Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131832 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rizki Amrullah Syahrial
"ABSTRAK
Perkembangan penggunaan lahan cenderung memicu perkembangan berbagai aktifitas. Keberadaan jalan sangat vital dalam mewadahi dan melayani pergerakan aktifitas perkotaan dan mengarahkan perkembangan kota. Namun ketika aktifitas yang diwadahinya sudah tidak dapat ditampung lagi maka masalah-masalah seperti kemacetan akan mudah terjadi. Fenomena hambatan samping di Jalan Margonda Raya perlu diidentifikasi guna memperoleh gambaran aktual mengenai pengaruhnya bagi kemacetan, atau menurunnya kinerja jalan. Dengan banyaknya pusat-pusat perbelanjaan di sepanjang jalan Margonda, maka akan semakin banyak pula hambatan samping yang akan terjadi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapangan, dengan adanya celukan angkutan kota di depan pertokoan Detos, hambatan samping yang terjadi di Jalan Margonda Raya Depok mulai dari pagi sampai sore hari relatif bernilai VL – L. Nilai hambatan samping tersebut hampir sama dengan nilai hambatan samping yang ideal. Dengan demikian hambatan samping tersebut tidak memberikan kontribusi yang berarti terhadap menurunnya tingkat pelayanan jalan

ABSTRACT
Development of land use tends to trigger the development of a variety of activities. Street presence is vital to accommodate and serve the movement of urban activities and direct the development of the city. But when activity could no longer be accommodated then problems like congestion will occur easily. Side friction phenomenon at Margonda Raya Street needs to be identified in order to obtain the actual picture of the effect on congestion. With the increasing number of shopping centers along the Margonda Street, side friction will increase along the street. With the public transportation stop in front of the Detos shops, side friction that occurs at Margonda Raya Street from morning till afternoon have a relative value of VL - L. Side friction value is almost equal to the ideal value of side friction. Thus the side friction do not contribute significantly to reduced level of service."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kuliner merupakan usaha yang sedang berkembang dan biasanya berada di Jalan Raya. Pencemaran udara yang terjadi di jalan raya berkemungkinan untuk mencemari udara di dalam rumah makan. Rasio indoor/outdoor (I/O) digunakan untuk mengetahui pengaruh tersebut. Total Suspended Particulate (TSP) diukur secara simultan di dalam dan di luar ruangan dari beberapa rumah makan di Jalan Margonda Raya. Perbedaan jenis rumah makan yang dilakukan adalah rumah makan terbuka, semi tertutup dan tertutup. Ditinjau juga pengaruh frekuensi kunjungan ke rumah makan terhadap kejadian sakit pada konsumen melalui kuesioner. Rasio indoor/outdoor (I/O) yang paling rendah ditemukan pada rumah makan yang tertutup dengan rasio I/O sebesar 0,41 dengan korelasi pencemaran sebesar 0,023. Sedangkan rasio I/O pada rumah makan semi tertutup dan tertutup berturut-turut adalah 0,57 dan 0,77. Berdasarkan kuesioner, tidak ditemukan adanya pengaruh frekuensi kunjungan ke rumah makan terhadap kejadian sakit pada konsumen. Bangunan memberikan perlindungan terhadap pencemaran udara yang terjadi di luar rumah makan.

Culinary is a business that is growing and is usually located on the highway. Air pollution that occurred on the highway is likely to pollute the air in the restaurant. The ratio of indoor / outdoor (I / O) is used to determine that effect. Total Suspended Particulate (TSP) was measured simultaneously indoors and outdoors at some restaurants in Margonda Raya Street. Different conditions of restaurants were open air restaurant, semi-closed air restaurant and closed air restaurant. The lowest indoor/outdoor (I/O) ratio was found in closed air restaurant with 0,41 with correlation of contamination 0,023.. Meanwhile, I/O ratios in semiclosed air and closed air restaurants are 0,57 and 0,77. Based on the questionnaire, there was no effect of the frequency visiting the restaurant on frequency of get sick. Building give the protection against air pollution that occured outside the restaurant."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Artha
"Dalam tahap perencanaan suatu proyek konstruksi, perlu dibuat perkiraan durasi waktu pekerjaan. Pemilihan metode pelaksanaan dan alat yang digunakan sangat berpengaruh pada durasi kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Dalam skripsi ini dibuat perbandingan durasi waktu kerja yang dikhususkan pada pemasangan tiang pancang dengan sistem diesel hammer dan hydraulic.
