Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125568 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ma Ruf Fauzi Rahman
"ABSTRAK
Chiller dibutuhkan dalam sistem tata udara pada gedung (HVAC) untuk mendinginkan air yang mengalir melewati cooler/evaporator. Uji kinerja chiller sangat diperlukan dalam industri chiller untuk mendapatkan standar kinerja chiller yang sama di seluruh dunia. Penelitian ini berusaha untuk melakukan penerapan dari standar uji chiller dari AHRI 551-591 pada sebuah sistem uji Water-Cooled Chiller dan Air-Cooled Chiller. Data-data spesifikasi chiller dari berbagai macam kapasitas dan jenis serta keadaan latar tempat instalasi menjadi objek landasan dalam menentukan desain tata letak dan alur sistem uji. Dengan menggunakan standar AHRI 551-591 pula instrumen-instrumen pendukung seperti alat pengukur dan lainnya ditentukan. Dengan menitik beratkan kombinasi antara spesifikasi kebutuhan, dari standar spesifikasi hasil perhitungan akan dipilih dan menghasilkan rekomendasi pemilihan alat-alat instrumen pendukung. Setelah didapatkan gambar skematik tata letak dari masing-masing alat dan instrumen, maka pada akhirnya akan didapatkan data teknis peralatan dan daftar seluruh kebutuhan material yang digunakan dalam sistem uji kinerja chiller.

ABSTRACT
Chiller are needed in a heat, ventilation and air conditioning system (HVAC) in buildings to refrigerating water that through cooler/evaporator. Chiller performance test are very important in chiller industrial world to get standard of chiller performance equivalen all around the world. This research try to implement the standard based on AHRI 551-591 into performance test system of Water-Cooled Chiller and Air-Cooled Chiller. Chiller spesification data information in several capacity and type also condition of the installation place are being basic object to determine the layout design and performance test system. Based on AHRI 551-591 also can determined additional instrument such as gauge tool and other. By concentrating to the combination between standard needed result specification then can selected and recomended the additional instrument. After layout scematic drawing decided for each tools and instrument then finally would be known tools technical data and bill of material that used in chiller performance test system."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriel Garcia Genta
"Absorption chiller adalah sistem pendingin alternatif yang dapat dijalankan dengan sumber panas dan menggunakan fluida kerja yang ramah lingkungan, seperti ammonia-water atau water-LiBr. Sistem pendingin absorption chiller memiliki potensi untuk dikembangkan di Indonesia karena Indonesia mempunyai potensi energi matahari yang tinggi. Penggunaan energi panas matahari untuk menjalankan sistem absorption chiller sudah terbukti baik melalui simulasi maupun eksperimen. Namun, aplikasi sistem absorption chiller yang ditenagai energi matahari dengan kapasitas kecil untuk rumah masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain suatu prototipe sistem solar-assisted ammonia-water absorption chiller berkapasitas 5 kW yang dikhususkan untuk aplikasi rumahan. Pendinginan sistem akan dilakukan oleh udara (air-cooled) agar ruang yang dibutuhkan lebih kecil daripada pendinginan oleh air (water-cooled). Penelitian akan membahas mengenai komponen-komponen dalam sistem, konsiderasi dimensi dan spesifikasi komponen, dan analisis efek ketidakpastian alat ukur terhadap hasil penelitian. Hasil dari penelitian akan berupa dimensi dan spesifikasi komponen yang tepat untuk sistem, serta ketidakpastian hasil penelitian.

