Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132487 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vrilia Adirasari
"ABSTRAK
Pada 29 November 2012 Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif menandatangani Nota Kesepakatan Bersama no
412/Menkes/SKB/XI/2012 dan NK/30/PW.202/MPEK/201 untuk mendukung
Wisata Kesehatan atau Health Tourism. Nota tersebut berlaku selama 2 tahun dan
akan berakhir pada November 2014. Indonesia menargetkan menjadi negara
tujuan medical tourism pada 2015. Untuk mengetahui implementasi medical
tourism saat ini, dilakukan analisis kualitatif dengan pendekatan studi kasus di
Wing Amerta Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali. Telah dilakukan
wawancara kepada 12 informan kemudian dilakukan analisis konten. Kecukupan
informan diperoleh dengan mekanisme “snow balling”. Validasi dengan
triangulasi melalui pengamatan dan tilik dokumen. Simpulan penelitian adalah
bahwa medical tourism sudah terlaksana di Wing Amerta Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah Bali sebagai proses alamiah. Tahapannya belum seperti pre dan
post prosedur diagram Deloitte 2008. Kajian implementasi yang mengacu pada
mekanisme sistem masih dalam tahap perencanaan. Membutuhkan dukungan
kebijakan, sarana, teknologi informasi, publikasi pemasaran dan otoritas
pelaksana. Program medical tourism di Bali telah dilaksanakan di beberapa
Rumah Sakit Swasta, antara lain Bali Royal Hospital dengan program unggulan
Bayi Tabung/ Fertilisasi In Vitro dan Bedah Plastik.

ABSTRAK
On 29th November 2012, Ministry of Health and Ministry of Tourism and Creative
Economics signed the Memorandum Of Understanding number
412/Menkes/SKB/XI/2012 and NK/30/PW.202/MPEK/201 to support medical
tourism or health tourism. There were twelve (12) informan have been asked.
Observation and reviewing documents were done for triangulation. Study showed
that the medical tourism has been implemented in Wing Amerta of Sanglah
General Hospital as a natural process. This medical tourism did not suit as pre
and post procedure of medical tourism from Deloitte 2008 diagram. The process
is still on the planning stage. It needs regulation support, information technology
resources, publication support and authority good will. In Bali there are private
hospitals which have medical tourism as their main services, one of them is Royal
Bali Hospital choose In Vitro Fertilization and Plastic Surgery as their prime
services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vrilia Adirasari
"Pada 29 November 2012 Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menandatangani Nota Kesepakatan Bersama no 412/Menkes/SKB/XI/2012 dan NK/30/PW.202/MPEK/201 untuk mendukung Wisata Kesehatan atau Health Tourism. Nota tersebut berlaku selama 2 tahun dan akan berakhir pada November 2014. Indonesia menargetkan menjadi negara tujuan medical tourism pada 2015. Untuk mengetahui implementasi medical tourism saat ini, dilakukan analisis kualitatif dengan pendekatan studi kasus di Wing Amerta Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali. Telah dilakukan wawancara kepada 12 informan kemudian dilakukan analisis konten. Kecukupan informan diperoleh dengan mekanisme "snow balling". Validasi dengan triangulasi melalui pengamatan dan tilik dokumen.
Simpulan penelitian adalah bahwa medical tourism sudah terlaksana di Wing Amerta Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Bali sebagai proses alamiah. Tahapannya belum seperti pre dan post prosedur diagram Deloitte 2008. Kajian implementasi yang mengacu pada mekanisme sistem masih dalam tahap perencanaan. Membutuhkan dukungan kebijakan, sarana, teknologi informasi, publikasi pemasaran dan otoritas pelaksana. Program medical tourism di Bali telah dilaksanakan di beberapa Rumah Sakit Swasta, antara lain Bali Royal Hospital dengan program unggulan Bayi Tabung/ Fertilisasi In Vitro dan Bedah Plastik.

On 29th November 2012, Ministry of Health and Ministry of Tourism and Creative Economics signed the Memorandum Of Understanding number 412/Menkes/SKB/XI/2012 and NK/30/PW.202/MPEK/201 to support medical tourism or health tourism. There were twelve (12) informan have been asked. Observation and reviewing documents were done for triangulation.
