Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116413 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puspa Rani Sartika
"Laporan magang ini membahas tentang analisis kesesuaian penerapan SAK ETAP (Standar Aakuntansi Keuangan Entintas Tanpa Akuntabilitas Publik) pada laporan keuangan PT PRS. Lebih terinci lagi, laporan magang ini menganalisis kesesuaian penyusunan format 4 (empat) laporan keuangan PT PRS yaitu Laporan Neraca, Laba Rugi, Perubahan Ekuitas, dan Arus Kas serta penyajian akun aset tetap, piutang, dan pendapatan terhadap SAK ETAP dengan didukung dan dibuktikan dari hasil prosedur audit yang dilakukan auditor. Hasil pemeriksaan tentang perlakuan akuntansi berupa penyajian format laporan keuangan serta penyajian akun aset tetap, piutang, dan pendapatan yang dilakukan oleh PT PRS telah sesuai dengan SAK ETAP.

This report discusses about the implementation of Indonesian Accounting Standard for Non-Publicly-Accountable Entities (SAK ETAP) on PT PRS?s Financial Statement. Furthermore, this report will analyze the implementation of presentation format of four financial report of PT PRS such as balance sheets, statements of income, statements of changes in equity, and statements of cash flows. It will also discuss about the presentation for certain account (fixed asset, receivable, and revenue) if which compare with the standards that supported by the result of audit process that has been done by the auditor from KAP PQR. From the examination we can conclude that the presentation of financial statement and also the account that has done by PT PRS already in accordance with SAK ETAP."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaisani Katya
"Laporan ini bertujuan untuk memperlihatkan penerapan SAK ETAP pada PT DEF dan kelayakannya, serta berfokus pada beberapa akun yang signifikan pada PT DEF yakni piutang, investasi, dan ekuitas. Pembahasan mencakup kewajaran pencatatan saldo PT DEF melalui prosedur audit yang dilakukan, kesesuaian penyajian laporan keuangan menurut aturan SAK ETAP dan kelayakan PT DEF dalam menggunakan SAK ETAP sesuai aturan yang berlaku. Hasilnya, PT DEF telah memenuhi syarat dalam menggunakan SAK ETAP, begitu pula kesesuaian pencatatan saldo dan bentuk penyajian laporan keuangan PT DEF menurut SAK ETAP.

This report aims to show implementation of SAK ETAP (IFRS for SMEs) in PT DEF and its appropriateness, whilst also focusing on significant accounts in PT DEF: receivables, investment, and equity. The analysis consists of fairness of balance stated with the audit procedures, the appropriateness of the presentation of financial statement according to SAK ETAP, and the appropriateness of using SAK ETAP by PT DEF according to prevailing regulations. It is assured that PT DEF has fulfilled the requirements of using SAK ETAP, along with the balance stated and the format of financial statement according to SAK ETAP.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Athirah Ulfah
"Laporan magang ini membahas penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada Koperasi X yang ditujukan untuk mengetahui cara penerapan SAK ETAP yang dilakukan oleh Koperasi X sekaligus melakukan review aspek-aspek yang dinilai untuk melihat ketepatan SAK ETAP pada Koperasi X. Pemeriksaan dilakukan atas kesesuaian antara perlakuan akuntansi yang berlaku, khususnya dalam bentuk penyajian laporan keuangan dengan teori yang ada. Hasil pemeriksaan tentang perlakuan akuntansi, khususnya dalam penyajian laporan keuangan yang diterapkan oleh Koperasi X telah sesuai dengan SAK ETAP. Dalam proses magang di KAP Erimurni yang mengaudit Koperasi X diketahui bahwa aset Koperasi X berjumlah Rp 709.006.699.653,- dan dana pihak ketiga dalam bentuk simpanan berjangka berjumlah Rp 668.778.780.398,- yang dapat mengindikasikan kemungkinan deposannya yang cukup banyak, baik anggota maupun non anggota.

