Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103409 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hapsari Nurjanah
"Religiusitas Islam menjadi salah satu faktor penentu dalam penggunaan alat kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara religiusitas Islam dengan penggunaan alat kontrasepsi pada wanita usia subur. Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan potong lintang(cross-sectional) menggunakan sampel wanita usia subur pengguna kontrasepsi di wilayah Puskesmas Kecamatan Jatinegara sebesar 94 responden yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah R-MRPI The Revised Muslim Religiosity Personality Index untuk mengukur religiusitas Islam yang dimiliki responden dan kuisioner yang dikembangkan sendiri untuk mengetahui alat kontrasepsi yang digunakan. Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p = 0,027: p < 0,05) antara religiusitas Islam dengan penggunaan alat kontrasepsi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk merekomendasikan kontrasepsi yang efektif namun dapat diterima oleh religiusitas masyarakat Indonesia.

Islamic religiosity becomes a determining factor in the contraceptives used. This study aims to identify the relationship between Islamic religiosity with contraceptive used in fertile woman. The design of this study is the cross sectional sample of fertile woman contraception user in the region District Health Clinics Jatinegara by 94 respondents were selected by consecutive sampling technique. The instrument used is the R-MRPI The Muslim Religiosity Personality Revised Index to measure Islamic religiosity of the respondents and self-developed questionnaire to determine contraception used. The results showed that there was a significant relationship (p = 0.027: p <0.05) between Islamic religiosity with contraceptives used. The results of this research can be used as a consideration that the promotion of contraceptives used should consider religiosity aspect.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Mashfufah
"Tolok ukur keberhasilan pembangunan adalah peningkatan kesejahteraan penduduk. Sesuai dengan komitmen pembangunan nasional yang pada hakekatnya bersifat adil, demokrasi, terbuka, partisipatif dan terintegrasi, maka pada saat ini, pemerintah berupaya mengurangi kesenjangan pembangunan yang terjadi antar daerah, terutama pada daerah-daerah yang sulit dijangkau, rawan konflik/bencana, aksesibilitas yang rendah serta infrastruktur yang terbatas yang dikenal dengan Daerah Tertinggal.
Salah satu faktor yang berpengaruh pada tingkat kesejahteraan adalah besarnya beban yang ditanggung oleh satu keluarga. Semakin banyak jumlah anak, berarti semakin besar tanggungan kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual anggota rumah tangganya. Bagi daerah tertinggal, angka pertambahan jumlah penduduk akan menjadi beban tersendiri, padahal sumber daya daerah tersebut sangat terbatas. Dengan demikian, program yang perlu diprioritaskan oleh Daerah Tertinggal adalah program KB.
Dan hasil analisis SDKI 2002-2003, menunjukkan bahwa prevalensi pemakaian kontrasepsi di Indonesia sebesar 60%, sedangkan untuk Daerah Tertinggal, belum ada data tentang prevalensi pemakaian kontrasepsi. Dengan penelitian ini, diharapkan akan didapatkan gambaran tentang pemakaian kontrasepsi, faktor-faktor yang berhubungan, serta faktor dominan yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi pada wanita usia subur di Daerah Tertinggal Indonesia yang terdaftar dalam SDKI 2002-2003.
Penelitian ini merupakan analisis lanjut dari data SDKI 2002-2003 dengan desain cross sectional, dengan populasi berjumlah 1315 wanita usia subur yang tersebar di 9 propinsi. Pengolahan dan analisis data menggunakan aplikasi analisis regresi logistic ganda. Analisis mencakup analisis univariabel, analisis bivariabel dengan Khi Kuadrat dan regresi logistik sederhana serta analisis multivariabel dengan regresi logistik multivariat.
Hash analisis menunjukkan prevalensi pemakaian kontrasepsi pada wanita usia subur di Daerah Tertinggal masih rendah (45,9%) dan faktor sosiodemografi yaitu pendidikan responder, pekerjaan responden, jumlah anak yang dilahirkan mempunyai hubungan bermakna dengan pemakaian kontrasepsi, sedangkan faktor akses terhadap media/informasi yang mempunyai hubungan bermakna dengan pemakaian kontrasepsi adalah akses media televisi, akses informasi melalui keluarga, teman/tetangga serta akses informasi melalui tokoh masyarakatlagama. Dui 6 faktor tersebut, faktor jumlah anak yang dilahirkan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi.