Pada skripsi ini penulis berusaha mencari perbandingan durasi waktu pemasangan tiang pancang dengan sistem hydraulic dan diesel hammer dilihat dari banyaknya volume tiang yang dikerjakan. Hal ini dilakukan dengan pendekatan dari data realisasi pelaksanaan pemasangan tiang pancang serta wawancara langsung dengan teknisi yang terlibat dalam pekerjaan dalam proyek dengan sistem hydraulic dan diesel hammer tersebut. Manfaat yang akan diperoleh adalah untuk memilih alat yang optimal penggunaannya dalam pemasangan tiang pondasi yang lebih efisien dari segi waktu.

In the planning stages of a construction project, needs to be estimated duration of the work. Selection of implementation methods and tools used greatly affect the duration of action required in the execution of construction projects. In this thesis is the comparison duration of working time devoted to the installation of piles with diesel system and hydraulic hammer.
In this paper the author tried to find a comparison of the duration of time mounting pile with hydraulic systems and diesel hammer seen from the large volume of the pole was undertaken. This is done with the approach of the data realization installation of piles and interviews with technicians involved in the project work with the hydraulic system and the diesel hammer. The benefits to be gained is to select the optimal tool use in the installation of pile foundations is more efficient in terms of time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikha Nurhayati
"Adapun perencanaan tapak pada perumahan mencakup tata guna lahan, konsep perencanaan, prinsip pembagian kavling, dan perencanaan jalan. Dalam penelitian ini mengambil studi kasus Perumahan X di Bekasi yang akan dianalisa berdasarkan konsep pihak pengembang yaitu keleluasaan dan kelegaan. Hasil analisis deskriptif frekuensi menunjukkan bahwa konsep kelegaan yang diwujudkan oleh pihak pengembang adalah dalam bentuk penyediaan ruang terbuka beserta penghijauan dan fasilitas umum. Sedangkan konsep keleluasaan yang diwujudkan oleh pihak pengembang adalah dalam bentuk lebar jalan yang besar supaya keluar masuk di perumahan menjadi lancar. Efektifitas tapak perumahan dapat diukur dari peningkatan penjualan properti rata – rata per bulan dimana penjualan properti dari tahap I ke Tahap III mengalami kenaikan yang signifikan.

As for the residential site planning includes land use, planning concept, the principle ofdivision of lots, and street plans. In this research takes a case study in Bekasi Residential X will be analyzed based on the concept of developer freedom and relief The results of descriptive analysis of frequencies showed that the concept of relief that is realized by the developer is in the form of provision of open space and greenery and public facilities. While the concept of freedom embodied by the developer is in the form of a largewidth of the street and out of the housing in order to become fluent. Effectiveness can be measured tread of residential property sales increase in the average - average per month in which the sale of the property from Phase I to Phase III has increased significantly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditto Ferakhim
"Pemerintah menargetkan kekurangan pasokan atau backlog perumahan di 2019 menjadi 5,4 juta. Dengan kekurangan kebutuhan rumah susun sewa yang masih sangat besar, maka kebutuhan pembangunan rumah susun sewa di masa yang akan datang masih sangat tinggi.
Namun di lain pihak, pada pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia secara umum jumlah kecelakaan kerja juga meningkat. Merujuk data Badan Penyelenggara Jasa Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, secara nasional angka kecelakaan kerja sektor konstruksi tercatat sebagai sektor terbanyak nasional angka kecelakaan kerja.
