Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80541 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulham Sasmita
"Air merupakan salah satu kebutuhan penting yang diperlukan oleh setiap manusia terutama pada air bersih. Air bersih yang dapat digunakan harus memenuhi persyaratan standar kesehatan yaitu tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa serta memenuhi baku mutu air bersih yang telah ditetapkan. Universitas Indonesia memiliki 5 danau yang setiap danaunya memiliki potensial untuk dijadikan sumber air bersih. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin memanfaatkan sumber air danau UI sebagai sumber air bersih baru bagi gedung rektorat UI dengan merancang water treatment plant.
Dari hasil uji kualitas air pada danau UI yang akan dijadikan sumber air bersih, terdapat 5 syarat yang tidak terpenuhi yaitu bau, kekeruhan, besi, zat organik sebagai KMnO4, dan total koli. Proses yang digunakan dalam perancangan water treatment plant ini adalah koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan disinfektan. Pada proses koagulasi dan flokulasi kita menentukan dimensi dan kecepatan motor. Sedimentasi dibagi kedalam 4 zona, yaitu zona inlet, zona outlet, zona pengendapan dan zona lumpur. Pada zona inlet kita menentukan ukuran dan jumlah lubang, zona outlet kita menentukan dimensi V-notch dan saluran gutter, zona pengendapan kita menentukan dimensi plat settler, zona lumpur kita menentukan debit lumpur dan dimensi bak lumpur. Pada filtrasi kita menentukan sistem underdrain dan sistem backwash. Pada disinfektan kita menentukan debit kaporit.

Water is one of the essential requirements needed by every human being, especially in clean water. Clean water that can be used must meet the requirements of health standard that is odorless, colorless and tasteless as well as meet the water quality standard that has been set. University of Indonesia owns 5 lakes that have the potential to become a source of clean water. The purpose of this research is to use UI lake water as a new water source for Rektorat UI with the plan of building water treatment plant.
From the test results of water quality in the lake UI that will become the source of clean water, there are five conditions are not met ie odor, turbidity, iron, organic substances as KMnO4, and total coli. The process used in planning water treatment plant is coagulation, flocculation, sedimentation, filtration, and disinfectants. In the process of coagulation and flocculation we determine the dimensions and speed of the motor. Sedimentation is divided into four zones, namely zone inlet, outlet zone, settling zone and sludge zone. In the inlet zone we determine the size and number of holes, in outlet zone we determine the dimensions of V-notch and gutter channels, in settling zone we determine the dimensions of the plate settler, and in sludge zone we define dimension and debit mud. In filtration we define underdrain system and determine backwash system. In disinfectant we define debit chlorine that will be used.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Nayasza Atikah Mangkuprawira
"Air Danau Kenanga merupakan salah satu sumber yang dapat diolah untuk memenuhi tingginya kebutuhan air higiene dan sanitasi seiring dengan berkembangnya populasi masyarakat di Indonesia. Metode pengolahan yang digunakan adalah hybrid ozonation-coagulation (HOC) menggunakan koagulan poly aluminium chloride (PAC). Metode gabungan ini dipilih karena keterbaruannya dan memiliki efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional. Pada penelitian ini, variasi yang digunakan adalah pH (6,7,8) dan dosis koagulan (100 ppm, 300 ppm, 500 ppm). Parameter yang ditinjau terdiri dari perubahan pH, penyisihan logam berat, perubahan TDS, penyisihan kekeruhan dan perubahan total koliform. Hasil terbaik yang diperoleh pada metode gabungan adalah pH 7 dengan dosis koagulan PAC 100 ppm yang dapat memenuhi seluruh nilai pada standar baku mutu air higiene dan sanitasi sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2023. Nilai-nilai yang didapatkan di tiap parameter adalah 6,79 untuk pH, 111 mg/L untuk TDS, 0,015 mg/L untuk Fe, 0,1 mg/L untuk Mn, 0 NTU untuk kekeruhan, dan 0 CFU/100 mL untuk total koliform. Sedangkan di metode konvensional (koagulasi-flokulasi dan ozonasi), tidak seluruh parameter memenuhi standar baku mutu yang ditentukan.

