Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115084 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ami Amelya
"Ketepatan tepi servikal merupakan aspek yang penting pada perawatan dengan gigi tiruan cekat. Adaptasi tepi servikal yang buruk dapat menyebabkan terjadinya karies dan penyakit periodontal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbedaan ketepatan tepi servikal mahkota tiruan all-ceramichasil rekam digital scanner(CAD/CAM system) secara directyang direkam dalam mulut dan secara indirect yang direkam dari model kerja. Penelitian dilakukan pada 23 gigi posterior yang di preparasi untuk mahkota tiruan all-ceramic kemudian direkam secara direct dengan intraoral digital scanner dan dicetak untuk mendapatkan model kerja yang kemudian direkam dengan extraoral digital scanner. Sehingga didapatkan 46mahkota tiruan allceramic (Feldspathic ceramic, VITA Mark II, VITA Zahnfabrik) dibuat dengan sistem CAD/CAM CEREC 3D (Sirona). Ketepatan tepi didapat dengan mengukur potongan replika gigi hasil pencetakan ruang antara mahkota tiruan dengan gigi yang telah dipreparasi. Pengukuran dilakukan pada 4 titik dari 46 spesimen dengan Measuring microscopeMM-40 (Nikon, Japan) dengan perbesaran 50x. Hasil penelitian menemukan bahwaketepatan tepi servikal antara mahkota tiruan all-ceramichasil rekamdigital scannersecara direct dengan indirect memiliki perbedaan yang bermakna (P<0,05). Mahkota tiruan all-ceramic hasil rekam digital scanner secara direct memiliki ketepatan tepi yang lebih akurat (70,1μm ± 13,3) daripada indirect (82,3μm ± 12,2).

Marginal fit is an important aspect in treatment with fixed dental prosthesis. Poor marginal adaptation can result in dental caries and periodontal disease. The objective of this study was to analyze the marginal fit of all-ceramic crown fabricated from impression with direct digital scanner intraorally and indirect digital scanner extra orally from working model. 23 posterior tooth wereprepared for all ceramic crowns then scanned with intra oral digital scanner (direct) and impression were made for working model fabrication and then scanned with extra oral digital scanner (indirect).The total of 46 all-ceramic crowns (Feldspathic ceramic, VITA Mark II, VITA Zahnfabrik) were fabricatedwithCAD/CAM system CEREC 3D (Sirona). Marginal fit were evaluated from measuring the silicone replica of the gap between the intaglio of full veneer crown and the margin of the prepared tooth. The 46 specimen was examined using Measuring microscopeMM-40 (Nikon, Japan) with a magnification of 50x. Statistical differences were found between marginal fit of all-ceramic crown fabricated from impression with direct digital scanner and indirect digital scanner(P<0,05). All-ceramic crown fabricated from impression with direct digital scanner (70,1μm ± 13,3) were significantly more accurate than indirect digital scanner (82,3μm ± 12,2).
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raphaeli, Steffi
"Latar Belakang: Mahkota tiruan penuh metal porselen masih sering digunakan karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan mahkota tiruan penuh all-porcelain yaitu mempunyai sifat mekanis metal dan sifat estetis porselen. Jenis base metal alloy yang sering digunakan adalah Nickel-Chromium dan Cobalt-chromium. Cobalt-chromium lebih disarankan digunakan sebagai coping mahkota tiruan penuh metal porselen karena mempunyai sifat biokompatibilitas yang baik pada pasien dengan alergi Nikel. Ketepatan tepi servikal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu mahkota tiruan penuh metal porselen dari faktor biologis.
Tujuan: Untuk mengukur besarnya celah antara tepi servikal gigi subyek yang telah dipreparasi dengan tepi servikal mahkota tiruan penuh metal porselen dengan coping Co-Cr sebelum dan sesudah proses pembakaran porselen.
Metode: Subjek adalah 16 pasien yang memerlukan perawatan dengan mahkota tiruan penuh metal porselen di RSKGM FKG Universitas Indonesia yang diambil secara consecutive sampling. Pengukuran celah tepi servikal marginal gap pada tiap mahkota tiruan penuh metal porselen dengan coping Co-Cr sebelum dan sesudah proses pembakaran porselen dilakukan pada empat titik, yaitu bukal, distal, mesial, palatal dengan mikroskop optik Olympus BX41 dengan perbesaran 50x.
