Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104732 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lili Muhammad Romli
"Gerakan Sanusiyah merupakan gerakan tarekat yang didirikan oleh Muhammad ibn Ali al-Sanusi. Gerakan ini lahir pada akhir paruh pertama abad ke-19 dan mulai terkenal pada awal abad ke-20 karena perjuangannya dalam melawan kolonialisme Eropa di Libya. Gerakan ini berjasa dalam mendirikan negara Libya modern. Dalam hal pemikiran, gerakan ini bersifat puritan dan revivalis. Al-Sanusi sebagai pendirinya berpandangan bahwa interpretasi syari'ah haruslah bebas. Ia juga menekankan bahwa umat Islam harus menghidupkan kembali akidah dan praktik Islam yang murni sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad, serta membebaskan diri dari dogmadogma yang telah melemahkannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi pustaka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bahwa Gerakan Sanusiyah merupakan gerakan revivalis yang sangat gigih memperjuangkan kemerdekaan negara Libya dari kolonialisme, baik melalui jalan koperatif maupun non-koperatif.

Sanusiyah Movement is thariqa movement which was established by Muhammad ibn Ali al-Sanusi. The movement appeared at the end of first half 19th century and became popular at the beginning of 20th century because of its struggle to resist European colonialism in Libya. The movement was meritorious in instituting the modern country of Libya. The characteristic of Sanusiyah movement are puritan and revivalist thought. Al-Sanusi as the founder thought that the interpretation of Shari'a must be free. He also emphasized that muslim must revive akidah and Islamic practice which is pure, in the same manner as taught by Mohammad, and liberate themselves from dogmas which was debilitate them. This research is qualitative research with literatural studies. The purpose of this research is to clarify that the Sanusiyah Movement is revivalist movement which was very persistent in fighting for Libya's independence from colonialism by cooperative or non-cooperative way.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Harris, Lilian Craig
Boulder, Colorado: Westview Press, 1986
961.204 HAR l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vandewalle, Dirk
London: I.B. Tauris, 1998
961.204 1 VAN l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Widodo
"Upaya kemerdekaan Catalonia berawal dari rasa nasionalisme yang tumbuh dalam diri bangsa Catalonia berdasarkan kebangsaan, budaya dan bahasa yang dianggap berbeda dengan Spanyol. Self determination dan semangat primordial masyarakat Catalonia dipicu oleh rasa ketidakpuasan dan buruknya pola hubungan antara daerah, yaitu Catalonia, dengan Pemerintah pusat Spanyol di Madrid. Sehingga tujuan penelitian ini adalah, pertama, memvalidasi faktor-faktor yang menyebabkan Catalonia ingin memerdekakan diri dari Spanyol, dan merekonstruksi keterlibatan gerakan separatisme dalam upaya kemerdekaan Catalonia. Kedua, mengabstraksi prinsip-prinsip pertahanan-keamanan Spanyol dalam mempertahankan Catalonia, dan merinci berbagai upaya pertahanan-keamanan yang dilakukan oleh Spanyol, hasil penelitian menunjukan bahwa gerakan separatis Catalonia terlibat dalam semua aspek yang menghendaki referendum untuk memisahkan diri dari kerajaan Spanyol dan gerakan separatisme memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap stabilitas pertahanan dan keamanan di Catalonia.

