Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165435 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferdinand Mangasi
"Timah merupakan logam yang memiliki aplikasi pengunaan yang sangat luas dan bervariasi. Hal ini mengakibatkan permintaan akan timah cenderung untuk meningkat tiap tahunnya. Oleh karena itu, perlu ditemukan cara untuk mengolah timah semaksimal mungkin. Penilitian dilakukan untuk mengekstraksi timah dari terak timah dengan menggunakan metode roasting yang dilakukan pencampuran dengan KOH terlebih dahulu serta divariasikan jumlahnya dan dilanjutkan dengan pelindian air hangat. Untuk karakterisasi sampel menggunakan X-RD yang dilengkapi dengan software X-RD Match!, STA dan AAS. Nilai recovery maksimum sebesar 10,233% didapatkan dengan roasting 810oC , perbandingan padat : cair = 1:2 dan sampel : KOH = 1:16.

Tin is a metal which has a various and wide uses. This’ll make the demand of tin is tend to increase every year. So, the new way is needed to process tin as maximum as possible. This study was conducted to extract tin from tin slags with roasting method that mixed with various quantity of KOH continued with warm water leaching. For characterization of sample using X-RD equipped with X-RD Match! Software, STA and AAS. The tin maximum recovery value of 10,233% is obtained from roasting 810oC, solid : liquid ratio = 1:2 and sample : KOH = 1:16.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Dipantria Putra
"Timah merupakan logam yang memiliki aplikasi pengunaan yang sangat luas dan bervariasi. Hal ini mengakibatkan permintaan akan timah cenderung untuk meningkat tiap tahunnya. Oleh karena itu, perlu ditemukan cara untuk mengolah timah semaksimal mungkin.
Penelitian ini dilakukan untuk recovery atau pemulihan timah dari teraknya dengan menggunakan metode roasting dan pencampuran karbon dengan variasi jumlah karbon reduksi 1:0, 1:1, 1:2, dan 1:3 pada suhu 9000C, pelindian selektif dengan menggunakan H2SO4, dan Electrowinning. Untuk karakterisasi sampel menggunakan X-RD yang dilengkapi dengan software X-RD Match!, STA, AAS, dan EDS.

Tin is a metal which has a various and wide uses. This?ll make the demand of tin is tend to increase every year. So, the new way is needed to process tin as maximum as possible.
This study was conducted to recover tin from tin slags with roasting and mixing with carbon methods with various quantity of carbon reductor which is 1:0, 1:1, 1:2, and 1:3 at 9000C, selective leaching with sulfate acid, and electrowinning. For characterization of sample using X-RD equipped with X-RD Match! Software, AAS, and EDS."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S62717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vithiya Sri Yulina
"Unsur transisi merupakan unsur yang terdapat pada golongan 3-12. Unsur transisi ini memiliki bilangan oksidasi yang bervariasi. Dengan adanya hal tersebut menyebabkan unsur transisi memiliki kemampuan sebagai katalis yang baik dan memiliki kemampuan penyerapan zat pada permukaan yang baik. Selain unsur transisi juga terdapat Logam Tanah Jarang LTJ . Unsur LTJ terdapat pada deret lanthanida dan juga Yttrium Y dan Scandium Sc .Terak timah merupakan limbah slag dari proses peleburan timah. Terak timah yang digunakan yaitu terak timah I. Terak timah dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan mineral berharga seperti Tantalum Pentaoksida Ta2O5 dan Niobium Pentaoksida Nb2O5 dan LTJ. Proses diawali dengan pemanggangan, pencelupan pada larutan NaOH 0.5M. Kadar Ta2O5 dan Nb2O5 mengalami penurunan setelah proses pemanggangan. Setelah itu dilakukann proses pelindian menggunakan larutan pelindi HCl dengan konsentrasi 4M, 6M dan 8M. Kadar dari mineral pengikut mengalami penurunan tetapi kadar dari Ta2O5, Nb2O5, Ce2O3 serta La2O3 juga mengalami penurunan.

