Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susi Indriyani
"Industri perbankan syariah Indonesia memiliki perkembangan yang cukup pesat. Hal ini terlihat berdasarkan data penelitian empat belas tahun terakhir dimana rata-rata pertumbuhan asetnya sebesar 45,2% per tahun, pertumbuhan DPK sebesar 47,31% per tahun dan pertumbuhan pembiayaan syariah sebesar 45,9% per tahun. Namun perkembangan yang pesat ini tidak tercermin dalam peningkatan pangsa pasarnya. Selama dua dekade keberadaanya, pangsa pasar perbankan syariah belum pernah melampaui angka 5%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kapan pangsa pasar perbankan syariah akan mencapai 5% dan mengestimasi besaran pangsa pasar saat memasuki era MEA 2015. Dengan menggunakan metode ARIMA dan data historis sejak tahun 2000 maka didapat model persamaan untuk memprediksi pangsa pasar perbankan syariah di masa mendatang.
Hasil penelitian menunjukkan pangsa pasar akan mencapai angka 5% pada bulan April 2014 dan 5.07% pada saat memasuki era MEA pada bulan Januari 2015. Pangsa pasar paling tinggi diprediksi terjadi pada bulan April 2015 sebesar 5,12%. Hasil prediksi ini menunjukkan pangsa pasar perbankan syariah tidak akan meningkat terlalu jauh. Selain memprediksi pangsa pasar, model juga memprediksi pertumbuhan perbankan syariah dengan indikator lainnya, yakni DPK dan pembiayaan. Dari model diprediksi bahwa saat memasuki era MEA 2015, DPK akan mencapai pertumbuhan 34,78% dan pembiayaan akan mencapai pertumbuhan 32,6%. Melihat angka pertumbuhan perbankan syariah yang relatif menurun, peneliti merekomendasikan pemerintah atau regulator untuk memberlakukan kebijakan top-down terhadap perbankan syariah agar peningkatan pangsa pasarnya lebih signifikan. Dengan demikian, perbankan syariah dapat mendukung struktur perekonomian Indonesia menjadi lebih kokoh dan siap menghadapi persaingan dalam era MEA 2015 - 2020.

Indonesian Islamic banking industry has been growing rapidly.It can be seen through the average growth of asset of 45.2% per year, average growth of third party fund of 47.3% per year and average growth of the islamic finance of 45.9% per year, based on the fourteen years data of islamic banking. However, that incredible ramp-up is not reflected on its market share. After existed for two decades, Indonesian islamic banking market share has not yet exceed 5%. The purpose of this study is to estimate when will the market share growth reached 5% and to estimate the market share whilst entering the AEC (ASEAN Economic Community) in 2015. Using the ARIMA method and historical data since 2000, researcher obtained the model to predict the market share of islamic banking in the future.
The result showed that the market share will be reaching 5% in April 2014 and 5.07% by the time entering the AEC in January 2015. The highest market share is predicted to occur in April 2015 amounted to 5.12%. Prediction show that the market share of Islamic banking will not increase as much. In addition to predicting the market share, the model also predicts the growth of islamic banking using other measures, namely third party fund and financing. The model predicted that upon entering the AEC 2015, third party fund will reach 34.78% growth and financing will reach 32.6% growth. Looking at the growth of islamic banking that tends to be decrease, this study recommends that the government or the regulator to enforce a top-down policies towards the islamic banking so that its market share would increase more significantly. Thus, islamic banking can strenghten Indonesia's economic and it will be ready to face the competition in the AEC era.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Aryani
"ABSTRAK
Penerapan integrasi sektor keuangan di kawasan ASEAN yang akan diterapkan
melalui MEA pada tahun 2020 akan menjadi peluang sekaligus tantangan bagi
industri perbankan syariah di Indonesia. Berkurangnya hambatan untuk memasuki
pasar indonesia yang besar dan luas menyebabkan perbankan syariah akan
menghadapi persaingan yang lebih ketat daripada kondisi saat ini. Penelitian ini
mengukur tingkat kesiapan sektor perbankan syariah dalam menghadapi MEA.