Kenanga Lake’s water is one of the sources that can be treated to meet the high demand for hygiene and sanitation water along with the growing population in Indonesia. The treatment method used is hybrid ozonation-coagulation (HOC) using poly aluminum chloride (PAC) coagulant. This combined method was chosen because of its novelty and has higher effectiveness compared to conventional methods. In this study, the variations used were pH (6,7,8) and coagulant dosage (100 ppm, 300 ppm, 500 ppm). The parameters reviewed consisted of changes in pH, heavy metal removal, changes in TDS, turbidity removal and changes in total coliform. The best result obtained in the combined method is pH 7 with a coagulant dose of 100 ppm PAC which can meet all values in the hygiene and sanitation water quality standards according to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 2 of 2023. The values obtained in each parameter are 6.79 for pH, 111 mg/L for TDS, 0.015 mg/L for Fe, 0.1 mg/L for Mn, 0 NTU for turbidity, and 0 CFU/100 mL for total coliform. While in the conventional method (coagulation-flocculation and ozonation), not all parameters meet the specified quality standards."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahrani Gusgitasari
"Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Tangerang, PDAM Tirta Benteng bekerjasama dengan PT. Moya ingin meningkatkan kapasitas produksi air IPA PT. Moya dari 500 L/detik menjadi 700 L/detik. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder dari instansi-instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas menjadi sebesar 700 L/detik mampu melayani kebutuhan air Kota Tangerang hingga tahun 2021. Untuk analisis kualitas air baku, parameter mangan dan fecal coliform belum memenuhi baku mutu air baku berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001, yaitu >0,1 mg/L mangan dan >2.000 MPN/100mL fecal coliform . Sedangkan semua parameter kualitas air produksi IPA telah memenuhi baku mutu air minum berdasarkan PERMENKES No. 492 Tahun 2010.
Hasil evaluasi IPA menunjukkan bahwa unit sedimentasi tidak memenuhi kriteria desain yaitu pada parameter waktu detensi 46 menit. Hal ini disebabkan oleh adanya penggunaan plate settler pada unit sedimentasi. Hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa untuk peningkatan kapasitas produksi IPA PT. Moya menjadi 700 L/detik perlu diimbangi dengan adanyaa penambahan unit-unit pengolahan, diantaranya 1 unit pompa dengan kapasitas 150 L/detik; 1 unit flokulasi dengan debit 200 L/detik; 1 unit sedimentasi dan pengubahan debit tiap unit menjadi 235 L/detik; serta 1 unit reservoir dengan kapasitas 5.000 m3.

Along with the increasing number of residents in Tangerang City, PDAM Tirta Benteng together with PT. Moya want to increase the production capacity of PT. Moya's water treatment plant from 500 L s to 700 L s. The data used in this research is secondary data from the related institutes. Results of the research shows that the increased capacity 700 L s is able to serve the water needs of Tangerang City until 2021. Raw water analysis shows that the manganese and fecal coliform parameters not met the water quality standards based on PP No. 82 Tahun 2001, ie 0.1 mg L manganese and 2,000 MPN 100mL fecal coliform . Analysis of produced water shows that the water has met drinking water quality standards based on PERMENKES No. 492 Tahun 2010.
The results of water treatment plant evaluation showed that the sedimentation unit did not meet the design criteria such as detention time parameter 46 minutes . It caused by the use of plate settler in the sedimentation unit. Evaluation results also show that to increase the production capacity of PT. Moya's water treatment plant to 700 L s, they need to add a few processing units such as 1 unit of pump with a capacity of 150 L s 1 flocculation unit with flow rate of 200 L s 1 sedimentation unit and changes of flow rate to 235 L s for each unit and 1 unit of reservoir with capacity of 5,000 m3.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ilham Azhari
"Kebutuhan terhadap air minum terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan aktifitasnya. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Benda, Kota Tangerang, kebutuhan akan air minum juga akan terus meningkat. Instalasi Pengolahan Air Benda dibangun tahun 2010 di kawasan Perumahan Duta Garden, Kota Tangerang. Namun, hingga saat ini belum pernah dilakukan evaluasi kinerja unit pengolahan dari IPA Benda. Kinerja instalasi pengolahan air diketahui melalui evaluasi dengan meninjau kualitas dan kuantitas air baku yang digunakan, kualitas air produksi yang dihasilkan, dan kapasitas pengolahan instalasi Benda. Dari hasil evaluasi dapat dilakukan optimalisasi kinerja instalasi untuk mengetahui efektifitas unit pengolahan dari instalasi.