The internship report discusses the implementation of Indonesian Accounting Standard for Non-Publicly-Accountable Entities (IAS NPAE) of Cooperative X which is aimed to find out the way of Cooperative X in implementing IAS NPAE and to review the aspects assessed in seeing the accuracy of Cooperative X in implementing it. Audit is done based on the suitability of accounting treatment, especially in form of financial statements presentation, compared to existing theories. Audit result shows related to the accounting treatment, especially in financial statements presentation, implemented by Cooperative X are already in accordance with IAS NPAE. During internship process in KAP Erimurni, which audited Cooperative X, there is a finding that the Cooperative X’s assets in amount Rp 709.006.699.653,- and third party fund in form of time deposit in amount of Rp 668.778.780.398,- could indicate the possibility of having large number of depositors, which includes members and non-members.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nur Marinda
"ABSTRAK
Tesis ini merupakan penerapan SAK ETAP dan penyajian sesuai dengan PSAK 45 (R2011) Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Terhadap Laporan Keuangan Tahun 2011 Unit PKBL BUMN sesuai dengan Surat Edaran Menteri BUMN No. SE.02/MBU/Wk/2012 dan No. SE- 01/D5/MBU/2012 terkait Pedoman Akuntansi PKBL Revisi Tahun 2012. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan acuan aturan akuntansi unit PKBL BUMN didasari atas perkembangan standar akuntansi di Indonesia dan bentuk operasional PKBL BUMN.
Sebagian Laporan Keuangan Tahun 2011 Unit PKBL BUMN sudah menerapkan secara dini Pedoman Akuntansi PKBL Revisi Tahun 2012, yaitu Unit PKBL PT TLX dan Unit PKBL PT ANX.
Penerapan pedoman tersebut berpengaruh terhadap kebijakan akuntansi yang diterapkan pada Laporan Keuangan 2011 unit PKBL PT TLX dan PT ANX, diantaranya kebijakan akuntansi atas piutang, pendapatan, dan pengungkapan khusus.