Metode pengukuran dilakukan dengan membuat komposit indeks yang diberi
nama readiness index. Readiness index merepresentasikan tingkat kesiapan
industri perbankan syariah dilihat dari empat faktor penentu, yaitu faktor industri,
faktor kesesuaian dengan prinsip ? prinsip syariah, faktor kebijakan otoritas
perbankan dan yang terakhir faktor researcher?s views. Hasil perhitungan
readiness index diperoleh dari hasil survei dan pengisian kuesioner kepada empat
pihak yaitu ulama, praktisi perbankan syariah, otoritas perbankan dan researchers.
Nilai skor readiness index diperoleh sebesar 69,47 menunjukkan bahwa industri
perbankan syariah telah siap dalam menghadapi penerapan MEA, dengan
kontribusi terbesar berasal dari faktor kesesuaian dengan prinsip ? prinsip syariah.
Faktor ini menjadi keunggulan industri perbankan syariah dalam menghadapi
pasar bebas ASEAN. Agar industri perbankan dapat lebih meningkatkan lagi
kesiapannya, maka sebaiknya bank syariah melakukan perluasan jaringan bisnis
dan meningkatkan kualitas IT, serta berinovasi dalam pengembangan produk dan
meningkatkan service excellent. Visi pengembangan bisnis perusahaan menjadi
perusahaan berskala internasional harus diimplementasikan dalam bentuk strategi
dan tata kelola yang baik.

ABSTRACT
Implementation of financial integration in ASEAN that will be applied through
MEA in 2020 will lead to less entry barriers for ASEAN financial institutions to
enter the Indonesian market. Thus, Islamic banks in Indonesia will be forced to
face highly competitive industry. This study attempts to measure the level of
readiness of the Islamic banking sector in facing the implementation of MEA. The
measurement method used in this research is conducted by creating a composite
index, namely readiness index. Readiness index in this study represents the degree
of readiness of the Islamic banking industry, which is composed by four
determinants namely industry, shari?a compliance, banking regulation and policy,
and also the researcher views.
Readiness index is obtained from the result of questionnaires filled out by four
parties, Islamic scholars, the practitioners of Islamic banking, banking authorities
and the researchers in islamic banking area. Readiness index scores at 69.47
indicate that the Islamic banking industry is ready and well prepared to overcome
the competition within MEA. The largest contribution coming from shari?a
compliance determinant. Shari?a compliance becomes the competitive advantage
for Islamic banking industry in facing the ASEAN free market. In order to further
enhance its readiness, then Islamic banks needs to expand their networks and
improve their IT quality, innovate in product development and enhance service
excellent. Islamic bank?s vision to become internationally known as the best in the
asia should be implemented in the form of strategies and good governance."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Atikah
"Perbankan syariah di Indonesia tumbuh cukup signifikan secara global namun masih dinilai relatif kecil jika dibandingkan dengan pertumbuhan perbankan dalam skala nasional. Adapun sejak tahun 2004, pertumbuhan perbankan syariah secara nasional tidak mencapai target tahunan yang diprediksi dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah (AKSI) tahun 2016. Adapun hal tersebut terjadi karena dampak sistemik, utamanya adalah karena struktur sistem, modal yang terbatas, produk syariah yang kurang kompetitif dari produk perbankan konvensional. Adanya kompleksitas atas risiko sistemik tersebut, dibutuhkan analisis mendalam yang dapat menggambarkan konektivitas dari kendala- kendala yang secara dinamis berdampak pada keluaran sistem. Penelitian ini menghasilkan model sistem dinamis yang menggambarkan operasional perbankan syariah sebagai perantara keuangan (Financial Intermediary). Model yang telah dibangun telah dapat menggambarkan struktur perbankan syariah, dengan perbedaan nilai asset rata- rata sebesar 0.6%. Adapun model dapat pula digunakan sebagai alat bantu pembelajaran untuk dapat memahami dampak implementasi strategi kebijakan pendorong pertumbuhan pasar.

