Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215305 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imaniar Agustina
"Skripsi ini membahas pengaruh gender bystander, gender pelaku, dan gender korban terhadap respon bystander pada kejadian bullying di siswa SMA. Ini merupakan penelitian eksperimental. Sampel penelitian adalah 160 murid SMA di Jakarta dan Depok. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibuat berdasarkan penelitian dari Gini, dkk (2008). Kuesioner berisi gambar dan cerita kejadian bullying. Partisipan diminta untuk memberi skala pada item yang menggambarkan respon bystander. Hasilnya, tidak ada pengaruh gender bystander, pelaku, dan korban terhadap respon bystander sebagai defender dan outsider. Untuk respon follower, ditemukan bahwa ada pengaruh gender bystander terhadap respon bystander, sementara gender pelaku dan korban terbukti tidak berpengaruh.

This research about gender's effect on bystanders, bullies, and victims toward bystander's response to bullying in senior high school. This is experimental research. Sample of this research are 160 senior high school students in Jakarta and Depok. The instrument that is used in this study is based on Gini, et al (2008). Each of questionnaires has pictures and stories about bullying. All participants must give scale on statements about bystander's responses. There is no gender's effect on bystanders, bullies, and victims toward bystander's response as defender and outsider. There is no gender's effect on bullies and victims, but there is gender's effect on bystanders toward bystander's response as follower."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcheli Fitria
"Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu apakah ada peranan dari psychological well being dan collective efficacy terhadap respon bystander dalam kejadian bullying di SMA. Sebagai tambahan, penelitian ini juga melakukan perbandingan pada dua dimensi collective efficacy untuk mengetahui dimensi mana yang paling berperan terhadap respon bystander. Partisipan penelitian ini adalah 229 siswa dari SMA dan SMK di Depok.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa psychological well being dan collective efficacy mempunyai peranan yang signifikan terhadap respon bystander sebagai defender. Sedangkan, pada respon bystander sebagai reinforcer dan outsider tidak ditemukan peranan yang signifikan. Pada dua dimensi collective efficacy, keduanya mempunyai peranan yang signifikan terhadap respon bystander sebagai defender, dengan peranan yang lebih besar berasal dari dimensi informal social control.

This study was conducted to find out whether there is a role of psychological well being and collective efficacy to bystander response in the event of bullying in high school. In addition, this study also did a comparison on the two dimensions of collective efficacy to determine which dimensions are most responsible bystander response. Participants of this study were 229 students from high schools and vocational schools in Depok.
The results of this study indicate that psychological well being and collective efficacy has a significant role as a defender of the bystander response. Meanwhile, the bystander response as reinforcer and an outsider can not find a significant role. In the two-dimensional collective efficacy, both have a significant role as a defender of the bystander response, with a greater role comes from the informal social control dimension.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Mega Paranti
"ABSTRAK

Studi tentang bullying selama ini lebih banyak membahas hubungan dyadic pelaku dan korban, padahal studi pada saksi mata bullying (bystander) juga penting dilakukan. Studi di ranah kontekstual terutama level sekolah juga dapat mengembangkan pemahaman mengenai bullying. Bullying adalah perilaku agresif atau menyakiti orang lain secara sengaja, berulang-ulang, yang melibatkan ketidakseimbangan kekuatan fisik, verbal dan sosial. Penelitian ini membahas

hubungan antara school safety dan respons bystander siswa SMA pada kejadian bullying. School safety dihubungkan dengan 3 jenis respons bystander bullying, yaitu defender, outsider, dan reinforcer. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Penelitian dilakukan pada 130 siswa SMA dan SMK di Jakarta dan Depok. Hasil pengujian menunjukkan terdapat hubungan positif antara school safety dan respons defender bystander, r(128) = 0,233, p < 0,01. Lalu, terdapat hubungan negatif antara school safety dan respons outsider bystander, dengan r(128) = -0,302, p < 0,01. Sementara itu, terdapat korelasi yang tidak signifikan antara school safety dan respons reinforcer bystander. Dalam penelitian ini juga dapat diketahui hubungan school safety dan respons bystander bullying pada tiap peran bullying yang dialami partisipan.


