Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113119 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nandha Riveri Sesunan
"ABSTRACT
Penelitian ini menawarkan alternatif metode dalam penyisihan kandungan
pencemar pada limbah cair rumah sakit dengan teknologi ozonasi katalitik
menggunakan Zeolit Alam Lampung (ZAL) jenis klinoptilolit yang dikombinasikan
dengan radiasi sinar UV. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan waktu
penyisihan (0, 15, 30, 60, dan 120 menit); dan sistem konfigurasi ozonasi dalam
pengolahan limbah cair, yaitu: ozon tunggal, Ozon-UV, Ozon-ZAL, Ozon-UV-ZAL.
Analisis yang dilakukan meliputi analisis COD dengan metode FAS, analisis NH3-N
dengan metode Nessler, metode TPC untuk mengetahui jumlah Coliform, dan analisis
antibiotik dengan menggunakan metode aminoantipirin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa konfigurasi Ozon-UV-ZAL sebagai konfigurasi yang terbaik
dari semua konfigurasi yang dirancang dengan efisiensi penurunan COD, NH3-N,
E.coli, Coliform, dan antibiotik masing-masing sebesar 50%; 28,74%; 100%;
83,14%; dan 100%.

ABSTRACT
This research attempts to proffer an alternative method to eliminate pollutants
from hospital wastewater through catalytic ozonation technology using combination
of ZAL and UV radiation. The research was conducted with various circulation of
time (0, 15, 30, 60, and 120 minutes); and system configuration of ozonation in
wastewater treatment (Ozone, Ozone-UV, Ozone-ZAL, and Ozone-UV-ZAL). The
results were analyzed which comprising of COD by FAS method, NH3-N by Nessler
Method, TPC method to determine the number of E.coli/coliform, and
aminoantipyrine method to antibiotics (phenol derivatives). To sum up, this research
pointed out that the configuration of Ozone-UV-ZAL became the best configuration
to treat the hospital wastewater with efficiency of removal reached: 50%; 28.74%;
100%-83.14%; and 100%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linggar Anindita
"Limbah cair industri tahu biasanya dibuang langsung ke lingkungan tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu sehingga berbahaya bagi lingkungan. Kandungan COD dan TSS pada limbah cair tahu melebihi ambang batas yang maksimal yang ditentukan oleh pemerintah. Metode ozonasi dan adsorpsi diketahui mampu mendegradasi kandungan senyawa organik dan anorganik pada limbah cair secara efektif. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kinerja pengolahan limbah cair industri tahu dengan metode ozonasi, adsorpsi dengan zeolit alam lampung ZAL, dan kombinasi keduanya. Sampel akan dialiri ke dalam kolom unggun diam yang diisi oleh zeolit dan dialirkan ozon dengan waktu 60 menit dan 120 menit. Efektivitas metode ini dievaluasi dari angka COD dan TSS yang terdegradasi dengan memvariasikan dosis ozon dan jumlah zeolit alam 50 g, 75 g, dan 100 g. Hasil terbaik dicapai menggunakan kombinasi metode ozonasi dan adsorpsi menggunakan 100 g zeolit dan dosis ozon sebesar 155,1 mg/jam yang menghasilkan penyisihan COD dan TSS sebesar 253 mg/L dan 29 mg/L.

Tofu industrial wastewater is usually disposed directly without undergo waste treatment that would endanger the environment. The number of COD and TSS in tofu industrial wastewater is exceed maximum number of COD and TSS number that determined by government. Ozonation and adsorption method are well known method that able to degrade organic and inorganic compounds in wastewater effectively. In this research, the removal of COD and TSS in tofu industrial wastewater was examined by ozonation method, adsorption method using zeolit alam lampung, and combination of them. The sample is passed into the packed bed column containing zeolite and using ozone in 60 minutes and 120 minutes. The method effectiveness was evaluated by COD and TSS degradation with variation of the dosage of ozone and amount of natural zeolite 50 g, 75 g, and 100 g . The best result is achieved when using combination of ozonation and adsorption with 100 g zeolite and dosage of ozone of 155.1 mg h that produced 253 mg L and 29 mg L removal of COD and TSS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Yanti Christine
"Dalam penelitian ini, dilakukan preparasi dan karakterisasi zeolit mesopori dengan bahan awal zeolit alam Lampung dengan metode tandem acid-base treatments. Zeolit alam yang umumnya merupakan material dengan ukuran mikropori dimodifikasi dengan menyatukan dua metode yang biasa dilakukan untuk mengubah ukuran mikropori zeolit menjadi zeolit hierarki, yaitu dealuminasi dan desilikasi. Proses dealuminasi diharapkan dapat meningkatkan rasio Si:Al sehingga terjadi proses pengaturan ulang dalam kerangka zeolit kemudian dilakukan proses desilikasi yang bertujuan untuk melarutkan sebagian Si dalam kerangka zeolit dan mengarahkan pembentukan mesopori dalam zeolit.
