Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128168 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nitamia Indah Cantika
"Kondominium-Hotel (Kondotel) adalah jenis properti yang sedang marak di bangun di Indonesia. Kondotel adalah properti yang menggabungkan antara hotel dengan kepemilikan unit secara kondominium sehingga terdapat tiga pelaku di dalamnya yaitu pengembang, pemilik unit, dan operator hotel sebagai pengelola. Para pengembang seolah berlomba untuk membangun properti kondotel, akibatnya adalah baru sedikit kondotel yang sudah beroperasi namun terdapat banyak kondotel yang masih tahapan pembangunan dan perencanaan. Kondotel diperkirakan akan terus dibangun pengembang dalam tiga sampai lima tahun yang akan datang. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui apakah kondotel layak menjadi investasi bagi pengembang dan pemilik unit di Indonesia, khususnya Jakarta. Penulis menggunakan tiga buah studi kasus kondotel dengan karakter yang sama di Jakarta.
Dari studi kasus ditemukan bahwa dari segi pengembangan properti, membangun kondotel lebih memberikan keuntungan bagi pengembang dibandingkan dengan mengoperasikan hotel biasa dalam 10 tahun. Selain itu adanya unit yang ditahan pengembang dapat meningkatkan keuntungan dibandingkan dengan kondotel yang seluruh unitnya dijual. Sedangkan bagi pemilik, kondotel merupakan investasi jangka panjang karena waktu pengembalian baru terjadi pada tahun ke-7 sampai ke-12. Meskipun demikian pemilik tidak perlu bersusah payah mengeluarkan biaya perawatan dan pemeliharaan serta mengelola unit karena terdapat operator hotel dengan profit sharing tertentu. Akibat dioperasikan sebagai hotel, kondotel memiliki fisik yang serupa dengan hotel. Kondotel dengan layout plan I memiliki luas saleable yang lebih besar 8% dibanding layout lainnya sehingga memberikan pemasukan yang lebih besar bagi pengembang. Kondotel yang secara fisik bergabung dengan apartemen dapat menekan biaya pembangunan akibat adanya fasilitas yang digunakan secara bersama. Ditemukan pula bahwa perbedaan luas antar unit kondotel < 1 m² dapat merugikan pemilik kondotel karena pemasukan sewa yang diterima memiliki nilai sama namun dengan harga beli yang berbeda.

Condominium-Hotel or condotel is one of the fast growing type of property in Indonesia. In essence, condotels combines a hotel with the private unit ownership which a condominium has. Therefore, a condotels is a subject of three different party, the developer, the unit owner, and the hotel operator. The competition of condotels development by the developers leaves the Indonesian condotel market with a distinctive character, many condotels in planning and building stage, few of that already built and running. It is predicted that in many condition (the race of condotels development) will still continues until three or five years later. The aim of this research is to discover whether condotel is good investment for Indonesian developer and unit owners, particulary in Jakarta or not. To address the problem, the researcher uses three condotels with similar character in Jakarta as a case study.
From the case study, it is found that from the that from the properties developer point, build condotels is giving more profits than operating a regular hotel in ten years. Also, condotels which has some units holded up by developers could increase the profits even more compared to the condotels that sells of it is units. On the other hand, for unit owner, condotels could be classified as a long term investment because the profit turn over will only starts at the seventh to twelfth year of ownership. But even so, the owners did not need allocate more costs for unit maintenance because the profit sharing system with the hotel operators already covered the maintenance cost. This character of condotels (operated as if it is a hotel unit) leaves the condotels layout and shapes to have many similarities with hotel unit. Condotels with layout plan I has an 8% larger saleable area than other layouts which gives the developer even more revenue. Condotels which physically combined with apartments can also push th development cost down. This was caused by the combined use of some facilities. From the research, it is also found that the difference under 1 m² in condotel?s wide could become losses for the condotel owner. This was caused by the difference in unit cost even though the rental price remains the same."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sartika
"Mulai tahun 2008, dikeluarkan PSAK 13 (Revisi 2007) tentang Properti Investasi yang menggantikan PSAK sebelumnya mengenai Investasi. PSAK 13 (Revisi 2007) mengatur properti investasi di dalam laporan keuangan harus dipisahkan dari properti yang digunakan sendiri, Dalam menilai properti investasi perusahaan dapat memilih metode biaya atau metode nilai wajar.