Transition elements or transition metal is an element contained in group 3 to 12 on the table periodic. The transition elements have two or more oxidation numbers. Given this causes the transition elements have the ability as a good catalyst, and has the ability absorption on the surface of the well. On the otherhand there is also a Rare Earth Elements REE . Rare Earth Elements are in series lanthanida and Yttrium Y and Scandium Sc . Tin slag is a waste from the lead smelting process. Tin slag has a valuable mineral that can be used as Tantalum Pentoxide Ta2O5 , Niobium Pentoxide Nb2O5 and Rare Earth Element REE . In this research, leaching is a process used to increase grade of Ta2O, Nb2O5 and REE Cerium Ce and Lanthanum La in tin slag. This research to found effect of roasting on 900 C, effect of using sodium hydroxide NaOH as a quenching agent and effect of variation chloride acid HCl concentration as leaching agent. The roasting result was obtained highest mass distribution on 100 and use to leaching process. But grade of Ta2O5, Nb2O5 and REE after roasting process was decreased. The result of leaching in variation concentration 4M, 6M, and 8M grade of gangue minerals was decreased but Ta2O5, Nb2O5 and REE also decreased."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Masnita
"Tantalum dan Niobium masuk kedalam logam critical in mid term yang diperkirakan akan habis pada tahun 2020. Berdasarkan ketersediaan sumber, terak timah dapat menjadi sumber alternatif untuk mendapatkan logam tantalum dan niobium dalam bentuk Tantalum Pentaoksida Ta2O5 dan Niobium Nb2O5 . Di terak timah juga mengandung Logam Tanah Jarang LTJ oksida yang dapat ditingkatkan kadarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kadar Tantalum, Niobium dan LTJ dengan menggunakan proses pelindian dengan variabel bebas temperatur pelindian Terak timah dilakukan pemanggangan di temperatur 900 C selama 2 jam lalu didinginkan dengan cepat menggunakan larutan NaOH 0.5 M, kemudian dilakukan pengayakan dengan ukuran 100, minus;100 120, minus;120 180. Setelah itu dilakukan pelinidan dengan menggunakan larutan HCl 6 M, S/L 1:30, dan lama pelindian ialah 50 menit. Pelindian dilakukan dengan variabel bebas yaitu temperatur pelindian. Temperatur pelindian yang digunakan ialah 25 , 45 , 65 C.
Hasil penelitian ini menunjukan setelah pemanggangan dan pendinginan cepat distribusi ukuran terbanyak di ukuran 100 dan terjadi penurunan kadar Tantalum, Niobium, dan LTJ. Hasil pelindian menunjukan semakin tinggi temperatur maka kadar Tantalum, Niobium, dan LTJ di terak timah meningkat, didapatkan temperatur optimun pelindian di 45 C dengan peningkatan sebesar 240 untuk Niobium dan 164.3 untuk Tantalum.

Tantalum and Niobium were known include as critical in mid term, expected to be exhausted in 2020. Based on availability sources, Tin Slag can be an alternative source for Tantalum Pentaoxide Ta2O5 , Niobium Pentaoxide Nb2O5 and Rare Earth Elements REE.
This research aimed to find out effect of effect Natrium Hydroxide as quenching media and leaching process with variable of temperatur leaching for increasing Tantalum, Nobium, and REE oxides grade with leaching process. Tin slang roasted at 900 C for two hours and quenched in NaOH 0.5 M, the sieved to the size of 100, minus 100 120, minus 120 180. Leaching process with Chloride Acid 6 M, S L 1 30, and leached for 50 minutes. The leaching variable temperature used were 25 , 45 , 65 C.
The roasting and quencheds result showed the highest mass distribution at 100 and the grade were decreased. The result of leaching, higher temperature leaching then Tantalum, Niobium, and REE oxides grade increased. The optimum temperature was 45 C, increased 240 for Niobium and 164.3 for Tantalum.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parlinggoman, Itodo Taripar
"Menyadari luasnya kegunaan timah untuk kebutuhan industri maupun kebutuhan sehari-hari, maka dapat dipastikan angka permintaan timah terhadap timah akan terus meningkat setiap tahunnya. Namun di sisi lain, jumlah cadangan bijih timah di dunia justru terus mengalami penurunan. Salah satu cara mengatasi situasi ini adalah dengan mengolah kembali produk terak secara efektif dan efisien sehingga produk yang tadinya tidak memiliki nilai ekonomis menjadi berguna dan memiliki nilai tambah sebagai umpan tambahan dalam proses peleburan. Hal tersebut merupakan fokus utama dari penelitian ini.
Penelitan ini bertujuan untuk mencari tahu temperatur roasting optimum agar diperoleh hasil yield recovery maksimal yang ditandai dengan besarnya nilai % recovery. Metode yang dilakukan adalah dengan mencampurkan sampel terak II dengan KOH(s) , lalu memanggangnya dalam muffle furnace untuk selanjutnya di-leaching menggunakan air hangat. Pengujian karakterisasi sampel yang dilakukan adalah X-RD, STA, dan AAS. Hasil dari pengujian menyimpulkan bahwa temperatur roasting optimum dicapai pada 650OC dengan nilai % recovery 10,39 %.

