Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88525 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadira Titalia
"ABSTRAK
Krisis tahun 1997 merupakan sebuah critical juncture bagi reformasi kerjasama
keuangan di Asia. Krisis ini mendorong ASEAN untuk mengubah arsitektur
kerjasama pada sektor keuangan di antara mereka dengan kemudian melibatkan
Cina, Jepang, dan Korea Selatan untuk bersama mendirikan institusi keuangan
regional. Upaya ASEAN+3 ini membuahkan hasil ketika didirikan Chiang Mai
Initiatives Multilateralization (CMIM) pada tahun 2009. Melihat fenomena
pendirian CMIM tersebut, penulis akan menggunakan pendekatan historical
institutionalism untuk menganalisis alur dan dinamika pertemuan-pertemuan yang
dilakukan para menteri keuangan ASEAN+3 (AFMM+3) sampai keberhasilan
pendirian CMIM. Hasil penelitian akan menunjukkan bahwa keberhasilan
pendirian CMIM menjadi sebuah institusi keuangan regional tidak lepas dari
terjadinya krisis keuangan tahun 1997 karena krisis tersebut menjadi penentu awal
arah diskusi menuju institutionalisasi kerjasama keuangan Asia.

ABSTRACT
Asian financial crisis in 1997 was a critical juncture that marked the beginning for
a reformation in financial cooperation among Asian countries. The crisis
encouraged ASEAN to change its cooperation architecture to then involve China,
Japan, and South Korea. Together, they created an ASEAN+3 group and later
established a regional financial institution, Chiang Mai Initiatives
Multilateralization (CMIM), in 2009. On that certain phenomenon, this research
will use historical institutionalism approach to analyze the plots and dynamics of
the ASEAN+3 Financial Minister Meetings (AFMM+3) until finally CMIM is
established. The research will conclude that the success of the establishment of
CMIM is closely related to the Asian financial crisis in 1997. The reason is
because of that crisis, AFMM+3 was able to focus in overcoming their common
concern of the institutionalization of Asian financial cooperation."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kesi Yovana
"Tesis ini membahas ketatnya persaingan dalam pasar bebas yang berdampak pada terjadinya krisis ekonomi Amerika Serikat tahun 2007-2008. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Hasil penelitian menyarankan bahwa pemerintah harus menjalankan perannya secara konsisten sebagai wasit dalam kompetisi pasar bebas, masyarakat sebagai pelaku pasar juga diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kondisi pasar dan produk yang diperdagangkan, sehingga tidak menjadi korban dari persaingan tidak sehat dalam pasar bebas yang berakibat terjadinya krisis ekonomi.

This study is mainly focused on the impact ofthe intense competitiveness of the free market, which can be traced on the economic crisis in the United State of America 2007-2008. The method of the research is qualitative based on analytical description. The findings of the research suggest that govemment should play its role as a fair regulator in the free market competition. Whereas society as prime actor in the tice market system is expected to enhance their understanding on the conditions of market and products traded in the market, so that they are not trapped in the tmfair economic competition lead to the economic crisis."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T33949
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Epilia
"Tesis ini membahas krisis ekonomi sebagai force majeure. Penyebab krisis ekonomi adalah lemahnya lembaga keuangan dan pengaruh krisis dari negara lain. Penyebab ini tidak dapat diduga sebelumnya, sehingga termasuk force majeure. Dalam kasus Karaha Bodas v. Pertamina dan PLN, ketidakmampuan Pertamina dan PLN dalam melaksanakan prestasinya akibat krisis ekonomi dianggap wanprestasi bukan force majeure. Hal ini dikarenakan dalam kontraknya dinyatakan bahwa force majeure hanya berlaku bagi KBC sebagai kreditur. Penelitian ini menggunakan metode normatif. Hasil penelitian menyarankan agar dalam membuat kontrak, harus hati-hati dalam membuat klausula force majeure.