Absorption chiller is an alternative cooling system which is powered by heat source. The system also use an environment friendly working fluid pairs, such as ammonia-water or water-LiBr. The system can also be powered by solar heat, which make it suitable to be used in Indonesia since Indonesia has high solar irradiation. Despite much research about the application of solar heat to power absorption chillers, its application is still limited. This research’s purpose is to design a prototype of solar-assisted ammonia-water absorption chiller with a 5 kW capacity, aimed for residential house usage. The cooling for the system will be done by air-cooled heat exchangers, so the dimension needed is smaller than systems with water-cooled heat exchangers. The research will discuss about the system’s components, mainly about the component’s dimension and specification consideration. This research will also discuss the effect of the sensors’ uncertainty and its effect on the future experiment result."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Januardi Kurniawan
"Perhitungan beban pendinginan dengan metode ASHRAE ( American Society Of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers ) merupakan salah satu metode yang banyak dipakai oleh para engineer atau konsultan dalam merancang sistem pendinginan. Pada metode ini Iebih banyak berpedoman pada tabel-tabel panduan yang selalu diperbaharui pada saat penerbitan tiap edisinya. Untuk memperoleh besar beban pendinginan yang mendekati beban pendinginan maksimum sebenarnya yang dibutuhkan, perlu dilakukan perhitungan yang sama dengan data-data masukan yang berbeda-beda. Perhitungan ini memerlukan waktu yang cukup banyak jika dihitung secara manual, untuk mengatasinya dicoba dengan bantuan komputer yaitu melalui pemograman Visual Basic (VB). PTB merupakan sebuah pengembangan terakhir dari bahasa BASIC (Beginner 's All-purpose Symbolic Instruction Code). VB ini juga merupakan sebuah program aplikasi berbasis windows yang sangat populer saat ini, merupakan sarana pembuat program yang lengkap namun mudah, dan dapat digunakan untuk membuat program-program yang kompleks, serta dapat interaksi dengan aplikasi windows Iainnya misalnya untuk akses database. Dengan demikian akan Iebih mudah dalam penggunaan dan up-date tabel-tabel data, dimana dalam perhitungan beban pendinginan dengan metode ASHRAE banyak menggunakan tabel. Pada akhirnya akan Iebih mempermudah pengguna aplikasi ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nono Suryono
"ABSTRAK
Dalam penyusunan tugas akhir ini langkah-langkah sistematis yang dilakukan adalah menentukan teori-teori perhitungan yang berhubungan dengan sistem pendinginan dan membatasi teori perhitungan tersebut sesuai dengan obyek yang akan dijadikan perhitungan. Selanjutnya adalah mencari data-data teknis bangunan sesuai dengan obyek yang akan dilakukan perhitungan seperti gambar bangunan, gambar orientasi bangunan terhadap arah mata angin dan data teknis dari material bangunan Serta data peralatan listrik. Setelah rnendapatkan data-data tersebut selanjutnya adalah menentukan tabel-tabel perhitungan dari buku-buku pustaka maupun data-data dari buku manual, hand book, dan tambahan data dari Badan Metereologi dan Geofisika yang dibutuhkan dalam proses perhitungan beban penanganan seperti contohnya tabel untuk harga konduktifitas material bangunau, harga faktor-faktor beban pendinginan, harga beberapa perbedaan temperature beban pendinginan (CLTD), harga temperature rata-rata tahunan dan harga untuk sifat-sifat termodinamika udara.
Setelah semua data-data terkumpul selanjutnya adalah melakukan proses perhitungan dengan mengacu pada teori-teori dari pustaka dan catatan-catatan serta informasi yang didapat selama penulis mengikuti perkuliahan. Proses perhitlmgan dan analisa beban pendinginan dilakukan secara sistematis dengan memisahkan harga beban kalor laten dan kalor sensibelnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jumlah beban pendinginan yang dihasilkan oleh kalor laten dan kalor sensibelnya. Setelah hasil perhitungan didapat selanjutnya adalah melakukan suatu analisa ataupun pembahasan dengan maksud untuk mengetahui dan meninjau langkah-langkah dalam proses perhitungan tersebut.
Hasil dari perhitungan akhir selanjutnya dibuatkan suatu kesimpulan. Dalam kesimpulan tersebut akan dijelaskan harga beban pendinginan total yang dibutuhkan dari dari suatu obyek didalam bangunan. Sehingga akhirnya dengan mengamati proses perhitungan dan analisa pembahasanya dalam penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat mambantu dalam perhitungan beban pendinginan untuk obyek-obyek sejenis dari suatu bangunan.