Hasil: Uji statistik diperoleh nilai p

Background: Metal porcelain crown is still commonly used because of the strength properties of the metal and the esthetic of the porcelain. Base metal alloys that used as copings of metal porcelain crowns are nickel chromium and cobalt chromium. Cobalt chromium is preferable because it has better biocompatibility for patients that have allergy to nickel. Marginal gap is one of the important factor that determine the success of a metal porcelain crowns.
Objective: To measure the marginal gap between the cervical margin of the prepared tooth and the cervical margin of metal porcelain crown with Co Cr coping before and after porcelain firing.
Method: The subjects are sixteen teeth that need to be treated with metal porcelain crowns at RSKGM Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia by using consecutive sampling method. Marginal gap of metal porcelain crowns with Co Cr coping, before and after porcelain firing are measured with the impression replica technique at four surfaces, buccal, mesial, distal palatal using optic microscope Olympus BX41 with a magnification of 50x.
Result: Statistical analyses reveals that there is significant difference p
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Doddy S.H. Soemawinata
"Retensi merupakan permasalahan yang sering dijumpai dalam menentukan keberhasilan pembuatan gigi tiruan lengkap. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui teknik pencetakan yang dapat memberi retensi optimal pada gigi tiruan lengkap akrilik rahang atas antara pencetakan yang dilakukan dengan border molding dan tanpa border molding. Selain itu juga untuk mengetahui perbedaan setiap kasus yang dilihat dari segi anatomi rahang. Pada penelitian ini digunakan lima subyek penelitian. Masing-masing subyek dicetak rahangnya dan dibuatkan dua basis gigi tiruan rahang atas, hasil dari border molding dan tanpa border molding yang diberi kaitan kawat di tengah bagian median basis. Setiap basis gigi tiruan lengkap dilakukan uji kecekatannya pada kaitan kawat yang tersedia dengan menggunakan alat Instron tipe 4301. Hasil pengujian kecekatan dihitung secara statistik dengan Student T-Test untuk membedakan antar metode pada masing-masing subyek dan analisis kualitatif untuk menjelaskan perbedaan antar subyek penelitian. Setelah pengujian diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara basis gigi tiruan lengkap yang dihasilkan dengan dilakukan border molding dan tanpa border molding. Selain itu antara kelima subyek penelitian secara kuantitatif tidak menunjukkan adanya homogenitas. Melihat hasil yang diperoleh maka dapat disarankan kepada para dokter gigi untuk melakukan border molding pada pencetakan rahang pasiennya terutama dengan keadaan tulang alveolar yang telah menyusut. Hal ini dilakukan agar diperoleh retensi yang optimal."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gemala Birgitta
"Pembersihan gigi tiruan lepas akrilik sangat penting untuk mencegah terjadinya peradangan pada mukosa mulut dibawah basis gigi tiruan akrilik. Peradangan dapat disebabkan oleh plak dan mikroorgauisme yang menempel pada basis gigi tiruan akrilik tersebut.
Urnumnya pasien-pasien pemakai gigi tiruan lepas akrilik membersihkan gigi tiruannya dengan menggunakan sabun atau pasta gigi, tetapi belum ada penelitian mengenai efektivitas kedua bahan tersebut. Selain itu ada pula bahan pembersih yang mengandung peroksida yang terdapat dalam bentuk tablet yang dilarutkan dalam air.
