Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209450 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novita Ariani
"Pendahuluan : Radioterapi kanker serviks uteri dalam pelaksanaannya memerlukan verifikasi geometri sebagai salah satu rantai prosedur radioterapi. Prosedur ini dilakukan untuk mengetahui kesalahan set-up yang terdiri dari kesalahan sistematik dan acak yang nantinya digunakan untuk menentukan margin PTV yang sesuai untuk radioterapi kanker serviks uteri di Departemen Radioterapi Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Metode : Penelitian ini merupakan studi potong lintang terhadap data verifikasi dengan Electronic Portal Imaging Devices (EPID) dari 9 pasien kanker serviks uteri yang mendapatkan radioterapi dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM antara bulan Oktober 2013 hingga Desember 2013. Pergeseran pada lapangan radiasi yang didapatkan dari hasil verifikasi dalam tiga fraksi awal dianalisis untuk memperoleh kesalahan sistematik dan acak, yang selanjutnya dihitung untuk mendapatkan margin PTV.
Hasil : Sebanyak 72 data verifikasi EPID dianalisis. Didapatkan kesalahan sistematik dan kesalahan acak pada pelaksanaan radiasi (radioterapi) kanker serviks uteri di Departemen Radioterapi RSCM, berturut-turut sebesar 3.8 dan 3.0mm pada sumbu laterolateral, 5.9 dan 2.6mm pada sumbu kraniokaudal, serta 4.3 dan 3.5mm pada sumbu anteroposterior. Margin PTV yang diperoleh sebesar 9.8mm, 13.5mm dan 11,0 mm untuk masing-masing sumbu laterolateral, kraniokaudal, dan anteroposterior.
Kesimpulan : Hasil penelitian ini mendapatkan kesalahan sistematik dan acak menggunakan verifikasi dengan EPID yang digunakan sebagai rekomendasi pemberian margin PTV sebesar 13.5mm dalam pelaksanaan radioterapi kanker serviks uteri dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM. Diperlukan alat imobilisasi khusus regio pelvis untuk meningkatkan akurasi penyinaran.

Introduction : Geometric verification is needed as a part of chain of radiotherapy procedures in cervical cancer irradiation. This procedure used to detect set-up erros contains sistematic and random errors for the next step use to formulating adequate PTV margin for cervical cancer irradiation in Cipto Mangunkusumo Hospital.
Methods : This is a cross-sectional study using Electronic Portal Imaging Devices (EPID) verification data of 9 cervical cancer patients treated with 3DCRT/IMRT in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital between October 2013 and December 2013. Translation errors from the first three fractions were analyzed to count for systematic and random errors. These errors were then calculated to acquire PTV margin.
Results : A total of 72 EPID data were analyzed. Systematic and random errors for cervical cancer irradiation in this study were respectively 3.8mm and 3.0mm in laterolateral direction, 5.9mm and 2.6mm in craniocaudal direction, and 4.3mm and 3.5mm in anteroposterior direction. PTV margin were 9.8mm, 13.5mm and 11.0mm in laterolateral, craniocaudal and anteroposterior direction, respectively.
Conclusions : The result in this study acquire systematic and random errors with verificaton by EPID gave PTV margin recommendation and showed that 13.5mm margin was adequate in planning 3DCRT/IMRT technique for cervical cancer in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital. Immobilisation devices for pelvic region might be needed to improve the accuration of radiotherapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Ariani
"Pendahuluan : Radioterapi kanker serviks uteri dalam pelaksanaannya memerlukan verifikasi geometri sebagai salah satu rantai prosedur radioterapi. Prosedur ini dilakukan untuk mengetahui kesalahan set-up yang terdiri dari kesalahan sistematik dan acak yang nantinya digunakan untuk menentukan margin PTV yang sesuai untuk radioterapi kanker serviks uteri di Departemen Radioterapi Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM)
Metode : Penelitian ini merupakan studi potong lintang terhadap data verifikasi dengan Electronic Portal Imaging Devices (EPID) dari 9 pasien kanker serviks uteri yang mendapatkan radioterapi dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM antara bulan Oktober 2013 hingga Desember 2013. Pergeseran pada lapangan radiasi yang didapatkan dari hasil verifikasi dalam tiga fraksi awal dianalisis untuk memperoleh kesalahan sistematik dan acak, yang selanjutnya dihitung untuk mendapatkan margin PTV.