Catalonia's independence efforts began with a sense of nationalism that grew within the Catalonian nation based on nationality, culture and language which were considered different from Spain. The self-determination and primordial spirit of the Catalan people were triggered by the feeling and poor relationship pattern between the region, namely Catalonia, and the Spanish central government in Madrid. So the purpose of this study is, first, to validate the factors that caused Catalonia to want to be independent from Spain, and to reconstruct the involvement of the separatist movement in the pursuit of Catalonia's independence. Second, abstracting the principles of Spanish security in defending Catalonia, and detailing the various defense-security efforts carried out by Spain, the results of the study show that the Catalan separatist movement was involved in all aspects that the referendum wanted to secede from the Spanish empire and the separatist movement had an impact. of great significance to the defense and security of Catalonia."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Muhammad Al-Farisy
"Artikel ini membahas gerakan anti-kolonialisme Kwame Nkrumah di Ghana dan di seluruh benua Afrika pada kurun waktu dari tahun 1948 sampai 1966. Gerakan anti-kolonialisme adalah sebuah gerakan perlawanan terhadap penjajahan bangsa Eropa yang berkembang di Ghana dan juga di negara-negara Afrika lainnya setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua. Salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dari gerakan tersebut adalah Kwame Nkrumah. Visi dari gerakan anti-kolonialismenya adalah membebaskan negaranya yaitu Ghana lalu seluruh benua Afrika dari penjajahan bangsa Eropa. Gerakan antikolonialisme Kwame Nkrumah terwujud dalam berbagai bentuk. Beberapa diantaranya adalah gerakan ketidakpatuhan sipil (civil disobedience), penyelenggaran berbagai konferensi antar negara atau wilayah di Afrika hingga pendanaan dan pelatihan terhadap berbagai kelompok pembebasan nasional (national liberation movement) yang termasuk ke dalam pemikiran Pan-Afrikanisme-nya. Berbeda dengan kajiankajian sebelumnya yang pembahasannya sangat komprehensif, penelitian ini akan membatasi topik penelitian pada gerakan anti-kolonialismenya. Jadi, beberapa sub-topik di kajian sebelumnya seperti kebijakan domestik Nkrumah pasca Ghana merdeka hingga kebijakan luar negeri Ghana yang tidak berkaitan dengan Afrika tidak akan dibahas di dalam penelitian ini. Hasil temuan penelitian ini adalah Kwame Nkrumah memiliki pengaruh penting dalam gerakan anti-kolonialisme baik itu di Ghana atau di Afrika walaupun gerakannya di kedua wilayah tersebut memiliki perbedaan hasil. Penelitian ini ditulis menggunakan metode sejarah yang mengambil sumber-sumber penelitian dalam bentuk buku-buku dan jurnal dari Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Pusat UI hingga beberapa sumber dari internet.

This journal article will discuss the history of Kwame Nkrumah’s anti-colonialism movement in both Ghana and Africa which occurred from 1948to 1966. Anti-colonialism movement opposed European colonialism which was well-developed in Ghana and other African countries after World War II ended. One of the most influental figures from that movement was Kwame Nkrumah. His anti-colonialism vision aimed to liberate his country Ghana and the entire African continent from European colonialism. His movements were manifested in various forms, from implementation of civil disobedience, organizing several inter-governmental and inter non-governmental conferences and providing equipment and training for various national liberation movements that his Pan-Africanism thoughts. Differing from the previous research which the main topic is comprehensive, this research will restrict its scope to Nkrumah’s anti-colonialism movements. Hence, sub-topics such as Nkrumah’s domestic policy after Ghana’s independence or Ghana’s foreign policy which does not mention Africa’s affair will not be discussed in this article-journal. These research findings show that Nkrumah was an influental figure in anti-colonialism movement in Ghana and Africa even the result of his movements in those two areas differ. This articleis written using the historical method, by collecting historical sources in the form of books and journals, obtained from the National Library, UI Library, or other online sources."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andro Riyadi Darmawan
"Penelitian ini akan melihat perbandingan strategi Liga Muslim dan Gerakan Rakyat Pattani sebagai faktor penentu keberhasilan upaya perjuangan. Strategi merupakan salah satu faktor yang diungkapkan oleh Sidney Tarrow sebagai penentu keberhasilan suatu gerakan. Penelitian menggunakan studi kasus Perbandingan Strategi Gerakan Liga Muslim di India dan Gerakan Rakyat Pattani di Thailand Dalam Upaya Memperoleh Kemerdekaan Wilayah Kelompok Minoritas Tahun 1902-1954. Pertanyaan penelitian yang dipilih adalah Bagaimana perbedaan strategi perjuangan oleh Liga Muslim di India dan Gerakan Rakyat Pattani di Thailand bagian Selatan dapat mempengaruhi perbedaan hasil upaya kemerdekaan wilayah kelompok minoritas? Argumentasi penelitian ini adalah strategi yang digunakan oleh Liga Muslim dan Gerakan Rakyat Pattani memiliki perbedaan yang mengakibatkan hasil yang berbeda. Liga Muslim menggunakan strategi yang lebih diplomatis dalam perjuangannya, berbeda dengan Gerakan Rakyat Pattani yang lebih menekan pemerintah. Argumentasi tersebut akan coba dibuktikan dengan menganalisis perbandingan kedua konflik yang terjadi dan strategi yang diterapkan oleh kedua upaya gerakan tersebut sehingga tujuan dari penelitian ini dapat tercapai yaitu menjelaskan bahwa strategi merupakan faktor yang penting dalam sebuah gerakan perlawanan dari kelompok minoritas untuk mencapai tujuannya.