Berdasarkan hasil di atas, untuk percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Daerah Tertinggal, disarankan agar dibentuk kerjasama lintas sektoral antara Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, BKKBN dan Depkes dalam penguatan kelembagaan dan jaringan KB serta perlunya peningkatan promosi dan informasi KB, balk melalui media televisi, peningkatan peran tokoh masyarakatlagama dan petugas kesehatan/KB. Sedangkan dari hasil penelitian terhadap faktor pendidikan, disarankan bagi Departemen Pendidikan bekerjasama dengan Kementerian PDT untuk lebih memperhatikan tingkat pendidikan masyarakat di Daerah Tertinggal.

The parameter of a successful development of the nation is a noted of the increasing on its citizen's well being. As the national development commitment, which has characteristics on fairness, democracy, openness, participated, and integrated, the government is try to reduce the disparity of the development between regions in Indonesia, especially to those area that remote, at risk for natural disaster or conflict, having low accessibility, and Iimited on infrastructures, that we know as underprivileged areas.
One of factor that influence the level of citizen's well being is the dependency ratio of the family has. The more they have children, the more they likely to have greater family members dependency and have to responsible in fulfilling the need for their family members, materially and spiritually. In case of underprivileged areas, the increase on population number will be another burden, as they only have limited resources. Therefore, a program that has to be prioritized is a Family Planning Program.
Results from the prior analyses of Indonesia DI-IS 2002 - 2003 showed that the contraceptive use prevalence of Indonesia is as high as 60%, but there in no figure for the underprivileged areas. Therefore, a continuation analyses of the data has been conducted in order to describe on factors related on contraceptive uses, as well as the most factors related to the contraceptive uses among women at reproductive age (WRA) at underprivileged areas that Iisted on Indonesia DHS 2002 - 2003.
There are 9 (nine) provinces listed as underprivileged areas that comprises in number of population on WRA as 1315 people. The data is analyzed using double logistic regression, which consists of univariable analyses, bivariable analyses with Chi-square and simple logistic regression, and multivariable analyses with multivariate logistic regression.
Analyses has showed that contraceptive use prevalence among WRA at underprivileged areas is still low (45.9%) and socio-demographic factors such as education, occupation, and number children ever born (CEB), is related significantly with the contraceptive use. While factors on access to media/information that also have significantly related with contraceptive use are television, family/friends/neighbors, and community/religious leaders. From those 6 (six) factors, CEB is the most or dominant factor that related to contraceptive uses.
Regarding to the analyses results, in order to accelerate the people's well being at the underprivileged areas, it is suggested that there should be a strong inter-sectors collaboration between National Ministry on The Development of Underprivileged Areas, National Family Planning Coordination Board and Ministry of Health to enhance the institutional and networking on promoting and dissemination of the information on Family PIanning through television, increase the role of community/religious leaders, as well as its FP providers. Another important findings upon education factors, it is suggested that collaboration between Ministry of National Education and National Ministry on The Development of Underprivileged Areas is also needed in order to increase the level of education among people at the underprivileged areas.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Muliawati
"Wanita usia 35 tahun keatas merupakan masa mengakhiri kehamilan sebab diketahui bahwa melahirkan pada usia tersebut memiliki risiko medik. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada wanita usia 35 tahun keatas serta faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 dan 2012 dengan analisis univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil menunjukkan bahwa penggunaan MKJP pada wanita usia 35 keatas pada SDKI 2007 sebesar 29,2%, sedangkan pada SDKI 2012 sebesar 24,4%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan MKJP pada SDKI 2007 dan 2012 adalah pendidikan, jumlah anak hidup, dan pengambilan keputusan. Faktor yang paling berperan dengan penggunaan MKJP pada penelitian ini adalah pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suami (OR =1,90 - 2,35).

Women aged over 35 years is a period terminating a pregnancy because it is known that giving birth at that age have a medical risk. This study aims to describe the use of Long-Term Contraception Method (LTM) in women over the age of 35 years and the factors associated. This study uses data Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2007 and 2012 with the univariate, bivariate, and multivariate analyzes.
