Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192165 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunilasari
"Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko kejadian penyakit kardiovaskular. Hipertensi pada remaja dapat terus berlanjut pada usia dewasa dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi. Faktor risiko hipertensi pada remaja multifaktorial.
Tujuan: Mengetahui prevalens dan faktor yang memengaruhi kejadian hipertensi pada remaja siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jakarta Pusat.
Metode: Studi potong lintang pada 313 anak usia 12-18 tahun siswa SMP. Data riwayat hipertensi dalam keluarga, ras/suku, berat lahir, aktifitas fisis, merokok dan konsumsi alkohol diperoleh dari kuesioner. Pada subjek penelitian juga dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan dan tekanan darah. Kriteria hipertensi berdasarkan The Fourth Report of National High Blood Pressure Education Programme Working Group on High Blood Pressure in Children and Adolescent.
Hasil: Di antara 313 remaja dengan rerata usia 13,97±1,02 tahun, prevalens hipertensi adalah sebesar 9,6%. Pada analisis bivariat didapatkan hubungan yang bermakna antara riwayat hipertensi dalam keluarga (ayah hipertensi; p = 0,012, IK 95% = 1,20-6,02) dan berat badan lebih/obesitas (p<0,001; IK 95% = 2,99-14,42) dengan hipertensi. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa berat badan lebih/obesitas mempunyai risiko enam kali mengalami hipertensi dibandingkan remaja dengan berat badan normal. (OR = 6,5; IK 95% = 2,99-14,43). Tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin, berat lahir rendah, ras/suku, aktivitas fisis, dan merokok dengan hipertensi.
Simpulan: Prevalens hipertensi pada remaja dalam penelitian ini cukup tinggi. Terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat hipertensi dalam keluarga dan berat badan lebih/obesitas dengan hipertensi. Pencegahan berat badan lebih atau obesitas diharapkandapat menurunkan prevalens hipertensi pada remaja.

Background: Hypertension in adolescent has been often associated with other cardiovascular risk factors. Contributing factors of hypertension in adolescent are multifactorial.
Objectives: To determine the prevalence of hypertension in Junior High School adolescents in Central Jakarta and its potentially associated factors, such as gender, family history of hypertension, race/ethnic, low birth weight, overweight/obesity, physical activity, smoking, and alcohol consumption.
Methods: A cross sectional study involved 313 children aged 12-18 years, where were randomly selected from Junior High Schools in Central Jakarta, during March ? May 2014. Information about family history, race/ethnic, birth weight, physical activity levels, smoking and consumption of alcohol was gathered by questionnaire. Body weigth, heigth and blood pressure were measured. Hypertension was defined according to The Fourth Report of National High Blood Pressure Education Programme Working Group on High Blood Pressure in Children and Adolescent.
Results: The study included 313 adolescents with mean age 13.97±1.02 years. Prevalence of hypertension was 9.6%. Bivariate analysis showed that family history of hypertension (parental hypertension; p = 0.012; CI 95% = 1.20-6.02) and overweight/obesity (p<0.001; CI 95% = 2.99-14.42) were significantly associated with hypertension. The multivariate analysis indicated that overweight/obese adolescents displayed six times more chance of having hypertension than adolescents with light/normal weight (OR = 6.5; CI 95% = 2.99-14.43). Gender, low birth weight, race/ethnic, physical activity, and smoking were not significantly associated with hypertension.
Conclusions: The prevalence of hypertension in the sample studied was high. Overweight/obesity and family history of hypertension were significantly associated with hypertension. The prevention of overweight and obesity can decrease the prevalence of hypertension.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunilasari
"Latar Belakang: Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko kejadian penyakit kardiovaskular. Hipertensi pada remaja dapat terus berlanjut pada usia dewasa dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi. Faktor risiko hipertensi pada remaja multifaktorial.
Tujuan: Mengetahui prevalens dan faktor yang memengaruhi kejadian hipertensi pada remaja siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jakarta Pusat.
Metode: Studi potong lintang pada 313 anak usia 12-18 tahun siswa SMP. Data riwayat hipertensi dalam keluarga, ras/suku, berat lahir, aktifitas fisis, merokok dan konsumsi alkohol diperoleh dari kuesioner. Pada subjek penelitian juga dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan dan tekanan darah. Kriteria hipertensi berdasarkan The Fourth Report of National High Blood Pressure Education Programme Working Group on High Blood Pressure in Children and Adolescent.