Hasil : Sebanyak 72 data verifikasi EPID dianalisis. Didapatkan kesalahan sistematik dan kesalahan acak pada pelaksanaan radiasi (radioterapi) kanker serviks uteri di Departemen Radioterapi RSCM, berturut-turut sebesar 3.8 dan 3.0mm pada sumbu laterolateral, 5.9 dan 2.6mm pada sumbu kraniokaudal, serta 4.3 dan 3.5mm pada sumbu anteroposterior. Margin PTV yang diperoleh sebesar 9.8mm, 13.5mm dan 11,0 mm untuk masing-masing sumbu laterolateral, kraniokaudal, dan anteroposterior.
Kesimpulan : Hasil penelitian ini mendapatkan kesalahan sistematik dan acak menggunakan verifikasi dengan EPID yang digunakan sebagai rekomendasi pemberian margin PTV sebesar 13.5mm dalam pelaksanaan radioterapi kanker serviks uteri dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM. Diperlukan alat imobilisasi khusus regio pelvis untuk meningkatkan akurasi penyinaran.

Introduction : Geometric verification is needed as a part of chain of radiotherapy procedures in cervical cancer irradiation. This procedure used to detect set-up erros contains sistematic and random errors for the next step use to formulating adequate PTV margin for cervical cancer irradiation in Cipto Mangunkusumo Hospital
Methods : This is a cross-sectional study using Electronic Portal Imaging Devices (EPID) verification data of 9 cervical cancer patients treated with 3DCRT/IMRT in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital between October 2013 and December 2013. Translation errors from the first three fractions were analyzed to count for systematic and random errors. These errors were then calculated to acquire PTV margin.
Results : A total of 72 EPID data were analyzed. Systematic and random errors for cervical cancer irradiation in this study were respectively 3.8mm and 3.0mm in laterolateral direction, 5.9mm and 2.6mm in craniocaudal direction, and 4.3mm and 3.5mm in anteroposterior direction. PTV margin were 9.8mm, 13.5mm and 11.0mm in laterolateral, craniocaudal and anteroposterior direction, respectively.
Conclusions : The result in this study acquire systematic and random errors with verificaton by EPID gave PTV margin recommendation and showed that 13.5mm margin was adequate in planning 3DCRT/IMRT technique for cervical cancer in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital. Immobilisation devices for pelvic region might be needed to improve the accuration of radiotherapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Kemala Salsabila
"Planning Target Volume (PTV) adalah konsep geometris dan ditentukan untuk memilih pengaturan sinar yang sesuai, dengan mempertimbangkan efek dari semua variasi geometris yang memungkinkan, untuk memastikan bahwa dosis yang ditentukan benar-benar diserap pada Clinical Target Volume (CTV). Penambahan margin diperlukan untuk mendapatkan PTV dari CTV yang telah ditentukan. Margin tersebut bisa berdasarkan hitungan manual maupun referensi penelitian yang sudah tersedia sebelumnya. Margin CTV-ke-PTV dapat dihitung menggunakan rumus Van Herk yang membutuhkan nilai kesalahan sistematik dan acak dari nilai pergeseran pasien. Pada penelitian ini, data pergeseran pasien yang digunakan adalah sejumlah 21 pasien kanker nasofaring di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Pergeseran dilihat dari berbagai arah, yaitu laterolateral (LL), kraniokaudal (KK), dan anteriorposterior (AP), sehingga margin PTV yang didapatkan juga dari masing-masing arah. Margin yang digunakan secara klinis di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo adalah 0,5 cm dari semua arah, sedangkan margin yang didapat dengan rumus Van Herk adalah 0,4 cm pada sumbu LL, 0,5 cm pada sumbu KK, dan 0,2 cm pada AP. Hal tersebut berpengaruh pada organ at risk (OAR) yang akan menerima lebih sedikit dosis dari margin yang biasanya diterapkan karena pada sumbu LL dan AP nilai margin lebih kecil. 