Dalam penelitian ini terjadi peningkatan luas permukaan dari yang sebelumnya 4,795 m2/g menjadi 16,855 m2/g. Zeolit yang berhasil dimodifikasi memiliki sisi aktif yang cukup besar yang dapat berperan menjadi adsorben ion logam berat Cu2+ yang lebih baik daripada zeolit tanpa modifikasi. Terlihat dari data UV-Visibel larutan Cu2+ yang tersisa hanya sebesar 176 ppm pada waktu 60 menit sementara pada waktu yang sama zeolit tanpa modifikasi menyisakan larutan Cu2+ sebesar 200 ppm.

In this research, hierarchical zeolite is prepared from natural zeolite by tandem acid-base treatments. Natural zeolite is occurred by nature to have micropore size modified with two familiar method that mostly used to change micropore size zeolite into hierarchical zeolite. They are dealumination and desilication. Extensive characterization of both natural and modified zeolite were conducted using XRD, BET, SEM-EDS, AAS. XRD Pattern of Raw Zeolite, Pre-treated Zeolite, Z-A1, Z-A2, and Z-A2-B1 shows that the process to modify this material does not change the crystallinity characteristic of this material.
In this research, surface area increase from 4,795 m2/g to16,855 m2/g. Application of these material as adsorbent of heavy metal were carried out using solution of 300 ppm Cu2+. The UV-Vis result shows the modified zeolite (c.a. 10 mg) give better performance than natural zeolite."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S57564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manulang, Ramah Pita
"Limbah cair medis rumah sakit bersifat toksik karena mengandung bahan yang berasal dari farmasi, laboratorium, dan lainnya yang dapat berdampak negatif bagi makhluk hidup. Limbah cair medis RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo memiliki nilai rasio BOD/COD <0,01. Dibutuhkan pengolahan khusus untuk mengolah limbah cair medis, agar limbah cair medis tidak mengganggu kinerja IPAL dan mencapai rasio BOD/COD sebesar 0,6 dengan pengolahan biologis. Salah satu pre-treatment yang dapat digunakan untuk mengolah limbah cair medis adalah koagulasi-flokulasi dengan koagulan FeCl3. Tes koagulasi-flokulasi dilakukan menggunakan perangkat jar-test dalam skala laboratorium.
Hasil dari percobaan dengan range koagulan 25?350 ppm, menunjukkan dosis optimal sebesar 150 ppm dengan pH akhir sebesar 4,81 dan dapat mengurangi COD hingga 66,03%, namun menaikan BOD sebesar -150,12%. Rasio BOD/COD yang dihasilkan dari percobaan koagulasi-flokulasi sebesar 0,0168, masih jauh dari rasio BOD/COD yang diharapkan yaitu 0,6. Pre-treatment koagulasi ? flokulasi kurang efektif digunakan untuk mengolah limbah cair medis RSCM, namun hal tersebut kembali lagi bergantung pada karakteristik limbah cair medis yang dihasilkan rumah sakit. Untuk meningkatkan efektivitas kinerja koagulasi-flokulasi dibutuhkan pengolahan tambahan, seperti membran ultrafiltrasi.
Hospital medical wastewater is toxic because it contains substances that are derived from pharmacy, laboratory, and others which may have negative impacts for living things. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo medical wastewater has ratio value of BOD/COD of <0,01. It needs a special treatment for medical wastewater, so it will not interfere the performance of WWTP with biological treatment and achieve the ratio of BOD/COD of 0.6. Pre-treatment that can be used for medical wastewater is coagulation-flocculation with FeCl3 coagulant. Jar test is used to test coagulation-flocculation in laboratorium scale.