The results showed that the use of LTM in IDHS 2007 of 29.2%, whereas in 2012 amounted to 24.4% IDHS. Factors associated with the use of LTM in 2007 IDHS is education, number of living children, ideal number of children, and decision making. Factors associated with the use of LTM in IDHS 2012 is education, number of living children, and decision making. The factors that most contribute to the
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izzatun Nidaa
"Salah satu isu terkait kontrasepsi adalah ketidaklangsungan penggunaan kontrasepsi karena merupakan determinan yang mempengaruhi Contraception Prevalence Rate. Ketidaklangsungan penggunaan kontrasepsi dapat menyebabkan dampak masalah kesehatan masyarakat yaitu kehamilan tidak diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran faktor-faktor ketidaklangsungan penggunaan kontrasepsi suntik, implan dan IUD di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur dan Sumbawa. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan data sekunder dari Survei Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Kontrasepsi di Jawa Timur dan NTB. Sampel penelitian adalah ibu yang berstatus menikah dan berusia 15-49 tahun. Jumlah sampel yang dianalisis sebanyak 5023 responden. Hasil penelitian proporsi ketidaklangsungan penggunaan kontrasepsi suntik, implan dan IUD di total tiga kabupaten sebesar 29,2%. Faktor predisposisi yang berhubungan adalah umur dan jumlah anak hidup. Faktor pemungkin, jenis alat kontrasepsi tidak berhubungan di tiga kabupaten. Faktor penguat, KIE KB dan diskusi KB dengan suami berhubungan secara total di tiga Kabupaten. Sehingga disarankan untuk Pemerintah Provinsi dan NTB untuk melakukan penyuluhan intensif tentang perlunya melanjutkan penggunaan alat kontrasepsi terutama pada ibu-ibu berusia diatas 35 tahun atau yang memiliki anak lebih dari 3, menggencarkan pemberian informasi KB oleh kunjungan petugas kesehatan atau tokoh masyarakat dan meningkatkan peran suami.

One of the issues related to the use of contraception is contraceptive discontinuation as a determinant affecting Contraception Prevalence Rate. Contraceptive discontinuation can cause public health problem such as unwanted pregnancy. This study aims to describe of the factors associated with injection contraceptive, implant and IUD discontinuation in West Lombok Barat, East Lombok and Sumbawa. This study used a cross-sectional design and secondary data from the Monitoring and Evaluation Survey Use of Contraception in East Java and West Nusa Tenggara Province. The samples were mothers who are married and aged 15-49 years. The number of samples analyzed is 5023 respondents. The results of the study the proportion of injection contraceptive, implant and IUD discontinuation in a total of three districts is 29.2 %. Predisposing factors that statistically correlated are age and number of living children. Enabling factors, types of contraceptives is not statistically correlated in three districts. Reinforcing factors, IEC KB and discussion about KB with husband is statistically correlated in total of three districts. So it is recommended to the Provincial Government of NTB to conduct intensive counseling about the need to continue the use of contraceptives, especially in women older than 35 years or who have children over 3, to intensify the provision of family planning information by visiting health workers or community leaders and enhance the role of the husband."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S53527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fia Azzhara
"Pemerintah telah merekomendasikan pemakaian Kontrasepsi Pasca Persalinan yang tepat waktu yaitu 2 bulan setelah melahirkan, karena secara aktif mampu mengurangi kehamilan yang tidak diinginkan dan kehamilan yang berjarak dekat dengan persalinan sebelumnya, yang dapat berimplikasi terhadap kematian bayi dan kematian ibu. Namun cakupan KB Pasca Persalinan masih rendah yaitu sebesar 30,23%. Penelitian ini bertujuan untuk menilai waktu memulai penggunaan kontrasepsi pasca persalinan di antara wanita kawin usia reproduksi di Indonesia dan mengidentifikasi determinannya dengan menggunakan analisis Regresi Cox. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2017 dengan desain cross sectional, dan menggunakan sampel 2.459 wanita kawin usia subur yang melahirkan dalam 12 bulan sebelum wawancara. Estimasi Kaplan Meier menunjukkan bahwa probabilitas kumulatif kelangsungan wanita yang menggunakan kontrasepsi pasca persalinan di Indonesia sampai akhir pengamatan bulan ke-11 yaitu 79,9% dengan median survival time yaitu 3 bulan. Analisis regresi cox extended menunjukkan bahwa wanita dengan tingkat pendidikan menengah dan tinggi; wanita dengan status ekonomi menengah bawah, menengah, dan menengah atas; wanita yang bertempat tinggal di perkotaan; wanita yang melakukan hubungan seksual dalam 2 bulan setelah melahirkan; dan wanita yang mendapatkan dukungan suami adalah faktor yang mempengaruhi waktu mulai penggunaan kontrasepsi pasca persalinan. Oleh karena itu, perlu peningkatan kegiatan pemerataan sosialisasi, kualitas, dan kapasitas fasilitas pelayanan KB di daerah yang tertinggal, terpencil dan perbatasan; serta memperbaiki masalah klaim pelayananan kontrasepsi pasca persalinan di fasilitas kesehatan dengan pemisahan penggantian klaim untuk biaya persalinan dan pemasangan alat kontrasepsi pada calon akseptor agar penggunaan kontrasepsi pasca persalinan yang tepat waktu dapat disegerakan.