Hasil analisis data kependudukan menunjukan laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Benda mengikuti pola pertumbuhan aritmatik dengan rata-rata pertambahan penduduk sebesar 2564 jiwa setiap tahunnya. Hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air menunjukan bahwa terdapat kenaikan kapasitas kebutuhan air menjadi 100 L/detik hingga tahun 2018 dan 150 L/detik hingga tahun 2026. Hasil dari evaluasi instalasi eksisting dengan debit 50 L/detik adalah dapat mengolah air baku sehingga menghasilkan air produksi yang memenuhi standar kulitas air minum. Namun terdapat beberapa masalah pada beberapa unit pengolahan yang sebaiknya diperbaiki guna meningkatkan kinerja instalasi.

The need for drinking water continues to increase along with the increasing of population and its activities. As the increasing number of population in Kecamatan Benda, Kota Tangerang, the need for drinking water will also continue to increase. Benda Water Treatment Plant was built in 2010. Until now, there has been no evaluation of the performance of processing units from WTP Benda. The performance of the water treatment plant is known through evaluation by reviewing the quality and quantity of the raw water used, the quality of the produced water, and the processing capacity of the plant.
The analysis of population data indicate the rate of population growth in Kecamatan Benda follow the arithmetic growth pattern with average population increase of 2564 people each year. The result of water demand projection shows that there is an increase of water demand capacity to 100 L sec until 2018 and 150 L sec until 2026. The result of the existing installation evaluation with the discharge of 50 L sec is able to process raw water to produce production water that meet drinking water quality standard. However, there are some problems in several processing units that should be improved to enhance the performance of the installation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fastabiqu Khairin
"Lumpur residu pengolahan dari instalasi pengolahan air bersih (IPA) umumnya dibuang begitu saja ke badan air sekitar. Padahal, lumpur alum dapat digunakan kembali sebagai koagulan karena lumpur alum masih mengandung aluminium. Koagulan yang dihasilkan dari pemulihan dapat digunakan pada pengolahan lindi secara kimiawi menggunakan proses koagulasi-flokulasi. Penelitian ini melakukan eksperimen pada lumpur alum IPA Teluk Buyung untuk menganalisis kandungan lumpur, menganalisis pengaruh proses pemulihan aluminium dan dosis lumpur, serta menganalisis perubahan tingkat biodegradibilitas lindi IPAS 3 TPST Bantargebang pada pengolahan menggunakan lumpur alum. Hasil uji laboratorium menunjukkan lumpur alum IPA Teluk Buyung memiliki kandungan aluinium sebesar 0,84 mg/L. Setelah itu, eksperimen jar test dilakukan untuk mengetahui efektivitas koagulan pemulihan yang dihasilkan untuk menurunkan kandungan organik pada lindi dari kolam aerasi di Instalasi Pengolahan Air Sampah 3 TPST Bantargebang. Jar test dilakukan dengan mengkombinasikan koagulan pemulihan dan PAC murni dengan rasio 100:0, 75:25, 50:50, dan 25:75. Hasil jar test menunjukkan bahwa penyisihan terbesar terjadi pada parameter warna, yaitu dari 680 TCU menjadi 326 TCU (removal 52,06%). Hal ini didapatkan pada rasio dosis koagulan pemulihan dan PAC sebesar 75:25 dengan metode kalsinasi. Di sisi lain, peningkatan terjadi pada parameter kekeruhan dari 17,44 NTU menjadi 157,05 NTU, BOD5 dari 27,64 mg/L menjadi 39,02 mg/L, dan COD dari 94,08 mg/L menjadi 141,12 mg/L. Parameter pH juga berubah dari 4,9 ke arah yang lebih asam menjadi 3,9. Dari eksperimen tersebut, dapat disimpulkan bahwa lumpur alum IPA Teluk Buyung kurang efektif untuk dijadikan koagulan karena kandungan aluminium dan tingkat penyisihannya yang rendah.