The focus of this study is economic crisis as force majeure. Economic crisis is caused by mismanagement financial institution and contagion. This cause cannot predicted before, those included in force majeure. In case Karaha Bodas (KBC) v. Pertamina dan PLN, unable Pertamina dan PLN to do his obligation cause economic crisis is event of default not force majeure. This is happened, due of contract that force majeure just for KBC. This study used normative method. Result of this study give suggestion that in making contract have to carefull about force majeure clausule."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
T37426
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sjahrir
Jakarta: Erlangga , 1999
332.41 SJA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Basic Books, 1981
330.1 CRI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Anindya Wirawan Nugrohadi
"Penulisan tesis ini bertujuan menjawab berbagai kegagalan program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan mengatasi kemiskinan dalam masa krisis ekonomi dengan meninjau implementasi kebijakan PDM-DKE ( Pemberdayaan Daerah daiam Mengatasi Krisis Ekonomi ) Dan PZKP ( Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan ) di Jakarta dengan kasus pelaksanaan di Kelurahan Kapuk di Jakarta Barat. Seiain itu dari acuan kegagalan tersebut, penuiis berusana menyusun konseo pemberdayaan bagi pengentasan kemiskinan meiaiui kebijakan oemberciayaan masyarakat yang optimal dalam mengatasi kemiskinan oerkotaan di Jakarta. Peralatan AHP ( Ana/yor Hierarchy Process ) digunakan untuk menyusuri konsep penyempurnaan program pemberdayaan dengan basis dari be-rbagai elemen yang diambii dari konsep dan peiaksanaan P2KP dan PDM-DKE di Jakarta dengan kasus kelurahan Kapuk.
Adapun aiasan Kelurahan Kapuk dijadikan sebagai tempat atau Studi kasus dilaksanakannya kedua program tersebut disebabkan kelurahan tersebut menerima alokasl dana terbanyak ( 1997-1998/1999 ) di Jakarta melalui dua program yang bercirikan pemberdayaan masyarakat ( P2KP dan PDM-DKE ) juga dikarenakan mewakili kawasan miskin dan kumuh Serta padat Jakarta dilihat jumlah penduduk, tingkat kemiskinan dan kondisi permukimannya.
Penelitian ini adalah juga studi kasus kebijakan yang melihat proses pelaiwanaan hasil kebijakan atas penanggulangan kemiskinan di Jakarta khususnya masa krisis ekonoml tahun 1996 akhir -1998 lalu. Adapun kedua kebljakan P2KP dan PDM-DKE dianalisis sebagai suatu program pemberdayaan masyarakat yang tidak tepat untuk masyarakat Jakarta berdasarkan studi literatur dan berbagai hasil survey serta dengan bantuan informasi para expert yang mewakili setiap stakeholder atas tujuan kebljakan pemberdayaan masyarakat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T4935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Calfin Murrin Yp
"ABSTRAK
Efek dari krisis ekonomi semakin lama semakin meluas. Krisis Asia 1997-1998 dan Krisis Global 2008 adalah contoh nyata penyebaran krisis ekonomi. Melalui metode komparasi, tinjauan literatur ini melihat bagaimana perkembangan kanal penyebaran krisis saat Asia 1997- 1998 dan Krisis Global 2008. Terlihat adanya perbedaan signifikansi kanal antara Krisis Asia dan Krisis Global. Signifikansi kanal fundamental dan makroekonomi dipertanyakan oleh para akademisi karena sulit ditemukan bukti empiris bahwa krisis dapat menyebar melalui kanal tersebut. Pada kanal hubungan finansial, tren menunjukkan bahwa kanal hubungan finansial semakin dipercayai sebagai kanal yang sangat signifikan dalam penyebaran krisis, terbukti dari perkembangan tulisan ilmiah yang lebih banyak membahas tentang kanal tersebut. Untuk kanal hubungan perdagangan, signifikansinya dirasakan menurun dari Krisis Asia ke Krisis Global walaupun masih tetap penting untuk sebagian negara berkembang yang menggantungkan perekonomiannya kepada pasar luar negeri. Sedangkan kanal perilaku investor semakin disoroti oleh para akademisi mengingat hubungannya yang dekat dengan kanal hubungan finansial sehingga potensi penyebaran krisisnya juga semakin besar.

ABSTRACT
The financial crisis effects so many countries in the world. Asian Financial Crisis 1997- 1998 and Global Financial Crisis 2008 are the living examples of the contagion effect. By using contrasting method this literature review sees the evolution of the contagion channels from Asian Financial Crisis 1997-1998 to Global Financial Crisis 2008. There are some differences in the significance of the contagion channels between the Asian Financial Crisis and the Global Financial Crisis. The significancy of macroeconomic fundamentals channels are questioned by scholars because there is no empirical evidance that crisis can spread through that channels. Financial relationships channels are increasingly believed to be a more significance channels, proven by more academic research towards that channels. For trade relations channels, the significance are perceived to be declining although it is still important for some developing countries who have economic dependency towards foreign market. Investor behavior channels are increasingly highlighted by scholars considering its close relations with the financial relations channels.
"
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jazeed Parama Abidin
"ABSTRAK
Krisis Keuangan Asia (AFC) 1997-98 dan Krisis Keuangan Global (GFC) 2008 telah mendorong turbulensi ekonomi dan mata uang negara-negara ASEAN-5. Fenomena ini meningkatkan kerentanan fundamental ekonomi makro dan memicu peneliti untuk membangun Indikator Peringatan Dini (EWI) sebagai alat untuk mencegah terjadinya krisis mata uang. Skripsi ini akan membandingkan 9 perilaku indikator ekonomi makro dari sektor domestik, eksternal, dan kerentanan moneter dan keuangan di negara-negara ASEAN-5 yang meningkatkan kemungkinan krisis mata uang terjadi, menggunakan matriks ERPD dan regresi logit biner pada periode AFC dan GFC. Hasil penelitian menunjukkan variabel sektor eksternal signifikan dalam meningkatkan kemungkinan krisis mata uang terjadi di negara-negara ASEAN-5 selama periode AFC dan GFC. Rasio impor terhadap cadangan devisa adalah indikator yang paling signifikan dan memiliki dampak positif pada kemungkinan terjadinya krisis. Semakin besar impor ke cadangan meningkatkan tekanan nilai tukar dan meningkatkan kemungkinan krisis mata uang terjadi.