Study showed that the medical tourism has been implemented in Wing Amerta of Sanglah General Hospital as a natural process. This medical tourism did not suit as pre and post procedure of medical tourism from Deloitte 2008 diagram. The process is still on the planning stage. It needs regulation support, information technology resources, publication support and authority good will. In Bali there are private hospitals which have medical tourism as their main services, one of them is Royal Bali Hospital choose In Vitro Fertilization and Plastic Surgery as their prime services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Okayeni
"Rumah Sakit Umum Bali Royal Denpasar telah mengimplementasikan wisatamedis sejak tahun 2010, namun implementasi wisata medis tersebut belumdianalisis secara sistematis. Oleh karena, itu perlu dilakukan kajian lebih lanjuttentang implementasi wisata medis pada Rumah Sakit Umum Bali RoyalDenpasar.Tujuan umum penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentangimplementasi wisata medis pada Rumah Sakit Umum Bali Royal Denpasar. Tujuankhusus penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentang prosedurimplementasi wisata medis pada Rumah Sakit Umum Bali Royal Denpasar;menganalisis kesesuaian prosedur implementasi wisata medis pada Rumah SakitUmum Bali Royal Denpasar dengan Permenkes No. 76/2015; menganalisiskesesuaian prosedur implementasi wisata medis pada Rumah Sakit Umum BaliRoyal Denpasar dengan diagram wisata medis model Deloitte 2008; danmenganalisis kepuasan wisatawan medis terhadap implementasi wisata medispada Rumah Sakit Umum Bali Royal Denpasar. Penelitian ini adalah penelitiankualitatif dengan desain deskriptif. Pelayanan wisata medis pada Rumah SakitUmum Bali Royal Denpasar mencakup pelayanan prarumah sakit, selama di rumahsakit, dan pascarumah sakit. Prosedur implementasi wisata medis pada RumahSakit Umum Bali Royal Denpasar belum sesuai dengan Permenkes No. 76/2015.Prosedur implementasi wisata medis pada Rumah Sakit Umum Bali RoyalDenpasar sesuai dengan diagram wisata medis model Deloitte 2008. Wisatawanmedis belum sepenuhnya puas terhadap pelayanan wisata medis pada Rumah SakitUmum Bali Royal Denpasar.
Bali Royal Hospital Denpasar has been implementing medical tourism since2010, but the implementation of medical tourism has not been systematicallyanalyzed. Therefore, it is necessary to do further study on the implementation ofmedical tourism at Bali Royal Hospital Denpasar. The general purpose of theresearch is to obtain an overview of the implementation of medical tourism at BaliRoyal Hospital Denpasar. The specific objective of the study are to obtain anoverview of procedures for the implementation of medical tourism at Bali RoyalHospital Denpasar analyzing the appropriateness of procedures for theimplementation of medical tourism at Bali Royal Hospital Denpasar with HealthMinister Regulation No. 76 2015 analyzing the appropriateness of medical tourismimplementation procedures at Bali Royal Hospital Denpasar with the medicaltourism diagram of Deloitte 2008 model and analyzing the satisfaction of medicaltourists on the implementation of medical tourism at Bali Royal Hospital Denpasar.This research is a qualitative research with descriptive design. Medical tourismservices at Bali Royal Hospital Denpasar include pre hospital, during the hospital,and post hospital services. The implementation procedure of medical tourism at BaliRoyal Hospital Denpasar has not been in accordance with Health MinisterRegulation No. 76 2015. The implementation procedure of medical tourism at BaliRoyal Hospital Denpasar in accordance with the medical tourism diagram ofDeloitte 2008 model. Medical tourists have not fully satisfied with medical tourismservices at Bali Royal Hospital Denpasar."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermes Santosa
"Latar belakang: Medical tourism menjadi bidang yang penting dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Perkembangan medical tourism di Indonesia, khususnya Bali memiliki potensi yang cukup tinggi karena Bali telah dikenal dengan keindahan alam serta budayanya sebagai tujuan wisata. Pre-arrival experience merupakan aspek penentu dalam pengambilan keputusan melakukan medical tourism. Tujuan Penelitian: Studi ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pre-arrival experience dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan melakukan medical tourism. Metodelogi penelitian Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian dilakukan di RSK Bedah BIMC Nusa Dua Bali, pada Oktober-November 2023. Hasil penelitian: Faktor pre-arrival experience yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yaitu faktor reputasi rumah sakit, komunikasi, sumber infrormasi, status ekonomi, biaya layanan, kualitas layanan, kualifikasi tenaga medis, citra lokasi, dan faktor motivasi individu. Faktor pendukung dalam pengambilan keputusan sebagian besar berkaitan dengan kualitas rumah sakit, jarak yang dekat dengan negara asal, dan Word-of-Mouth (WoM). Peneliti tidak menemukan adanya faktor penghambat dalam pengambilan keputusan, namun terdapat beberapa kondisi yang membuat tourist kurang nyaman dalam pre-arrival experience yaitu faktor psikologis, kendala bahasa di luar rumah sakit, dan kekhawatiran dari lingkungan sekitar, berkaitan dengan kualitas layanan medical tourism di Indonesia. Kesimpulan: Penelitian ini menemukan beberapa faktor pre-arrival experience memberikan pengaruh besar dalam pengambilan keputusan, terutama faktor biaya layanan. Citra lokasi dan faktor motivasi individu menjadi faktor baru yang peneliti temukan.