Penelitian ini membahas bagaimana implementasi PSAK 13 (Revisi 2007) pada perusahaan non-keuangan tahun 2008-2009, bagaimana penyajian dan pengungkapannya baik di dalam kebijakan maupun rincian. Penelitian ini juga menganalisis penggunaan metode yang dipakai serta menganalisis lebih mendalam untuk beberapa perusahaan yang menggunakan metode nilai wajar.
Hasil penelitian mennjukkan, sebagian besar perusahaan yang menyajikan properti investasi sudah memisahkannya dengan aset tetap maupun akun lain. Sebagian besar perusahaan lebih memilih metode biaya dibandingkan metode nilai wajar. Secara umum, pengungkapan yang dilakukan perusahaan sudah sesuai dengan PSAK 13 (Revisi 2007).

Since the year 2008, there is PSAK 13 (Revised 2007) about Investment Property which replace the previous about Investment. In PSAK 13 (Revised 2007) investment property must be separated from fixed asset. For assessment, the company can choose the cost method or fair value method.
This study discusses how the implementation of PSAK 13 (Revised 2007) in the non-financial company in 2008-2009, how the presentation and disclosure both in policy and details. This study also analyzes the use of the method used and analyzed more in depth for several companies that use fair value methods.
The results of this study, most of the companies that present investment property are separated by fixed assets and other accounts. Most companies prefer cost method than fair value method. In general, disclosure of the company are in accordance with PSAK 13 (Revised 2007).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar A. Kowara
"Investasi dibidang Properti di Jakarta dan sekitarnya telah menjadi suatu investasi yang menguntungkan bagi kalangan menengah. Kenaikan harga-harga properti pertahun relatif sangat baik. Booming permintaan akan properti yang terjadi pada tahun 1990 misalnya telah menaikkan harga-harga properti secara rata-rata lebih dari 50%, bahkan untuk bebarapa properti di beberapa lokasi. kenaikan pada tahun tersebut mencapai 100's.
Investasi dibidang properti, walaupun memberikan return yang baik, mempunyai risiko relatif tinggi pula. Properti adalah merupakan aset yang tak bergerak, tidak mudah dilikuidasi dan mempunyaì faktor-faktor sosial dan budaya.
Karya tulis ini mengevaluasi return yang diperoleh dan investasi di sektor properti dan memperbandingkannya dengan investasi dalam deposito perbankan. Untung-rugi dan risiko-risiko kedua jenis investasi tersebut juga dibahas dalam buku ini sebagai tambahan dan teori-teori investasi dan perbankan.
Buku ini juga memberikan perhitungan bila investasi dilakukan dengan modal yang didanai oleh pihak perbankan. Sampel yang diambil dalam perhitungan adalah properti dan perbankan di Jakarta dan sekitarnya. Dan hasil perhitungan ternyata investasi ini juga memberikan hasil relatif sangat baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sriadi Prihandoyo
"Laporan magang ini membahas metode pengakuan properti investasi khususnya aset menara telekomunikasi. Perusahaan yang diteliti adalah salah satu perusahaan sewa menara telekomunikasi independen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada kenyataannya terdapat kontroversi yang menyebabkan perbedaan pengakuan PSAK pada perusahaan sewa menara. Hasil laporan magang mengungkapkan bahwa PT TG telah sesuai dalam mencatat aset menara menggunakan PSAK No. 13 (revisi 2007) tentang properti investasi.