ABSTRACT
Asian Financial Crisis (AFC) 1997-98 and Global Financial Crisis (GFC) 2008 had driven economic and currency turbulence of ASEAN-5 countries. This phenomenon increases vulnerabilities of macroeconomic fundamentals and triggers the researcher to build an Early Warning Indicator (EWI) as a tool to mitigate the occurrence of a crisis. This research will compare 9 macroeconomic indicators behavior from real domestic, external, and monetary and financial vulnerabilities sector in ASEAN-5 countries that increase the possibility of currency crisis using the ERPD matrix and binary logit regression during the AFC and GFC period. The results show the external sector variables are significant in increasing the probability of currency crisis in ASEAN-5 countries during the AFC and GFC period. Import to reserves ratio is the most significant indicator and has a positive impact on the probability of crisis occurrence. The greater import to reserves increasing the exchange rate pressure and increase the probability of currency crisis to occur"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thailand: The International Buddhist Conference, 2009
294.3 BUD
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rahafby Noor Alky Wicaksono
"Artikel ini membahas mengenai upaya NV General Motors Java dalam menghadapi krisis ekonomi, 1929-1933. Malaise adalah sebuah peristiwa menurunnya tingkat ekonomi yang terjadi secara besar di seluruh dunia yang terjadi pada tahun 1929 dan berlangsung selama 1929-1933 berawal di Amerika Serikat. Krisis ini melanda di hampir seluruh negara termasuk Hindia Belanda. Melandanya malaise di Hindia Belanda berdampak pada perusahaan-perusahaan di berbagai sektor, termasuk di sektor otomotif. Penelitian terhadap General Motors dalam krisis malaise di Amerika Serikat sudah banyak dibahas dalam berbagai artikel, sementara penelitian ini memiliki sudut pandang baru tentang General Motors di Hindia Belanda. General Motors merupakan sebuah perusahaan otomotif yang berdiri di Amerika Serikat pada 1892 oleh R.E Olds. General Motor masuk ke Hindia Belanda ketika masa kepemimpinan Alfred P. Sloan pada 1927 dengan nama NV General Motors Java. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sudut pandang lain dari sejarah otomotif Indonesia yang membahas dampak pada krisis ekonomi, sementara sejarah otomotif Indonesia lainnya hanya membahas tentang produk-produknya saja. Temuan penelitian yang diperoleh bahwa pabrik General Motors di Tanjung Priuk merupakan pabrik otomotif pertama berskala besar di Hindia Belanda, dan mengawali sejarah pabrik perakitan otomotif di Hindia Belanda dan Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari 4 tahapan berupa heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Sumber yang digunakan merupakan buku general motors dan buku perekonomian Hindia Belanda 1929-1933, artikel jurnal, dan surat kabar sejaman.

This article explained the NV General Motors Java Company efforts in facing the economic crisis in 1929-1933. Malaise was a moment of economic level decreasing that happened massively in the whole world in 1929 and lasted from 1929-1933 that originated from the United States. This crisis hit almost entire part of the world, including Dutch East Indies. In the Dutch East Indies, this crisis was affected to companies in many sectors including automotive. Research on General Motors in the malaise crisis in the United States has been widely discussed in various articles, while this research has a new perspective on General Motors in the Dutch East Indies. General Motors is the automotive company established in the United States of America in 1892 by R.E Olds. General motor came to Dutch East Indies when Alfred P. Sloan led in 1927 by the name of NV General Motors Java. This research aims to see another point of view of Indonesian automotive history which discusses the impact on the economic crisis, while other Indonesian automotive histories only discuss about its products. The research findings show that the General Motors factory in Tanjung Priuk was the first large-scale automotive factory in the Dutch East Indies, and this factory started the history of automotive assembly plants in the Dutch East Indies and Indonesia. This research using method that divided into 4 stages; heuristic, source critic, interpretation and historiography. The sources that used in this article was books of General Motors and Dutch East Indies books, journal article, also contemporary newspaper."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>