Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Robbi Nurdin Hidayat
"Dalam melakukan interaksi, penutur memiliki tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, penutur terkadang mengucapkan tuturan yang tidak sesuai dengan prinsip kerja sama, sehingga penutur melakukan pelanggaran bidal percakapan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah pelanggaran bidal percakapan yang sengaja (Flouting the Maxims) dilakukan oleh kedua tokoh utama (Harold dan Kumar), sehingga menimbulkan variasi tujuan dari pelanggaran tersebut. Penelitian ini menganalisis percakapan dalam film Harold and Kumar Go to White Castle.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alasan melakukan pelanggaran bidal dalam percakapan, mengungkapkan tujuan dan implikasi dari pelanggaran bidal, dan mengetahui hubungan antara konteks dan pelanggaran bidal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif karena sumber data analisis merupakan percakapan yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat. Teknik pengumpulan data melalui teknik pengamatan dan pencatatan. Data dalam penelitian ini berjumlah 31 penggalan percakapan. Metode penelitian ini menggunakan teori Grice (1975) yaitu prinsip kerja sama bidal percakapan dengan menjelaskan konteks dan pelanggaran bidal.
Kesimpulan dari penelitian ini ditemukan 47 pelanggaran bidal. Kemudian, variasi tujuan yang ditemukan dari pelanggaran bidal percakapan dikelompokkan ke dalam 5 kategori yaitu Ekspresif seperti menyenangkan hati, lelucon atau gurauan, menghibur, menenangkan, meminta maaf, menjaga perasaaan, dan mengutarakan sesuatu, Komisif seperti memendam kekesalan, menghindari bahaya, melindungi, menjaga reputasi, dan menyembunyikan, Representatif seperti meminta bantuan, menyatakan putus asa, menolak, meyakinkan, menghindari amarah, dan menunjukkan, Direktif seperti memberitahukan, menyatakan kejujuran, menyatakan keberanian, meminta penjelasan, menyelamatkan diri, menegaskan, memprediksi, dan meminta klarifikasi, dan Indirektif seperti mengabaikan dan mengalihkan pembicaraan. Korelasi yang muncul antara konteks dan pelanggaran bidal adalah sebab-akibat.

In a conversation, speakers have a certain purpose. To achieve the purpose, they sometimes intentionally flout the maxims by saying something unmatched with the topic of the conversation. This is called flouting the maxims in Co-operative Principle concept. The problem of this research is flouting the maxims deliberately to achieve the purpose of the conversation by analyzing the context and the flouts of the maxims. This research analyzes utterances on the movie Harold and Kumar Go to White Castle.
This research aims to find out flout of the maxims on the movie, reveal the implication and the purpose of flouting the maxims, and know the correlation between context and flouting the maxims. This is a qualitative and descriptive research because the data and the result of the research are not presented in forms of numbers or statistic. Moreover, the source of data analysis is conversation explained in words or sentences form. Observing and note taking are the methods in collecting the data. The data in this research are 31 conversations and each of the conversation is supported by its context. Theory used in this research is Co-operative Principle, Implicature, and Conversational Maxims introduced by Grice (1975).
By analyzing the situation and flouting the maxims, the writer found 47 violations. The writer also concludes there are variations of purposes found in this research which are classified into 5 categories. First is Expressive such as to please someone, joking, entertain, calm someone down, apologize, save face, and say something. Second is co missive such as to hide a fact, prevent, protect, and keep reputation. Third is Representative such as to ask for help, desperation, refuse, convince, and show something. Fourth is Directive such as to inform, be honest, express braveness, and clarifying. Fifth is Indirect such as to ignore and shift a talk. From these results, it concludes that speakers flout the maxims to achieve a purpose in a conversation. The correlation between context and flouts of the maxims is cause-effect relation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57502
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dera Annisa
"Konteks sebagai hal-hal yang membangun wacana menjadi salah satu faktor penting dalam sebuah komunikasi, salah satunya komunikasi radio. Pemahaman konteks yang baik oleh peserta percakapan, dalam hal ini penyiar dan pendengar, membantu interaksi antarpeserta dapat berjalan dengan baik pula. Pemahaman unsur-unsur konteks, seperti latar (setting), peserta (participants), hasil (ends), amanat (act sequences), cara (key), sarana (instrument), norma (norms), dan jenis (genre) yang diakronim menjadi SPEAKING, membantu peserta percakapan untuk saling memahami dan memenuhi fungsi primer bahasa, sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi.