Islamic banking in Indonesia has grown quite significantly globally yet is still considered relatively small compared to the growth of banks on a national scale. Furthermore since 2004, the growth of national Islamic banking has not reached the annual target predicted in the 2016 Islamic Financial Architecture Master Plan. This situation occurs due to systemic impacts, mainly due to the structure of the system, limited bank's capital, and sharia products that are less competitive than conventional banking products. Due to its complexion of the systemic risks requires an in- depth analysis that can describe the connectivity of the constraints that dynamically impact the system output. This research produces a dynamic system model that portray the operation of Islamic banking as a financial intermediary. As a result, model has been able to describe the structure of Islamic banking, with differences in asset values averaging 0.6%. The models can be used as learning aids to be able to understand the impact of implementing policy strategies that drive market growth.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif Kurniawan
"Penelitian ini bertujuan antara lain untuk menganalisis dan mengidentifikasi tekanan likuiditas perbankan syariah dan upaya perbankan syariah untuk mencari kebutuhan dana atau mengelola dana di PUAS. Selain itu secara khusus, tesis ini akan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan (volume) PUAS. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data bulanan PUAS periode 2005 sampai dengan 2013 dengan pertimbangan pada periode tersebut Bank Indonesia melakukan penyempurnaan Operasi Moneter Syariah ditandai dengan dibukanya instrumen moneter syariah ekspansif dan kontraksi.
Penelitian ini menggunakan model dinamis ARDL (Auto Regresive Distributed Lag) karena setiap variabel dalam industri perbankan syariah dapat berfungsi baik sebagai variabel bebas (menjelaskan variabel lain) atau variabel terikat (dijelaskan variabel lainnya) dalam sebuah persamaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam variabel bebas yang mempengaruhi volume PUAS. Berdasarkan pengujian korelasi terhadap enam variabel tersebut, empat variabel bebas memiliki pengaruh positif yaitu tingkat imbalan IMA, pembiayaan, deposito dan inflasi year to year. Sedangkan dua variabel bebas lainnya yaitu ROA dan inflasi month to month memberikan pengaruh negatif terhadap volume PUAS. Selanjutnya berdasarkan model persamaan volume PUAS yang telah terbentuk diketahui bahwa keenam variabel independen di atas secara bersama-sama mempengaruhi volume transaksi PUAS.
Tesis ini merekomendasikan tiga hal, yaitu pembatasan penempatan dana perbankan syariah di bank sentral melalui pemberlakuan persyaratan FDR pada level tertentu, perlunya koordinasi antara bank sentral sebagai otoritas moneter dengan Dewan Syariah Nasional sebagai otoritas fatwa untuk mengkaji instrumen baru yang dapat mengakomodir pengembangan pasar uang syariah, dan perlunya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan variabel lain di luar variabel dalam tesis ini yang dapat mempengaruhi volume PUAS beserta estimasi permodelannya.

This research aims to analyze and identify liquidity pressures in the Indonesian Islamic banking industry and its efforts to fulfill the needs of funding or manage the funds in the PUAS. Specifically, this thesis explains the factors that affect utilization (volume) of PUAS. It employs monthly data PUAS during the period 2005 to 2013, with a consideration on the period of Bank Indonesia Sharia Monetary Operations by the opening of Islamic monetary instrument expansionary and contraction.
Further, this research uses a dynamic model of ARDL (Auto Regresive Distributed Lag) for each variable in the Islamic banking industry which functions as both anindependent variables (other variables explain) or dependent variable (described other variables) in an equation.
The results shows that there are six independent variables that affect the volume PUAS namely IMA rate of return, financing, deposits and year-to-year inflation. In addition, two other independent variables are ROA and month to month inflation show negatively impact on the volume of PUAS.