The focus of this Internship Report discusses a method of recognition an investment property in particular telecommunications tower. The company that has been studied is one of the independent telecommunication tower leasing company listed on the Indonesia Stock Exchange. In fact there is a controversy that led to the recognition of PSAK differences on tower leasing company. The internship report revealed that PT TG has been appropriate in recording tower assets using PSAK No. 13 (Revised 2007) on investment properties."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf F
"Salah satu aktiva berwujud yang memiliki efek signifikan dalam laporan keuangan suatu perusahaan adalah properti investasi. PT UC adalah sebuah entitas yang bergerak dibidang properti dan real estat, dimana perusahaan memiliki sebuah aset berupa mal yang diakui sebagai properti investasi karena proses bisnisnya. Laporan magang ini membahas tentang proses audit atas laporan keuangan PT UC yang dilakukan oleh KAP LSA untuk tahun buku 30 September 2018 sebagai audit interim sebagai rangkaian dari audit akhir tahun. Laporang ini membahas khususnya pada akun properti investasi dan prosedur audit yang dilakukan berfokus pada tahap audit fieldwork. Laporan magang ini juga membahas analisis terhadap perlakuan akuntansi yang digunakan oleh PT UC atas properti investasi yang dimilikinya berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 13. Audit yang dilakukan mencakup prosedur analitis, pengujian substantif, dan pengujian detail saldo, secara umum audit yang dilakukan oleh KAP telah sesuai dengan teori dan standar yang berlaku.

ABSTRACT
One tangible asset that has a significant effect in a financial statements of a company is investment property. PT UC is a company engaged in property and real estate, where the company owns an asset in the form of a mall that is recognized as an investment property because its business process. This internship report discusses the audit process of PT UC's financial statements conducted by KAP LSA for the 30 September 2018 financial year as an interim audit as a series of year-end audits. This report discusses specifically on investment property accounts and audit procedures conducted focusing on the fieldwork audit phase. This internship report also discusses an analysis of the accounting treatment used by PT UC on its investment property based on the Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) 13. The audits carried out include analytical procedures, substantive testing, and testing of detailed balances, generally audits conducted by KAP is in accordance with applicable theories and standards"
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Budiagung
"Laporan magang ini bertujuan untuk menganalisis audit atas aset tetap dan properti investasi pada PT XYZ. Laporan ini mencakup analisis kebijakan akuntansi PT XYZ atas aset tetap dan properti investasi beserta kesesuaiannya dengan peraturan yang berlaku serta prosedur audit yang dilakukan oleh auditor dan analisis terhadap teori prosedur audit atas aset tetap dan properti investasi yang berlaku. Pengujian audit atas aset tetap dan properti investasi ini terdiri dari tes penambahan tes disposal dan reasonable test atas depresiasi.
Dalam proses audit lapangan tersebut terdapat temuan berupa ketidaksesuaian pengungkapan nilai wajar atas properti investasi PT XYZ dan ketidaklengkapan dokumentasi audit atas pengungkapan tersebut. Selain itu juga ditemukan adanya ketidaklengkapan dokumentasi audit atas penurunan nilai aset tetap PT XYZ. Selebihnya keseluruhan Aset Tetap dan Properti Investasi PT XYZ sudah disajikan secara wajar sesuai dengan peraturan akuntansi yang berlaku secara umum.

This report aims to analyze the audit of fixed assets and investment property on PT XYZ. This report includes an analysis of the accounting policy of PT XYZ for its fixed assets and investment properties as well as its compliance with applicable regulations and the audit procedures performed by the auditor and compliance analysis of audit procedures to the theory of audit procedures of fixed assets and investment properties that apply. Audit test of fixed assets and investment properties consists of tests on the addition tests on disposal and reasonable test on depreciations.