Manajerial keuangan penting untuk membantu proses pembuatan keputusan terkait keselamatan kerja. Sedangkan penerapan pembiayaan SMK3 di Indonesia pada sektor konstruksi terutama pada bangunan gedung belum diatur secara jelas dan terukur. Pada pelaksanaannya, peraturan yang adapun belum sepenuhnya diikuti oleh para pelaku konstruksi bahkan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sendiri.
Activity-Based Costing (ABC) atau perhitungan biaya berbasis aktivitas telah muncul sebagai pendekatan baru yang menghubungkan biaya yang terkait langsung dengan kegiatan bisnis dengan produk manufaktur. Untuk membuat perhitungan biaya berbasis aktivitas, membuat WBS dan menentukan item pekerjaan secara tepat merupakan upaya yang bermanfaat dan diperlukan untuk penilaian risiko berbasis aktivitas yang efektif.
Pekerjaan arsitektur pada pembangunan gedung dalam hal ini pembangunan rumah susun sewa, adalah pekerjaan yang memiliki jumlah item pekerjaan paling banyak dibandingkan dengan item jenis pekerjaan yang lain.
Maka berdasarkan temuan di atas, mengingat masih tingginya rencana pembangunan rumah susun sewa, masih tingginya angka kecelakaan kerja dan masih belum diterapkannya pembiayaan K3 secara menyeluruh di lingkungan Kementerian PUPR maka penelitian ini fokus terhadap pengembangan biaya K3 untuk pekerjaan komponen arsitektur pada bangunan gedung rumah susun sewa di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berbasis WBS.

The government is targeting a supply shortage or housing backlog in 2019 to be 5.4 million. With the shortage of rental housing needs that are still very large, the development needs of rental flats in the future are still very high.
But on the other hand, the implementation of construction projects in Indonesia in general the number of work accidents also increased. Referring to Labor Social Service Agency (BPJS) data, nationally the number of occupational accidents in the construction sector is recorded as the most national sector of the number of occupational accidents.
Managerial finance is important to assist the process of making decisions related to work safety. While the regulations and provisions concerning OHS financing in Indonesia in the construction sector, especially in buildings, have not been clearly and measurably regulated. In its implementation, the existing regulations have not been fully followed by construction actors even within the Ministry of Public Works and Public Housing itself.
Activity-Based Costing (ABC) has emerged as a new approach that connects costs directly related to business activities with manufactured products. To make activity-based cost calculations, creating a WBS and determining work items appropriately is a useful and necessary effort for effective activity-based risk assessment.
Architectural work on building construction in this case the construction of rental apartments, is a job that has the highest number of work items compared to other types of work items.
Based on the findings above, given the highly demands for the construction of rental apartments, the high number of occupational accidents and the lack of overall implementation of safety cost financing within the Ministry of Public Works and Housing, this study focuses on safety cost components development for architectural component work in rental apartments building project at the Ministry of Public Works and Public Housing base on Work Breakdown Structure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anandita Sancoyo Murti
"Eksploitasi air tanah dangkal telah menyebabkan penurunan muka air tanah. Penulisan skripsi ini bertujuan memberikan solusi transisi dalam mengurangi ekploitasi air tanah dangkal. Solusi yang ditawarkan yaitu perancangan sumur dalam terpusat disertai sistem perpipaan dengan studi kasus di kawasan perumahan.
Metode perancangan sumur dalam terpusat meliputi perancangan sumur dalam menggunakan pompa submersible, serta jaringan distribusi perpipaan dengan metode Hardy-cross. Desain ini kemudian ditinjau kelayakannya dari sisi finansial, sosial, dan lingkungan. Kelayakan finansial meliputi biaya perancangan sumur dalam terpusat, kelayakan sosial berupa peningkatan harga jual properti yang berdampak pada taraf hidup pengguna, dan kelayakan lingkungan meninjau pengaruh penurunan muka air tanah pada kawasan perumahan.