Finally, this thesis recommends three things, namely (i) restrictions on the placement of funds in the central bank's Islamic banking through the application of the requirements of the FDR at a certain level, (ii) the need for coordination between the central bank as a monetary authority with the authority of the National Islamic Council as a new instrument for assessing fatwa can accommodate sharia money market development, and (iii) the need for further research using other variables beyond the variables in this thesis that can affect volume estimates PUAS along its modeling.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Hidayat
"Rendahnya pangsa pasar perbankan syariah, salah satunya dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat literasi (pengetahuan dan pemahaman) dan inklusi (pemanfaatan/ utilitas) masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan perbankan syariah. Untuk itu dibutuhkan berbagai upaya dan strategi pemasaran yang bertujuan untuk membangun kesadaran (awareness) secara khusus dalam skala besar (massive). Kemajuan teknologi internet dan media digital juga telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap perubahan dan pergeseran paradigma konsep pemasaran, sehingga digital marketing dapat berperan sebagai penggerak maupun sebagai perantara/ penghubung untuk meningkatkan literasi dan inklusi produk dan layanan keuangan perbankan syariah dengan mengimplementasikan strategi-strategi khusus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisis peran dan strategi digital marketing dari para pakar dan praktisi. Tujuan akhir dari penelitian ini agar para stakeholder, khususnya industri perbankan syariah dapat memahami peran dan mengimplementasikan strategi digital marketing sebagai upaya meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat. Wawancara dengan para pakar dan praktisi dilakukan, dan kuesioner survei sebagai instrumen penelitian didistribusikan kepada para informan. Metode Delphi-Analytic Network Process (ANP) digunakan sebagai alat analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi digital marketing ke dalam pemasaran produk dan layanan perbankan syariah harus fokus pada upaya membangun interest masyarakat, membangun kepercayaan (trust), memberikan dukungan terhadap traditional marketing, serta membangun dan mengembangkan digital campaign melalui pemetaan target market, melalui implementasi strategi targeting and segmentation, strategi covert selling (melalui story telling), strategi social media marketing dan strategi digital multi-channel integration (omni-channel).

This low market share of Islamic banking is influenced by the low level of literacy (knowledge and understanding) and inclusion (utilization) of the community towards Islamic banking financial products and services. For this reason, some efforts and marketing strategies are needed to build massive awareness of the community. The advancement of internet and digital media technology has also had a significant influence on changes and paradigm shifts in the marketing concept, so that digital marketing can act as an actuator and mediator to increase literacy and inclusion of Islamic banking financial products and services by implementing specific strategies. This study uses a qualitative approach to analyze digital marketing roles and strategies from experts and practitioners. The ultimate goal of this research is that stakeholders, especially the Islamic banking industry can understand the role and implement digital marketing strategies as an effort to improve community literacy and inclusion. Interviews with experts and practitioners were conducted, and survey questionnaires as research instruments were distributed to informants. The Delphi-Analytic Network Process (ANP) method is used as a data analysis tool. The results showed that the implementation of digital marketing into the marketing of Islamic banking products and services must focus on efforts to build community interest by building the trust, providing support for traditional marketing, developing digital campaigns and target market mapping, through the implementation of targeting and segmentation strategy, covert selling strategy (through story telling), social media marketing strategy and digital multi-channel integration (omni-channel) strategy."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T53502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Ismal
"[ABSTRAK
Akselarasi perbankan syariah di Indonesia saat ini masih melambat sehingga target pangsa pasar perbankan syariah 5% belum tercapai. Salah satu faktor yang menjadi ukuran peningkatan pangsa pasar perbankan syariah adalah jumlah pembiayaan (Murabahah) yang diberikan oleh bank syariah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pola anuitas dan proporsional pada pembiayaan Murabahah dan pengaruhnya terhadap pencapaian target pangsa pasar bank syariah periode Januari 2001 ? Maret 2015 sehingga menghasilkan kisaran kebijakan mark up dan Down Payment (DP) yang ideal untuk pola pembiayaan anuitas dan proporsional di Murabahah perbankan syariah dalam pencapaian target Market Share. Metode analisis yang digunakan adalah simulasi pembiayaan Murabahah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pembiayaan anuitas dan proporsional di Murabahah perbankan syariah dengan mark up bunga kredit konsumsi dan DP 10% mengalami tren kenaikan meskipun kenaikannya masih fluktuatif dari tahun 2001 hingga 2015. Pola pembiayaan anuitas dan proporsional cukup signifikan dalam merealisasikan pencapaian target Market Share perbankan syariah yang 5%. Hal ini disebabkan karena bertambahnya total profit dan total aset perbankan syariah yang disebabkan karena besaran persentase mark up bunga kredit konsumsi lebih besar dibanding dengan DP 10%.