The experiment with range coagulant dose 25-350 ppm, showed that the optimal dose of coagulant is 150 ppm with a final pH 4.81 and can reduce COD up to 66,03%, but increase the BOD of -150,12%. The result of the ratio of BOD/COD from the coagulation-flocculation experiments is 0.0168, still far from the ratio of BOD/COD expected which is 0.6. Pre-treatment of coagulation - flocculation is a less effective for RSCM medical wastewater treatment, but it depends on the characteristics of medical wastewater that generated from hospital. To improve the effectiveness of coagulation-flocculation performance, it requires additional processing such as ultrafiltration membranes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42304
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akam
"Usaha untuk meminimisasi limbah buangan industri yang mengandung amonia agar mencapai baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah RI dalam Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep-51/MENLH/10/1995 yang diperbolehkan dalam buangan limbah ke air pemukaan tanah adalah 50 mg/L (50 ppm) dan beban pencemaran maksimum sebesar 0.75 kg amonia/ton limbah. Minimisasi limbah pada industri mensaratkan penggunaan proses operasi seefisien mungkin dan kontinyu serta hasil yang optimal.
Dalam penelitian ini kolom adsorpsi-regenerasi sistem tertutup dibuat agar dua buah kolom dapat digunakan secara simultan sehingga mendekati kondisi yang diharapkan dalam industri. Zeolit yang digunakan adalah zeolit alam lampung yang telah mengalami pencucian dan pemanasan pada 150 °C. Garam NaCl yang digunakan sebagai regeneran adalah garam yang dijual dipasar (Refina) dan keluaran dari kolom regenerasi dikembalikan lagi kedalam bak penampung regeneran sehingga penggunaan bahan regeneran lebih ekonomis. Konsentrasi regeneran yang digunakan 5 g/L, laju alir fluida 0.3 ml/dtk serta dilakukan variasi suhu regeneran yaitu: 30 °C, 40 °C dan 60. Limbah amonia yang digunakan adalah Iimbah buatan mengandung amonia teknis 1 g/L; larutan amonia teknis 2 g/L dan urea 1 g/L, serta limbah yang sesungguhnya yang mengandung limbah amonia industri 2 g/L. Konsentrasi amonia keluaran reaktor dianalisis dengan metode destilasi-titrasi, sedangkan zeolitnya dikarakterisasi dengan FTIR.
Dari hasil penelitian diperoleh penggunanaan kolom adsorpsi-regenerasi sistem tertutup belum Iayak untuk dikembangkan dalam skala industri pada pemakaian konsentrasi amonia 2 g/L. Peningkatan suhu regenerasi dapat memperkecil penurunan kapasitas adsorpsi amonia. Umur dari zeolit untuk mencapai baku mutu bervariasi untuk masing-masing suhu regenerasi namun semuanya pada tahap adsorpsi 2. Untuk suhu regenerasi 30 °C, 40 °C dan 60 °C penurunan kapasitas adsorpsi (5 siklus) rata-rata berturut-turut 5.61 %, 4.85 % dan 3.178 %. Penggunaan limbah amonia sesungguhnya memperkecil penurunan kapasitas adsorpsi namun lebih cepat melewati baku mutu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaka Wibowo
"Suatu konsep baru sistem penghilangan merkuri yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah merubah bentuk organomerkuri ke bentuk yang dapat di adsorp dengan cara impregnasi zeolit dengan senyawaan reduktor SnCl2. Adsorben Zeolit/SnCl2 di preparasi pada komposisi yang berbeda, mengandung 0,5 ? 10 % SnCl2 dalam adsorben. Hasil karakterisasi menunjukkan keberadaan Sn(II) pada permukaan zeolit dengan tidak merusak struktur zeolit. Hasil uji adsorpsi menunjukkan komposisi optimum adsorben adalah Zeolit/SnCl2 0,5 % wt dengan luas permukaan 15,72 m2/g. Zeolit klinoptilolit aktif tanpa impregnasi memberikan efisiensi adsorpsi 25,59 % dan pada Zeolit/SnCl2 0,5% wt efisiensi adsorpsinya sebesar 54,70 %. Hasil ini mengindikasikan bahwa penambahan SnCl2 dalam zeolit klipnotilolit aktif mampu meningkatkan efisiensi kemampuan adsorpsi merkuri dalam minyak mentah.