Realizing how wide the use of tin for either the industrial or daily life needs are, it can be ascertained that the demand of tin will be increasing every single year. On the other side, the amount of tin ore’s stockpiles are on the contrary decreasing. One of many ways to solve this problem is by redressing slags effectively and efficiently, so that, the product which had no economic value turns to be something valuable and useful as the addition decoy for smelting process. It is the main focus on this research.
The aim of this researh is to find out the optimum of roasting temperature in order to obtain the maximum yield recovery process which is marked by the number of % recovery. The method used on this research is by mixing the slag with KOH(s), then roasting them in muffle furnace, and leaching by warm water as the last step. This research used some characteristic examinations which are X- RD, STA, and AAS. It concludes the optimum of roasting temperature is reached at 650oC with 10,39 % recovery.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annafi Kevin Putra
"Ekstratksi tin dari sumber sekunder terbukti menjadi alternatif yang atraktif melihat dari permintaan produksi timah yang terus bertumbuh. Terak timah, yang tergolong sumber sekunder, masih menyisakan timah oksida sekitar 1 sampai 3%. Literature studi menunjukkan, untuk melakukan leaching dari terak timah secara efektif, formasi silica gel harus di cegah, oleh karenanya asam oksalat dipilih. Empat parameter leaching, konsentrasi asam oksalat, waktu, temperature, dan rasio, dipilih untuk mengekstrak tin (sebagai target) beserta titanium, tantalum, dan niobium. Eksperimen menunjukan, bahwa parameter leaching paling optimum berada di 24 jam waktu leaching, pada 50?C dan 10% rasio cairan dan solid.

Recovering tin from secondary resource proves to be an attractive alternative tin resource to help satisfy the ever-growing tin demands. Tin slag, considered as a secondary resource, still consist of tin in the form of oxides approximately 1 – 3%. Studies found that in order to leach tin slag effectively the formation of silica gel has to be prevented, hence oxalic acid was chosen as the leaching reagent for the study. Four leaching parameters, oxalic acid concentration, leaching time, leaching temperature and solid liquid ratio, were tested through the experiment to extract tin as the primary metal, along with titanium, tantalum and niobium. The experiment concluded that the optimum leaching time is at 24 hours with a temperature of 50?C at 10% solid/liquid ratio."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annafi Kevin Putra
"ABSTRAK
<
Ekstratksi tin dari sumber sekunderterbukti menjadi altematifyang atraktif
melihat dari permintaan produksi timah yang tems bertumbuh. Terak timah, yang
tergolong sumber sekunder, masih menyisakan timah oksida sekitar 1 sampai 3%.
Literature studi menunjukkan, untuk melakukan leaching dari terak timah secara
efektif, formasi silica gel hams di cegah, oleh karenanya asam oksalat dipilih. Empat
parameter leaching, konsentrasi asam oksalat, waktu, temperature, dan rasio, dipilih
untuk mengekstrak tin (sebagai target) beserta titanium, tantalum, dan niobium.
Eksperimen menunjukan, bahwa parameter leaching paling optimum berada di 24
jam waktu leaching, pada 50 C dan 10% rasio cairan dan solid.