ABSTRACT
Acceleration of Islamic banking in Indonesia is still slowed down so the target of Islamic banking Market Share of 5% has not been met. One factor that into the size of the increase in the Market Share of Islamic banking is the amount of financing (Murabaha) provided by Islamic banks. The purpose of this study is to examine the annuity and proportionate pattern in Murabaha financing and its impact on the achievement of the target Market Share of Islamic banks the period January 2001 - March 2015 resulting in a range of mark-up and the Down Payment (DP) policy which is ideal for the financing pattern annuity and proportionate in Murabaha Islamic banking in achieving Market Share targets. The analytical method used is the simulation of Murabaha financing.
The results shows that the financing annuity and proportionate pattern in Murabaha Islamic banking with a mark-up consumer credit rate and DP 10% experienced an upward trend although the increase is still volatile from 2001 to 2015. The financing annuity and proportionately pattern significant in realizing the target achievement banking Market Share sharia 5%. This is due to the increase in total profit and total assets of Islamic banking due to the percentage mark up consumer credit rate more than 10% DP, Acceleration of Islamic banking in Indonesia is still slowed down so the target of Islamic banking Market Share of 5% has not been met. One factor that into the size of the increase in the Market Share of Islamic banking is the amount of financing (Murabaha) provided by Islamic banks. The purpose of this study is to examine the annuity and proportionate pattern in Murabaha financing and its impact on the achievement of the target Market Share of Islamic banks the period January 2001 - March 2015 resulting in a range of mark-up and the Down Payment (DP) policy which is ideal for the financing pattern annuity and proportionate in Murabaha Islamic banking in achieving Market Share targets. The analytical method used is the simulation of Murabaha financing.
The results shows that the financing annuity and proportionate pattern in Murabaha Islamic banking with a mark-up consumer credit rate and DP 10% experienced an upward trend although the increase is still volatile from 2001 to 2015. The financing annuity and proportionately pattern significant in realizing the target achievement banking Market Share sharia 5%. This is due to the increase in total profit and total assets of Islamic banking due to the percentage mark up consumer credit rate more than 10% DP]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliffa Safitri
"ABSTRAK
Potensi sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia belum dapat mengungguli tantangan yang dihadapi oleh perbankan Syariah Indonesia ditunjukkan oleh ketidaktercapaian sejumlah indikator pertumbuhan perbankan Syariah, salah satunya pangsa pasar yang memiliki target terdekat sebesar 11% pada tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika perbankan Syariah dan mengeksplorasi alternatif kebijakan untuk meningkatkan pangsa pasar perbankan Syariah dengan metode sistem dinamis mengingat kompleksitas sistem, perilaku dinamis, dan kemampuan untuk mengintervensi area permasalahan. Skenario yang mungkin terjadi pada sistem adalah Banking Escalation, Utopia, Falling Over, dan The Slump yang merupakan kombinasi aktivitas organik nasabah dan tingkat kompetisi perbankan Nasional sebagai variabel skenario dengan pembobotan tertentu. Alternatif kebijakan yang diformulasikan antara lain skema penyaluran dana BPKH, peningkatan kualitas layanan, insentif untuk inovasi perbankan, dan kombinasi dari ketiga kebijakan. Hasil uji kebijakan terhadap skenario menunjukkan bahwa kombinasi ketiga kebijakan membuat capaian target pangsa pasar 11% terjadi paling cepat dan mendorong sistem mampu meraih persentase pangsa pasar tertinggi pada Januari 2025. Menurut perspektif skenario, Utopia merupakan kondisi paling ideal bagi sistem dalam menumbuhkan pangsa pasar perbankan Syariah Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Iskandar
"Perkembangan perbankan syariah dalam satu dekade terakhir ini sangat menggembirakan, harapan yang muncul adalah dengan semakin pesatnya perkembangan perbankan syariah diharapkan juga dapat memberikan banyak pilihan mengenai produk perbankan kepada masyarakat luas. Salah satu produk yang diharapkan menjadi ciri khas perbankan syariah adalah pembiayaan berbasis investasi. Namun ternyata porsi pembiayaan yang berbasis investasi atau dalam penelitian ini pembiayaan mudarabah selama satu dekade terakhir ini tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total pembiayaan perbankan syariah. Dengan menggunakan model ekonometri penelitian ini berusaha mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi penyaluran pembiayaan mudarabah, faktor - faktor tersebut adalah deposito, interest rate bank konvensional, ekuivalen rate pembiayaan mudarabah dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Dari beberapa faktor tersebut ternyata deposito adalah sebagai faktor yang paling kuat mempengaruhi pembiayaan mudarabah.