A new concept of mercury removal system has been developed in this study is to change organomercury shape into a form that can be adsorp by impregnating clinoptilolite zeolite with SnCl2 as reductor. Preparation of clinoptilolite zeolite/SnCl2 adsorbent with different compositions, contain 0.5 - 10% SnCl2 in the adsorbent. Characterization results showed the presence of Sn(II) on the surface of the clinoptilolite zeolite with no damage to structure of clinoptilolite zeolite. Adsorption test carried out using a batch reactor to determine the ability of an adsorbent which has been in preparation. Test results showed the optimum adsorbent composition is 0.5 wt% Zeolit/SnCl2 with a surface area of 15.72 m2/g. Adsorption without impregnation of the actived clipnotilolite zeolite provided adsorption efficiency of 25.59 % and 0.5% wt Zeolit/SnCl2 adsorption efficiency of 54.70%. These results indicate that the addition of SnCl2 in the actived zeolite clinoptilolite be able to increase the efficiency of adsorption performance of mercury in crude oil."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S43359
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Purwanto
"Ion Ca2+ merupakan sumber kesadahan dalam air. Kesadahan air mengakibatkan sabun sukar untuk membuih sehingga pakaian sulit untuk menjadi bersih. Kesadahan juga mengakibatkan timbulnya kerak dalam ketel. Kerak ini akan menghalangi transfer panas yang pada akhirnya akan memboroskan bahan bakar. Karena itulah ion Ca2+ harus dikurangi hingga ambang batas yang telah ditetapkan Departemen Kesehatan yaitu maksimal 500 ppm.
Pada penelitlan ini digunakan zeolit alam Lampung sebagai adsorben untuk menyerap ion Ca2+. Ukuran zeolit yang digunakan adalah 20-10 mesh dan 30-20 mesh. Sebelum digunakan zeolit terlebih dahulu direndam dalam larutan NH4Cl 1,5M selama 50 jam. Selanjutnya dipanaskan dalam tungku dengan suhu 200°C selama lebih kurang 2 jam. Pemanasan ini akan melepaskan NH dan terbentuk H-zeolit. H-zeolit digunakan sebagai unggun dalam tangki filtrasi dengan variasi tinggi 5 cm, 7,5 cm, dan 10 cm.
Tangki filtrasi yang digunakan terbuat dari kaleng cat yang berdiameter 28,5 cm dan tinggi 37,5 cm. Air baku yang telah dimasukkan garam CaCl2 masuk melalui bagian bawah tangki filtrasi dan keluar melalui saluran keluar di bagian atas tangki. Lamanya waktu sejak keran masuk dibuka hingga air filtrat keluar pertama kali kurang lebih 20 menit. Menit tersebut adalah menit ke-0. Sampel diambil setiap 1 menit kemudian diuji dengan AAS di laboratorium AAS di Jurusan Fisika FMIPA UI.
Dari hasi pengujian dengan AAS, diperoleh grafik konsentrasi ion Ca2+ terhadap waktu. Grafik tidak menunjukkan kondisi ideal adsorpsi di mana pada grafik hasil pengujian konsentrasi ion Ca2+ dalam effluent terlihat fluktuatif. Idealnya pada beberapa waktu pertama konsentrasi ion Ca2+ dalam effluent relatif konstan dalam jumlah di bawah konsentrasi awal. Kemudian setelah adsorben mulai jenuh, konsentrasi ion Ca2+ mulai naik mencapai konsentrasi awal. Kemungkinan hal ini disebabkan adanya ion-ion lain sehingga terjadi interferensi dalam embacaan AAS dan adanya ion Ca2+ dalam zeolit yang ikut terlepas masuk dalam filtrat.
Namun secara garis besar H-zeolit dengan ukuran 30-20 mesh jelas memiliki luas permukaan lebih besar daripada yang berukuran 20-10 mesh. H-zeolit dengan ukuran 30-20 mesh mampu menurunkan konsentrasi ion Ca2+ dalam effluent dengan lebih baik. Hingga menit ke-60, unggun zeolit dengan tinggi 5 cm bisa menurunkan sampai 689 ppm, ketinggian 7,5 cm bisa menurunkan sampai 496 ppm, dan ketinggian 10 cm bisa mengurangi sampai 522 ppm. Konsentrasi ion Ca2+ dalam effluent cenderung terus turun. Jika waktu operasi diperpanjang kemungkinan konsentrasi ion Ca2+ dalam effluent bisa mencapai ambang batas yang telah ditetapkan yaitu sebesar 500 ppm bahkan bisa kurang dari itu.