Tulisan ini melaporkan hasil penelitian tentang perbandingan efektivitas sabun, pasta gigi dan hidrogen peroksida 3 % clalam membersihkan gigi tiruan lepas akrilik.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini, nilai derajat kebersihan gigi tiruan lepas akrilik yang paling tinggi adalah bila gigi tiruan dibersihkan dengan sabun, disusul dengan pasta gigi dan hidrogen peroksida 3 %, walaupun secara statistik perbedaan tersebut tidak bermakna."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vani Natasha
"Kebocoran mikro resin komposit proksimal seringkali terjadi pada dinding gingiva. Tujuan studi ini mengevaluasi efek komposit flowable sebagai lapisan antara untuk mengurangi kebocoran mikro pada dinding ginigva. Metode: 30 gigi premolar RA dipreparasi berbentuk boks, restorasi dilakukan pada kelompok 1 dengan resin komposit packable saja (kontrol). Kelompok 2 dengan RK flowable sebagai lapisan antara, setebal 1 mm dan komposit packable di atasnya. Kelompok 3, seperti kelompok 2 namun RK flowable sebagai lapisan antara setebal 2 mm. Setelah dilakukan siklus termal, kebocoran mikro diukur dari penetrasi zat warna metilen biru 1%. Analisis statistik dengan uji Kolmogorov-smirnov. Hasil: Kebocoran mikro pada kelompok 1 berbeda bermakna dengan kelompok 2 dan 3. Namun tidak terdapat perbedaan bermakna pada kelompok 2 dan 3 (p<0.05). Kesimpulan : Tingkat kebocoran mikro dinding gingiva paling sedikit pada restorasi RK proksimal dengan aplikasi RK flowable pengganti dentin setebal 1 mm namun, ketebalannya tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat kebocoran mikro secara statistik.

Microleakage of composite restoration in proximal often occurs on gingival wall. The purpose of this study is to evaluate the influence of flowable composite as intermediate layer to reduce microleakage on gingival wall. Materials and Method: Thirty whole-extracted upper premolars were devided into 3 groups. Within a box-like cavities, the first group is restored with packable composite only. Group 2 were restored with flowable composite with 1 mm thickness then restored with incrementally packable composite. Group 3 were restored like group two with flowable composite thickness were 2mm. After thermocycling, the penetration of 1% methylene blue was investigated along the gingival wall. The data were analyzed with Kolmogorov-smirnov test. Results: There were significant difference between group 1 with group 2 and 3. No significant difference found between Group 2 and Group 3. Conclusion: Flowable composite as intermediate layer has influence in reducing the microleakage of gingival wall on proximal composite restoration. Nonetheless the thickness of flowable composite has no influence."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Ruslita
"Adanya korelasi yang erat antara kista folikuler (kista dentigerous) dengan ameloblastoma telah diamati oleh para ahli, walaupun terdapat perbedaan yang cukup besar baik sifat maupun perawatan dari kedua kasus tersebut. Dalam hal ini ameloblastoma dimungkinkan terlihat dalam dinding kista dentigerous yang terlebih dulu ada, sebagai bagian dari kemungkinan proses terbentuknya ameloblastoma. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran seberapa besar kemungkinan kista dentigerous berdegenerasi menjadi ameloblastoma yang ditinjau berdasarkan pemeriksaan klinis dan histopatologis, serta dipelajari kecenderungan-kecenderungannya.
Sasaran penelitian adalah semua penderita kista dentigerous dan ameloblastoma pada poli bedah mulut RSCM & RSU Tangerang, yang diambil dari catatan medik penderita dari Januari '90 - Desember '91. Dengan demikian diharapkan hasil yang bermanfaat berguna sebagai informasi bila mungkin untuk deteksi dini pada kasus-kasus yang diduga ameloblastoma berasal dari kista dentigerous, sehingga perawatan seoptimal mungkin disertai tindak lanjut pasca bedah dapat dilakukan.
Hasil penelitian meliputi dari 46 kasus yang diteliti- diperoleh (17%) kasus ameloblastoma yang berdegenerasi dari kista dentigerous yang seluruhnya terdapat pada pria (100%) dengan rata-rata pada umur dewasa muda (27 tahun). Lokasi terbanyak pada rahang bawah (75%) dengan lesi ukuran 9.1-10 cm (50%). Kekambuhan sebesar 25% dengan waktu kekambuhan kurang dari 1 tahun."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siregar, Fazwishni
"ABSTRAK
Berbagai penelitian dalam bidang kedokteran gigi memerlukan sajian histologi yang baik dan terbaca dibawah mikroskop. Gigi dan jaringan pendukungnya terdiri dari jaringan keras dan jaringan lunak yang sama pentingnya, karena itu diperlukan tindakan dekalsifikasi yang dapat melunakan jaringan keras (dentin, sementum, tulang) agar dapat diiris dengan mikrotom, dan memberi hasil memuaskan pada jaringan lunak (gingiva, pulpa, ligamen periodontal).