The development of Islamic banking in the last decade has been very encouraging. The expectation that arises is the rapid development of Islamic banking is expected to provide a lot of options on banking products for public. One product that is expected to be the hallmark of Islamic banking is investment-based financing. However, it turns out that the portion of an investment-based financing or mudaraba financing in this research did not contribute significantly to the total of Islamic banking financing in the last decade. Econometric model is used in this research to identify factors that affect the mudaraba financing. Those factors are deposit, the interest rate of conventional banks, the equivalent rate of mudaraba financing and Certificates of Bank Indonesia Sharia (SBIS). Out of those factors, deposit is the most dominant factor that affects mudaraba financing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Mutia Elza
"[Tesis ini membahas Implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU X/2012 Terhadap Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah Pada PT Bank X dan Y. Putusan MK Nomor 93/PUU-X/2012 membatalkan penjelasan Pasal 55 ayat (2) UU Nomor 21 Tahun
2008 tentang Perbankan Syariah yang mengatur tentang Pilihan sengketa antara nasabah dan pihak bank. Pengujian Pasal 55 ayat (2) dan ayat (3) UU Perbankan Syariah ini diajukan oleh seorang nasabah Bank Muamalat bernama Dudun Achmad. Pemohon sendiri mengalami
kredit macet di Bank Muamalat Cabang Bogor melalui akad pembiayaan sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris No. 34 tertanggal 9 Juli 2009. Tesis ini membahas mengenai pilihan forum (choice of forum) dalam hal terjadi sengketa dibidang perbankan syariah sebelum adannya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-X/2012 serta implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-X/2012 terhadap penyelesaian sengketa perbankan syariah pada PT Bank X dan Y. Metode penulisan yang digunakan adalah yuridis normatif dan data yang digunakan adalah data primer, sekunder dan tersier. Putusan MK
Nomor 93/PUU-X/2012 yang menghapus penjelasan Pasal 55 ayat (2). Adapun pilihan forum dalam hal terjadi sengketa dibidang perbankan syariah sebelum adannya Putusan Mahmakah Konstitusi dilakukan melalui arbitrase oleh BAMUI yang kemudian berganti nama menjadi
basyarnas dan pada tahun 2006 ada dispute settlement option (pilihan penyelesaian sengketa yang baru (Pasal 49 huruf (i) UU Peradilan Agama hingga lahir Lahir UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Implikasi Putusan MK Nomor 93/PUU-X/2012 yang menghapus penjelasan Pasal 55 ayat 2 UU Nomor 21 Tahun 2008 mendorong para pihak untuk menyelesaikan sengketa pada Pengadilan Agama. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada Bank X dapat diketahui bahwasanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-X/2012 tidak berpengaruh pada Bank tersebut yang sejak awal memilih Pengadilan Agama. Sedangkan untuk PT. Bank Y sendiri, dikarenakan putusan MK Nomor 93/PUUX/ 2012 tidak menghapus isi pasal 55 ayat 2 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008, maka Bank Y mempunyai hak untuk menggunakan choice of law dalam hal penyelesaian sengketa. Dalam hal ini Bank Y memilih penyelesaian sengketa melalui Pengadilan Negeri. Biasanya bank mempunyai formulir standar dalam hal terjadi penyelesaian sengketa kecuali para pihak menentukan sebaliknya. Namun dalam pelaksanaanya biasanya para pihak mengikuti ketentuan yang telah diatur dalam formulir standar tersebut;This thesis discusses the implications of the Constitutional Court Decision No. 93 / PUU X / 2012 Settlement Against Islamic Banking at PT Bank X and Y. Court Decision No. 93 / PUU-X / 2012 canceled the elucidation of Article 55 paragraph (2) of Law Number 21 Year 2008 on Islamic Banking governing the choice of dispute between the customer and the bank. Testing of Article 55 paragraph (2) and (3)