In the audit process on the field there is a discrepancy disclosure of the findings of the fair value of PT XYZ investment property and incompleteness on documenting audit procedures over those disclosures. It also found the incomplete implementation documentations of audit procedures for impairment of fixed assets of PT XYZ. The rest overall Fixed Assets and Investment Properties of PT XYZ has been fairly stated in accordance with accounting regulations applicable in general.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Nuraini
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor faktor yang memotivasi perusahaan dalam pemilihan metode untuk mencatat investasi properti, setelah PSAK 13 2007 diterapkan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2016. Pengujian dari hipotesis penelitian ini menggunakan metode regresi logistik. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan yang semakin besar akan cenderung menggunakan model nilai wajar. Sedangkan tingkat utang, informasi asimetri dan kepemilikan saham oleh orang dalam tidak berpengaruh terhadap penentuan pemilihan model nilai wajar. Sebagai tambahan, penelitian ini juga menemukan bahwa perusahaan yang termasuk dalam industri properti enggan menggunakan model nilai wajar sebagai pengukuran properti investasinya, sesuai dengan polytical cost hypothesis, bahwa perusahaan yang berada dalam industri properti menghindar dari kenaikan pajak yang dikarenakan kenaikan nilai wajar.

This study aims to examine factors that motivate companies in the selection of methods to record property investment, after PSAK 13 2007 is applied. This study was conducted on companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2012-2016. Testing of this research hypothesis using logistic regression method. The results of this study indicate that the larger the size of the company will tend to use the fair value model. While the level of debt, information asymmetry and ownership of shares by insiders has no effect on the determination of fair value model selection. In addition, the study also found that companies belonging to the property industry are reluctant to use the fair value model as a measure of their investment properties, in accordance with the polytical cost hypothesis, that firms in the property industry avoid tax increases due to fair value increases."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaffe, Austin J.
Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, 1982
332.632 4 JAF r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Meyer Agnes Monang
"Sejak tahun 1991 perkembangan pasar modal Indonesia terasa sangat pesat, bahkan pada tahun 1996 Bursa Efek Jakarta merupakan salah satu bursa terbaik di Asia Tenggara. Prospek pertumbuhan pasar modal di Indonesia yang demikian pesat ini temyata didorong oleh minat para investor asing yang masuk ke dalam pasar modal Indonesia. Tingkat penyertaan investor intemasional di pasar modal Indonesia sangat tinggi hila dibandingkan dengan pasar modal negara lain. Sebaliknya kurang dari 0,22% penduduk Indonesia yang turut serta menjadi investor di pasar modal. Investor-investor asing umumnya hanya tertarik pada saham-saham yang blue chip dan sebagai akibatnya dalam batas tertentu pasar modal Indonesia akan mudah terkena goncangan seperti yang terjadi pada pertengahan tahun 1998 di mana para investor asing banyak yang melepas sahamnya di Bursa Efek akarta.
Dengan kenyataan seperti di atas. upaya meningkatkan peran investor lokal di pasar modal Indonesia sangatlah penting. Melalui pemberlakuan Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal, peq~erintah sesungguhnya telah menggalakkan kembali pengumpulan dana dan sekaligus meningkatkan peranan investor lokal dengan pembentukan lembaga investasi yang dikenal dengan reksa dana. Namun. karena reksa dana merupakan salah satu altematif investasi yang masih tergolong baru dan semakin banyak manajer investasi yang menawarkan produk-produk reksa dana dengan berbagai jenis dan komposisinya serta menjanjikan tingkat pengembalian yang sangat menarik, maka seringkali timbul persaingan di antara manajer investasi dalam menarik calon investor. Dan sebagai akibatnya manajer investasi berusaha untuk menghasilkan tingkat pengembalian (return) reksa dananya yang lebih tinggi dari manajer investasi lainnya.
Berangkat clan teori pasar yang efisien, John C Bogle seorang investor Amerika yang dikenal sebagai Bapak Reksa Dana Indeks dalam bukunya Bogle on Mutual Funds menyampaikan salah satu kiat untuk mendapatkan reksa dana saham dengan tingkat pengembalian yang lebih baik dari reksa dana saham lainnya, yaitu dengan strategi investasi yang pasif. Strategi mi diterapkan dengan membentuk reksa dana saham yang portofolionya meniru indeks pasar atau yang dikenal sebagai reksa dana indeks. Karena reksa dananya dibuat persis, maka kinerjanya sama dengan kinerja indeks pasar. Dan kenyataannya, indeks pasar berkinerja lebih baik dari sebagian besar reksa dana saham, sehingga reksa dana saham yang meniru indeks pasar mi juga berkinerja lebih baik dan sebagian besar reksa dana saham lainnya.