Hasil: Di antara 313 remaja dengan rerata usia 13,97±1,02 tahun, prevalens hipertensi adalah sebesar 9,6%. Pada analisis bivariat didapatkan hubungan yang bermakna antara riwayat hipertensi dalam keluarga (ayah hipertensi; p = 0,012, IK 95% = 1,20-6,02) dan berat badan lebih/obesitas (p<0,001; IK 95% = 2,99-14,42) dengan hipertensi. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa berat badan lebih/obesitas mempunyai risiko enam kali mengalami hipertensi dibandingkan remaja dengan berat badan normal. (OR = 6,5; IK 95% = 2,99-14,43). Tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin, berat lahir rendah, ras/suku, aktivitas fisis, dan merokok dengan hipertensi.
Simpulan: Prevalens hipertensi pada remaja dalam penelitian ini cukup tinggi. Terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat hipertensi dalam keluarga dan berat badan lebih/obesitas dengan hipertensi. Pencegahan berat badan lebih atau obesitas diharapkandapat menurunkan prevalens hipertensi pada remaja.

Background: Hypertension in adolescent has been often associated with other cardiovascular risk factors. Contributing factors of hypertension in adolescent are multifactorial.
Objectives: To determine the prevalence of hypertension in Junior High School adolescents in Central Jakarta and its potentially associated factors, such as gender, family history of hypertension, race/ethnic, low birth weight, overweight/obesity, physical activity, smoking, and alcohol consumption.
Methods: A cross sectional study involved 313 children aged 12-18 years, where were randomly selected from Junior High Schools in Central Jakarta, during March – May 2014. Information about family history, race/ethnic, birth weight, physical activity levels, smoking and consumption of alcohol was gathered by questionnaire. Body weigth, heigth and blood pressure were measured. Hypertension was defined according to The Fourth Report of National High Blood Pressure Education Programme Working Group on High Blood Pressure in Children and Adolescent.
Results: The study included 313 adolescents with mean age 13.97±1.02 years. Prevalence of hypertension was 9.6%. Bivariate analysis showed that family history of hypertension (parental hypertension; p = 0.012; CI 95% = 1.20-6.02) and overweight/obesity (p<0.001; CI 95% = 2.99-14.42) were significantly associated with hypertension. The multivariate analysis indicated that overweight/obese adolescents displayed six times more chance of having hypertension than adolescents with light/normal weight (OR = 6.5; CI 95% = 2.99-14.43). Gender, low birth weight, race/ethnic, physical activity, and smoking were not significantly associated with hypertension.
Conclusions: The prevalence of hypertension in the sample studied was high. Overweight/obesity and family history of hypertension were significantly associated with hypertension. The prevention of overweight and obesity can decrease the prevalence of hypertension.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Suciaty Purnama
"Hipertensi merupakan penyebab kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur. Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit degeneratif lainnya. Sebagian besar kasus (90%) penyebab dari hipertensi tidak diketahui, sedangkan 10% lainnya disebabkan oleh penyakit-penyakit yang sudah diketahui seperti aterosklerosis, tumor pada kelenjar adrenal, atau malfungsi ginjal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di posyandu lansia wilayah Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian adalah lansia yang terdaftar di posyandu lansia wilayah Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat tahun 2013 sebanyak 75 orang.
Hasil penelitian ini mendapatkan proporsi lansia yang mengalami hipertensi adalah sebesar 62,7%. Tekanan sistolik tertinggi adalah 240 mmHg, sedangkan tekanan diastolik tertinggi adalah 150 mmHg. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi dalam penelitian ini adalah riwayat hipertensi keluarga (PR: 3,216 dengan 95% CI: 1,587-6,515), dan riwayat penyakit Diabetes Melitus (PR: 2,375 dengan 95% CI: 1,366-4,128). Hubungan yang tidak bermakna secara statistik terdapat pada hubungan antara jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, IMT, asupan natrium, asupan lemak, aktifitas fisik, kebiasaan merokok, dan stres dengan hipertensi.

Hypertension is the third major cause of death in Indonesia for all ages. Much research has proven that hypertension is the major risk factor for the onset of degenerative disease. Most of the cases (90%) cause of hypertension is unknown, while 10% other caused by diseases already known as atheroschlerosis, tumor on the adrenal glands, or kidney malfunctions.