Residual treatment sludge from water treatment plants (WTP) is generally disposed to surrounding water bodies. In fact, alum sludge can be reused as a coagulant because alum sludge still contains aluminum. The coagulant produced from recovery can be used in chemical leachate treatment using the coagulation-flocculation process. This study conducted experiments on Teluk Buyung WTP alum sludge to analyze the sludge content, analyze the effect of aluminum recovery process and sludge dosage, and analyze changes in the level of biodegradability of IPAS 3 TPST Bantargebang leachate in the treatment using alum sludge. The laboratory test showed that Teluk Buyung WTP alum sludge has an aluminum content of 0.84 mg/L. After that, jar test experiments were carried out to determine the effectiveness of the recovery coagulant produced to reduce the organic content in the leachate from the aeration pond at Leachate Treatment Plant 3 Bantargebang Landfill. The organic content parameters reviewed were color, turbidity, BOD5, COD, and pH as supporting parameter. Jar tests were conducted by combining coagulant recovery and pure PAC with ratios of 100:0, 75:25, 50:50, and 25:75. The jar test results showed that the largest removal occurred in the color parameter, from 680 TCU to 326 TCU (52.06% removal). This was obtained at a recovered coagulant and PAC dosage ratio of 75:25 with the calcination method. On the other hand, an increase occurred in turbidity parameters from 17.44 NTU to 157.05 NTU, BOD5 from 27.64 mg/L to 39.02 mg/L, and COD from 94.08 mg/L to 141.12 mg/L. pH value also changed from 4.9 in a more acidic direction to 3.9. From these experiments, it can be concluded that the Teluk Buyung WTP alum sludge is less effective as a coagulant due to its aluminum content and low removal rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, William Yehezekiel Munaldi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penyisihan Cryptosporidium serta indikator keberadaannya di air E.coli dan kekeruhan, mengevaluasi desain, dan mengevaluasi operasional unit pengolahan IPA PQR. Sampel pada penelitian ini berasal dari air baku, outlet Unit Prasedimentasi, Unit Pulsator, dan Unit Filtrasi. Tingkat penyisihan Cryptosporodium dan E. Coli dihitung dengan menggunakan metode LVR sedangkan tingkat penyisihan Kekeruhan dengan membandingkan kekeruhan inlet dan outlet unit. Analisa Cryptosporidium mengacu pada metode EPA 1623, pengukuran kekeruhan air menggunakan spektofotometri portabel, dan Analisa E. Coli mengacu pada metode EPA 1604.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat penyisihan Cryptosporidium Unit Prasedimentasi sebesar 0,30 log10; Unit Pulsator 2,57 log10 Unit Filter tidak dapat dihitung Air baku hingga outlet filter sebesar IPA 2,57 log10. Tingkat penyisihan Kekeruhan Unit Prasedimentasi adalah 21,75 ; Unit Pulsator 96,96 ; Unit Filter 87,92. Tingkat penyisihan E. Coli Unit Prasedimentasi adalah 0,58 log10; Unit Pulsator 1,24 log10; Unit Filter 2,20 log10. Berdasarkan hasil evaluasi desain dan operasional unit yang sudah sesuai dengan kriteria desain dan standar operasional hanya Unit Prasedimentasi. Dengan kondisi pengoperasian dan mempertahankan desain yang ada saat ini, IPA PQR dapat menyisihkan Cryptosporidium dengan sempurna.

This researche objective was to determine the level of Cryptosporidium removal as well as its presence indicators in water E.coli and turbidity, to evaluate the design, and to evaluate the operation of the PQR IPA processing unit. The sample in this study was from raw water, Predimentation Unit outlet, Pulsator Unit outlet, and Filtration Unit outlet. Cryptosporodium and E. Coli removal rates were calculated using the LVR method while the Turbidity removal rate by comparing turbidity inlets and unit outlets. The Cryptosporidium analysis refers to the EPA 1623 method, E. Coli analysis refers to EPA 1604 method and the measurement of turbidity of water using portable specekto photometry.