Pada penelitian yang dilakukan pada rahang tikus LMR ini, dibandingkan tiga bahan dekalsifikasi yaitu larutan sovin, EDT A 5% pH 7 dan asam formiat 5%, sebagian diwarna hematoksilin Eosin dan sebagian lagi Trikrom Masson Goldner, serta pengaruhnya terhadap hasil akhir sajian histology. Sajian dinilai oleh 3 pemeriksa secara uji buta. Hasil penelitian ditabulasi dan dianalisis dengan Kruskal Wallis one way for analysis of variances.
Pada sajian yang diwarna HE, analisis statistik menunjukkan hasil berbeda bermakna. Kombinasi Bovin-HE memberi hasil paling melunakan mendekati sangat jelas (3,4), kemudian EDTA-HE (3,2) dan terakhir Formiat-HE (dengan nilai 3 = jelas. Dengan pewarna Trikrom Masson Goldner, analisis statistik tidak menunjukkan perbedaan bermakna dengan nilai rata-rata 2,5 (antara jelas dan kurang jelas). "
Lengkap +
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sutadi Heriandi
"ABSTRAK
Mutans streptococci are considered as major bacteria in human dental caries, and S. mutans and S. sobrinus are the ones most commonly found in humans. It has been shown from previous study that the numbers of S. sobrinus in oral samples are usually underestimated, and the S. sobrinus colonies are often misidentified as S. mutans. The aim of this study was to identify S. mutans and S. sobrinus from dental plaque of children. Dental plaque samples were collected using sterile cotton swabs from first and second upper deciduous molars from 3 children. Samples of dental plaque were inoculated onto MSB-0.5% yeast extract-20% sucrose. Identification of S. mutans and S. sobrinus was performed using examination of colony morphology and biochemical analysis with inulin and rafinose. Identification results were then documented as digital images with Olympus Digital BX 51. S. mutans form convex, translucent colonies with rough margins, while the S. sobrinus colonies are translucent, circular, with pinpoints are smooth margins. Aglisining bubble often accumulates on top of the colony when excessive glucan is synthesized from sucrose. Biochemical analysis had showed positive reaction on S. mutans, and negative on S. sobrinus. From this study it can be concluded that S. mutans and S. sobrinus could be identified clearly with examination of colony morphology and biochemical analysis."
Lengkap +
Journal of Dentistry Indonesia, 2004
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Herniyati
"ABSTRAK
This investigation conducted to evaluate the relationships between the size of teeth and carabelli's cups from 120 students of the Faculty of Dentistry a average of age of 20 years. The data of the size teeth and the carabelli's cups of the first permanent upper molars were obtained from the upper arch printing. In addition, corresponding measure meats were also mode is the mesio-distal and bucco palatal teeth. The scores of the carabelli's cups were based on the Dalberg's classification. The results showed that the number of the teeth which had score I with grooves were high (48; 40%), then followed by score 0 (the average of mesio palatal cups) Which comprised of 44 teeth (20%), score 3 (there were depressions shaped as a small "Y" alphabet) were 19 teeth (15,83%), score 5 (there were small cups), score 6 (three were medium cups), score 2 (there were pits) and score 4 (there were depression shaped as big "Y" alphabet which each comprised of the 12 teeth (10%); 7 teeth (5,83%); 6 teeth (5%) and 4 teeth (3,33%). None of the teeth had carabelli's cup with score 7 (there were cups with big size). The results of the measurements on mesio-distal and bucco palatal teeth were variable. The smallest mesio-distal and bucco-palatal teeth were 0,20 mm and the largest were 12,80 mm. In size showed that there was a significant relationship between the teeth size and carabelli's cups which the size of carabelli's cups was always in line the teeth size."
Lengkap +
Journal of Dentistry Indonesia, 2004
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>