The government has recommended the timely use of Postpartum Contraception, which is 2 months after giving birth because it can actively reduce unwanted pregnancies and pregnancies that are close to previous deliveries, which can have implications for infant mortality and maternal mortality. However, the coverage of Postpartum Family Planning is still low at 30.23%. This study aims to assess the time to start postpartum contraceptive use among married women of reproductive age in Indonesia and identify its determinants using Cox Regression analysis. This study used IDHS 2017 data with a cross-sectional design and used a sample of 2,459 married women of childbearing age who gave birth within 12 months before the interview. Kaplan Meier's estimation shows that the cumulative probability of survival of women using postpartum contraception in Indonesia until the end of the 11th month of observation is 79.9% with a median survival time of 3 months. Cox extended regression analysis shows that women with secondary and higher education levels; women with lower middle, middle and upper middle-class economic status; women who live in urban areas; women who have sexual intercourse within 2 months after giving birth; and women who get husband's support are factors that influence the time to start using postpartum contraception. Therefore, it is necessary to increase socialization, quality, and capacity of family planning service facilities in underdeveloped, remote, and border areas; as well as fix the problem of claims for postpartum contraceptive services at health facilities by separating claim reimbursement for delivery costs and installing contraceptives for prospective acceptors so that timely use of postpartum contraception can be expedited."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rainy Alus Fienalia
"Penduduk telah meningkat tujuh kali lipat selama dua ratus tahun terakhir, melampaui tujuh miliar pada 2011. Besarnya jumlah penduduk juga tidak tersebar merata, tercatat tujuh negara 'menguasai' setengah populasi dunia. China berada di daftar teratas, disusul India, Amerika Serikat, Indonesia, Brasil, Pakistan dan Nigeria.Menurut SDKI (2007) Total Fertility Rate (TFR) di perkotaan sebesar 2,3 sedangkan di pedesaan sebesar 2,8.Penggunaan alat atau cara KB pada kelompok perempuan berstatus kawin usia 10-49 tahun dan pasangannya secara nasional adalah 55,85%.Jenis alat KB yang digunakan secara nasional,di dominasi dengan cara suntik (32,3%) selanjutnya pil (12,8%), AKDR/Spiral (5,1%), sterilisasi wanita (2,1%), susuk (1,4%), kondom (1,1%) dll. Puskesmas Pancoran Mas 2010 jumlah peserta KB aktif yang memakai metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yaitu IUD 1501 akseptor (12,08%), MOP/MOW 553 akseptor (4,45%), dan implant 206 akseptor(1,66 %).
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2011. Desain penelitian menggunakan kasus control. Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 195 akseptor KB. Enam puluh lima untuk kelompok kasus yaitu pengguna metode kontrasepsi jangka panjang dan 130 lainnya untuk kelompok kontrol yaitu pengguna non metode kontrasepsi jangka panjang. Uji statistik menggunakan chi square test.
Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara umur ibu (p value = 0,007 dan OR 2,5), jumlah anak hidup (p value=0.000 dan OR sebesar 3,9), kelengkapan pelayanan KB (p value = 0,000 dan OR sebesar 5,6), jarak ke tempat pelayanan KB (p value = 0,001 dan OR sebesar 4,3), biaya penggunaan alat kontrasepsi (p value = 0,000 dan OR sebesar 2,6), pengetahuan tentang MKJP (p value= 0,004 dan nilai OR sebesar 2.6) dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas.