ABSTRACT

The study of bullying have mainly discussed the dyadic relationship of perpetrator and victim, whereas studies on bullying witnesses (bystanders) are also important. Studies in contextual domain especially school level can also develop the understanding of bullying. Bullying is aggressive behavior or intentional harm to another person, repeatedly, that involves an imbalance of physical, verbal and social strength. This study examines the relationship between school safety and bystander responses of high school students on bullying incidents. School safety associated with 3 types of bullying bystander response, the defender, outsider, and reinforcer. This research is a quantitative study with a correlational design. The study was conducted on 130 high school students in Jakarta and Depok. The study results showed a positive relationship between school safety and defender bystander response, r (128) = 0.233, p <0.01. Then, there is a negative relationship between school safety and outsider bystander response, with r(128) = -0.302, p <0.01. Meanwhile, there is no significant relationship between school safety and reinforcer bystander response. In this research can also be known the relationship between school safety and bullying bystander response in each role bullying experienced by participants.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Djuwita
"Tujuan penelitian ini adalah membuktikan model konseptual yang menjelaskan bagaimana peranan orientasi nilai, kebahagiaan psikologis dan keyakinan efikasi dalam perilaku menolong saksi perundungan. Pertanyaan penelitian ini dijawab melalui perhitungan struktural dari dua model konseptual. Responden penelitian adalah siswa dan orang dewasa misalnya guru, orang tua siswa. Penelitian dilakukan melalui dua studi. Pada studi pertama didapatkan 2.765 kuesioner dan pada studi dua didapatkan 2.387 kuesioner yang dapat diolah. Selain penyebaran kuesioner, juga dilakukan FGD untuk memperkaya hasil penelitian.
Hasil perhitungan SEM menunjukkan model konseptual 2 lebih baik daripada model konseptual 1. Terbukti bahwa orientasi nilai, kebahagiaan psikologis, keyakinan efikasi komunitas dan keyakinan efikasi diri berperan bersama-sama dalam perilaku menolong saksi. Keyakinan efikasi diri ditemukan memediasi kebahagiaan psikologis dan keyakinan efikasi komunitas. Dari analisa kualitatif diketahui bahwa saksi bersedia membela korban, namun ragu untuk bertindak. Salah satu kekhawatiran saksi adalah ia tidak didukung komunitas sekolah dan dianggap ingin muncul sebagai pahlawan sendiri. Implikasi untuk intervensi perundungan dibahas.

The purpose of this research is to prove the conceptual model, that explains the role of value orientation, psychological well being, and efficacy beliefs on bullying bystander rsquo s helping behavior. The research question is being obtained through structural equation modeling SEM of two conceptual models. The research respondents are students and adults such as teachers, parents. Two studies were completed, with 2.765 questionnaires from the first study and 2.387 questionnaires from the second study. Besides using questionnaires, FGD was executed to enrich the results of the research.
The result of SEM rsquo s showed that the second conceptual model is a better fit than the first conceptual model. It is proved that value orientation, psychological well being, collective efficacy and self efficacy beliefs have a role together in determining the bystander rsquo s helping behavior. Self efficacy has been found to mediate psychological well being and collective efficacy. Based on the qualitative analysis, it has been known that the bystanders would defend the victim, but hesitated in taking actions. One of the bystander rsquo s concern was whether he she is supported or not by the school community and was judged as being a 'single hero'. Implications for bulying intervention are discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
D2276
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Marini Octavia
"ABSTRAK

Pada kasus bullying yang terjadi di sekolah, seringkali ditemukan adanya pihak yang menyaksikan kejadian tersebut, namun tidak melakukan tindakan apapun untuk menolong. Orang yang menyaksikan kejadian bullying disebut sebagai bystander. Salah satu hal yang mempengaruhi intensi menolong pada bystander adalah persepsi kedekatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh persepsi kedekatan dengan korban dan pelaku terhadap intensi menolong bystander pedagang pada kejadian bullying siswa di sekolah. Hal ini disebabkan karena interaksi jual beli yang terjadi antara pedagang dan siswa di sekolah dapat menimbulkan adanya persepsi kedekatan. Partisipan dalam penelitian ini adalah pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar SMA yang sering terjadi kasus bullying (N = 56). Dalam penelitian ini, peneliti memanipulasi variabel persepsi kedekatan, yaitu memiliki persepsi kedekatan dengan korban, pelaku, serta korban dan pelaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari memiliki persepsi kedekatan terhadap korban (p = 0,012), memiliki persepsi kedekatan terhadap pelaku (p = 0,000), dan memiliki persepsi kedekatan terhadap korban dan pelaku (p = 0,000) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi menolong bystander pedagang pada kejadian bullying di sekolah. Pedagang yang memiliki persepsi kedekatan dengan korban dan pelaku bullying memiliki intensi menolong yang lebih tinggi dibandingkan pedagang yang tidak memiliki persepsi kedekatan dengan korban dan pelaku.