ABSTRACT
Recovering tin from secondary resource proves to be an attractive
alternative tin resource to help satisfy the ever-growing tin demands. Tin slag,
considered as a secondary resource, still consist of tin in the form of oxides
approximately 1 - 3%. Studies found that in order to leach tin slag effectively the
formation of S,ilica gel has to be prevented, hence oxalic acid was chosen as the
leaching reagentofor the study. Four leaching parameters, oxalic acid concentration,
leaching time, leaching temperature and solid liquid ratio, were tested through the
experiment to extract tin as the primary metal, along with titanium, tantalum and
niobium. The experiment concluded that the optimum leaching time is at 24 hours
with a temperature of 50 C at 10% solidiliqvid ratio."
2017
S69414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Haposan Edward Daniel
"Terak merupakan hasil dari proses pirometalurgi yang mengandung unsur yang tidak diinginkan. Terak kadar rendah tidak digunakan kembali atau ditimbun karena bila digunakan kembali pada proses awal, tidak akan efektif. Disisi lain, lingkungan akan terus tercemar akibat tidak adanya metode pengolahan terak di Indonesia. Walaupun kebutuhan timah dunia tidak sebanyak logam lain seperti alumunium dan besi, dengan mengolah kembali terak akan menambah kemajuan pada Indonesia karena pencemaran lingkungan dapat dikurangi.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mencari jalan keluar dengan mengolah kembali terak 2 dan debu terak dengan menggunakan kalium hidroksida dan suhu yang tidak terlalu tinggi sehingga kadar yang didapat meningkat. Komposisi antara sampel dan KOH yang digunakan yaitu 1:13, kemudian dicampur, dipanggang dalam suhu 550oC dan 810oC dan pelindian menggunakan aquadest. Karakterisasi yang digunakan yaitu XRD, EDAX dan AAS.
Penambahan KOH yang memiliki pH 14 menyebabkan timah berada pada daerah ion stanat yang bereaksi dengan kalium menjadi kalium stanat yang larut dalam air. Hasil terbaik pada debu terak didapat dari pelindian dengan perbandingan 1:1 yang memberikan hasil pada filtrat 235,5 ppm dan pada terak dengan perbandingan 19:12 yang memiliki hasil pada filtrat sebesar 375,15 ppm.

Slag comes from pyrometallurgy that contain bad. Low grade slag mostly can?t be used because slags only contain very low tin and makes it not effective.In other side, environment will always be polluted by slags because no way to process it in Indonesia. Althought world tin request isn?t like aluminium and iron, if Indonesia can process the slags, this process will reduce pollutant environment.
Because of that, we do research to find way to process slags and slags dust using potassium hydroxide (KOH) with low temperature, so tin content will increased. Ratio sample and KOH for our research is 1:13, then mixing, roasting in temperature 550oC and 810oC, and the last leaching with aquadest. For characterization of sample using XRD, EDAX and AAS.
By adding KOH that has pH 14 cause tin located at ion stanate area and react with potassium into potassium stanate that can dissolved in water. The best result for slags dust is using 1:1 leaching ratio with amount of contain in filtrate is 235,5 ppm and slags is using 19:12 leaching ratio with amount of contain in filtrate 375,15 ppm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keanu Mitchell Hoerip Tatetdagat
"ABSTRAK
The present works investigates the leaching of tin slag by using
hydrochloric and citric acid. In the preliminary stages, the research begins with a
thorough literature review, followed by the development of the methods and
apparatus determination. It was found that these methods were able to extract tin
from tin slag and produced comparable results with the previously published
researches for hydrochloric and citric acid leaching. Regarding the rare metals
extraction (Nb and Ta), it was found to be unreactive with the solution, hence
making indications that their presence mostly remains in leaching residue.