The populations has increased seven times over the last two hundred years, exceeded seven billion in 2011. The large of population is not distributed evenly, also recorded seven country 'master' half the world's population. China was in the top list,followed India, The United State, Indonesia, Brazil, Pakistan, and Nigeria. According SDKI (2007) total fertility rate (TFR) in urban areas 2.3 while in rural areas amounted to 2.8. The use of tools or methods in family planning group is marriedwomen aged 10-49 years and their partners was 55.85% nationally. Types of contraceptives that are used nationally, dominated by injecting (32.3%) goes on the pil (12.8%), IUD/Spiral (5.1%), female sterilization (2.1%), implants (1.4%), condoms (1.1%),etc. Health centers Pancoran Mas 2010 the number of active family planning participants who wore a long term contraceptives methods (MKJP) i.e 1501 IUD acceptors (12.08%), 553 (4.45%) MOP/MOW acceptors, 206 (1.66%) implantsacceptors.
The purpose of the study to obtain information about the factor associateda long term contraceptives methods in The Work Area Community Health CentersPancoran Mas Depok 2011. Research using case-control design. Sampling was done randomly or simple random sampling. The number of samples in this study were as many as 195 family planning acceptors. Sixty five for the cases long term contraceptives method users and 130 other for the control group of non users of long term contraceptives methods users. Statistic test using chi square test.
The research results obtained there is a relationship between the mother's age (p value=0.007, OR=2.5), the number of children living (p value=0.000, OR=3.9), the number of living children (p value=0.000, OR=3.9), the completeness of service KB (p value=0.000, OR=5.6), the distance to the place of service KB (p value=0.001, OR=4.3), the cost of the use of birth control (p value=0.004, OR=2.6), long term contraceptives methods in The Work Area Community Health CentersPancoran Mas Depok 2011.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Appriana Bathara Musu`
"Implan adalah salah satu metode kontrasepsi efektif, dan merupakan salah satu sarana yang penting dalam upaya pengendalian kelahiran baik untuk tujuan menunda dan menjarangkan kehamilan maupun untuk mengakhiri kesuburan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi implan pada akseptor KB di Puskesmas Ciomas Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor tahun 2012.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan desain studi cross sectional dengan cara penyebaran kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah 120 responden yaitu akseptor KBdi wilayah Puskesmas Ciomas dengan metode acak sederhana (simple random sampling).
Hasil penelitian menunjukkan 24% responden memakai kontrasepsi implan. Analisis Bivariat yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi implan adalah umur dengan p valeu = 0,019, pengetahuan dengan p valeu = 0,000, sikap dengan p valeu =0,000, ketersediaan alat kontrasepsi dengan p valeu = 0,039, Biaya pelayanan kontrasepsi dengan p valeu = 0,002 dan dukungan suami dengan p valeu = 0,000.

Implants are one effective method of contraception, and is one important tool in the effort to birth control either for the purpose of delaying and spacing pregnancies and to terminate fertility. This study aims to determine the factors associated with contraceptive implants in acceptors of family planning health center Ciomas Ciomas Bogor District in 2012.
The study was a quantitative study, using cross-sectional study design by questionnaires. The sample in this study were 120 respondents who had a health center in the region of acceptor family planning Ciomas by simple random method (simple random sampling).
The results showed 24% of respondents use contraceptive implants. Bivariate analyzes relating to the use of contraceptive implants is valeu age with p = 0.019, with the knowledge valeu p = 0.000, the attitude with valeu p = 0.000, availability of contraceptives with valeu p = 0.039, cost of contraceptive services with valeu p = 0.002 and support her husband with valeu p = 0.000.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Wijayaningrum
"Pendahuluan. Pemakaian kontrasepsi pada wanita tidak kawin mampu mencegah terjadinya kehamilan tidak diharapkan yang dapat mendorong aborsi tidak aman. Pada wanita bekerja, tuntutan dunia kerja dan keinginan mengembangkan karir, mendorong untuk memakai kontrasepsi agar tidak hamil.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan dengan pemakaian kontrasepsi pada wanita tidak kawin di Indonesia tahun 2012.
Metodologi. Analisis multivariabel regresi logistik dilakukan pada subsampel 13.124 wanita tidak kawin umur 15-49 tahun dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012.
Hasil. Hasil penelitian menunjukkan hanya 1,1% wanita tidak tidak kawin yang mengaku memakai kontrasepsi pada saat survei. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa wanita tidak kawin yang bekerja memiliki odds 1,7 kali lebih tinggi untuk memakai kontraspesi dibandingkan yang tidak bekerja (OR adjusted = 1,7, 95% CI: 1,1 - 2,8).