Hasil analisa menunjukkan bahwa peningkatan harga jual properti akibat perbandingan sumur dalam terpusat terhadap sumur dangkal sebesar 1,62 kali lebih besar. Penurunan muka air tanah mengakibatkan tersedianya ruang discharge dan recharge. Nilai B/C rasio dari perancangan sumur dalam terpusat adalah 3,05. Secara umum keseluruhan perancangan sumur dalam terpusat layak diterapkan di kawasan perumahan.

The exploitation of shallow ground water has led to the decrease in groundwater. This study aims to offer transition solutions in reducing the exploitation of shallow ground water. Solutions that are proposed consist of the design of centralized deep well equipped with piping system in residential area.
The design method of deep well covers the utilization of submersible pump as well as design of piping distribution system using the Hardy-cross method. The feasibility level of the design is analyzed base on the financial, social, and environmental aspects. The financial analysis deal with the total cost of deep well construction, social feasibility calculate the increasing rate of properties pricing that will directly affect the quality of user’s life, and the environmental feasibility assess the impact of the decrease in groundwater at residential area.
The analysis results show that the increasing rate of property pricing due to the centralized comparison wells in shallow wells is 1.62 times greater, with the decrease itself causes the formation of recharge and discharge areas, and the value of B/C ratio is 3,05. At last, it can be concluded that the design of centralized deep well feasible to be implemented in residential area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, Heri R.H.
"Fenomena kegiatan ekonomi yang terjadi saat ini adalah berkembangnya usaha minimarket non-resto. Semakin banyak minimarket dibangun, terutama di lokasi yang terletak di pinggir jalan pada kawasan bisnis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji variabel karakteristik parkir pada minimarket non-resto yang terletak di kawasan bisnis dengan tingkat lalu lintas yang tinggi dan melakukan perbandingan dengan minimarket resto. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah tujuh minimarket pada kawasan bisinis dengan tingkat lalu lintas tinggi. Data yang digunakan berupa data parkir kendaraan baik sepeda motor maupun mobil selama 8,5 jam pemantauan.
Hasil dari kajian menunjukkan rata-rata durasi parkir sepeda motor sebesar 0,308 ± 0,089 jam/kendaraan (kategori singkat) dengan tingkat perputaran parkir sebesar 0,501 ± 0,170 kend/srp/jam (kategori rendah) dan rata-rata durasi parkir mobil sebesar 0,286 ± 0,139 jam/kendaraan (kategori singkat) dengan tingkat perputaran parkir sebesar 0,782 ± 0,292 kend/srp/jam (kategori tinggi). Komparasi karakteristik parkir antara minimarket non-resto dan minimarket resto dengan menggunakan analisa uji-t menunjukkan bahwa durasi parkir dan perputaran parkir pada minimarket non-resto dan minimarket resto tidak berbeda dan bisa dianggap sama.

The economical phenomenon which is recently happened is the franchise of nonresto minimarkets. There are many minimarkets build, especially on the roadside in business districts. The aim of this research is to assess the parking characteristic variables for non-resto minimarkets which is located in business district with high traffic and to compare the result with the resto minimarkets. This research is limited to seven minimarkets which are located in business district with high volume of traffic. The data used for this research is the parked vehicle data, both motorcycle and cars.