Islamic Banking Act was filed by a customer of Bank Muamalat named Dudun Achmad. Applicant's own experience of bad loans in Bank Muamalat branch Bogor through financing agreement as stated in Deed No. 34 dated 9 July 2009. This thesis discusses the choice of forum (choice of forum) in the event of a dispute in the field of Islamic banking before adannya Constitutional Court Decision No. 93 / PUU-X / 2012 as well as the implications of the Constitutional Court Decision No. 93 / PUU-X / 2012 against Islamic banking dispute resolution in PT Bank X and Y. The method used is normative juridical and data used are primary data, secondary and tertiary. Constitutional Court Decision No. 93 / PUU-X / 2012 which remove the elucidation of Article 55 paragraph (2). As for the choice of forum in the event of a dispute in the field of Islamic banking before adannya Decision of the Constitutional Mahmakah made through arbitration by BAMUI which later renamed Basyarnas and in 2006 there was a dispute settlement option (a new option for dispute resolution (Article 49 letter (i) of the Religious Judicature born Born to Act No. 21 of 2008 concerning Islamic Banking. Implications of Constitutional Court Decision No. 93 / PUU-X /
2012 which remove the elucidation of Article 55 paragraph 2 of Law No. 21 of 2008 to encourage the parties to resolve the dispute at the Religious Court. Based on the results of interviews conducted Bank X can be seen that the Constitutional Court Decision No. 93 / PUU-X / 2012 has no effect on the Bank since the beginning choose the Religious Courts. As for PT. Bank Y itself, due to the decision of the
Constitutional Court Number 93 / PUU-X / 2012 does not remove the content of Article 55 paragraph 2 of Law No. 21 of 2008, the Bank Y has the right to use the choice of law in terms of dispute resolution. In this case the Bank Y selecting dispute resolution through the District Court. Usually banks have a standard form in the event of a dispute unless the parties specify otherwise. But the parties in the implementation usually follow the provisions set out in the standard form., This thesis discusses the implications of the Constitutional Court Decision No. 93 /
PUU X / 2012 Settlement Against Islamic Banking at PT Bank X and Y. Court
Decision No. 93 / PUU-X / 2012 canceled the elucidation of Article 55 paragraph (2)
of Law Number 21 Year 2008 on Islamic Banking governing the choice of dispute
between the customer and the bank. Testing of Article 55 paragraph (2) and (3)
Islamic Banking Act was filed by a customer of Bank Muamalat named Dudun
Achmad. Applicant's own experience of bad loans in Bank Muamalat branch Bogor
through financing agreement as stated in Deed No. 34 dated 9 July 2009. This thesis
discusses the choice of forum (choice of forum) in the event of a dispute in the field
of Islamic banking before adannya Constitutional Court Decision No. 93 / PUU-X /
2012 as well as the implications of the Constitutional Court Decision No. 93 / PUU-X
/ 2012 against Islamic banking dispute resolution in PT Bank X and Y. The method
used is normative juridical and data used are primary data, secondary and tertiary.