Planning Target Volume (PTV) is a geometric concept and it is determined to select an appropriate beam setting, by considering the effects of all possible geometric variations. This volume aims to ensure that the specified dose is absorbed at the CTV. Additional margin is required to generate PTV from delineated CTV. The margin can be based on manual calculations or research references that have been previously available. The CTV-to-PTV margin can be calculated using the Van Herk formula which requires the systematic and random error values of the patient shift. In this study, the patient shift data were 21 patients with nasopharyngeal cancer at Dr. RSUPN. Cipto Mangunkusumo. The shift can be seen from various directions, anterior-posterior (AP), cranial-caudal (CC), left-right (LR) so that the PTV margin obtained is also from each direction. In the clinical routine of Dr. RSUPN. Cipto Mangunkusumo, PTV margin for NPC cases was 0.5 cm from all directions. However, the margin obtained by the Van Herk formula were 0.4 cm on the LR axis, 0.5 cm on the CC axis, and 0.2 cm on the AP. This affects the organ at risk (OAR) which received fewer doses than the standard margin because on the LR and AP axes the margin values are smaller."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mutmainnah
"Planning Target Volume (PTV) merupakan area treatment radioterapi yang diperoleh dengan melakukan penambahan margin pada Clinical Target Volume (CTV). Margin tersebut merupakan kompensasi dari ketidakpastian geometri yang terjadi pada saat treatment. Nilai margin diperoleh dari data online On-Board Imaging (OBI) match result 26 pasien kanker serviks yang mendapatkan penanganan dengan mesin linac Halcyon di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Data OBI dalam arah vertikal (anterior-posterior), longitudinal (cranial-caudal), dan lateral (left-right) digunakan untuk menghitung kesalahan pengaturan, yakni berupa kesalahan sistematik dan acak sebagai variabel dari formulasi Stroom dan Van Herk. Berdasarkan formula Stroom, diperoleh nilai margin sebesar 1 cm untuk arah vertikal dan longitudinal, serta 1,6 cm untuk arah lateral. Sedangkan formula Van Herk, yaitu 1,2 cm untuk arah vertikal, 1,1 cm untuk arah longitudinal, dan 1,9 cm untuk arah lateral. Hasil tersebut menunjukkan nilai yang jauh lebih besar dibandingkan dengan margin yang digunakan pada approved treatment plan yaitu 0,7 cm untuk segala arah. Evaluasi dilakukan dengan cara pengonturan ulang PTV dan planning ulang pada 4 kasus pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dosis yang diterima target pada approved treatment plan lebih baik dibandingkan target yang menggunakan margin Stroom dan Van Herk. Hal ini dikarenakan nilai margin yang lebih besar berisiko mengenai organ lebih banyak, sehingga optimasi yang dilakukan harus lebih optimal agar organ at risk (OAR) menerima dosis serendah mungkin sesuai dengan constraint guidelines menurut QUANTEC.

Planning Target Volume (PTV) is a radiotherapy volume concepts that obtained by adding margin to the Clinical Target Volume (CTV). The margin is a compensation for geometric uncertainty that occurs during treatment. PTV margin was obtained from online data on On-Board Imaging (OBI) match results of 26 cervical cancer patients treated with the Halcyon Linac machine in RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo. OBI data in the vertical (anterior-posterior), longitudinal (cranial-caudal), and lateral (left-right) axis used to count setup errors, namely systematic and random errors, variables from the Stroom and Van Herk formulations. Based on the Stroom formula, the margin values ​​are 1 cm for the vertical and longitudinal axis, and 1.6 cm for the lateral axis. On the other hand, the margin from Van Herk formula was 1.2 cm for the vertical axis, 1.1 cm for the longitudinal axis, and 1.9 cm for the lateral axis. These results are larger than the margin in approved treatment plan, which is 0.7 cm for all axis. We evaluated the dosimetric difference by re-contouring PTV and replanning 4 cases of the treated patients. This study indicate that the dose received by the target in the approved treatment plan is better than the target using Stroom and Van Herk margins. That cause a large margin has a bigger risk of affecting more normal tissue area. Therefore, optimization must be more optimal to reduce organ at risk (OAR) dose as low as possible according to QUANTEC constraint guidelines."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Salsabila