Sedangkan zeolit alam Lampung ukuran 20-10 mesh dengan tinggi unggun 5 cm hanya mampu mengadsorp sampai menit ke-40 saja (kandungan ion Ca2+ dalam effluent berkurang hingga 634 ppm), ketinggian unggun 7,5 cm bisa mengadsorp sampai menit ke-50 (kandungan ion Ca2+ dalam effluent berkurang hingga 574 ppm), dan ketinggian unggun 10 cm bisa mengadsorp juga sampai menit ke-50 (kandungan ion Ca2+ dalam effluent berkurang hingga 412 ppm)."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S50844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Ali Rimbasa
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Epifani Satiti
"The purposes of this research are to identify & characterize the wastewater, discharged from a traditional market and also to evaluate its Sewage Treatment Plant performance. Case study is done in Glodok Traditional Market from November until December 2010. Wastewater identification and characterization took place in wet lot, which consist of fish lot, chicken lot, and meat lot. The source of fish lot wastewater are fish washing and rinsing, shrimp shell and squid cleaning, melting ice cube from fish storage, and hand washing from the seller itself; in chicken lot, wastewater is discharge from chicken slaughter; while in meat lot, the wastewater is released from washing cow stomach wall activities (in the making of tripe).
Result of the research in identification showed that the discharge of waste water can be identified using flow rate based on selling volume. Meanwhile, the result of characterization are: Fish lot : pH = 6.153, TSS = 786.667 mg/L, Total N = 123.330, Ammonia = 101.333, Total P = 24.981, BOD = 1109.388, COD = 2037.248, Oil and grease = 1004.5 ; Chicken lot : pH = 5.893, TSS = 666.667 mg/L, Total N = 75.557 mg/L, Ammonia = 54 mg/L, Total P = 16.247 mg/L, BOD = 598.963 mg/L, COD = 1392.304 mg/L, oil and grease = 518 mg/L; Meat lot : pH = 10.553 mg/L, TSS = 460 mg/L, Total N = 32.720 mg/L, Ammonia = 12 mg/L, Total P = 9.43 mg/L, BOD = 100.031 mg/L, COD = 1536.240 mg/L, oil and grease = 668 mg/L.
Result of STP evaluation showed that STP plan which is made based on office and hotel biological loading causing the performance of STP is not optimum. It can be displayed from the value of TSS and oil & grease of the effluent, whose not meet by the quality standard of Kepmenlh 112 tahun 2003. The low performance of STP also can be seen from high amount of ammonia in effluent because the process itself only can remove BOD without followed by nitrification."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50686
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Radityo
"Penggunaan zeolit sebagai katalis terutama katalis ZSM-5 telah banyak diterapkan hampir di semua industri. Pengembangan akan sintesis ZSM-5 terus dilakukan. Pada penelitian terdahulu, sol-gel yang dihasilkan memerlukan waktu aging yang lama (5 hari), suhu pemanasan yang tinggi (160 oC), dan belum optimalnya pengamatan terhadap gel yang terbentuk yakni komposisi Si/Al, perolehan (yield), dan morfologi. Penelitian ini dititikberatkan pada pembentukan sol-gel dengan memvariasikan kondisi operasi menggunakan Jet Bubble Column serta tidak dilakukan pemanasan dengan hasil waktu pembentukan sol-gel selama 3 hari, persebaran Si-Al yang merata, dan perolehan yield sebesar 50.18 %.

Using zeolite as a catalyst especially ZSM-5 have already applied almost at all industry. Development of ZSM-5 synthesis have done continuously. In earlier research, sol-gel need a long aging period (5 days), high treatment temprature (160 oC) and have not observed yet some parameters such as Si/Al composition, yield, and morfology. In this research, we focus on sol-gel forming with different operating condition using Jet Bubble Column and without treatment. As a result is 3 days sol-gel forming time, homogeneous sol-gel, and 50.18% yield."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43418
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>