibentuk oleh interaksi individu dengan lingkungan.
Keterlibatan ayah terdiri dari dua domain yang diukur menggunakan skala dari Finley
dan Schwartz (2004), yaitu Nurturant Fathering Scale (NFS) untuk mengukur
keterlibatan ayah dalam domain afektif, dan Reported Father Involvement Scale (RFIS)
untuk mengukur keterlibatan ayah dalam domain perilaku. Konsep diri diukur
menggunakan Adolescents Self-Concept Short Scale (ASCSS) dari Veiga dan Leite
(2016). Hasil pengukuran menggunakan teknik statistik Pearson Correlation
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah, baik
dalam domain afektif maupun domain perilaku, dengan konsep diri pada remaja.
Parental involvement is known to play an important role in the development of
childrens and adolescents self-concepts. This research is specifically aimed to
examine the relationship between father involvement and self-concept in adolescents.
Respondents who participated in this study were late adolescents with age range of
18-21 years, as many as 415 college students. Father involvement is defined as
fathers participation in various aspects of his child's life. Self-concept is defined as
an individuals perception of itself formed by individual interactions with the
environment. Father involvement consisted of two domains measured by the scale of
Finley and Schwartz (2004), is Nurturant Fathering Scale (NFS) to measure the
involvement of fathers in affective domain, and Reported Father Involvement Scale
(RFIS) to measure father's involvement in behavioural domain. Self-concept is
measured using the Adolescents Self-Concept Short Scale (ASCSS) of Veiga and
Leite (2016). The measurement results using the Pearson Correlation statistical
technique shows that there is a significant link between father involvement, both in
the affective domain and the behavioural domain, and the self-concept in adolescents"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Nur Utami
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan motivasi berprestasi remaja. Pengukuran keterlibatan ayah dilakukan dengan menggunakan alat ukur Father Involvement Reported Scale yang dibuat oleh Finley dan Schwartz (2004), sedangkan pengukuran motivasi berprestasi dilakukan dengan menggunakan alat ukur motivasi berprestasi yang dibuat oleh Widyasari (2005). Partisipan pada penelitian ini adalah 266 remaja kelas 2 SMP di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan, berusia 13-15 tahun, dan memiliki ayah. Hasil penghitungan Pearson Correlation menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterlibatan ayah dan motivasi berprestasi remaja kelas 2 SMP, sehingga semakin tinggi keterlibatan ayah maka akan semakin tinggi pula motivasi berprestasi remaja kelas 2 SMP.

The purpose of this research is to examine the relationship between father involvement and achievement motivation in adolescents. Father involvement was measured using Father Involvement Reported Scale (Finley & Schwartz, 2004), whereas the achievement motivation was measured using Achievement Motivation Scale (Widyasari, 2005). The participants of this research were 266 adolescents currently attending 2nd grade junior high school in East Jakarta and South Jakarta, with the age of 13-15 years old, and has a father. The Pearson Correlation obtained shows that there is a positive and significant relationship between father involvement and achievement motivation among 2nd grade junior high school adolescents. Thus, higher father involvement would indicate a higher achievement motivation among 2nd grade junior high school adolescents.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfita Virgiana
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keterlibatan ayah dan kesepian pada remaja madya. Alat ukur yang digunakan adalah Nurturant Fathering Scale untuk mengukur keterlibatan ayah domain afektif dan Father Invlovement Scale untuk mengukur keterlibatan ayah domain perilaku oleh Finley dan Schwartz 2004 , sedangkan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesepian adalah Revised-UCLA Loneliness Scale oleh Rusell, Peplau, dan Cutrona 1980 . Sampel pada penelitian ini berjumlah 429 remaja madya berusia 14 hingga 18 tahun yang tinggal di daerah Jabodetabek. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara keterlibatan ayah dan kesepian pada remaja madya.