"Radioterapi merupakan salah satu cara digunakan untuk mengobati kanker pada manusia. Perawatan radioterapi yang ideal memberikan radiasi dosis tinggi ke tumor tetapi dosis minimal ke jaringan normal di sekitarnya. Teknik Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) dipilih karena dapat memungkinkan untuk menyelamatkan lebih banyak jaringan normal jika dibandingkan dengan teknik lainnya. Treatment Planning System (TPS) merupakan kunci untuk memaksimalkan distribusi dosis pasien dalam pelaksanaan radioterapi. Akan tetapi ketidakpastian geometris selalu ada dalam proses perencanaan dan pelaksanaan radioterapi. ICRU 50 merekomendasikan penerapan margin ke Planning Target Volume (PTV) sebagai kompensasi atas ketidakpastian geometri. Nilai margin untuk PTV akan dihitung dengan menggunakan persamaan yang dirokemendasikan oleh Stroom dan van Herk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai margin untuk PTV melalui nilai kesalahan sistematik dan acak yang diperoleh dari data pasien yang menjalani perawatan radioterapi kanker payudara. Kriteria yang digunakan adalah pasien yang mendapatkan perawatan untuk kanker payudara, mendapatkan penyinaran dengan teknik IMRT menggunakan pesawat Halcyon di Instalasi Pelayanan Terpadu Onkologi Radiasi RSCM, verifikasi geometri dilakukan menggunakan citra EPID, dan memiliki 25 fraksi perawatan. Pengambilan data pergeseran dilakukan melalui perangkat lunak TPS Eclipse. Data yang diperoleh adalah data pergeseran isocenter yang dikoreksi secara online dalam tiga arah yaitu arah vertikal (anterior – posterior), longitudinal (cranial – caudal), dan lateral (left – right). Nilai kesalahan sistematik didapatkan melalui standar deviasi dari rata-rata pergeseran pasien, sedangkan nilai kesalahan acak didapatkan melalui rata-rata dari standar deviasi pergeseran pasien. Nilai-nilai tersebut digunakan untuk mendapatkan nilai margin untuk PTV berdasarkan persamaan margin untuk PTV rekomendasi Stroom dan van Herk. Nilai margin untuk PTV yang diperoleh dievaluasi kepada beberapa pasien dengan melakukan planning dan contouring ulang. Hasil dari planning dan contouring ulang akan dibandingkan dengan hasil dari penerapan margin yang disarankan oleh dokter.

Radiotherapy is one of the methods used to treat cancer in humans. The ideal radiotherapy treatment delivers a high dose to the tumor but a minimal dose to the surrounding normal tissue. The Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) technique was chosen because it can help save more normal tissue when compared to other techniques. The Treatment Planning System (TPS) is the key to maximizing the patient dose distribution in the implementation of radiotherapy. However, geometric uncertainty always exists in the process of planning and implementing radiotherapy. ICRU 50 recommends applying a margin to the Planning Target Volume (PTV) as compensation for geometric uncertainty. The margin value for PTV will be calculated using the equation recommended by Stroom and van Herk. This study aims to determine the margin value for PTV through systematic and random errors obtained from data on patients undergoing radiotherapy treatment for breast cancer. The criteria used were patients who received treatment for breast cancer, received radiation with the IMRT technique using a Halcyon aircraft at the Radiation Oncology Integrated Service Installation of RSCM, geometric levers were carried out using EPID images, and had 25 treatment fractions. data retrieval is done through the TPS Eclipse software. The data obtained is isocenter shift data which is corrected online in three directions, namely vertical (anterior – posterior), longitudinal (cranial – caudal), and lateral (left – right) directions. The systematic error value is obtained through the standard deviation of the shift mean, while the random error value is obtained through the average of the shift standard deviation. These values ​​are used to obtain the margin value for PTV based on the margin equation for PTV recommended by Stroom and van Herk. Margin values ​​for PTV obtained by some patients by planning and contouring. The results of the re-planning and re-contouring will be compared with the results of applying the margins recommended by the doctor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Salsabila
"Radioterapi merupakan salah satu cara digunakan untuk mengobati kanker pada manusia. Perawatan radioterapi yang ideal memberikan radiasi dosis tinggi ke tumor tetapi dosis minimal ke jaringan normal di sekitarnya. Teknik Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) dipilih karena dapat memungkinkan untuk menyelamatkan lebih banyak jaringan normal jika dibandingkan dengan teknik lainnya. Treatment Planning System (TPS) merupakan kunci untuk memaksimalkan distribusi dosis pasien dalam pelaksanaan radioterapi. Akan tetapi ketidakpastian geometris selalu ada dalam proses perencanaan dan pelaksanaan radioterapi. ICRU 50 merekomendasikan penerapan margin ke Planning Target Volume (PTV) sebagai kompensasi atas ketidakpastian geometri. Nilai margin untuk PTV akan dihitung dengan menggunakan persamaan yang dirokemendasikan oleh Stroom dan van Herk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai margin untuk PTV melalui nilai kesalahan sistematik dan acak yang diperoleh dari data pasien yang menjalani perawatan radioterapi kanker payudara. Kriteria yang digunakan adalah pasien yang mendapatkan perawatan untuk kanker payudara, mendapatkan penyinaran dengan teknik IMRT menggunakan pesawat Halcyon di Instalasi Pelayanan Terpadu Onkologi Radiasi RSCM, verifikasi geometri