ABSTRACT

In the case of bullying occurring in schools are often to be found witnesses, yet immediate actions to help the victims are null. The person who witnesses bullying is called bystander. One of the factors that influences intention to help among bystander is perceived closeness. This research aims to understand the influence of perceived closeness to the victims and the bullies upon intention to help among street vendors bystanders in bullying cases occurring in schools. This may be because the interaction between street vendors and students during daily transactions can elicit perceived closeness. Participants in this research are street vendors whose kiosks are located near high schools in Jakarta that are previously known to have cases of bullying (N = 56). In this research, manipulation exists in the variable perceived closeness, varying from perceived closeness to the victims, the bullies, and both. The result shows that having perceived closeness to the victims (p = 0,012), the bullies (p = 0,000), and both (p = 0,000) have significant influence upon intention to help among street vendors bystanders in bullying cases in schools. Street vendors who possess perceived closeness to the victims and the bullies are shown to have higher intention to help compared to those who do not have perceived closeness to either of both.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimny Hilda Fauzia
"Studi ini meneliti hubungan antara family functioning dan respons bystander bullying pada siswa SMA. Respons bystander bullying dikategorikan menjadi tiga, yaitu defender (menolong korban), outsider (tidak melibatkan diri), dan reinforcer (mendukung pelaku). Alat ukur yang digunakan adalah Family Assessment Device (Miller, Ryan, Keitner, Bishop, & Epstein, 2000) dan Alat Ukur Respons Bystander Bullying yang merupakan modifikasi dari penelitian Gini, Pozzoli, Borghi, dan Franzoni (2008). Sampel penelitian ini adalah 101 siswa SMA di Jakarta dan Depok.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara family functioning dan respons sebagai defender. Berikutnya, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara family functioning dengan respons outsider dan reinforcer. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya sekolah melibatkan keluarga dalam upaya minimalisasi respons outsider dan reinforcer, serta mencegah bullying di sekolah.

This research aims to study the relationship between family functioning and bullying bystander response among high school students. Bullying bystander responses are categorized into three, namely defender (to help victims), outsider (not involved), and reinforcer (supporting actors). The instruments used in this research are Family Assessment Device (Miller, Ryan, Keitner, Bishop, & Epstein, 2000) and the Bullying Bystander Response Measurement Tools which is a modification of the study conducted by Gini, Pozzoli, Borghi, and Franzoni (2008). The samples are 101 high school students in Jakarta and Depok.
The result indicates that there is no significant relationship between family functioning and response as a defender. The result also shows that there is a negative and significant relationship between family functioning with outsider response and reinforcer. The implication of this study suggest to involve families in effort to minimize bystander response as outsider and reinforcer, and also to prevent bullying at school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Putriyani
"ABSTRAK
Salah satu bentuk perilaku agresivitas yang kerap terjadi dikalangan
pelajar SMA adalah perilaku bullying. Bullying adalah suatu perilaku agresivitas
yang sistematis, terencana dan bertujuan dari satu pihak kepada pihak lain dengan
penggunaan kekuasaan secara sewenang-wenang. Perilaku bullying dapat
berbentuk fisik maupun non-fisik (verbal dan non-verbal). Sementara itu, gender
pelaku dan korban bullying dapat merupakan gender yang sama (siswa terhadap
siswa; siswi terhadap siswi) maupun berbeda (siswa terhadap siswi; siswi
terhadap siswa). Selain itu bullying ini dapat teijadi pada pelajar dengan tingkat
yang sama (horizontal) atau tingkat yang berbeda (vertikal).
Salah satu penyebab terjadinya perilaku bullying adalah faktor sekolah,
yang erat kaitannya dengan pengawasan dari pihak sekolah, terutama para guru.
Pengawasan serta tindakan guru untuk mengatasi perilaku bullying tersebut dapat
ditentukan melalui interpretasi dan penilaian mereka terhadap perilaku bullying
yang dilakukan siswa/i. Interpretasi dan penilaian guru terhadap perilaku bullying
siswa/siswi SMA dapat disebut sebagai persepsi sosial. Tujuan dari penelitian ini
adalah ingin mengetahui apakah persepsi guru terhadap bullying dipengaruhi oleh
bentuk, gender pelaku-korban bullying serta interaksi antara keduanya. Penelitian
ini mengacu pada penelitian Eslea dan Birkinshaw (1998), namun dengan
beberapa modifikasi dan diberikan pada subyek penelitian dengan karakteristik
yang berbeda.
Karakteristik subyek dari penelitian ini yaitu guru-guru yang telah
mengajar minimal satu tahun di salah satu SMA yang terletak di Jakarta Selatan.
Dipilihnya sekolah tersebut karena melalui hasil elisitasi sebelum penelitian,
diketahui terdapat kasus bullying Data mengenai persepsi guru diperoleh melalui
kuesioner dan selanjutnya diolah secara kuantitatif. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian adalah Occidental sampling karena pengambilan
sampel tergantung pada ketersediaan subyek di SMA tersebut, namun tetap sesuai
dengan dengan karakteristik yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan metode Two-way
Repeated-Measures ANOVA didapatkan hasil penelitian bahwa persepsi guru
mengenai keseriusan dampak bullying dipengaruhi oleh tipe, gender pelakukorban
bullying, serta interaksi dari keduanya.. Hasil ini menunjukkan bahwa
persepsi guru mengenai keseriusan dampak bullying bagi korbannya tergantung
dari bentuk dan gender pelaku-korban bullying. dengan menggunakan metode
analisis statistik T-test, ditemukan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara persepsi guru pria dan wanita dalam menilai keseriusan dampak
perilaku bullying yang dilakukan siswa dan siswi SMA
Hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi petimbangan bagi
penelitian lainnya, terutama penelitian dengan tema yang serupa dengan penelitian
ini. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat menjadi gambaran bagi pihak
sekolah maupun pihak lain yang terkait dengan bidang pendidikan mengenai
persepsi guru terhadap perilaku bullying yang teijadi dikalangan siswa/I SMA.,
sehingga nantinya dapat memberi masukan bagi mereka."
2004
S3305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindya Ayu Murti
"Skripsi ini membahas hubungan antara family functioning dan keterlibatan dalam perilaku bullying pada siswa SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Pengambilan data terhadap 302 siswa SMA yang berada di daerah Jakarta dan Depok dilakukan dengan menggunakan dua buah kuesioner. Pertama, Family Assesment Device yang dikembangkan oleh Epstein, Baldwin dan Bishop (1983), kedua, Bullying Questionnaire yang dikembangkan oleh Duffy (2004) dan telah dilakukan modifikasi oleh peneliti dan rekan.
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara family functioning dan keterlibatan siswa SMA dalam perilaku bullying, dengan r(302) = -0,282, p < 0,05. Hal itu berarti semakin tinggi family functioning, semakin rendah keterlibatan dalam perilaku bullying pada siswa SMA, dan sebaliknya.