The result shows that the parking duration of motorcycle is 0,308 ± 0,089 hours/vehicle (short duration) and the turnover is 0,501 ± 0,170 vehicle/ups/hour (low turnover) and the parking duration of car is 0,286 ± 0,139 hour/vehicle (short duration) and the turnover is 0,782 ± 0,292 vehicle/ups/hours (high turnover). The comparison between the parking characteristics of minimarkets resto and minimarket non-resto using the t-test shows that the parking duration and the turnover for both of them are similar.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syihan
"Perkuatan geosintetik sering kali digunakan dalam pekerjaan penimbunan untuk mengantisipasi differential settlement yang terjadi apabila dibangun pada tanah lunak. Adanya perkuatan geosintetik ini diyakini dapat memberikan hasil yang cukup baik untuk meningkatkan performa timbunan agar tidak mengalami penurunan yang tidak seragam. Studi ini dilakukan dengan memvariasikan nilai kohesi tanah lunak, indeks kompresi tanah lunak, ketebalan tanah lunak, serta banyaknya lapisan geosintetik yang digunakan. Bahasan penelitian ini mencakup besarnya penurunan pada tanah timbunan pada akhir konsolidasi primer, regangan dan gaya aksial pada geosintetik yang disimulasikan menggunakan program Plaxis 2D. Selain itu, pengaruh terhadap faktor keamanan juga ditinjau pada akhir konstruksi dan juga pada saat konsolidasi primer selesai, agar diketahui bagaimana kelongsoran yang terjadi dan kemungkinan kegagalan timbunan.

Geosynthetic reinforcement is usually used in embankment construction to anticipate the differential settlement that occurs when it’s constructed on the soft soil. The use of geosynthetic reinforcement is believed could give a pretty good result to enhance the performance of the embankment so that the differential settlement would not occur. This study is done by varying the value of cohesions, compression indexes, and the thickness of soft soil layer, and also the number of geosynthetic layers used. The discussion of this research concludes the value of displacement of the embankment at the end of primary consolidation, the strain and the axial force of geosynthetic layer which is simulated by using Plaxis 2D. And also, the effects occured to safety factor is reviewed at the end of construction and at the end of primary consolidation, so that we know how the failure could occur and the chance of failure of the embankment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Rahmadi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuat mortar menggunakan sampah kertas yang telah diproses, untuk mendapatkan mortar yang ramah lingkungan, memenuhi standar dan diharapkan memiliki sifat mekanis yang lebih baik dibandingkan mortar yang menggunakan agregat alam dan tergolong beton ringan.Benda uji penelitian dibuat dengan persentase serbuk sampah kertas hasil pengolahan kertas bekas adalah10%, 15%, 20% dan 25% terhadap berat semen yang digunakan. Pengujian kuat tekan dan kuat lentur dilakukan pada hari ke-7,14, 21, 28,dan 56 sedangkan pengujian susut dilakukan hingga hari ke-28. Pengujian density pun dilakukan setelah umur mortar mencapai 28 hari.Dari hasil pengujian, didapatkan bahwa mortar dengan campuran 10% memiliki kuat tekanmutu sebesar 6.57 MPa dan 6.52 Mpa digolongkan kedalam tipe N yaitu jenis adukan dengan kuat tekan sedang, dipakai untuk aduk pasangan terbuka diatas tanah. Sedangkan campuran 15%memiliki mutu sebesar 4.62 MPa dan 25% sebesar 2.49 MPa digolongkan kedalam tipe O yaitu jenis adukan dengan kekuatan tekan yang agak rendah, dipakai untuk konstruksi tembok yang tidak menahan beban tekan tidak lebih dari 7 kg/cm² dan gangguan cuaca tidak berat.