dilakukan menggunakan citra EPID, dan memiliki 25 fraksi perawatan. Pengambilan data pergeseran dilakukan melalui perangkat lunak TPS Eclipse. Data yang diperoleh adalah data pergeseran isocenter yang dikoreksi secara online dalam tiga arah yaitu arah vertikal (anterior–posterior), longitudinal (cranial-caudal), dan lateral (left-right). Nilai kesalahan sistematik didapatkan melalui standar deviasi dari rata-rata pergeseran pasien, sedangkan nilai kesalahan acak didapatkan melalui rata-rata dari standar deviasi pergeseran pasien. Nilai-nilai tersebut digunakan untuk mendapatkan nilai margin untuk PTV berdasarkan persamaan margin untuk
PTV rekomendasi Stroom dan van Herk. Nilai margin untuk PTV yang diperoleh dievaluasi kepada beberapa pasien dengan melakukan planning dan contouring ulang. Hasil dari planning dan contouring ulang akan dibandingkan dengan hasil dari penerapan margin yang disarankan oleh dokter.

Radiotherapy is one of the methods used to treat cancer in humans. The ideal radiotherapy
treatment delivers a high dose to the tumor but a minimal dose to the surrounding normal tissue.
The Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) technique was chosen because it can help save more normal tissue when compared to other techniques. The Treatment Planning System (TPS) is the key to maximizing the patient dose distribution in the implementation of radiotherapy. However, geometric uncertainty always exists in the process of planning and implementing radiotherapy. ICRU 50 recommends applying a margin to the Planning Target
Volume (PTV) as compensation for geometric uncertainty. The margin value for PTV will be
calculated using the equation recommended by Stroom and van Herk. This study aims to determine the margin value for PTV through systematic and random errors obtained from data on patients undergoing radiotherapy treatment for breast cancer. The criteria used were patients who received treatment for breast cancer, received radiation with the IMRT technique using a Halcyon aircraft at the Radiation Oncology Integrated Service Installation of RSCM, geometric levers were carried out using EPID images, and had 25 treatment fractions. data retrieval is done through the TPS Eclipse software. The data obtained is isocenter shift data which is
corrected online in three directions, namely vertical (anterior-posterior), longitudinal (cranial-caudal), and lateral (left-right) directions. The systematic error value is obtained through the standard deviation of the shift mean, while the random error value is obtained through the average of the shift standard deviation. These values are used to obtain the margin value for
PTV based on the margin equation for PTV recommended by Stroom and van Herk. Margin values for PTV obtained by some patients by planning and contouring. The results of the replanning and re-contouring will be compared with the results of applying the margins recommended by the doctor.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Fahrudin
"Latar Belakang: Kanker serviks menduduki peringkat ke tiga di seluruh dunia sebagaipenyebab kematian perempuan dan merupakan penyebab kematian utama perempuan dinegara berkembang. Diperlukan evaluasi kesintasan berkala yang secara tidak langsungmenjadi cermin tatalaksana.
Tujuan: Mengetahui kesintasan pasien kanker serviks di RSCM.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif terhadap data rekammedis pasien kanker serviks pada tahun 2012-2014 dengan metode total populationsampling. Analisis data dilakukan menggunakan kurva Kaplan Meier, uji Log Rank dan Regresi Cox untuk mencari kemaknaan hubungan antarvariabel.
Hasil: Terdapat 1.303 subjek penelitian dengan angka kesintasan kanker serviks hingga tahun ke-5 sebesar 76%, 66%, 60%, 43% dan 36% dengan median kesintasan sebesar 1355 hari secara keseluruhan. Terdapat perbedaan hazard bermakna pada variabel stadium kanker (p<0,001). Analisis regresi cox menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap kesintasan adalah stadium kanker.
Kesimpulan: Kesintasan 5 tahun kanker serviks di RSCM tahun 2012-2014 sebesar 36%.

Background: Cervical cancer is ranked third as female cause of death worldwide and isthe leading cause of death of women in developing countries. A periodic survivalevaluation is required that implies the treatment implicitly.