This research will look at the comparison of the strategy of the Muslim League and the Pattani People's Movement as a critical success factor for the struggle. Strategy is one of the factors expressed by Sidney Tarrow as a determinant of the success of a movement. The study used case studies Comparison of Muslim League Movement Strategy in India and the Pattani People's Movement in Thailand In an Effort to Obtain Independence of the Minority Territory in 1902-1954. The selected research question is How do the differences in the strategy of the struggle by the Muslim League in India and the Pattani People's Movement in Southern Thailand affect the differences in the results of the independence efforts of minority groups The argument of this research is the strategy used by the Muslim League and the People's Movement of Pattani to have differences that result in different results. The Muslim League uses a more diplomatic strategy in its struggle, in contrast to the Pattani People's Movement that is more pressing for government. The argument will be proved by analyzing the comparison of the two conflicts and the strategies adopted by the two movements so that the purpose of this research can be reached that is to explain that strategy is an important factor in a resistance movement of minority groups to achieve its objectives.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Supriono
"ABSTRAK
Penulis dalam Skripsi ini mencoba menggambarkan bentuk gagasan Nasionalisme Arab yang terjadi di Libya oleh Mu'ammar al-Qazzafi pada masa awal ia berkuasa. Periode ini merupakan Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA) pertama pada awal Qazzafi berkuasa. Nasionalisme telah menjadi peranan penting keterlibatan Qazzafi dalam politik regional yang didukung oleh faktor letak geografi yang strategis dan sumber daya manusia.
Faktor penting lain yang mempengaruhi Qazzafi pada awal ia berkuasa adalah pecahnya perang Arab-Israel dan melonjaknya harga minyak di pasaran Internasional.
Upaya Qazzafi untuk menggabungkan Libya dengan negara-negara tetangga terutama negara-negara Arab dan Afrika Utara merupakan ciri yang paling menonjol dalam sejarah politik Libya.
Untuk mewujudkan gagasan-gagasannya, Qazzafi mengeluarkan Teori Universal Ketiga (Third universal Theory) yang dibukukan dalam The Green Book (Baku Hijau), merupakan risalahnya tentang politik. Isi dari Green Book di antaranya adalah upaya-upaya untuk menunjukkan jalan menuju kebebasan atas keinginan ekonomi baik dari luar negeri maupun tekanan-tekanan dari dalam negeri. Selain itu juga merupakan cara menuju sosialisme dalam arti keadilan sosial dan Cara menuju persatuan yang. diartikan pertama sebagai persatuan bangsa Arab, baru kemudian persatuan seluruh umat Islam.
Setelah menyajikan secara deskriptif diperoleh gambaran bahwa pada akhirnya Qazzafi tidak berhasil mewujudkan gagasan nasionalisme Arabnya khususnya tentang persatuan, hal ini disebabkan karena sikap radikal Qazzafi dalam menghadapi negara-negara Arab. Gagalnya Qazzafi dalam mengembangkan ide sosialisme dan kebebasan disebabkan karena kurangnya pemahaman rakyat, selain itu juga adanya kendala-kendala yang datang baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