Background: Medical tourism is an important field in the economic development of a country. The development of medical tourism in Indonesia, especially Bali, has quite high potential because Bali is known for its natural beauty and culture as a tourist destination. Pre-arrival experience is a determining aspect in decision making for medical tourism. Research Objective: This study aims to determine the factors that influence pre-arrival experience in relation to decision making to undertake medical tourism. Research methodology This research uses a qualitative design with a phenomenological approach. The research was conducted at the BIMC Surgical Hospital Nusa Dua Bali, in October-November 2023. Research results: Pre-arrival experience factors related to decision making, namely hospital reputation, communication, information sources, economic status, service costs, service quality, qualifications medical personnel, location image, and individual internal factors. Supporting factors in decision making are mostly related to hospital quality, proximity to the country of origin, and Word-of-Mouth (WoM). Researchers did not find any inhibiting factors in decision making, but there were several conditions that made tourists less comfortable in the pre-arrival experience, namely psychological factors, language barriers outside the hospital, and concerns from the surrounding environment, related to the quality of medical tourism services in Indonesia. Conclusion: This research finds that several pre-arrival experience factors have a big influence on decision making, especially the service cost factor. Location image and individual motivation factors are new factors that researchers discovered."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Indra Dewi
"Penandatangan Nota Kesefahaman antara KemenParekraf dan Kemenkes pada tahun 2012 dan disahkannya PMK No. 76 Tahun 2015 tentang Wisata Medis merupakan sebuah bentuk dukungan dari pemerintah terhadap program wisata medis di Indonesia. Hal tersebut pun disambut baik oleh Pemerintah Provinsi NTB dengan adanya penandatanganan Nota Kesefahaman antara 4 rumah sakit besar di Lombok pada 19 Februari 2019 dan adanya SK Gubernur tentang Pembentukan Tim Gugus Kerja Pengembangan Wisata Medis di NTB. Ikut andil di dalamnya adalah RS Harapan Keluarga sebagai salah satu rumah sakit swasta yang juga telah lama berkecimpung dalam penanganan pasien mancanegara. Dengan demikian, perlu dilakukan penetapan strategi pemasaran berdasarkan penetapan segmentasi pasar, target pasar, dan posisi pasar untuk program tersebut. Telah dilakukan wawancara pada 12 informan kemudian dilakukan analisis konten. Validasi dilakukan dengan triangulasi sumber dan metode. Kesimpulan penelitian adalah kesiapan RS Harapan Keluarga dalam program wisata medis berdasarkan PMK No. 76 tahun 2015 tentang Wisata Medis masih harus dilengkapi, terutama dalam kesiapan syarat administratif. Dari segi strategi pemasaran telah ditetapkan segmen, target, dan posisi pasar, namun masih perlu dilakukan pengembangan dan dibutuhkan dukungan dalam kebijakan dan kesiapan, peningkatan kemampuan SDM dalam bahasa mandarin dan arab, pembentukan tarif dalam US Dollar, dan promosi untuk program unggulan Total Knee Replacement (TKR) di RS Harapan Keluarga Mataram.