Objective: To know the survival rate of cervical cancer patients at CiptoMangunkusumo Hospital.
Methods: This retrospective cohort study used medical records data of cervical cancerpatients in 2012- 2014 using total population sampling method. Data analysis was doneusing Kaplan Meier curve, Rank Log test and Cox Regression to find the associationbetween variables.
Results: There were 1.303 subjects with overall kesintasan rates of cervical cancer up tothe fifth year of 76, 66, 60, 43 dan 36 with a median survival 1355 days. There were significant hazard differences in cancer stage variables (p <0.001). Cox regression analysis showed that factors affecting survival were cancer stage.
Conclusion: The 5-year kesintasan rate of cervical cancer at Cipto Mangunkusumo hospital in 2012-2014 is 36%."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Adam
"Pendahuluan : Radioterapi pada kanker kepala dan leher menggunakan teknik Three-dimensional Conformal Radiotherapy (3DCRT) atau Intensity-modulated Radiotherapy (IMRT) membutuhkan akurasi yang tinggi dalam pelaksanaannya. Upaya ini dilakukan dengan mengetahui kesalahan set-up melalui proses verifikasi yang disesuaikan dengan beban kerja setiap unit radioterapi. Dengan demikian dapat diterapkan margin CTV-ke-PTV yang ideal untuk mendapatkan dosis yang adekuat pada area target radiasi.
Metode penelitian : Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang mengambil data verifikasi menggunakan Cone Beam Computed Tomography (CBCT) dari 9 pasien kanker kepala dan leher yang mendapatkan radioterapi dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) antara bulan Oktober 2013 hingga Desember 2013. Pergeseran pada lapangan radiasi yang didapatkan dari hasil verifikasi dalam lima fraksi awal dianalisis untuk memperoleh kesalahan sistematik dan kesalahan acak, yang selanjutnya dihitung untuk mendapatkan margin CTV-ke-PTV.
Hasil : Sebanyak 135 data verifikasi CBCT dianalisa. Besar kesalahan sistematik dan kesalahan acak yang didapatkan berturut-turut sebesar 1.5 mm dan 2.7 mm pada sumbu laterolateral, 2.2 mm dan 3.1 mm pada sumbu kraniokaudal, serta 2.2 mm dan 1.9 mm untuk sumbu anteroposterior. Margin CTV-ke-PTV yang diperoleh sebesar 4.9 mm, 6.6 mm dan 5.8 mm untuk masing-masing sumbu laterolateral, kraniokaudal dan anteroposterior.
Kesimpulan : Verifikasi menggunakan CBCT dalam lima fraksi awal merupakan metode yang efektif untuk deteksi dan koreksi kesalahan set-up. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai rekomendasi pemberian margin CTV-ke-PTV dan menunjukkan pemberian margin sebesar 5 mm sudah cukup adekuat dalam pelaksanaan radioterapi kanker kepala dan leher dengan teknik 3DCRT/IMRT di Departemen Radioterapi RSCM. Diperlukan upaya tambahan untuk meningkatkan koreksi kesalahan set-up dengan memperhitungkan beban kerja unit radioterapi.

Introduction : Three-dimensional Conformal Radiotherapy (3DCRT) or Intensity Modulated Radiotherapy (IMRT) for head and neck cancer is a highly accurate procedure. Verification is needed to detect and correct set-up errors, adjusted according to workload of each radiotherapy center. Therefore, an ideal CTV-to-PTV margin can be applied to ensure adequate target volume coverage.
Methods : This is a cross-sectional study using Cone Beam Computed Tomography (CBCT) verification data of 9 head and neck cancer patients treated with 3DCRT/IMRT in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital between October 2013 and December 2013. Translation errors from the first five fractions were analyzed to count for systematic and random errors. These errors were then calculated to acquire CTV-to-PTV margin.
Results : A total of 135 CBCT data were analyzed. Systematic and random errors were respectively 1.5 mm and 2.7 mm in laterolateral direction, 2.2 mm and 3.1 mm in craniocaudal direction, and 2.2 mm and 1.9 mm in anteroposterior direction. CTV-to-PTV margin were 4.9 mm, 6.6 mm and 5.8 mm in laterolateral, craniocaudal and anteroposterior direction, respectively.