"
1995
S13397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahela Sabila
"ABSTRAK
Studi ini menganalisis perilaku soft balancing Tiongkok yang berbeda di Timur Tengah, khususnya pada krisis Libya dan Suriah dalam membatasi pengaruh Amerika Serikat (AS). Studi ini menggunakan teori Realisme Neoklasik yang dapat memberikan penjelasan kebijakan luar negeri atau strategi suatu negara dalam suatu isu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kongruensi dengan pengambilan data melalui studi kepustakaan. Analisis tersebut memberikan hasil bahwa perbedaan perilaku soft balancing Tiongkok dalam menghadapi AS disebabkan oleh faktor domestik yang berbeda dalam melihat krisis Libya dan Suriah. Faktor domestik penentu kebijakan luar negeri suatu negara oleh Schweller menyebutkan terdapat lima variabel yaitu elite consensus, government atau regime vulnerability, social cohesion, dan elite cohesion. Analisis di dalam tesis ini menyebutkan terdapat perbedaan variabel yang muncul di krisis Libya dan Suriah di dalam domestik Tiongkok sendiri. Akibatnya, Tiongkok menunjukan perilaku soft balancing yang berbeda di dalam krisis Libya dan Suriah dalam membatasi pengaruh AS.

ABSTRACT
This study analyzes the different Chinas soft balancing behaviors in the Middle East, particularly in the Libyan and Syrian crises in limiting the influence of the United States (US). This study uses the theory of Neoclassical Realism which can provide an explanation of a countrys foreign policy or strategy on an issue. This research is a qualitative study using a congruence method with data collection through a literature study. The analysis gives the result that differences in Chinas soft balancing behavior in dealing with the US are caused by different domestic factors in seeing the Libyan and Syrian crisis. Domestic factors determining a countrys foreign policy by Schweller said there are five variables, namely elite consensus, government or regime vulnerability, social cohesion, and elite cohesion. The analysis in this thesis states that there are differences in the variables that appear in the Libyan and Syrian crises within China itself. As a result, China exhibits different soft balancing behaviors in the Libyan and Syrian crises in limiting US influence."
2020
T55393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Ananda Putri
"Muammar Khadaffi adalah seorang pemimpin Libya yang memimpin lebih dari 40 tahun dan ia melakukan banyak perubahan untuk memajukan Libya terutama di bidang pendidikan. Penelitian ini membahas tentang pemikiran Muammar Khadaffi yang tertuang dalam “The Green Book” dan cara Muammar Khadaffi memajukan Libya dalam masalah pendidikan. Penelitian ini berkonsep dari “The Green Book” yang diterbitkan oleh Muammar Khadaffi. Tujuan dari penelitian ini ingin menjelaskan apa pemikiran pendidikan Muammar Khadaffi, bagaimana cara Muammar Khadaffi mengimplementasikan pemikirannya untuk memajukan pendidikan di Libya. Metode yang digunakan adalah peneltian kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa studi pustaka dengan mempelajari dan mencari beberapa sumber referensi melalui buku, jurnal, dan artikel. Teori yang digunakan adalah teori kebijakan pendidikan menurut H.A.R Tilaar dan Riant Nugroho. Hasil dari penelitian ini adalah Khadaffi mengeluarkan pemikiran dan konsep modern yang akan mengubah pendidikan. Khadaffi melakukan pergantian kurikulum menjadi kurikulum Khadaffi yan berisi beberapa kebijakan mengenai pendidikan. Kurikulum baru ini membuahkan hasil yang positif karena angka melek huruf di Libya meningkat dan juga pendidikan Libya berada di tingkat Internasional.

Muammar Gaddaffi was a Libyan leader who led for more than 40 years and he made many changes to advance Libya, especially in the field of education. This research discusses the thoughts of Muammar Gaddaffi as contained in "The Green Book" and the way Muammar Gaddaffi advanced Libya in terms of education. This research is based on the concept of "The Green Book" published by Muammar Khadaffi. The purpose of this study is to explain what Muammar Gaddaffi's educational thoughts were, how did Muammar Gaddaffi implement his thoughts to advance education in Libya. The method used is qualitative research. The data collection technique is in the form of literature study by studying and looking for several reference sources through books, journals and articles. The theory used is educational policy theory according to H.A.R Tilaar and Riant Nugroho. The result of this research is that Gaddaffi issued thoughts and concepts that would change educational policies. The policies that Gaddaffi also implemented were based on his thoughts in "The Green Book". Gaddaffi issued a policy that holidays remain active and change the curriculum to the Gaddaffi curriculum. The impact of these policies produced positive results in increasing literacy rates in Libya and also Libyan education is at the international level."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>