ABSTRACT
Studi ini menyelidiki pelindian terak timah dengan menggunakan klorida
dan asam sitrat. Pada tahap awal, penelitian ini dimulai dengan tinjauan literatur
secara menyeluruh dan diikuti dengan pengembangan metode dan penentuan alatalat
eksperimen. Penelitian ini menemukan bahwa metode pelindian dengan asam
hydrochloric dan asam citric mampu mengekstrak timah dari terak timah dan
menghasilkan hasil yang sebanding dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang
diterbitkan. Mengenai ekstraksi logam tanah jarang, ditemukan bahwa logam
tanah jarang (Nb dan Ta) tidak reaktif dengan larutan asam hydrochloric dan asam
citric. Hal ini membuat indikasi bahwa kehadiran mereka sebagian besar masih
tersimpan di residu pelindian."
2016
S64602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Chandra
"ABSTRAK
Karakterisasi XRF terak timah II mengandung tantalum oksida, niobium oksida, kuarsa, kalsium oksida, rutile, alumunium oksida, hematit, dan zirconium oksida. Terak timah II memiliki kadar Nb2O5 dan Ta2O5 sebesar 0,64 dan 0.33 . Dalam penelitian ini, dilakukan studi peningkatan kadar ion Nb5 dan Ta5 dari terak timah II menggunakan leaching bertahap dan agen pengkelat. Setelah dilakukan leaching 100.0370 gram terak timah II selama empat jam pada suhu 250 C menggunakan 194 mL NaOH 6 M, kemudian dilakukan penambahan 100 asam klorida 3,25 M dan didiamkan selama 15 menit pada suhu 50 C - 70 C, didapatkan 54.46 gram sisa terak timah II. Hasil leaching I ditambahkan 100 ml HF dengan variasi konsentrasi, dihasilkan larutan berwarna hijau. Pengukuran terbaik dari ICP-OES menghasilkan sisa komposisi masing-masing logam yaitu PLS 5. Lignin berperan dalam pembentukan ikatan dengan logam, yang telah dikarakterisasi dengan FT-IR didapatkan pada peak 750 nm. Pengukuran akhir dengan MP-AES setelah dilakukan penambahan ligan terhadap PLS 5 didapatkan perbandingan volume 4:1 adalah yang terbaik untuk meningkatkan kadar Nb dan Ta. Penurunan kadar Nb hanya sebesar 37,06 , sedangkan untuk Ta mengalami kenaikan kadar sebesar 103,54 . Untuk Ca, Fe, dan Al mengalami penurunan yang signifikan, yaitu 67,34 , 82,51 , dan 66,62 . Lignin cukup berperan dalam meningkatkan kadar Nb dan Ta.

ABSTRACT
XRF characterization of tin slag II contains tantalum oxide, niobium oxide, quartz, calcium oxide, rutile, aluminum oxide, hematite, and zirconium oxide. Tin slag II has Nb2O5 and Ta2O5 which contains of 0.64 and 0.33 mass. In this research, a study of increased levels of Nb5 and Ta5 ions from tin slag II using gradual leaching and chelating agents. After leaching 100,0370 grams of tin slag II for four hours at 250 C using 194 mL NaOH 6 M, then adding 100 hydrochloric acid 3.25 M and waiting for 15 minutes at 50 C 70 C, the result obtained was 54.46 gram of the remaining tin slag II. The result of leaching I was added 100 ml HF with concentration variation, green solution was produced. The best measurements of ICP OES resulted in the rest of the metal compositions of PLS 5. Lignin plays a role in bonding with metals, which has been characterized by FT IR obtained at 750 nm peak. Final measurements with MP AES after the addition of ligands with volume comparison 4 1 to PLS 5 obtained the best resultt to increase the concentration of Nb and Ta. The decrease in Nb content was only 37.06 , while for Ta increased the rate of 103.54 . For Ca, Fe, and Al has decreased significantly, that is 67,34 , 82,51 , and 66,62 . Lignin plays a significant role in increasing levels of Nb and Ta. "
2017
S70091
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>