Memorandum Of Understanding that been signed between Ministry of Health and Ministry of Tourism and Economis also the passed of PMK No. 76 2015 about Medical Tourism are the support of Indonesia goverment for medical tourism program. This support was welcomed by West Nusa Tenggara Goverment by signed the Memorandum Of Understanding from 4 big hospitals in Lombok and Governor decree about The Formation of Medical Tourism Program Workforce Team in West Nusa Tenggara. Harapan Keluarga hospital is one of the hospital that have a lot of experience with expatriat patient. Therefore, need to establish the marketing strategy by segmenting, targeting, and positioning for this program. There were twelve informan have been asked. Validation is using source and methode triangulation. Study showed that Harapan Keluarga hospital isnt ready enough, especially from the administratif aspect, refer to PMK No. 76 2015 about Medical Tourism. From marketing strategy, need more support from policy and readiness, enhacement of Mandarin and Arabic for communication, also promotion for Total Knee Replacement (TKR) as their prime service."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54966
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhartono
"Hasil pemeliharaan korektif (perbaikan) alat kesehatan di RSUP Sanglah Denpasar mengalami penurunan yaitu tahun 2012 adalah 53% dan tahun 2013 adalah 49%. Sementara target Standar Pelayanan Minimal (SPM) RSUP Sanglah adalah 75%, dan target Kementerian Kesehatan RI adalah 100%. Kondisi ini merugikan pasien yang memerlukan pelayanan alat, dan rumah sakit dari sisi finansial. Penelitian ini bertujuan mencari faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil pemeliharaan ini, dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan teori sistem (input-proses-output). Hasil dan pembahasan penelitian menyimpulkan bahwa penyebab rendahnya hasil pemeliharaan korektif adalah kurang siapnya faktor-faktor perencanaan pemeliharaan, organisasi IPSRS, pelaksanaan pemeliharaan, dan pengendalian mutu pemeliharaan alat kesehatan. Saran ditujukan kepada manajemen RSUP Sanglah adalah perlunya penambahan minimal 7 orang dan pelatihan berkala terhadap teknisi dan operator; Pengendalian peredaran merek-merek dan alat-alat yang kurang berkualitas di rumah sakit; Penyederhanaan prosedur pengadaan barang/ jasa internal dan mempercepat proses pengadaan suku cadang; Pemanfaatan pihak ketiga untuk pemeliharaan alat-alat berteknologi tinggi, dan KSO alat kesehatan yang menguntungkan rumah sakit; Perencanaan yang berbasis kebutuhan aktual di lapangan; Pelaksanaan pemeliharaan preventif yang sesuai rekomendasi pabrik; serta peningkatan motivasi staf agar bekerja untuk mencapai target.

The result of medical equipment corrective maintenance (repair) in Sanglah General Hospital, Denpasar, year 2012 and 2013, were low (53% in 2012 and 49% in 2013), while target of Sanglah Hospital is 75%, and of Ministry of Health (MOH) standard is 100%. This condition will adverse to the pasien, and hospital because of financial loss. The study used qualitative and system approaches (input-process-output), and to find out the factors that affect those low result. The result concluded that the problem was caused by lack of technician and at least additional of 7 persons is needed. This study suggested to restrict the unqualified medical equipment at Sanglah Hospital, simplify and faster the spareparts procurement procedures, involve third party participation to maintain the advance medical equipment and joint operasional (KSO) of medical equipment, planning based on the actual target, implementation of maintenance based on manufacturer recommendation, and improve staff motivation to achieve the hospital target on quality improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Dharma Diatmika
"Rumah Sakit Pendidikan dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat melibatkan residen untuk berinteraksi dan melaksanakan tindakan-tindakan medis tertentu dibawah pengawasan dan pendelegasian wewenang dari dokter penanggung jawab pelayanan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kedudukan residen dalam pemberian pelayanan dan risiko tindakan medis residen yang didelegasikan padanya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan melakukan wawancara dan penelusuran dokumen. Analisis data dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko tindakan medis oleh residen adalah besar karena bukan staf medis.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah HBL RSUP Sanglah tidak mengatur tentang tindakan medis yang dilakukan oleh residen meskipun Undang-Undang Pendidikan Kedokteran mensyaratkan adanya perlindungan hukum bagi residen. Risiko pemberian tindakan medis yang dilakukan residen sangat berisiko mengingat hasil analisis yang dilakukan terhadap aturan perundang-undangan yang dilakukan adalah tidak adanya pengaturan secara tegas yang tertuang.
Saran yang utama adalah adanya aturan pelaksana dari Undang-Undang Pendidikan Kedokteran dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan yang jelas tentang perlindungan hukum kepada residen dalam pemberian pelayanan kesehatan.

Teaching Hospital in the provision of health services to the community is to engage residents to interact and carry out certain medical acts under the supervision and delegation of authority from the physician in charge of the service. The purpose of this study was to determine the position of resident in service delivery and the risk of resident medical actions delegated to him.
This research is a qualitative descriptive study, by conducting interviews and document searches. Data analysis is done by content analysis. The results showed that the risk of medical treatment by a resident is great because the resident is not a medical staff.