As the element that built discourse, context is become the important factor in communication, for example radio communication. With a good understanding to context,two participants—announcer and listener—can establish a good interaction. The elements of context are setting, participant, result, act sequences, method, instrument, norm,and genre (SPEAKING) . Those elements help participant to understand each other and fulfill primary language function, as an instrument to communicate."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyara Mandasari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang peran manajer humas pada BUMN dan perusahaan swasta dilihat dari elemen pada five-factor dimension model. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sifat deskriptif. Objek penelitian adalah lima manajer humas, dua dari BUMN (Persero) dan tiga dari perusahaan swasta di Indonesia pada 2015. Metode analisa data dilakukan dengan analisis tematik untuk melihat kesesuaian elemen peran manajer humas di Indonesia dengan five-factor dimension model. Hasil penelitian ini adalah elemen peran manajer humas pada BUMN dan perusahaan swasta sesuai dengan five-factor dimension model: penasihat kebijakan dan strategi komunikasi, monitor dan evaluator komunikasi, ahli manajemen isu, pemecah masalah komunikasi, dan teknisi komunikasi

ABSTRACT
This thesis discusses about PR managers? roles in BUMN and private company viewed from the elements of five-factor dimension model. This research uses qualitative approach. The objects of this research are five PR managers, two from BUMNs (Persero) and three from private company in Indonesia in 2015. This thesis uses tematic analysis to see the fitness of elements of PR manager?s roles in Indonesia in five-factor dimension model. The finding result of this study shows that the elements of PR manager?s roles in BUMN and private company are fit in five-factor dimension model: communication policy and strategy advisor, monitor and evaluator, issue management expert, problem solver, and communication technician"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniar Cikita
"Children of Srikandi merupakan queer cinema pertama Indonesia yang merepresentasikan kehidupan perempuan queer, dengan nilai queer serta konteks budaya. Analisis film Children of Srikandi dilakukan dengan menggunakan pendekatan semantic-syntactic Rick Altman serta lima kode semiotika Roland Barthes. Dari hasil analisa tersebut ditemukan, bahwa dalam film ditemukan mitos anti-heteronormativitas. Mitos ini juga berinteraksi dengan budaya patriarki Jawa sebagai bagian dari kehidupan perempuan queer di Indonesia. Hasil penelitian ini berusaha memberikan pemahaman mengenai nilai anti-heteronormativitas serta interaksinya dengan konteks lokal.

Children of Srikandi is Indonesian first queer cinema who represent the reality of Indonsian queer women, with the queer value and cultural context. Children of Srikandi film analysis is using Rick Altman’s semantic-syntactic approach, and Roland Barthes’ five codes of semiotic. The result showed that in this film, there is anti-heteronormativity myth. This myth also interacts with Java patriarchal culture as part of Indonesian queer women’s live. The result of this study seeks to provide an understanding of anti-heteronormativity value and it’s interaction with cultural context.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Aplikasi Game adalah model permainan interaktif antara manusia dengan mesin sebagai penyedia menu
permainan. Memainkan game membuat orang merasa terhibur dan sekaligus memacu ekspektasi kemenangan.
Bagi orang marketing, substansi atau isi permainan game dapat digunakan sebagai media persuasi bagi strategi pemasaran produk. Karakter interaktif game membangun hubungan intens antara iklan dengan calon konsumen. Tujuan penelitian ini mengupas kemampuan game. interaktif sebagai media kampanye bagi tujuan pemasaran produk minuman isotonik yang berasal dari Jepang. Metode penelitian yang digunakan
adalah studi kasus. Penelitian ini dilakukan terhadap
game interaktif yang digunakan di Indonesia (versi
Indonesia), di mana pemanfaatan game sebagai media kampanye ini tergolong baru. Sampai saat ini belum ada strategi pemasaran demikian yang dilakukan untuk memasarkan produk di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, game menjadi tools of marketingyang baik dan mendorong pengguna untuk bergerak
seiring instruksi pada game. Salah satu parameternya adalah pada saat penelitian dilakukan pada 2014, game sudah didownload oleh sekitar 15.365 pengguna dengan komentar dan opini di media sosial (facebook dan twitter) untuk game iklan ini cukup tinggi"
384 JKKOM 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiek Dwi Astuti
"Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Tuturan apa saja yang dilanggar oleh tokoh utama (Crayon Shinchan) dalam komik itu?, (2) Maksim apa saja yang dilanggar dalam berkomunikasi yang menyebabkan pelanggaran prinsip komunikasi antara tokoh-tokoh di dalam kornik Crayon Shinchan?, dan (3) Siapakah tokoh dalam komik tersebut yang paling dominan melakukan pelanggaran itu? Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Populasi penelitian ini mencakup semua percakapan para tokoh yang terdapat dalam kornik Crayon Shincan yang mengandung pelanggaran maksim-maksim. Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu (1) semua tuturan antara tokoh utama dan lainnya dilanggar oleh tokoh utama, (2) semua maksim percakapan dilanggar oleh tokoh utama (Sinchan), dan (3) pelanggaran paling dominan baik terhadap Prinsip Kerja Sarna maupun terhadap Prinsip Sopan Santun dilakukan oleh tokoh Shincan."
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
400 BEB 3:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bachruddin Ali Akhmad
"Teknologi transportasi dan komunikasi yang lebih hebat, pertambahan penduduk dunia yang demikian pesat, sehingga manusia bergerak ketempat-tempat lain untuk merebut sumber alam, serta pergeseran kekuatan ekonomi yang demikian kerasmemerlukan pemahaman budaya dalam menguasai kultur pasar. Menyebabkan kemungkinan seseorang memerlukan bertemu atau ditemui orang dari kultur lain jauh lebih besar dari sebelumnya.
Dalam skala domestik, pengaruh-pengaruh diatalebih membuka kemungkinan seseorang bertemu kultur sukubangsa Indonesia lainya jauh lebih besar dari masalalu. Karena itu pemahaman kita tentang komunikasi verbal dan non verbal dalam konteks antar budaya diantara sukubangsa-sukubangsa tersebut harus lebih besar dan proporsional.
Dalam kerangka berpatisipasi kepada hal yang disebut terakhir dan untuk memenuhi syarat memperoleh ijazah magister dibidang Ilmu Sosial dengan Spesialisasi Ilmu Komunikasi, peneliti melakukan penelitian atau membuat thesis ini.
Tujuan penelitian ini untuk menemukan ciri-ciri komunikasi masyarakat asli Banjar, ciri-ciri komunikasi masyarakat transmigran asal Jawa serta ciri-ciri komunikasi antara kedua masyarakat. Penelitian ini bersifat studi kasus, deskriptif dan kualitatif. Mempergunakan metode observasi partisipasi dan wawancara bebas terstruktur serta pengumpulan informasi skunder. Penelitian ini dilakukan di Mesa Telaga Langsat, Dati II Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ciri-ciri komunikasi verbal masyarakat asli Banjar bersifat praktis, sementara ciri-ciri komunikasi verbal masyarakat transmigran asal Jawa bersifat tatakrama. Ciri-ciri komunikasi non verbal kedua masyarakat sebagian besar lama, namun sebagian besar makna dari ciri-ciri tersebut berbeda. Status sosial, situasi komunikasi dan faktor stereotip serta prasangka sosial muncul sebagai faktor-faktor yang membedakan praktek penampilan ciri-ciri komunikasi transmigran asal Jawa dan dalam penampilan ciri-ciri komunikasi masyarakat transmigran asal Jawa dengan masyarakat asli Banjar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubbs, Stewart L.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996
302.3 TUB h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tartisa Sulistiani
"ABSTRAK
Wawancara merupakan salah satu peristiwa tutur yang memiliki tujuan untuk mendapatkan berbagai informasi dari narasumber yang ada. Tuturan-tuturan yang dihasilkan oleh pewawancara dapat beragam dan tidak mematuhi maksim-maksim percakapan. Akan tetapi, ketidakpatuhan-ketidakpatuhan tersebut dilakukan untuk menciptakan kesantunan. Wawancara yang dilakukan Oprah Winfrey dalam talkshow Oprah Winfrey Show merupakan wawancara yang tidak selalu mematuhi prinsip-prinsip kerjasama untuk menciptakan kesantunan kepada narasumbernya. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa ketidakpatuhan maksim terjadi dengan menciptakan implikaturimplikatur untuk menciptakan strategi kesantunan positif,negatif,dan pelunakan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk lebih memahami prinsip kerjasama, implikatur dan strategi kesantunan.