Simpulan. Akses pelayanan kontrasepsi untuk wanita yang dalam usia reproduksi tidak ditinggalkan oleh Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana di Indonesia harus memberikan akses universal kepada setiap wanita dalam usia subur tanpa memandang status perkawinannya.

Introduction. Contraceptive use by unmarried women are able to prevent unintended pregnancy that can lead to unsafe abortion. Women who work, the demands of the working world and desire to develop their career, increase the use of contraceptive to avoid pregnancy.
Objective. The purpose of this study is to find out the influence of employment status on contraceptive use among unmarried women in Indonesia.
Method. Multivariable logistic regression analysis conducted on the subsample 13.124 of unmarried women aged 15-49 years from Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2012.
Result. The results showed only 1.1% of unmarried women who are using contraception at the time of the survey. The results also showed that unmarried women who work have a 1.7 times higher odds to use contraception than those who do not work (OR adjusted = 1.7, 95% CI: 1.1 to 2.8).
Conclusion. Access to contraceptive services for women of reproductive age should not left behind by the Family Planning Program. We should provide universal access to every woman of childbearing age regardless of marital status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55054
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Monica J.
"Dalam RPJMN 2009 - 2014 tertuang bahwa dalam rangka mempercepat pengendalian fertilitas adalah melalui penggunaan kontrasepsi yang lebih diarahkan kepada MKJP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi IUD sebagai salah satu MKJP dengan menggunakan desain potong lintang. Populasinya adalah semua akseptor KB aktif baik IUD dan Non IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur dari bulan Januari - April 2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sistematik. Data diolah secara univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square dan tingkat kemaknaan makna α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi responden yang menggunakan IUD adalah sebesar 42.1% dan Non IUD 57.9%. Hasil analisis data bivariat menunjukkan variabel yang secara statistik berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD adalah usia, jumlah anak masih hidup, pengetahuan, dukungan suami,kelengkapan alat kontrasepsi dan ketersediaan petugas KB/Bidan, sedangkan yang tidak berhubungan adalah pendidikan dan sikap. Penelitian ini menyarankan untuk mengoptimalkan penyampaian informasi kepada PUS melalui penyuluhan dan merubah persepsi masyarakat tentang anggapan negatif IUD.

In RPJMN 2009 - 2014 stated that in order to accelerate the fertility control is through the use of contraception is more geared to the LTM. This study aims to determine the factors that influence the selection of IUD as one of the long term contaceptive method using cross sectional design. The population is all active in both IUD acceptors and Non IUD in Puskesmas Subdistrict Kramat Jati, East Jakarta than in January-April 2015. Sampling was done by means of systematic random. Data processed using univariate and bivariate with the Chi-Square test and the level significance of meaning α = 0.05.
The results showed that the proportion of respondents who use the IUD is at 42.1% and 57.9% Non IUD. Bivariate data analysis results showed statistically significant variables associated with the election of IUD's age, number of children are still alive, the knowledge, the support of her husband, completeness availability of contraceptives and birth attendant / midwife, while unrelated are knowledge and attitude. This study suggests to optimize the delivery of information to the couples of childbearing age through counseling and change the public perception of the negative perception IUD.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S59094
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Rahman
"ABSTRAK
Peranan wanita dalam era pembangunan diarahkan dan diutamakan dalam pengembangan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia, dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat seluuhnya.
Wanita menurut ajaran Islam, adalah manusia yang utuh, dalam segala aspek kehidupan, sebagaimana halnya dengan laki-laki, baik dari kejadiannya, amal perbuatannya, nilai dan ganjarannya serta sangsi hukum, bertanggung jawab menuju kepada suatu realitas kehidupan yang ideal yang serba serasi dan seimbang, berdasarkan moral kehidupan yang dibimbing oleh agama seperti moral kemandirian, berpikir logis, bertanggung jawab kepada Penciptanya atas segala amanat yang diberikan kepadanya.
Melalui berbagai peranannya ketika memasuki kehidupan berumah tangga dengan moral kemandirian dalam kemitraannya bersama suaminya, wanita bertanggung jawab untuk membawa keluarganya kepada kehidupan Keluarga yang Sakinah, suatu keluarga yang mempunyai ciri bahagia, sejahtera, tenteram, damai hidup penuh kasih dan sayang yang menjalankan ajaran Islam, yang dapat melahirkan generasi penerusnya yang berkualitas balk secara fisik material maupun mental spritual.