The conclusion of this study is Sanglah HBL does not regulate medical procedures performed by residents although Medical Education Law requires the existence legal protection for residents. The risk of giving medical treatment undertaken resident is very risky because of the results of the analysis conducted on the rules of law that have been done show no rule expressly set forth.
The main suggestion was made rule of implementation of Medical Education Law issued by the Ministry of Health and Ministry of Education are clear about the legal protection to the residents in the delivery of health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Ayu Putu Nilawati
"Review rekam medis merupakan suatu proses yang penting dalam rangka peningkatan mutu layanan Rumah Sakit sesuai akreditasi Internasional. Review rekam medis yang dilakukan belum mencapai 100%. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dengan wawancara dan penelusuran dokumen. Analisa data dengan content analysis.
Hasil penelitian menunjukkan standar pelaksanaan review rekam medis sudah dibuat sesuai rekomendasi tim akreditasi Internasional. Sosialisasi standar belum optimal, pemahaman tentang review rekam medis oleh dokter dan petugas gizi masih kurang, keterlibatan sumber daya manusia belum sesuai, belum adanya format laporan dan jadwal pelaporan dari instalasi rekam medis ke direksi dan belum berjalannya sistem evaluasi tindak lanjut sesuai PDCA (Plan Do Check Action).
Kesimpulan: review rekam medis belum berjalan sesuai standar yang dibuat.
Saran: pelaksanaan review rekam medis dimasukkan sebagai salah satu tugas pokok pejabat yang berwenang, supervisi dilakukan secara berkesinambungan, tingkatkan sosialisasi standar review rekam medis, review rekam dapat dilakukan secara rutin untuk semua rumah sakit sebagai siklus perbaikan kualitas rekam medis.

Review of medical records is an important process in order to improve the quality of service correspond Hospital International accreditation. Review of medical records that do not reach 100%. This research is a qualitative descriptive study. Data collection with interviews and document searches. Data analysis with content analysis.
The results showed a standard implementation review of medical records has been made according to the International accreditation team's recommendations. Socialization of standards is not optimal, an understanding of the medical record review by physicians and nutrition workers are still lacking, the involvement of human resources is not appropriate, the lack of reporting formats and reporting schedules of the medical record installation to the directors and the evaluation system of follow-up not accordance to PDCA (Plan Do Check Action).
Conclusion: a review of medical records have not been going according to the standards set.
Suggestion: the implementation of medical record review included as one of the main tasks the competent authority, supervision is done on an ongoing basis, increase socialization standard medical record review, and medical record review can be performed routinely for all hospitals as medical record quality improvement cycle."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gracia Risnawaty
"Perjalanan ke luar negeri untuk tujuan kesehatan, yang akrab disebut sebagai medical tourism khususnya perjalanan medis, kini sedang menjadi hal yang menarik minat banyak individu yang mencari layanan perawatan medis berkualitas di luar negeri. Malaysia menjadi salah satu destinasi terkenal bagi masyarakat Indonesia yang mencari pelayanan kesehatan internasional, dan Pulau Penang menjadi tujuan utama warga Indonesia. Sejak pandemi COVID-19 telah terjadi penurunan yang signifikan kunjungan medis ke Penang dikarenakan lock down. Namun setelah dibukanya kembali kunjungan medis di Malaysia, terjadi peningkatan yang signifikan dan hal tersebut membawa dampak kerugian nilai valuta asing yang cukup besar bagi Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui studi kasus pemanfaatan pelayanan kunjungan medis Warga Negara Indonesia (WNI) ke Penang. Penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan design penelitian cross sectional. Lokasi di wilayah Indonesia dengan jumlah sampel penelitian sebesar 97 responden dengan instrumen penelitian menggunakan data primer (kuesioner). Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas responden melakukan pemanfaatan pelayanan kunjungan medis berulang dan rata-rata sebanyak dua kali, dengan persepsi terhadap kualitas pelayanan yang baik. Umur, pekerjaan, pendapatan dan riwayat Penyakit memiliki hubungan yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan kunjungan medis ke Penang. Dimana variabel yang paling besar peranannya dalam mempengaruhi terhadap pemanfataan pelayanan kesehatan kunjungan medis ke Penang adalah pendapatan, meskipun memiliki kartu BPJS. Dari hasil penelitian tersebut, alasan utama adalah persepsi atas ketepatan diagnosa, biaya yang murah dan kualitas layanan. Pelayanan kesehatan di dalam negeri di masa depan harus meningkatkan kualitas pelayanan dan efisien untuk mengurangi biaya dalam pengobatan. Penelitian ini mengusulkan agar mengutamakan kepentingan pasien, ketepatan dalam pengobatan, meningkatkan pelayanan dokter, perawat dan staf yang ramah dan cekatan, dan memberikan kenyamanan fasilitas pelayanan.