"
2000
S37655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Faturrahman Zulfickry
"ABSTRAK
Laboratorium pengujian AC Split pelabelan energi membutuhkan sistem pendingin dan pemanas untuk mengatur kondisi udara di dalamnya menurut standar ASHRAE 37. Chiller dipilih sebagai pengatur kondisi udara di ruangan tersebut. Chiller yang digunakan dapat menyuplai air panas dan air dingin. Chilled water dihasilkan dari perpindahan kalor di evaporator. Sedangkan heated water berasal dari heat recovery dari kondenser water-cooled. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data beban pendinginan yang telah didapatkan pada penelitian Untoro 2016 . Kemudian dilakukan studi literatur dan seleksi komponen menggunakan perangkat lunak. Hasil penelitian adalah komponen sistem chiller, komponen sistem hidronik, diagram P ID, dan gambar konstruksi dari sistem chiller. Oleh karena itu, sistem chiller untuk laboratorium pengujian AC Split kapasitas maksimal 7.9 kW telah dirancang.

ABSTRACT
Laboratorium for split air conditioner energy labelling requires cooling and heating systems to regulate its air into a stable condition according to ASHRAE 37 standard. A chiller is selected as the air conditioning system for the room. The chiller is able to supply chilled water and heated water simultaneously. Chilled water is produced through evaporator. While hot water is produced through heat recovery in the water cooled condenser. The research is conducted using cooling and heating load data of the room from the research of Untoro 2016 . The selection of components to fulfill the cooling and heating load is using selection software from the manufacturers. The result of the research is the finding of suitable chiller system components, hydronic system components, the drawing of P ID diagram and system construction. Thus the chiller system for for split air conditioner with the maximum capacity of 7.9 kW is designed. "
2017
S69903
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Russell E.
Albany : Delmar, 1997
621.3 SMI e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Anggoro Jofansya
"Sistem Ruang Tata Udara merupakan proses yang menggabungkan kontrol dan menjaga tingkat suhu, kelembapan, pergerakan udara, kebersihan udara dan perbedaan tekananan dalam ruang yang berstandar kenyamanan bagi pengguna dalam ruang yang dikondisikan. Definisi dari kenyamanan termal ialah menyediakan penghuni dengan lingkungan dalam ruangan yang nyaman dan sehat untuk melakukan aktivitas mereka. Chiller plant sebagai unit pendingin udara sentral memiliki fungsi untuk membuang panas yang diambil dari ruangan yang dikondisikan menuju air yang sudah didinginkan melalui pompa, pipa, dan katup. Chiller plant terdiri dari chiller, pompa (in dan out), dan cooling tower. Chiller sendiri terdiri dari beberapa bagian yaitu, evaporator, kondeser, katup ekspansi, dan kompresor. Efisiensi (kW/TR) yang tinggi sangat dibutuhkan dalam chiller plant untuk mencapai hasil pendinginan yang maksimal serta pengeluaran anggaran yang minimal. Terlepas dari efisiensi, kerja (COP) dari masing – masing kompresor juga harus diperhatikan kesesuaiannya terhadap standar nasional (SNI) maupun standar internasional (ASHRAE). Efisiensi dari chiller plant (kW/TR) yang dihasilkan masih belum memenuhi standar, namun kerja kompresor dari masing-masing chiller sudah mengikuti standar yang ada.

Air Conditioning System is a combined process that performs controls and maintains the temperature, humidity, aur movement, air cleanliness, and pressure differential in a space within a comfort standard for occupants of the conditioned space. Definition of Thermal Comfort have to provides occupants wtih a comfortable and healty indoor environment in which to carry out their activities. Chiller plant as a central cooling air unit has function of rejects the heat extracted from the condtioned space to the chilled water that distributed via pumps, pipes, and valves. Chiller plant consist of chillers, pumps (in and out), and cooling towers. The chiller itself consist of several parts, evaporator, condenser, expansion valve, and compressor. Efficiency (kW/TR) is needed in the chiller plant to get maximum results and minimum expenditure. Regarding efficiency, the peformance (COP) of each compressor should also consider its compliance with national standards (SNI) and internasional standards (ASHRAE). The efficiency of chiller plant (kW/TR) still does not meet the standard, although the work of the compressor of each chiller has followed the existing standards."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Panji Satria Pratama
"Chiller merupakan mesin refrigerasi non – direct expansion yang biasa dipakai untuk beban pendinginan yang besar. Media pendinginnya yaitu berupa air atau udara yang mengalir bersirkulasi melewati heat exchanger.
Air-cooled chiller yang memakai kompresor dari Copeland dengan berdaya 3 PK ingin digunakan untuk merancang sebuah kondenser. Dari hasil perhitungan diperoleh kapasitas kondenser sebesar 10,945 kW dengan temperatur masuk kondenser 49-55 ˚C dan temperatur keluar kondenser 47-53 ˚C. Daya fan yang bervariasi harus diberikan dengan diameter hub berbeda – beda. Daya terkecil yaitu 716 Watt untuk tipe A dan 1925 Watt untuk tipe E.