The main purpose of this study is to find out the correlation between father involvement and loneliness in middle adolescence. Nurturant Fathering Scale is used to measure father involvement in affective domain dan Father Involvement Scale is used to measure father involvement in behavior domain by Finley and Schwartz 2004 . Loneliness is measured using Revised UCLA Loneliness Scale by Rusell, Peplau, dan Cutrona 1980 . Total sample in this study is 429 middle adolescents who lived in Jabodetabek. The result of this study using Pearson Product Moment showed that there was correlation between father involvement and loneliness in middle adolescence."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsa Dhiya M
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara interaksi ayah-orang dewasa keterikatan dengan orang dewasa baru yang berada dalam hubungan romantis. Keterlibatan Ayah memiliki dua aspek yaitu aspek afektif dan aspek perilaku. Aspek afektif dari interaksi ayah menggunakan Nurturant Fathering Scale (NFS), sedangkan aspek perilaku Interaksi ayah diukur menggunakan Skala Keterlibatan Ayah (FIS). Keduanya adalah alat ukur dikembangkan oleh Finley dan Schwartz (2004). Kemelekatan orang dewasa memiliki dua dimensi, yaitu dimensi kecemasan dan penghindaran. Untuk mengukur kedua dimensi orang dewasa attachment, digunakan untuk mengukur Experience dalam bentuk Close-Short Relations (ECR-S) Milik Wei, Russell, Mallinckrodt, dan Vogel (2007). Sebanyak 551 responden dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan aspek afektif Interaksi ayah memiliki hubungan dengan kecemasan lampiran (r = -0,129, p <0,01, dua sisi) tetapi tidak memiliki hubungan dengan menghindari keterikatan. Kemudian Ditemukan bahwa perilaku interaksi ayah tidak berhubungan kecemasan atau menghindari keterikatan.

This study aims to examine the relationship between father-adult interactions with new adults who are in romantic relationships. Father's involvement has two aspects, namely affective aspects and behavioral aspects. The affective aspect of the father's interaction uses the Nurturant Fathering Scale (NFS), while the behavioral aspects of the father's interaction are measured using the Father's Involvement Scale (FIS). Both are measuring tools developed by Finley and Schwartz (2004). Adult attachment has two dimensions, namely the dimensions of anxiety and avoidance. To measure both dimensions of adult attachment, it is used to measure Experience in the form of Close-Short Relations (ECR-S) by Wei, Russell, Mallinckrodt, and Vogel (2007). A total of 551 respondents in this study. The results of this study indicated that the affective aspect of the father's interaction had a relationship with attachment anxiety (r = -0.129, p <0.01, both sides) but had no relationship with attachment avoidance. Later it was found that the father's interaction behavior was not related to anxiety or attachment avoidance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadhita Maulida
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan penyesuaian akademis remaja. Dalam penelitian ini, keterlibatan ayah diukur dari remaja sebagai anak dan ayah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas sepuluh sejumlah 403 orang dan ayah sejumlah 133 orang. Keterlibatan ayah diukur menggunakan skala keterlibatan ayah yang terdiri dari tiga komponen keterlibatan ayah yaitu: engagement, accessibility, dan responsibility. Penyesuaian akademis diukur melalui dua indikator utama yaitu: dukungan sosial dan performa akademis. Dukungan sosial terdiri dari empat sumber yaitu, ayah, ibu, guru, dan teman. Performa akademis diukur melalui nilai rapor siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan penyesuaian akademis.

This study aims to determine the relationship between father involvement and adolescent academic adjustment. In this study, measured father involvement of adolescents as a child and the father. The sample used in this study is 403 tenth grade high school students and 133 fathers. Father involvement is measured using a scale consisting of father involvement father involvement three components namely: engagement, accessibility, and responsibility. Academic adjustment was measured through two main indicators, namely: social support and academic performance. Social support consists of four sources, namely, father, mother, teacher, and friend. Academic performance is measured through student grades. The results showed that there are no significant relationship between father involvement and academic adjustment.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>