This study explored the relationship between family functioning and bullying involvement of senior high school student. This is a quantitative research with correlational design. Two questionnaires, Family Assesment Device (Epstein, Baldwin & Bishop, 1983) and modification of Bullying Questionnaire (Duffy, 2004), were used to obtained data from 302 senior high school student in Jakarta and Depok.
Pearson correlation test indicated negative significant correlation between family functioning and bullying involvement of senior high school student, with r(302) = -.282, p < .05. That means the higher family functioning, the lower bullying involvement of senior high school student, and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dezy Purwitaning Rahayu
"Skripsi ini membahas penerapan misconduct slip dan faktor-faktor penyebab bullying di SMP X, Lampung Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi gambaran mengenai bentuk-bentuk bullying apa saja yang dilakukan oleh pelaku, bentuk sanksi yang sudah dijalankan oleh pelaku dan faktor-faktor yang menyebabkan perilaku bullying pada pelaku di SMP X. penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan sekolah untuk mengadakan seminar edukatif atau sosialisasi bagi para orang tua murid dan pemberian solusi penanganan terhadap kasus bullying.

This study is discusses about the application of misconduct slip and factors that causes of bullying in SMP X, Lampung Tengah. The main purpose of this study is to give description about the forms of bullying, the sanction which was run by the bullies, and the factors that causes of bullying in SMP X. This research is qualitative with description design. The result of this study is to give some opinion for school to conduct the educational seminar or socializing about bullying for student's parents and to provide the handling solution for cases of bullying."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Rahmawati
"ABSTRAK

Bullying adalah jenis kekerasan yang sering terjadi di lingkungan sekolah yang dapat mengakibatkan siswa-siswi mengalami masalah dalam prestasi akademis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara bullying dengan prestasi akademis siswa di SMA X di Jakarta. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian ini berjumlah 140 siswa-siswi kelas X dan XI dengan menggunakan stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kejadian dan jenis bullying dengan prestasi akademis siswa. Namun, ada hubungan antara frekuensi bullying dengan prestasi akademis siswa. Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak sekolah dan bidang ilmu keperawatan.


ABSTRACT

Bullying is a kind of violence that often occur in school environment which result in student having problem with academic achievement. This study aimed to measure the relationship of bullying and academic achievement at senior high school X in Jakarta. Design of this study is descriptive corellative with cross sectional approach. Respondents in this study are 140 students in grade 10 and 11 with stratified random sampling. The results of this study show that there are not relationship between prevalence and type of bullying with student?s academic achievement. But, there are relationship between frequent of bullying with student?s academic achievement. Hope this study can be useful for the school and for the field of nursing science.

"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S60413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>