ABSTRACT
This thesis is about the implementation and presentation of SAK ETAP and PSAK 45 (R2011) : ?Financial Reporting For Non Profit Entities? on Unit PKBL BUMN?s Financial Statements 2011 in accordance with the Circular Letter of BUMN No. SE.02/MBU/Wk/2012 and No. SE- 01/D5/MBU/2012 for ?Pedoman Akuntansi PKBL Revisi Tahun 2012?. The factors that cause changes in the reference state accounting rules are based on the new development of accounting standards for PKBL BUMN in Indonesia and Operation Nature of PKBL BUMN.
Some of the Sample Units PKBL BUMN?s have implemented earlier adoption of ?Accounting Guidelines of PKBL Revision 2012? such as Unit PKBL PT TLX and Unit PKBL PT ANX.
The implementation of these guidelines have affected the financial statement 2011 of the sampel unit PKBL PT TLX and PT ANX, among others its accounting policies of receivables, revenues, and othe specific disclosure."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T33766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifhial Fuadi
"[ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan perbedaan dalam
persiapan dan pembuatan laporan keuangan untuk Usaha Kecil dan Menengah
(UKM). Ini dilakukan berdasarkan dua kerangka akuntansi keuangan yang berlaku
secara umum untuk UKM, yaitu SAK ETAP dan IFRS for SMEs. Perusahaan Y
dipilih sebagai objek dalam penelitian ini karena termasuk ke Usaha Menengah yang
melakukan kegiatan menghasilkan dan menjual kerajinan tangan tradisional yang
berlokasi di Padang, Sumatera Barat, Indonesia. Melalui analisis perbandingan yang
dilakukan dalam penelitian ini, hasilnya menunjukan bahwa perbedaan dalam
persiapan dan pembuatan laporan keuaangan Perusahaan Y adalah dalam pengakuan
dan pengukuran metode yang digunakan untuk aset biologis dan beban bunga.
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the differences in the preparation
and making of the financial report in Small and Medium-Sized Enterprises (SMEs). It
is under two most generally accepted financial accounting frameworks for SMEs,
SAK ETAP and IFRS for SMEs. Company Y was chosen as the object of this
research as it is a Medium-Sized Enterprise which manufactures and sell traditional
handicraft located in Padang, West Sumatera, Indonesia. Through the comparative
analysis done in this research, the results have shown differences in the preparation
and making of Company Y?s financial report were both based on the recognition and
measurement method used for biological assets and interest expenses., The purpose of this research is to examine the differences in the preparation
and making of the financial report in Small and Medium-Sized Enterprises (SMEs). It
is under two most generally accepted financial accounting frameworks for SMEs,
SAK ETAP and IFRS for SMEs. Company Y was chosen as the object of this
research as it is a Medium-Sized Enterprise which manufactures and sell traditional
handicraft located in Padang, West Sumatera, Indonesia. Through the comparative
analysis done in this research, the results have shown differences in the preparation
and making of Company Y’s financial report were both based on the recognition and
measurement method used for biological assets and interest expenses.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S62299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viera Mahdarani
"Laporan magang ini membahas mengenai proses audit yang dilakukan oleh KAP TWR pada PT PRS, yang merupakan produsen tunggal bahan kimia akrilamida di Asia Tenggara berfokus pada pengembangan, manufaktur dan menciptakan nilai tambah produk. Fokus dari pembahasan adalah mengenai perlakuan akuntasi PT PRS pada akun persedian serta proses dan temuan audit dari akun tersebut. Dari hasil audit, diketahui bahwa PT PRS membebankan semua fixed overhead dan direct labor sebelum persediaan tersebut terjual dimana seharusnya biaya tersebut dialokasikan dalam dua kondisi, yaitu saat persediaan yang belum terjual dan sudah terjual. Terkait dengan hal tersebut, KAP TWR mengajukan penyesuaian terkait adanya kapitalisasi persediaan. Sehingga, KAP TWR tetap memberikan opini wajar tanpa pengecualian pada PT PRS untuk laporan keuangan tahun 2016.

This report explains the audit process on PT PRS. PT PRS is the sole producer of Acrylamide in South East Asia and a specialty producer focused on developing, manufacturing, and creating value added products. The focus of this report is on accounting treatment, audit process, and audit finding on the inventory of PT PRS. From the audit results, it is known that PT PRS imposes all fixed overheads and direct labor before the inventory is sold, which should be allocated in two conditions when inventory is unsold and has been sold. In relation thereto, KAP TWR proposes an adjustment in respect of inventory capitalization. Thus, KAP TWR issues unqualified opinion of PT PRS financial statement for year ended in 2016."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Suraji Budianto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perlakuan akuntansi PT Bank XYZ Tbk. pada instrumen keuangan yang tercatat pada laporan keuangan perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan mengevaluasi dampak yang ditimbulkan oleh penerapan PSAK 71 mengenai Instrumen Keuangan, serta memberi masukan kepada industri perbankan dan regulator untuk mengatasi masalah-masalah tersebut kelak. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus. Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa (1) Penerapan PSAK 71 mengenai Instrumen Keuangan membutuhkan persiapan yang memadai dan partisipasi seluruh stakeholder demi kelancaran penerapan standar tersebut, (2) model baru penurunan nilai expected loss mempengaruhi perhitungan CKPN, yang menurunkan pendapatan dan rasio permodalan (CAR) Bank, dan (3) perlunya kesiapan infrastruktur, penyelenggarakan pelatihan dan workshop, identifikasi dampak, pengembangan sistem, dan partisipasi dalam penyusunan regulasi industri perbankan untuk mempermudah penerapan standar tersebut.