The results showed the removal rate of Cryptosporidium Presedimentation Unit is 0.30 log10 Unit Pulsator 2.57 log10 Filter Units can not be calculated Overall WTP PQR 2.57 log10. Presedimentation Unit Turbidity removal rate is 21.75 Unit Pulsator 96.96 Filter Unit 87.92. Elimination rate of E. Coli Presedimentation unit is 0.58 log10 Unit Pulsator 1.24 log10 Filter Unit 2.20 log10. Based on the results of design and operational evaluation of units that are in accordance with design criteria and operational standards only Predimentation Units. Under the operating conditions and maintaining the current design, the PQR IPA can completely exclude Cryptosporidium.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amallia Ashuri
"Air merupakan kebutuhan utama manusia, begitu pula untuk masyarakat terdampak bencana. Mereka harus bisa menjangkau ketersediaan air bersih yang memadai untuk memelihara kesehatannya. Pada tahap awal kejadian bencana, ketersediaan air bersih bagi pengungsi perlu mendapat perhatian karena tanpa air bersih pengungsi akan rentan tertular penyakit seperti diare, tifus, scabies, dan penyakit lainnya. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan penyediaan air minum di daerah bencana adalah dengan menyediakan air melalui unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan sistem mobile. IPA mobile dalam kegiatan ini didesain dengan tetap mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat yang memenuhi persyaratan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. Aspek kuantitas dievaluasi dengan pengukuran kapasitas operasi selama uji kinerja IPA mobile. Aspek kualitas dievaluasi dengan perbandingan kualitas air olahan dengan baku mutu air minum Permenkes No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Sementara aspek kontinuitas dievaluasi dengan kemampuan IPA beroperasi selama 12 jam. Berdasarkan hasil uji kinerja, IPA mobile telah mampu memenuhi ketiga aspek tersebut. Catatan penting yang didapat selama uji kinerja adalah operasional IPA mobile harus diperhatikan agar kinerja IPA mobile terutama dalam pemenuhan aspek kualitas dapat terjaga."
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2022
728 JUPKIM 17:2 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Waduk resapan Universitas Indonesia (UI) telah dibangun sejak 5 tahun yang lalu. Namun kegiatan monitoring dan evaluasinya sangat
minim dilakukan. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui laju resapan, dan untuk mengevaluasi kondisi kuantitas dan kualitas air waduk resapan selama musim kemarau dan penghujan. Pengukuran kedalaman muka air, intensitas curah hujan dan penguapan dilakukan untuk menentukan ketersediaan air, laju resapan, dan imbangan air waduk. Sejumlah air permukaan diambil dari waduk resapan dan sungai di tiga titik sampling untuk mengetahui kondisi kualitas air eksisting. Hasil studi menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara laju resapan musim kemarau (3,2 mm/hari) dan musim penghujan (6,1 mm/hari). Imbangan air waduk resapan menunjukkan nilai yang berlimpah. Berbagai parameter fisik dan kimia air (kekeruhan, warna, TDS, pH, dan Cl) mempunyai konsentrasi di bawah standar
baku mutu. Temuan dari studi ini antara lain bahwa air permukaan waduk masih layak untuk diimbuhkan ke dalam lapis
aquifer sehingga mendukung keberlanjutan gerakan konservasi air, dan ketersediaannya sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber air baku tambahan bagi kebutuhan air domestik di lingkungan Kampus UI Depok.