Penelitian mi bertujuan untuk meneliti apakah kiat investasi pada reksa dana saham di pasar modal Indonesia dengan cara meniru portofolio indeks seperti yang dilakukan oleh John C Bogle dapat membenikan tingkat pengembalian yang lebih baik bila dibandingkan dengan reksa dana saham lainnya yang dibentuk secara strategi aktif.
Analisis yang digunakan di dalam penelitian mi adalah analisis perbandingan kinerja dari lima reksa dana saham yang telah efektif sebelum Januani 1997 dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan ( [HSG) dan indeks LQ-45 yang diasumsikan sebagai reksa dana indeks. Adapun data untuk pengukuran kinerja reksa dana saham digunakan Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/UP) harlan dan data indeks 1HSG dan LQ-45 harian untuk reksa dana indeks. Selanjutnya untuk perhitungan kinerja digunakan dua metode yaitu metode Tingkat Pengembalian dengan Memperhatikan Risiko (Return-Risk Adjusted Method) dan metode Holding Period Return (HPR) yang tidak memperhatikan faktor risiko.
Penelitian mi dibagi atas dua periode yaitu periode Januari sampai Juli 1997 dan periode Januari sampai Desember 1997. Hal mi dilakukan karena pada pertengaban tahun 1997 Indonesia mengalami suatu krisis ekonomi yang diperkirakan mempengaruhi baik kinerja reksa dana yang diteliti maupun indeks.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa umumnya reksa dana saham yang diteliti memiliki kinerja di atas indeks atau pembandingnya, namun perbedaan return yang ada tidaklah signifikan. Dengan demikian data empiris tidak mendukung conventional wisdom yang menyatakan bahwa portofolio yang dikelola pakar investasi akan memberikan risk adjusted return yang secara signifikan lebih tinggi dari portofolio pasar. Selain itu belum berhasilnya kinerja reksa dana indeks yang dibentuk secara pasif untuk mengalahkan reksa dana saham yang dibentuk secara aktif seperti yang terjadi di negara-negara yang pasar modalnya telah maju dapat disebabkan kondisi pasar modal Indonesia yang belum terlalu lama dibandingkan pasar modal negara-negara lain yang Iebih dulu berkembang yang mengakibatkan harga sekuritas seringkali belum mencerminkan informasi yang sesungguhnya dan pengambilan keputusan investasi masih sering terpengaruh issue atau rumor yang beredar di samping informasi yang ada belum cukup transparan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oryza Sativa
"Sejak tahun 2008, PSAK 13 mengenai properti investasi sudah efektif diberlakukan. Perusahaan memiliki dua opsi untuk metode pengukuran properti investasi setelah pengakuan awal, yaitu metode biaya dan metode nilai wajar. Berdasarkan penelitian sebelumnya, metode nilai wajar dipercaya lebih relevan untuk investor. Oleh karena itu, penilitian ini bertujuan untuk menguji apakah metode nilai wajar untuk mengukur properti investasi meningkatkan relevansi nilai dari informasi akuntansi. Dengan menggunakan data perusahaan tercatat di Indonesia dalam periode 2008-2015, Penelitian ini mengimplementasikan model Ohlson untuk menguji hipotesis. Penelitian ini memberikan bukti terhadap nilai relevansi bahwa metode nilai wajar untuk properti investasi tidak meningkatkan relevansi informasi akuntansi dalam menilai harga pasar saham perusahaan Indonesia.

Since 2008, PSAK 13 about investment property had been effectively implemented. Companies have two options for their investment property measurement method after initial recognition, which are cost method and fair value method. According to previous research, fair value method is more relevant for investor. Therefore, this research is aimed to test whether fair value method used to measure investment property improve the value relevance of accounting information. Using the data of public listed companies in Indonesia for period 2008-2015, this research implemented Ohlson's model to test the hypothesis. The research provide evidences on value relevance that fair value method on investment does not increase the relevance of accounting information in valuing Indonesian companies' market share price."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>