This study aims to determine and analyze the accounting treatment of PT Bank XYZ Tbk. on financial instruments recorded on the company's financial statements. This study also aims to determine the differences and discuss the impacts of the application of PSAK 71 on Financial Instruments, and provide input to the banking industry and regulators to address these issues in the future. This research uses a qualitative approach with case study method. This study results conclude, that: (1) The application of PSAK 71 on Financial Instruments requires adequate preparation and participation of all stakeholders, (2) The new expected loss impairment model affects the calculation of CKPN, which decreases the Bank's revenue and capital adequacy ratio (CAR), and (3) the need of infrastructure readiness, organizing training and workshops, impact identification, system development, and participation in banking industry regulation are critical to ease the standards implementation."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuwono Wicaksono
"Listrik merupakan sebuah kebutuhan primer di zaman teknologi saat ini. Tak terkecuali di dalam dunia industri. Karena kebutuhan akan listrik yang memiliki ketahanan terhadap gangguan, maka diciptakanlah alat-alat yang mendukung hal tersebut agar system listrik tidak menganggu kegiatan produksi didunia industri.
PT. Chevron Pacific Indonesia yang bergerak dibidang eksplorasi minyak bumi, sangat membutuhkan listrik dengan tingkat kehandalan yang tinggi. Pada tahun 2005, diadakan pembelian produk Static Transfer Switch (STS) untuk meningkatkan produksi minyak mereka. Hal ini diharapkan dapat menjadi solusi akan energy yang efisien dan tahan terhadap gangguan.
Static Transfer Switch adalah sebuah alat elektronik yang dapat memindahkan secara cepat sumber tenaga listrik dari satu sumber ke sumber lainnya tanpa harus mematikan beban. Kecepatan waktu perpindahan dapat diartikan, jika satu sumber mati, maka STS mengalihkan sumber ke sumber cadangan dengan sangat cepat sehingga beban tidak dapat merasakan pengalihan tersebut. STS dapat melakukan transfer antara dua sumber dengan kecepatan kerja empat sampai 20 milidetik sehingga dapat digunakan untuk mengamankan beban dalam jumlah besar dan beberapa fasilitas lainnya dari gangguan singkat. Kedua buah sumber harus memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda, sehingga beban akan benar-benar tidak terganggu.

Electricity is a primary need in this era of technology, including in the industrial sector. Therefore, to fulfill the demand of reliable electricity against disturbance; there is a necessity to create electrical devices which are designed to meet the required standards in the industrial sector in order to keep the production running.
PT. Chevron Pacific Indonesia , a multinational energy company specifically specializes in the oil exploration, is one of the big industries in high needs. In 2005, this company applied the Static Transfer Switch (STS) so that the oil production would keep increasing. The STS is expected to be part of solution of efficient and resilient energy against disturbance.
Static Transfer Switch is an electronic device that functions to switch the supply of electricity instantly from one source to other source without having to deactivate the connected load. The switching is such a rapid-timing process that the load would not even affected. STS can deal a transfer between two sources within only 4 to 20 milliseconds. This allows STS to safely protect even the massive load and other components from brief disturbance. One of the requirements to make the STS work in full capacity is that the both sources must have similar characteristics so that the load will not be greatly affected.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.03.08.163 Wic a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuwono Wicaksono
"Listrik merupakan sebuah kebutuhan primer di zaman teknologi saat ini. Tak terkecuali di dalam dunia industri. Karena kebutuhan akan listrik yang memiliki ketahanan terhadap gangguan, maka diciptakanlah alat-alat yang mendukung hal tersebut agar system listrik tidak menganggu kegiatan produksi di dunia industri.
PT. Chevron Pacific Indonesia yang bergerak dibidang eksplorasi minyak bumi, sangat membutuhkan listrik dengan tingkat kehandalan yang tinggi. Pada tahun 2005, diadakan pembelian produk Static Transfer Switch (STS) untuk meningkatkan produksi minyak mereka. Hal ini diharapkan dapat menjadi solusi akan energy yang efisien dan tahan terhadap gangguan.
Static Transfer Switch adalah sebuah alat elektronik yang dapat memindahkan secara cepat sumber tenaga listrik dari satu sumber ke sumber lainnya tanpa harus mematikan beban. Kecepatan waktu perpindahan dapat diartikan, jika satu sumber mati, maka STS mengalihkan sumber ke sumber cadangan dengan sangat cepat sehingga beban tidak dapat merasakan pengalihan tersebut. STS dapat melakukan transfer antara dua sumber dengan kecepatan kerja empat sampai 20 milidetik sehingga dapat digunakan untuk mengamankan beban dalam jumlah besar dan beberapa fasilitas lainnya dari gangguan singkat. Kedua buah sumber harus memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda, sehingga beban akan benar-benar tidak terganggu.