Chiller is a refrigeration machine non-direct expansion that is usually used for large cooling loads. The cooling medium is a water or air flowing through the heat exchanger.
Air-cooled chiller that used compressor from Copeland with power 3 PK wants to use to design a condenser. From the calculation, the condenser capacity of 10,945 kW with incoming condenser temperature 49-55 ˚C and condenser exit temperature 47-53 ˚C. Varying fan power should be given to the hub diameter difference. The smallest power 716 Watt for type A and the largest power 1925 Watt for type E.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat
"ABSTRAK
Sistem tata udara pada ruang operasi berperan penting dari segi kenyamanan tim bedah dan pasien. Selain dari segi kenyamanan, sistem tata udara juga memiliki fungsi untuk mengurangi jumlah partikel di udara ruang operasi selama proses pembedahan berlangsung. Pada ruang operasi yang diteliti didapat banyak parameter-parameter yang tidak memenuhi standar ruang operasi menurut ASHRAE 170 dan ISO 14644-1 sehingga dibutuhkan perancangan ulang sistem tata udara yang baru. Sistem tata udara yang dirancang harus memenuhi semua standar parameter ruang operasi yang berlaku seperti kebutuhan udara segar, suhu, tekanan, kecepatan udara diatas meja operasi, dan tingkat konsentrasi partikel kontaminan. Pentlitian ini menggunakan program FloVent 8.2 untuk melakukan simulasi terkait parameter ruang operasi baik pada kondisi ruang operasi existing maupun kondisi hasil desain. Hasil simulasi selanjutnya dibandingkan dan terlihat bahwa pola aliran udara pada ruang operasi existing tidak terlalu baik dalam penyapuan partikel keluar ruangan sehingga berdampak pada tingginya konsentrasi partikel yang terdisipasi di udara. Selain pola aliran udara, kondisi suhu dan kenyamanan termal pengguna ruangan masih belum sesuai dengan standar yang berlaku dan telah terjadi penurunan efisiensi HEPA filter menjadi 93 terhadap partikel ukuran 0.3 m. Sedangkan ruang operasi hasil desain menunjukan pola aliran udara laminar yang cukup baik menyapu partikel keluar ruangan. Hasil simulasi juga menunjukan bahwa sistem tata udara hasil desain telah memenuhi parameter ruang operasi yang diatur dalam standar ASHRAE 170 dan ISO 14644-1. Kata kunci: ASHRAE 170; HEPA filter; ISO 14644-1; parameter ruang operasi; pola aliran udara; ruang operasi; sistem tata udara

ABSTRACT
Air conditioning system for operating room has an important rule for surgeon and patient comfortable. Beside from comfortable side, air conditioning system has another function to decrease airborne particle in operating room during operation. At the operating room that researched, there are many parameters that are not appropriate with operating room standard based on ASHRAE 170 and ISO 14644 1, so that we need to design a new air conditioning system for the operating room. The new design has to meet all the operating room parameter standards prevail, such as fresh air needed, temperature, pressure, air speed above operating bed, and airborne contamination level. The research uses FloVent 8.2 software program to do simulation related to the operating room parameters whether in existing condition and also the new design. The simulation results than compared, and we can see that airflow pattern in existing condition operating room is not too good to sweep airborne particles out of the room, so that makes the airborne particle dissipated in the air of the operating room. Beside the airflow pattern, temperature condition and the occupation thermal comfort do not meet the standard too and the HEPA filter efficiency has decline to 93 for particle size 0.3 m. While the new operating room design shows the laminar airflow pattern that good enough to sweep particles out of the room. The simulation results show that the new air conditioning system has statisfy the operating room parameters which regulated in ASHRAE 170 and ISO 14644 1 standard. Keywords Air conditioning system airflow pattern ASHRAE 170 HEPA filter ISO 14644 1 operating room operating room parameters.
"
2017
S68596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>