This research aims to know the prevalence of hypertension and factors that related with the incidencce of hypertension in elderly at elderly posyandu subdistrict Johar Baru, Central Jakarta 2013. This research is quantitative research with cross sectional design study. Sample research is elderly who registered at elderly posyandu subdistrict Johar Baru, Central Jakarta 2013 as many as 75 people.
Result of this research to get the proportions of elderly who suffer hypertension is 62,7%. Highest systolic pressure is 240 mmHg, while the highest diastolic pressure is 150 mmHg. Factors related to the incidence of hypertension in this research is a family history of hypertension (PR: 3,216 with 95% CI: 1,587-6,515), and a history of Diabetes Mellitus (PR: 2,375 with 95% CI: 1,366-4,128). The relation that no statitically significant are on relations between gender, education, occupation, marital status, BMI, sodium intake, fat intake, physical activity, smoking habit, and stress by hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Prabata
"Hipertensi, melalui komplikasinya, merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia. Indonesia, sebagai negara berkembang, merupakan tempat dimana prevalensi penyakit tidak menular, termasuk hipertensi, semakin meningkat jumlahnya setiap tahun. Hipertensi merupakan penyakit yang dipengaruhi kemunculan, progresivitas, serta komplikasinya, oleh pelbagai faktor antara lain faktor sosioekonomi, demografi, serta status kesehatan dan perilaku. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai prevalensi hipertensi dan hubungan hipertensi dengan pelbagai faktor tersebut agar dapat mengetahui mengenai gambaran permasalahan hipertensi dan membantu dalam pencegahan, penatalaksanaan, serta deteksi dini komplikasi hipertensi.
Penelitian dilaksanakan dengan metode cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis poli rawat jalan RSCM pada tahun 2010. Setelah data terkumpul, dilakukan analisa data dengan pertama-tama menghitung prevalensi hipertensi, kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji hipotesis pada masing-masing variabel.
Berdasarkan penelitian didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 8,2% dan menempati peringkat kedua penyakit berfrekuensi tertinggi di poli rawat jalan RSCM. Berdasarkan uji hipotesis didapatkan hasil terhadap variabel usia p<0,001, jenis kelamin p=0,972, status pernikahan p=0,181, pekerjaan p=0,002, asuransi pembiayaan p<0,001, tingkat pendidikan p<0,001, status gizi p=0,106, gaya hidup p=1,000, dan riwayat penyakit sebelumnya p=0,049. Melalui hasil tersebut, maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada variabel usia dan tidak terdapat perbedaan bermakna pada variabel jenis kelamin.

Hypertension, because of its complication, is the first cause of death globally.
Indonesia, as a develop country, is a place where prevalence of non-infection disease, included hypertension, is increasing every year. Hypertension is a disease which its appearance, progression, and complication, is influenced by many factor, such as socioeconomic, demography, and health status and behavior. Because of those reasons, we did research about prevalence of hypertension and relation between hypertension and those factors, in order to know better about picture of hypertension problem and help the development of prevention, management, and early detection of hypertension complication.
This research use cross sectional method and secondary data from medical record at polyclinic Cipto Mangunkusumo Hospital in 2010. After all of data was collected, we analyzed it, by counting the prevalence of hypertension first, then we tested our hypothesis. Based on this research, we obtained that the prevalence of hypertension is 8,2% and hypertension is in the second rank from all disease in RSCM.
Based on hypothesis test, we obtained that the result for each variable is age p<0,001, gender p=0,972, marital status p=0,181, job status p=0,002, utilization of health insurance p<0,001, education p<0,001, nutrient status p=0,106, lifestyle p=1,000, and disease history p=0,049. Based on the result, it can be concluded that there is a significant value on age and there isn?t a significant value on gender.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Yudi Kristanto
"Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dan menetap diatas dari batas normal, sebagai akibat terjadinya gangguan sistem sirkulasi darah. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007) secara nasional, diketemukan prevalensi hipertensi sebesar 31,7 % pada kelompok umur 18 tahun atau lebih serta mulai banyak dijumpai pada kelompok usia muda 15 ? 17 tahun (8,3%). Hasil Riskesdas 2013 hipertensi turun menjadi 25,8 persen tetapi terjadi peningkatan prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara (apakah pernah didiagnosis nakes dan minum obat hipertensi) dari 7,6 persen tahun 2007 menjadi 9,5 persen tahun 2013. Tekanan darah remaja bervariasi karena banyak faktor mempengaruhinya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan terjadinya hipertensi pada kelompok remaja umur 15 ? 24 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dan analisis statistik dilakukan dengan menggunakan regresi logistik berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 12,2 % remaja mengalami hipertensi. Berdasarkan hasil analisis multivariat dapat diketahui bahwa faktor yang berpengaruh besar terhadap kejadian hipertensi pada remaja adalah obesitas dan umur dengan OR 2,83 dengan 95% CI 2,63 ? 3,03. Umur mempunyai OR 0,42 dengan 95% CI 0,40 ? 0,45. Tidak terdapat interaksi antara obesitas dan umur pada analisis interaksi. Diperlukan upaya dan peran serta berbagai pihak untuk menurunkan prevalensi hipertensi remaja di Indonesia.