Conclusions : CBCT verification in first five fractions was effective in detecting and correcting set-up errors. The calculated CTV-to-PTV margin can be used as recommended margin and showed that 5 mm margin was adequate in planning 3DCRT/IMRT technique for head and neck cancer in Department of Radiotherapy, Cipto Mangunkusumo Hospital. An extra effort might be done to improve the correction of set-up errors adjusted to workload.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Feri Ikhwan
"Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada wanita setelah kanker payudara namun menjadi penyebab kematian terbanyak pada wanita yang menderita kanker. Pada penderita kanker serviks gangguan psikiatri dapat terjadi karena berbagai faktor penyebab. Dari gangguan psikiatri yang terjadi pada penderita kanker serviks, depresi merupakan gangguan yang paling sering dijumpai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stadium klinis dan faktor-faktor sosio-demografi dengan derajat beratnya depresi pada pasien kanker serviks uteri.
Metode: Penelitian ini berbentuk studi potong lintang dengan jumlah subjek 232 orang yang merupakan pasien kanker serviks uteri yang berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo) pada bulan November sampai Desember 2012. Seluruh subjek penelitian diminta untuk mengisi lembar kuesioner yang berisi identitas dan data sosio-demografi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian depresi menggunakan Mini International Neuropsychiatric Interview ICD-10 (MINI ICD-10) dan untuk menilai derajat beratnya depresi dengan instrumen Hamilton Rating Scale for Depression (HRS-D).
Hasil: Dari hasil analisis bivariat pada penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara stadium klinis kanker serviks uteri (p <0,001), umur (p = 0,005), dan lamanya diagnosis kanker serviks uteri ditegakkan (p <0,001) dengan derajat beratnya depresi yang terjadi, dan dari analisis multivariat didapatkan lamanya diagnosis merupakan variabel yang menjadi faktor dominan yang berhubungan secara statistik bermakna terhadap semua tingkatan depresi.
Kesimpulan: Penelitian ini menjawab hipotesis penelitian dimana terdapat hubungan antara stadium klinis dan faktor-faktor sosio-demografi dengan derajat beratnya depresi pada pasien kanker serviks uteri.

Cervical cancer is the second most types of cancer in women after the breast cancer, but it is the most frequent cause of cancer mortality in women. Patients with cervical cancer can occur psychiatric disorders due to various causes. Depression is the most common psychiatric disorder in cervical cancer patients. This study aims to determine the relationship between clinical stage and the factors of socio-demographic with the severity of depression in patients with cervical cancer.
Methods: This study was cross-sectional studies form 232 cervical cancer patients who went to the National Center Public Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo (RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo) in November to December 2012. The whole subjects of the study were asked to fill out a questionnaire that contains the identity and socio-demographic data. The instrument used for the assessment of depression using the Mini International Neuropsychiatric Interview ICD-10 (ICD-10 MINI) and to assess the degree of severity of depression by the instrument Hamilton Rating Scale for Depression (HRS-D).
Results: From the results of the bivariate analysis in this study found a significant association between clinical stage of cervical cancer (p <0.001), age (p = 0.005), and duration of cervical cancer diagnosis is established (p <0.001) with the degree of severity of depression that occurs, and from the multivariate analysis found that the length of diagnosis is a dominant factor which is statistically significant related to all levels of depression.