Constitutional Court Decision No. 93 / PUU-X / 2012 which remove the elucidation
of Article 55 paragraph (2). As for the choice of forum in the event of a dispute in the
field of Islamic banking before adannya Decision of the Constitutional Mahmakah
made through arbitration by BAMUI which later renamed Basyarnas and in 2006
there was a dispute settlement option (a new option for dispute resolution (Article 49
letter (i) of the Religious Judicature born Born to Act No. 21 of 2008 concerning
Islamic Banking. Implications of Constitutional Court Decision No. 93 / PUU-X /
2012 which remove the elucidation of Article 55 paragraph 2 of Law No. 21 of 2008
to encourage the parties to resolve the dispute at the Religious Court. Based on the
results of interviews conducted Bank X can be seen that the Constitutional Court
Decision No. 93 / PUU-X / 2012 has no effect on the Bank since the beginning
choose the Religious Courts. As for PT. Bank Y itself, due to the decision of the
Constitutional Court Number 93 / PUU-X / 2012 does not remove the content of
Article 55 paragraph 2 of Law No. 21 of 2008, the Bank Y has the right to use the
choice of law in terms of dispute resolution. In this case the Bank Y selecting dispute
resolution through the District Court. Usually banks have a standard form in the event
of a dispute unless the parties specify otherwise. But the parties in the implementation
usually follow the provisions set out in the standard form]"
Universitas Indonesia, 2015
T44027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Islamie
"Ekspansi pembiayaan pada industri perbankan syariah mengakibatkan tingginya FDR yang mengakibatkan meningkatnya risiko likuiditas perbankan syariah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis kondisi FDR (financing to deposit ratio) dan cadangan likuiditas bank syariah apakah sama atau berbeda dari kondisi pada perbankan konvensional, kemudian menganalisis kemungkinan penerapan Peraturan Bank Indonesia mengenai GWM yang dikaitkan dengan FDR pada industri perbankan syariah.
Dengan menggunakan metode kuantitatif Lagrange Multipliers dan simulasi persamaan matematis, penelitian ini menghasilkan rekomendasi koridor FDR optimal bagi bank syariah yaitu antara 78 persen untuk batas bawah dan 93 persen untuk batas atas. Selain itu, penelitian ini juga mengidentifikasi kondisi likuiditas, FDR dan CAR masing-masing bank syariah dan memberikan rekomendasi terkait.
Hasil penelitian menunjukkan kondisi FDR bank syariah yang lebih tinggi daripada bank konvensional dan juga cadangan likuiditas yang lebih sedikit. Sehingga penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan GWM-FDR perlu dan dapat menjadi alternatif solusi dari permasalahan likuiditas pada bank syariah saat ini. Selain itu, juga supaya bank syariah tumbuh searah dengan kerangka kebijakan makro dan mikro prudensial, sebagaimana yang sudah dijalankan pada perbankan konvensional melalui peraturan GWM-LDR.

The expansion of financing activities in the Islamic banking industry leads to a high rate of FDR that increases the liquidity risk of Islamic banks. The purpose of this study is to identify and analyze the FDR (financing to deposit ratio) and liquidity reserves in Islamic banks, whether or not similar to or differ from the condition at the conventional banking industry, so that the implementation of the central bank's GWM-FDR regulation is advisable for the Islamic banking.
By using Lagrange Multipliers and mathematical simulation, this research recommends that the range of the optimum FDR corridor is from 78 percent, for the lower limit, to 93 percent for the upper limit. Furthermore, this study also identifies the condition of liquidity reserves, FDR and CAR of each Islamic bank and proposes some recommendations.
In fact, the results show that Islamic bank's FDR tends to be higher than the conventional banks, besides showing a lesser amount on liquidity reserves. Thus, this research concludes that the implementation of GWM-FDR is very much needed and provides alternate solutions for the current liquidity problems in the Islamic banking industry. Moreover, the Islamic banking is growing in line with macro and micro prudential policy frameworks, as it is exercised on conventional banks through GWM-LDR regulation.
"
Depok: Fakultas ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>