Hypertension is the increase in blood pressure and settled above the normal limit, as a result of impaired blood circulation system. Result basic health Research (Riskesdas 2007), found the prevalence of hypertension of 31.7% in the group aged 18 years or older as well as many found in young age groups 15% u2013 17 years (8.3 percent). Results Riskesdas 2013 hypertension dropped to 25,8 percent but an increase in the prevalence of hypertension based on interviews (if ever diagnosed hypertension drugs and drinking nakes) from 7.6 percent in 2007 to 9.5 percent by 2013. Teen's blood pressure varies due to many factors affected it.
The purpose of this research is to know the factors associated with the occurrence of hypertension in adolescent age group 15 - 24 years in Indonesia. This research uses the draft cross sectional and statistical analysis is carried out using multiple logistic regression.
The results showed that as much as of teens experiencing 42,70 hypertension. Based on the results of the multivariate analysis can be aware that factors that influence the incidence of hypertension in adolescents is obese and aged with OR 2.83 with 95% CI 2.63 - 3.03. Age have OR 0.42 with 95% CI 0.40 - 0.45. There was no interaction between obesity and age analysis of interaction. It takes effort and involvement of various parties to lower the prevalence of hypertension of teenagers in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41556
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viandini Permatahati
"Hipertensi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang mengakibatkan berbagai penyakit yang penyebabnya multifaktorial. Riset ini bertujuan untuk mengamati dan mengidentifikasi prevalensi hipertensi dengan hubungannya dengan faktor-faktor terkait, yaitu demografi (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan) dan gaya hidup (merokok, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, BMI) dengan menggunakan desain cross-sectional pada penduduk yang tinggal di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur. Hasil yang didapatkan adalah prevalensi hipertensi sebesar 25,1% di antara 432 responden dengan proporsi wanita lebih banyak yang mengalami hipertensi dibandingkan dengan laki-laki (p = 0,045).

Hypertension is a condition where there is blood pressure elevation resulting risks of having several diseases which the causes are multifactorial. This study aims to observe and identify the prevalence of hypertension and its relation to several factors, which are demographic (age, gender, level of education and occupation) and lifestyle (smoking, physical activity, alcohol consumption, BMI) by using cross-sectional study to people who live in Kelurahan Kayu Putih, East Jakarta. The result shows that prevalence of hypertension is 25.1% among 432 respondents, with females are more likely to have hypertension compared to male (p=0.045)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nidiananda Amelina Putri
"Skripsi ini membahas perbedaan proporsi berbagai faktor risiko hipertensi pada guru sekolah dasar di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan Tahun 2013. Metode yang digunakan adalah cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2013. Sampel adalah guru sekolah dasar berusia ≥20 tahun yang bekerja di sekolah dasar yang tersebar di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi sebesar 30.2%. Variabel yang menunjukkan perbedaan signifikan diantaranya Indeks Massa Tubuh (IMT) (OR 4.778 dengan p value 0.001), Riwayat Hipertensi Orang Tua (OR 4.667 dengan p value 0.000), dan Umur (OR 8.017 dengan p value 0.000). Kecukupan lemak merupakan variabel dominan kejadian hipertensi pada guru SD di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan tahun 2013.