Conclusion: This study answers the research hypothesis that there is a relationship between clinical stage and the factors of socio-demographic with the severity of depression in patients with cervical cancer.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Meilana
"Pasien kanker serviks berisiko tinggi mengalami malnutrisi. Asupan makanan yang tidak adekuat, peningkatan kebutuhan, penurunan aktivitas fisik dan hiperkatabolisme, mendorong terjadinya malnutrisi. Kondisi ini dapat terjadi selama sakit maupun pada saat pengobatan, yang dapat memengaruhi status gizi pasien. Prevalensi malnutrisi pada pasien kanker serviks sebesar 48−66% dan meningkat hingga 82% setelah mendapat terapi. Pasien kanker serviks, 25% mengalami cachexia dan 33−69% mengalami sarkopenia. Penurunan massa otot yang merupakan penyusun utama massa bebas lemak (MBL), secara negatif memengaruhi efektivitas terapi dan kelangsungan hidup pasien. Bioelectrical impedance analysis (BIA) adalah alat tervalidasi untuk mengukur MBL sebagai bagian dari diagnosis malnutrisi, namun tidak selalu tersedia di fasilitas kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa kekuatan genggam tangan (KGT) dapat dijadikan sebagai prediktor MBL. Pengukuran KGT dengan handheld dynamometers (HHD) yang relatif murah, valid, dan andal, masih jarang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara KGT dan MBL pada pasien kanker serviks yang menjalani radioterapi di Poliklinik Radioterapi RSCM. Penelitian menggunakan desain potong lintang pada subjek usia 18−60 tahun. KGT dinilai menggunakan Jamar digital HHD. MBL dinilai menggunakan BIA single frequency Omron® HBF−375. Terdapat 54 subjek dengan median usia 49 tahun, mayoritas stadium III, tidak terdapat metastasis dan komorbid, dan mendapat radioterapi saja. Mayoritas subjek tergolong BB lebih, dengan rerata asupan energi 20,79 ± 6,70 kkal/kgBB/hari, median asupan protein 0,68 (0,05−1,87) g/kgBB/hari, dan rerata asupan lemak 31,22 ± 8,81% dari energi total. Mayoritas asupan energi, protein dan lemak tergolong kurang dibandingkan dengan rekomendasi ESPEN. Rerata KGT 23,54 ± 5,16 kg dan rerata MBL 36,40 ± 6,03 kg. Dilakukan uji korelasi antara KGT dan MBL. Terdapat korelasi positif yang cukup antara KGT dan MBL pada pasien kanker serviks yang menjalani radioterapi (r = 0,346, p = 0,010). KGT berkorelasi positif kuat dengan MBL (r = 0,601, p = 0,001) pada pasien kanker serviks yang hanya menjalani radioterapi (n=28). Pemeriksaan KGT kemungkinan dapat memprediksi MBL, sehingga dapat membantu diagnosis malnutrisi lebih dini dan mencegah luaran buruk pada pasien kanker serviks yang menjalani radioterapi, terutama di fasilitas kesehatan yang tidak tersedia BIA. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan formulasi dalam memprediksi MBL dari KGT.

Cervical cancer patients are at high risk for malnutrition. Inadequate food intake, increased energy and protein requirements, decreased physical activity and hypercatabolism in cancer patients lead to malnutrition. This condition can occur during illness or during treatment, which can affect the nutritional status of the patient. The prevalence of malnutrition in cervical cancer patients was 48−66% and increased to 82% in patients receiving therapy. Patients with cervical cancer, 25% were cachectic and 33%–69% were sarcopenic. Loss of muscle mass, which are the main constituents of fat free mass (FFM), negatively impact therapeutic efficacy and survival in cervical cancer patients. Bioelectrical impedance analysis (BIA) is a validated tool for measuring FFM, as part of malnutrition, but it is not always available in health facilities. Research shows that hand grip strength (HGS) can be used as a predictor of FFM. HGS measurement with handheld dynamometers (HHD) which is relatively cheap, valid, and reliable, is still rarely used. This study aims to examine the relationship between HGS and FFM in cervical cancer patients undergoing radiotherapy at the Radiotherapy Outpatients Clinic of Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital. The study used a cross-sectional design on subjects aged 18−60 years. HGS was assessed using a Jamar digital hand dynamometer. FFM was assessed using the BIA single frequency Omron® HBF−375. A total of 54 study subjects with a median age of 49 years, the majority were in stage III, had no metastases, received radiation therapy only, and had no comorbidities. Most of the subjects were classified as overweight and obes, with a mean of energy intake 20.79 ± 6.70 kcal/kgBW/day, a median of protein intake 0.68 (0.05−1.87) g/kgBW/day, and an average of fat intake 31.22 ± 8.81% of the total energy. The majority of the energy, protein and fat intakes were less than the ESPEN recommendations. The mean HGS in the subjects was 23.54 ± 5.16 kg and the mean FFM was 36.40 ± 6.03 kg. Correlation test was conducted between HGS and FFM. There was a moderately positive correlation between HGS and KGT in cervical cancer patients undergoing radiotherapy (r = 0.346, p = 0.010). HGS was strongly positive correlation with FFM (r = 0.601, p = 0.001) in cervical cancer patients undergoing radiotherapy only (n=28). HGS maybe able to predict FFM for early diagnose of malnutrition and prevent poor outcomes in cervical cancer patients undergoing radiotherapy, especially in health facilities where BIA isn’t available. Further research is needed to get a formulation in predicting FFM from HGS."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>