Penelitian ini bertujuan untuk menyusun pedoman pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard serta mengukur dan mengevaluasi kinerja Inspektorat Pemerintah Kota Tangerang dengan pedoman yang telah disusun. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui wawancara dan data sekunder yang diperoleh melalui dokumentasi dan studi literatur. Penelitian ini menggunakan pendekatan Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton. Rancangan pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard pada Inspektorat Pemerintah Kota Tangerang menghasilkan 7 sasaran strategis dan 12 indikator kinerja utama yang diklasifikasikan ke dalam empat perspektif BSC. Dari 12 IKU yang ditetapkan, terdapat 5 IKU yang melampaui target, 2 IKU sesuai target, 3 IKU tidak dapat dihitung, dan 2 IKU yang tidak tercapai. Dengan menerapkan pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard diharapkan pengukuran kinerja atas pelaksanaan tugas pengawasan di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang lebih komprehensif, koheren, seimbang dan terukur.
This research aimed to develop performance measurement guidelines with Balanced Scorecard approach and to measure and evaluate the performance of the Inspectorate of Tangerang City with guidelines that have been prepared. This research used qualitative method approach to analyze primary data obtained from interviews and secondary data obtained from literature study. This study used the balanced scorecard approach developed by Kaplan and Norton. The design of performance measurement with Balanced Scorecard approach at the Inspectorate of Tangerang City produced 7 strategic objectives and 12 key performance indicators classified into four balanced scorecard perspectives. Of the 12 KPIs specified, there are 5 KPIs that exceed the target, 2 KPIs as targeted, 3 KPIs cannot be counted, and 2 KPIs are not achieved. By implementing performance measurement with balanced scorecard approach, is expected that performance measurement on the implementation of monitoring tasks within Tangerang City Government is more comprehensive, coherent, balanced and measurable.
Konsep Balanced Scorecard dimulai dengan melakukan analisis SWOT untuk mengetahuni kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari SD Harapan Mulia. Hasil analisis SWOT tersebut digunakan untuk menentukan dan menyelaraskan sasaran strategi dengan visi dan misi sekolah melalui matriks SWOT. Dengan menggunakan hasil analisis SWOT, matriks SWOT menghasilkan 25 sasaran strategis yang diklasifikasikan menjadi 5 perspektif dan terdiri dari 4 sasaran strategi dari pespektif pelanggan, 1 sasaran strategi dari perspektif keuangan, 1 sasaran strategi dari perspektif penyandang dana, 11 sasaran strategi dari perspektif proses internal bisnis, dan 8 sasaran strategi perspektif pembelajaran serta pertumbuhan. Sasaran strategi yang dihasilkan akan diklasifikasikan dan dihubungkan menggunakan peta strategi (Strategy Map). Sasaran strategi tersebut juga digunakan untuk merumuskan pengukuran dan tindakan-tindakan inisiatif menggunakan Balanced Scorecard.