The journey abroad for health purposes, commonly known as medical tourism, especially medical travel, is currently gaining interest among individuals seeking quality medical care services overseas. Malaysia has become a renowned destination for Indonesian citizens seeking international healthcare services, and Penang Island is a primary destination for Indonesian residents. Since the COVID-19 pandemic, there has been a significant decline in medical visits to Penang due to lockdown measures. However, with the reopening of medical visits in Malaysia, there has been a significant increase, leading to a substantial impact on Indonesia's foreign exchange losses. This study aims to investigate a case study of the utilization of medical visit services by Indonesian citizens in Penang. The research adopts a quantitative approach with a cross-sectional research design. The study is conducted in Indonesia with a sample size of 97 respondents, and the research instrument utilizes primary data (questionnaires). The findings indicate that the majority of respondents utilize medical visit services repeatedly, averaging twice, with a perception of good service quality. Age, occupation, income, and medical history have a significant relationship with the utilization of medical visit services to Penang. The variable with the most significant role in influencing the utilization of medical visit services to Penang is income, even though respondents have BPJS cards. The main reasons for utilizing medical visit services are perceived accuracy of diagnosis, affordability, and service quality. Future domestic healthcare services should focus on improving service quality and efficiency to reduce treatment costs. The study proposes prioritizing patient interests, accuracy in treatment, enhancing the services of doctors, nurses, and friendly and efficient staff, and providing comfortable facilities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Hariyasa Sanjaya
"Penanganan kasus gawat janin dengan sistem code green bertujuan mempercepat response time evakuasi janin ke luar rahim. Sistem code green telah dilaksanakan sejak tahun 2007 di Instalasi Rawat Darurat RSUP Sanglah Denpasar. Namun demikian belum pernah dilakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan penerapan sistem tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan sistem code green dengan pendekatan kualitatif dan disain studi kasus. Pengumpulan data primer dan sekunder didapat melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Theory of Constraints yang memandang sistem sebagai kesatuan mata rantai. Evaluasi juga dilakukan dengan menganalisis enam variabel pada diagram Ishikawa (fishbone diagram) meliputi man, method, material, machine, management dan milieu.
Penelitian ini menemukan pemanjangan response time dalam sistem code green pada tahap penegakan diagnosis sampai menghubungi announcer sebagai the weakest link dari penerapan sistem. Variabel yang menyebabkan the weakest link dari sistem ini adalah sumber daya manusia yakni ketiadaan dokter penanggungjawab pelayanan (DPJP) di tempat kerja Ketiadaan DPJP (tidak on site) dalam penerapan sistem code green, terutama pada tahap pelayanan pertama yaitu penegakan diagnosis sampai menghubungi announcer berakibat fatal mengingat adanya keharusan bagi dokter residen kebidanan melaporkan dan meminta ijin terlebih dahulu kepada DPJP. Penelitian ini menyarankan agar pihak manajemen RSUP Sanglah Denpasar mengupayakan keberadaan DPJP di tempat tugas (on site), melakukan kajian standard opersional prosedur, dan melaksanakan monitoring penerapan sistem code green secara berkesinambungan.

Code green system in management of fetal distress cases have purposes to improve response time on unborn baby evacuation process. Code green system have been implemented since 2007 in Emergency Department of Denpasar Sanglah General Hospital. However, there was no any evaluation process which was performed to assess the successes of implementation of code green system. The aim of this study is to evaluate the implementation of code green system with qualitative approach and case study design. Primary and secondary data were collected by a numbers efforts (by a few methods) such as in-depth interview, and observation participative. The theory of constraints (TOC) which postulate system as a chain was used as a based theory in this study. This study analyzed six variables of Ishikawa's diagram (Fishbone diagram) such as man, method, material, machine, management, and milieu.
This study found delay response time in code green system at the step of process from diagnosis to contact the announcer as a weakest link on the implementation of code green system. The cause of this weakest link was human resources. Obstetrician who in charge was not present during implementation of the code green system especially in the first step which the services was started from diagnosis until announcer informed when obstetric and gynecology resident reported and request approval from obstetrician who in charge in that critical moment. This study give recommendation such as to present an obstetrician who in-charge in field of services, to conduct a regular standard operational procedure review, and to perform continuing monitors and evaluations of code green system was needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31796
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>