Untuk menunjang tanggung jawab diantara kemampuan dan keterbatasannya dalam menyiapkan anak yang berkualitas, wanita memerlukan sarana untuk membatasi jumlah anak, yang pelaksanaannya tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Kontrasepsi mantap sebagai alternatip diantara kontrasepsi lainnya yang ditawarkan oleh program Keluarga Berencana untuk menuju keluarga bahagia sejahtera, belum mendapat pengakuan sepenuhnya dari para ulama Islam, karena kontrasepi mantap dianggap tindakan pemandulan abadi. Sebagian mengatakan boleh, sebagian lagi mengharamkan. Penggunaannya diserahkan kepada manusia yang bersangkutan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Hal demikian akan menggiring wanita kepada ketidakpastian hukum atas kontap, sehingga menimbulkan beban psikologis disatu pihak, sedangkan kebutuhan yang mendesak di pihak lain. Bagi wanita yang dapat berfikir logis, tidak menimbulkan masalah karena dia berani memutuskan sesuatu melalui proses berfikir yang logis, dan mempunyai suatu tujuan untuk menunjang tanggung jawabnya terhadap kesejahteraan rumah tangganya dan penyiapan anak yang berkualitas di satu pihak, dan usaha pencegahan beban diluar kemampuannya di pihak lain.
BKKBN, melalui PKMI, suatu lembaga yang mengelola pelaksanaan kontap, mencanangkan sistem konseling untuk melengkapi proses pengambilan keputusan bagi calon akseptor nya, untuk mendapatkan persyaratan sukarela,bahagia dan medis.
Dengan analisa tersebut penulis melihat ada permasalahan dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap, tidak demikian halnya pada alat kontrasepsi lainnya. Dalam hal ini penulis meneliti 25 orang responden yang sudah menjalani kontap di Klinik KB Raden Saleh, untuk melihat proses pengambilan keputusan, serta faktor lain yang berkaitan dengan pengambilan keputusan serta dukungannya terhadap pembinaan Keluarga Sakinah. Sebagai pembanding, penulis mengambil juga 5 orang responden suami-isteri yang suami sudah menjalani vasektomi.
Dari hasil penelitian yang bersifat kualitatif dengan menggunakan metode observasi dan wawancara, diperoleh hasil bahwa, proses pengambilan keputusan tidak melalui proses dalam teori pengambilan keputusan, karena responden harus segera memutuskan steril karena sudah terdesak dengan kehamilan tanpa dikehendaki, dimana pelaksanaannya dilakukan sekaligus. Banyak faktor yang mempengaruhi responden untuk memilih kontap, diantaranya kegagalan memanfaatkan alat kontrasepsi non permanen, ekonomi, kedudukan wanita dalam rumah tangga, kebanyakan anak, moralitas yang selalu menenggang, pendidikan, anjuran dokter/paramedis.
Konseling dan hukum agama tidak berpengaruh, karena konseling tidak dilakukan, dan faktor agama ketika itu tidak dipertimbangkan karena kehamilan yang mendesak. Aspek dosa dirasakan sesudah menjalani kontap.
Makna Keluarga Sakinah secara hakiki tidak dipahami, walaupun hampir seluruh responden mengatakan hidupnya sakinah. Sakinah baginya hanyalah kebahagiaan karena hidup rukun damai bersama suami dan anak walau dalam kekurangan, tanpa memikirkan kualitas kehidupan yang harus dicapai dalam keluarga sakinah. Akan tetapi akibat dari kontap, hampir semua mengatakan bermanfaat, karena dengan tidak hamil lagi, responden merasa sehat, dapat mengurus rumah tangga lebih baik lagi, dapat dikatakan menunjang kepada jenis keluarga sakinah menurut ukuran dirinya.
Bagi isteri yang suaminya dikontap, moralitas dan pengetahuannya sama seperti 25 orang responden diatas, kelebihannya cuma mereka tidak hamil, yang menjadi dasar suami untuk kontap. Proses pengambilan keputusan pada akseptor vasektomi adalah mantap karena terencana dengan matang melalui proses penyuluhan, pemantapan dan konseling, sehingga memenuhi teori proses pengambilan keputusan."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>