Electricity is a primary need in this era of technology, including in the industrial sector. Therefore, to fulfill the demand of reliable electricity against disturbance; there is a necessity to create electrical devices which are designed to meet the required standards in the industrial sector in order to keep the production running.
PT. Chevron Pacific Indonesia , a multinational energy company specifically specializes in the oil exploration, is one of the big industries in high needs. In 2005, this company applied the Static Transfer Switch (STS) so that the oil production would keep increasing. The STS is expected to be part of solution of efficient and resilient energy against disturbance.
Static Transfer Switch is an electronic device that functions to switch the supply of electricity instantly from one source to other source without having to deactivate the connected load. The switching is such a rapid-timing process that the load would not even affected. STS can deal a transfer between two sources within only 4 to 20 milliseconds. This allows STS to safely protect even the massive load and other components from brief disturbance. One of the requirements to make the STS work in full capacity is that the both sources must have similar characteristics so that the load will not be greatly affected.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51039
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sendy Suwito
"Laporan magang ini membahas perbandingan perlakuan akuntansi antara pedoman akuntansi unit PKBL revisi 2012 dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dan PSAK 45. Berdasarkan Surat Edaran Menteri BUMN No. SE-02/MBU/Wk/2012 dan SE-01/D5/MBU/2012, pedoman akuntansi unit PKBL menggunakan acuan akuntansi SAK ETAP dan PSAK 45 dalam penyusunan laporan keuangannya. Perubahan pedoman tersebut didasari perkembangan standar akuntansi dan regulasi di Indonesia. Untuk mengetahui sejauh mana pedoman akuntansi unit PKBL revisi 2012 mendekati SAK ETAP dan PSAK 45, dilakukan perbandingan perlakuan akuntansi dari sisi pengakuan, pengukuran dan penyajian pedoman akuntasi PKBL revisi 2012 dengan perlakuan akuntansi dari sisi pengakuan, pengukuran dan penyajian SAK ETAP dan PSAK 45. Pada akhirnya, disimpulkan bahwa perlakuan akuntansi pedoman akuntansi unit PKBL revisi 2012 sudah sesuai dan mengacu pada SAK ETAP dan PSAK 45, walaupun terdapat beberapa akun pada unit PKBL yang tidak diatur secara spesifik dalam SAK ETAP.

This internship report discusses comparison accounting treatment between the revised accounting guidelines of PKBL 2012 with the Financial Accounting Standards for Non-Publicly Accountable Entities (SAK ETAP) and SFAS 45. Based on Circular Letter of Minister SOE Number SE-02/MBU/Wk/2012 and SE- 01/D5/MBU/2012, the revised accounting guidelines of PKBL 2012 used an accounting referral SAK ETAP and SFAS 45 for their financial report drafting. The change in PKBL’s guidelines is based on the development of accounting standards and regulation in Indonesia. To find out how far the revised accounting guidelines of PKBL 2012 approach their accounting referral, this study compare accounting treatment from recognition, measurement, and presentation side on the revised accounting guidelines of PKBL 2012 with accounting treatment from recognition, measurement, and presentation side on SAK ETAP and SFAS 45. In the end, the author concluded that accounting treatment on the revised accounting guidelines of PKBL 2012 have complied and referred to SAK ETAP and SFAS 45, although there are some account in PKBL that not specifically administered on SAK ETAP."
Fakultasi Ekonomi Universitas Indonesia, 2013
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>