This thesis aims to explain the differences of proportion of hypertension risk factors. The research method is cross sectional study during March 2013 - April 2013 with elementary school’s teachers in Cilandak, South Jakarta who are 20 years old or older as the specified sample. The result of this research shows that there are several variables with significant differences. The result of this study shows the prevalence of hypertension by 30.2%. Those variables was a significant correlation are Body Mass Indeks (IMT) (OR 4.778 and value 0.001), parent's history of hypertension, (OR 4.667 and p value 0.000), and age (OR 8.017 and p value 0.000). Fat consumption is the dominant variable that trigger the occurrence of hypertension at elementary school’s teachers in Cilandak, South Jakarta in 2013."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Kusumawati
"Remaja di dunia maupun di Indonesia yang jumlahnya sekitar seperlima dari jumlah penduduk sering mendapat hambatan didalam tumbuh kembangnya. Sifat rasa ingin tahu remaja yang besar serta keberanian untuk mencoba hal baru tanpa mempertimbangkan dampaknya sering membuat remaja terjerumus kedalam berbagai bentuk perilaku bersiko, salah satunya perilaku seksual beresiko. Penelitian dengan disain potong lintang untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja. Penelitian dilakukan pada 187 orang responden siswa kelas XI SMA sederajat di Kota Jambi dilaksanakan pada bulan April 2014.
Hasil penelitian ini menemukan sebanyak 89,8% siswa memiliki perilaku seksual resiko rendah dan 10,2% siswa memiliki perilaku seksual resiko tinggi. Usia termuda responden yang telah melakukan hubungan seks adalah 14 tahun dan tertua 17 tahun; bentuk hubungan seksual yang dilakukan adalah seks oral (4,81%), seks anal (1,60%) dan seks vaginal (3,74%). Hasil analisis mutivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang paling berhubungan dengan perilaku seksual remaja adalah jenis kelamin (laki-laki) dan umur pubertas (dini) dengan Odss Ratio 4,01 (95% CI :1.059 ? 15.212) untuk jenis kelamin dan 3,98 (95% CI :1.130 ? 14.056) untuk umur pubertas. Oleh karena itu, disarankan agar para pemangku kepentingan utama serta para orang tua untuk dapat segera mengambil tindakan sesuai dengan porsi masing-masing. Hal ini demi menyelamatkan generasi muda dari kehancuran moral dan masa depan bangsa ini.

Adolescents of Indonesia and even the whole world constitute one fifth of total number of human. They often face various problems during their growth. Their curiousity and courage to try new things whilst ignoring the effects lead them entangled into many risky behaviour, sexual risky behavior. This cross-sectional is intended to find out factors related to adolescent sexual behavior. This research has 187 respondents who are students of 11thGrade of Senior High School in Kota Jambi for April 2014.
The results are 89,8% for low risk sexual behaviour while 10,2% for high risk sexual behaviour. It is also surprisingly found that youngest respondent had sexual intercourse is 14 years of age while the oldest is 17 years; sexual activities among respondents are 4,81% for oral sex, 1,60% for anal sex and 3,74% for vaginal. Multivariate analysis results in gender (male) and age of puberty (earlier) as dominant factors with each Odss Ratio 4,01 (95% CI :1.059 - 15.212) and 3,98 (95% CI :1.130 ? 14.056), repectively. Therefore, it is highly envisaged that primary stake holders, including Dinas Kesehatan Kota Jambi, Dinas Pendidikan Kota Jambi, Kemenag Kota Jambi, Kementerian Kesehatan RI, schools and parents shall take proper actions and policies. This objective is to save our adolescents from moral failure and our nation?s future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nafikhatul Khikmah
"Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia pada penduduk usia ≥ 18 tahun sebesar 25,8% dan mengalami kenaikan pada tahun 218 menjadi 34,11%. Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan prevalensi hipertensi tertingi keempat di Indonesia pada tahun 2018 dengan angka prevalensi sebesar 37,57% dan angka tersebut melebihi angka nasional. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubugan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Provinsi Jawa Tengah tahun 2018. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain studi cross-sectional dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2018 di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 62.482 responden. Uji statistik yang dilakukan yaitu uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018 sebesar 38,6%. Terdapat 11 variabel yang mempunyai hubungan secara signifikan dengan kejadian hipertensi. Variabel tersebut, yaitu usia (PR=2,44; 95% CI: 2,37-2,50), jenis kelamin (PR=0,87; 95% CI: 0,85- 0,89), pendidikan (PR=1,44; 95% CI: 1,40- 1,47), status pekerjaan (PR=1,18; 95% CI: 1,16- 1,21), perilaku merokok (PR=0,78; 95% CI: 0,76- 0,80), konsumsi alkohol (PR=0,70; 95% CI: 0,63-0,77), aktivitas fisik (PR=1,20; 95% CI: 1,17- 1,23), konsumsi makanan manis (PR=0,89; 95% CI: 0,87- 0,90), konsumsi minuman manis (PR=0,89; 95% CI: 0,87- 0,92), konsumsi makanan asin (PR=0,93; 95% CI: 0,92-0,95), dan konsumsi makanan berlemak/ berkolesterol/gorengan (PR=0,91; 95% CI: 0,89- 0,93). Kesimpulan penelitian ini yaitu bahwa terdapat hubugan antara usia, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan; perilaku merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik; konsumsi makanan manis, minuman manis, makanan asin, makanan berlemak/ berkolesterol/ gorengan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia ≥ 18 tahun di Provinsi Jawa Tengah.