ABSTRACT
Interview is a kind of speech event that has a goal to obtain some information from the interviewee.The variations of utterances produced by the interviewer may fail to fulfill conversation maxims. However, the non-observances are created to make politeness. The interview done by Oprah Winfrey in Oprah Winfrey Show is an interview that doesn?t apply the cooperative principles in order to make politeness to the interviewee. From this research, the non-observances occur with implicatures to make positive, negative, and off-record politeness strategy. The results is expected to give some benefits to give more understandings about cooperative principle, implicature and politeness strategy. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S483
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pandjaitan, Ivan Sahat Hartawan
"Konsep tanggung jawab sosial korporat melahirkan tantangan bagi pars praktisi Public Relations (PR). Melalui konsep ini citra atau reputasi organisasi hares diikhtiarkan agar tetap terjaga. Melalui kegiatan community relations (CR), organisasi bisnis dituntut untuk memainkan peran dalam mengatasi permasalahan sosial yang dialami sate komunitas. CR menjadi efektif apabila manajemen PR efektif dan dimulai dari kesadaran publik internal. Karena itu menjadi panting untuk mengetahui apakah departemen PR di organisasi telah memiliki karakteristik PR efektif, khususnya ketika menjalankan CR, seperti yang dilakukan oleh PT. Jamsostek (Persero).
Penelitian mengenai bagaimana manajemen PR dalam menjalankan fungsi dan peran internalnya pada CR agar efektif dan sukses berfokus pada tifa tingkatan, yaitu: organisasional, fungsional, dan program. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan mewawancarai 20 orang responden terdiri dari: tiga orang menajemen senior, delapan orang manajemen menengah, sembilan orang operasional. Penelitian ini mengevaluasi dua program utama PR, yakni publikasi ing-griya dan pengembangan masyarakat (community development).
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa praktek PR di PT. Jarnsostek (Persero) mempunyai potensi balk bagi efektivitas CR karena Departemen PR memiliki akses pada subsistem manajerial, menerapkan model dua arah asimetrikal dan mendapat dukungan manajemen. Namun pada ciri-ciri lain seperti manajemen strategis, proses perencanaan strategis masih cenderung lemah."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>