Abstract
The UI recharge pond has been constructed 5 years ago. However, monitoring and evaluation activities on its performances are very lack. Aims of this study are to understand the recharge rate, and to evaluate existing quantity and water quality of the pond during dry and rainy season. Measurement of water depth, rainfall intensity, and evaporation is conducted to determine water availability, recharge rate, and water balance of the recharge pond. Amount of surface
water is collected from recharge pond and river at three sampling point to determine existing water quality of the pond. The results showed that recharge rate of the pond between dry season (3.2 mm/day) and wet season (6.1 mm/day) are considered as insignificant different. The water balance of the recharge pond shows an excessive rate. Various physics and chemical parameters (turbidity, color, TDS, pH, and Cl) are found to have concentration lower than the water
quality standard. The results suggest that the pond surface water
is remain suitable to be recharged into aquifer zone so that sustaining ground water conservation campaign, and it is potential to be utilized as an additional raw water source for domestic water demand of UI Campus Depok. "
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Qirana Syafiqah Ashilah
"Penelitian ini mempresentasikan langkah-langkah desain dan perhitungan untuk setiap unit instalasi pengolahan air (IPA), karena perannya yang sangat penting untuk keperluan rumah tangga dan air minum. Itu juga menggambarkan dan merancang prosedur unit pengolahan air dengan memperkirakan kebutuhan air dan merancang unit proses. Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengevaluasi kebutuhan air untuk masyarakat tertentu dan untuk menyajikan langkah-langkah desain dan perhitungan untuk unit IPA yang dibutuhkan. Rancangan unit IPA secara teoritis akan diterapkan pada Danau Salam untuk didistribusikan sebagai air minum di lingkungan Universitas Indonesia. Kualitas dan kuantitas air Danau Salam pada berbagai waktu dianalisis dan disajikan secara statistik. Unit-unit proses pengolahan meliputi asupan, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, adsorpsi, filtrasi, desinfeksi, penyimpanan, dan pemompaan. Perhitungan dan gambar detail unit ditampilkan, debit rata-rata dan populasi yang digunakan untuk desain IPA dihitung masing-masing. Selain itu, perhitungan tersebut memerlukan beberapa parameter untuk diestimasi sebagai data lapangan yang dijadikan asumsi. Hasil garis besar setiap unit IPA ditabulasikan. Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan ini dapat digunakan sebagai sumber untuk perancangan unit IPA lainnya. Sejumlah faktor seperti usia IPA, pemeliharaan, analisis ekonomi, investasi desain, dan kebutuhan air berdampak besar pada efisiensi penyisihan unit IPA.

This research presented the design steps and calculation for each unit of the water treatment plant (WTP), due to its crucial role domestically and drinking purpose. It also illustrated and designed the procedures of the water processing units by estimating water demand and designing the unit process. The objectives of this work were to evaluate the water demand for a certain community and to present design steps and calculations for the required units of a WTP. The design of the WTP units was theoretically going to be applied to Lake Salam to be distributed as a drinking water in University of Indonesia’s Environment. The quality and quantity of the Lake Salam water at various times were statistically analyzed and presented. The units of the treatment processes involved intake, coagulation, flocculation, sedimentation, adsorption, filtration, disinfection, storage, and pumping. The calculations and detailed drawings of the units were displayed, the average discharge and population used for the WTP design were calculated respectively. Besides, the calculation required some of the parameters to be estimated as field data, which were taken into assumptions. The outline results of e ach unit of the WTP were tabulated. It can be concluded that this work can be used as a source for designing other WTP units. A number of factors such as the age of WTP, maintenance, economic analysis, design infestation, and water demand had a great impact on the removal efficiency of the WTP units."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bahan koagulan yang diperlukan untuk mengendapkan partikel koloid dalam proses pra pengolahan kimiawi sebelum air disaring jumlahnya tertentu dan disebut dosis optimum. Dalam proses kontak-flokulasi filtrasi, penambahan bahan koagulan dilakukan melalui inlet saringan sehingga proses koagulasi, flokulasi dan filtrasi berlangsung dalam bak saringan yang bersangkutan. Percobaan penjernihan air dengan sistem kontak-flokulasi filtrasi dilakukan dengan penambahan dosis koagulan yang jumlahnya bervariasi. Kelakuan saringan dievaluasi terhadap perubahan kualitas air yang ditinjau berdasarkan parameter Ph, DHL, warn, bau, kekeruhan, dan kandungan besi. Penambahan koagulan dengan dosis yang bervariasi dengan kisaran antara ½ dengan 2 kali dosis optimum tidak menunjukkan perubahan hasil yang begitu besar dalam peningkatan kualitas airnya ditinjau dari parameter warna, bau, kekeruhan, dan kandungan besi. Pemberian dosis koagulan yang melebihi dosis optimum meningkatkan ph air dan memperpendek operasi saringan. Semakin besar dosis koagulan yang diberikan, peningkatan DHL semakin besar pula."
MTUGM 2:13 (1991)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>