ABSTRACT
This research object is make mortar using office block waste paper with shred paper pretreatment to get green mortar, standardized, and has a better mechanical quality than mortar using natural aggregate. The shredding paper ratio in mixture are 10%, 15%, 20% and 25% to cement mass. Compressive strength and flexural test did at day 7th, 14th, 21st, 28th whereas shrinkage test did at day 28th. Density test also did after mortar at the age of 28 days.As aresult from test, providable that the mixed 10% and 15% of mortar has compressive strength 6.57 MPa and 6.52 MPa. This kind of product be classified to N type that is mixed with medium compressive strength, used for open paired stir up on ground. The mixture of 20% mortar has compressive strength 4.62 MPa and the mixture of 25% of mortar has compressive strength 2.49 MPa, it can be classified to O type that is kind of mixed with low compressive strength, use for wall construction with compressive strength less than 7 kg/cm2 and medium disturbance of weather"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Derrie Nabilaputra
"In the construction world, concrete is still the main choice because of good economic value, as well as a variety of advantages. As one of the primary material in the construction world, concrete has always been developed in order to achieve improvement. Nearly all the material used for the manufacture of concrete using materials from nature so that with the use of concrete, the many large-scale mining occurred on natural rocks as concrete forming materials. This causes the least capacity provided by nature. Based on the results of an experimental study, recycled aggregate mortar containing 25% to 45% for coarse aggregate, and 70% to 100% for fine aggregate. From the explanation of it, arising out of research on the use of recycled aggregates instead of natural aggregate in concrete production. In this study, the waste concrete is concrete that is used with the K300-K350 quality crushed into aggregate recycling. The study was conducted on compressive strength, flexural strength, and shrinkage of the concrete. Compressive strength is reviewed at the age of 7 to 56 days, whereas for flexural strength at 28 and 56 days. For the composition of recycled aggregate is set at 0%, 20%, 40%, and 60%. Results of the testing showed that concrete with recycled coarse aggregate 20% has the highest compressive strength value, which is an increase of 22.67% from the normal concrete compressive strength at 28 days. The results of flexural strength testing, concrete with recycled coarse aggregate composition of 20% and 40% had the highest flexural strength values, ie an increase of 2.1807% of the flexural strength of normal concrete at 28 days. For shrinkage testing, concrete with recycled coarse aggregate content of 60% has the highest shrinkage rate when compared with the composition of the mixture of other aggregate.

Dalam dunia konstruksi, beton masih menjadi pilihan utama karena nilai ekonomisnya yang baik, serta berbagai keuntungan. Sebagai salah satu material utama dalam dunia konstruksi, beton selalu dikembangkan demi mencapai peningkatan. Hampir semua material yang digunakan untuk pembuatan beton menggunakan material dari alam sehingga dengan penggunaan beton yang banyak maka terjadi penambangan besar-besaran terhadap batuan alam sebagai bahan pembentuk beton. Hal ini menyebabkan semakin sedikitnya kapasitas yang disediakan oleh alam. Berdasarkan hasil studi eksperimental, agregat daur ulang mengandung mortar sebesar 25% hingga 45% untuk agregat kasar, dan 70% hingga 100% untuk agregat halus. Dari penjabaran itu, timbul penelitian mengenai penggunaan agregat daur ulang sebagai pengganti agregat alam pada pembuatan beton. Dalam penelitian ini, limbah beton yang digunakan adalah beton dengan mutu K300-K350 yang dihancurkan menjadi agregat daur ulang. Penelitian dilakukan pada kuat tekan, kuat lentur, dan susut pada beton. Kuat tekan ditinjau pada umur 7 hingga 56 hari, sedangkan untuk kuat lentur pada 28 dan 56 hari. Untuk komposisi agregat daur ulang ditetapkan sebesar 0%, 20%, 40%, dan 60%. Hasil dari pengujian didapatkan bahwa beton dengan agregat kasar daur ulang 20% mempunyai nilai kuat tekan tertinggi, yaitu meningkat sebesar 22,67% dari kuat tekan beton normal pada umur 28 hari. Hasil pengujian kuat lentur, beton dengan komposisi agregat kasar daur ulang 20% dan 40% memiliki nilai kuat lentur tertinggi, yaitu meningkat sebesar 2,1807% dari kuat lentur beton normal pada umur 28 hari. Untuk pengujian susut, beton dengan kandungan agregat kasar daur ulang 60% memiliki nilai susut tertinggi apabila dibandingkan dengan komposisi campuran agregat lainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>