Based on Riskesdas data in 2013, the prevalence of hypertension in Indonesia in people aged ≥ 18 years was 25.8% and increased in 2018 to 34.11%. Central Java Province was the province with the fourth highest prevalence of hypertension in Indonesia in 2018, with a prevalence rate of 37.57%, and this figure exceeds the national rate. This research was conducted to determine the factors associated with the incidence of hypertension in residents aged ≥ 18 years in Central Java Province in 2018. This research was conducted using a cross-sectional study design using secondary data from Riskesdas 2018 in Central Java Province, totaling 62.482 respondents. The statistical test performed was the chi-square test. The results showed that the prevalence of hypertension in residents aged ≥ 18 years in Central Java Province in 2018 was 38.6%. There are 11 variables that have a significant relationship with the incidence of hypertension. These variables are age (PR=2.44; 95% CI: 2.37-2.50), gender (PR=0.87; 95% CI: 0.85-0.89), education (PR=1.44; 95% CI: 1.40-1.47), employment status (PR=1.18; 95% CI: 1.16-1.21), smoking behavior (PR=0.78; 95% CI: 0.76-0.80), alcohol consumption (PR=0.70; 95% CI: 0.63-0.77), physical activity (PR=1.20; 95% CI: 1.17- 1.23), consumption of sweet foods (PR=0.89; 95% CI: 0.87- 0.90), consumption of sweet drinks (PR=0.89; 95% CI: 0.87- 0.92), consumption of salty (PR=0.93; 95% CI: 0.92- 0.95), and consumption of fatty/cholesterol/fried foods (PR=0.91; 95% CI: 0.89- 0.93). This study concludes that there is a relationship between age, gender, education, employment status; smoking behavior, alcohol consumption, physical activity; consumption of sweet foods, sweet drinks, salty foods, and fatty/cholesterol/fried foods with the incidence of hypertension in people aged ≥ 18 years in Central Java Province."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meinil Santina
"Remaja menurut WHO adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yaitu batasan usia 10 sampai 19 tahun. Permasalahan remaja begitu kompleks. Pengaruh media massa memancing remaja untuk mengadaptasi kebiasaan tidak sehat. Akibatnya remaja rawan terjangkit penyakit Menular seksual, aborsi dan ketergantungan Napza. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku remaja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku remaja terhadap kesehatan reproduksi siswa Paket B Setara SMP PKBM Bina Insan Mandiri, Kota Depok. Jenis penelitian ini adalah kuantitaif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan 54,6% responden pernah berperilaku berisiko dan faktor personal yang berhubungan secara signifikan adalah pada variabel jenis kelamin, pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi dan faktor lingkungan yang berhubungan signifikan adalah variabel akses terhadap media informasi. Berdasarkan hasil penelitian, perlunya diselenggarakan pendidikan kesehatan bagi remaja dan program pelayanan kesehatan peduli remaja di PKBM Bina Insan mandiri, Kota Depok.

WHO defined adolescent period refery to stage aged 10-19 years. Some common issues related to adolescent reproductive health are sexually transmitted disease, abortion dan drug dependenc. This study aims to issues the adolescent behavior and factor associated with adolescent reproductive health behavior among the students PKBM Bina Insan Mandiri Depok. This Survey was a cros-sectional design the result showed 54,6% of responden had performed risk behavior such as smoking, substance abused, drinking alkohol, and sexual engagement. Personal factor such as sex, knowledge of reproductive health and enviromental factors i.e mass media exposure the pornographic mentioned significantly related civil the adolescent behavior."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>