Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7648 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harahap, Elisa Sutan
"Buku Perihal bangsa Batak ini membahas mengenai adat istiadat, kesenian, agama, kesehatan dan pengobatan, perguruan di tanah Batak, terutama di Angkola-Sipirok. "
Djakarta: Bajian Bahasa Djawatan Kebudajaan, Dep. P. P. dan K, [date of publication not identified]
K 959.8 HAR p
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Elisa Sutan
Djakarta: Bajian Bahasa Djawatan Kebudajaan, Dep. P. P. dan K, 1960.
959.8 HAR p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, E.St.
"Buku ini berisi tentang perihal bangsa Batak, mulai dari zaman purba ; penjajahan kompeni Belanda ; pemerintah Inggris ; tanah Batak di bawah kekuasaan negara Belanda ; masa pemerintahan Nippon ; zaman republik Indonesia serikat ; Republik Indonesia ; agama orang Batak ; perguruan di tanah Batak ; kesehatandan pengobatan ; adat istiadat kebiasaan orang Batak ; kebudayaan kesenian Batak."
Djakarta: [publisher not identified], 1958
K 301. 209 598 1 HAR
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Neumann, J.H. [Johann Heinrich], 1876-1949
Jakarta: Ombak, 2018
306 JOH s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Neumann, J.H. [Johann Heinrich], 1876-1949
Djakarta: Bhratara , 1972
992.5 NEU s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Irmawati
"Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan "Mengapa suku bangsa Batak Tuba lebih berhasil di bidang pendidikan daripada suku bangaa Melayu?". Upaya untuk mengungkapkannya adalah dengan mempelajari gambaran motivasi berprestasi, dan keterkaitan antara pola pengasuhan dan motivasi berprestasi pada kedua suku bangsa tersebut. Motivasi berprestasi adalah kecenderungan dari diri individu untuk mencapai prestasi secara optimal yang tampak dari usaha yang gigih untuk mencapai keberhasilan dalam segala aktifitas kehidupan dengan menggunakan suatu ukuran keunggulan yaitu perbandingan dengan prestasi orang lain atau standart tertentu. (McClelland, dalam Zimbardo,1985). Motivasi berprestasi dipengaruhi oleh pola asuh yaitu seperangkat sikap dan perilaku yang tertata, yang diterapkan oleh orangtua dalam berinteraksi dengan anaknya (Baumrind, dalam Achir,1990). Sementara itu pola pengasuhan anak dipengaruhi oleh latar belakang etnografis yaitu lingkungan hidup yang berupa habitat, pola menetap, lingkungan sosial, sejarah, sistem mata pencaharian, sistem kekerabatan, sistem kemasyaratan, sistem kepercayaan, upacara keagamaan dan sebagainya. Karena itu, cara pengasuhan anakpun berbeda-beda di berbagai masyarakat dan kebudayaan. (Danandjaja,19B8). Untuk menjawab permasalahan di atas, dilakukan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi tidak terlibat sebagai metode utama dalam pengumpulan data. Subyek penelitian adalah orangtua dan anak suku bangsa Batak Toba dan MeIayu, yang bertempat tinggal di desa asalnya, yaitu suku bangsa Melayu di desa Bogak, dan suku bangsa Batak Toba, di desa Parparean II. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suku bangsa Batak Toba di desa Parparean II memiliki lingkungan geografis berstruktur tanah gersang, sehingga tingkat kesuburannya tergantung pada curah hujan, membuat masyarakatnya tidak termanjakan oleh alam. Bermata pencaharian sebagai petani, menariknya, penggarap sawah mayoritas adalah perempuan. Suku bangsa Batak Toba meletakkan nilai pendidikan sebagai hal yang utama dalam kehidupan mereka. Hal ini dilandasi oleh nilai-nilai filsafat hidup orang Batak Toba, bahwa jalan menuju tercapainya kegayaan (hamoraon) dan kehormatan ( hasangapon) adalah melalui pendidikan. Dalam hal pola pengasuhan, cenderung bergaya authoritative. Sekalipun demikian, gaya authoritarian tetap masih ada berkaitan dengan keinginan agar anak bersikap taat pada aturan agama dan orangtua. Pola pengasuhan ini diikuti juga oleh sikap orangtua yang mendorong pencapaian pendidikan anak berupa dukungan, kontrol dan kekuasaan. Hal yang juga menarik, ternyata nilai kerja yang tinggi dimiliki oleh Orangtua Batak Toba Berhasil dan Anak Batak Toba Berhasil yang secara nyata diaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari guna merealisasikan pencapaian keberhasilan pendidikan. Sedangkan suku bangsa Melayu di desa Bogak, yaitu sebuah desa pantai, mayoritas tinggal di rumah-rumah panggung yang non permanen, berdinding kayu dan beratap daun nipah atau seng. Mata pencaharian penduduk yang utama adalah nelayan. Hal yang menonjol adalah banyaknya sarana hiburan di desa ini. Berbeda dengan daerah di tempat suku Batak Toba tinggal, di daerah ini, pada pagi dan siang hari saat jam pelajaran sekolah berlangsung, tampak banyak anak usia sekolah yang tidak bersekolah dan. memilih bekerja sebagai "anak. itik" yang berpenghasilan minimal sebesar Rp 20.000, dan adakalanya mendapatkan Rp 100.000,- per harinya. Tergambar bahwa anak mempunyai "nilai .ekonomis", dalam arti untuk membantu penghasilan keluarga. Dengan demikian, dapat dimaklumi bila pada akhirnya nilai pendidikan bukan menjadi hal yang utama dalam. pandangan suku ini. Nilai kerjalah yang dominan bagi suku bangsa Melayu."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Jamaludin S.
Jakarta: Jayakarta Agung, 1985
572.792 5 HAS a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Alfian Syahmadan
"Disertasi ini merupakan hasil penelitian terhadap dua ritual mangampar ruji, yaitu mangampar ruji Sitamiang dan mangampar ruji Pargarutan Baru di wilayah adat Batak Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatra Utara. Penelitian dilaksanakan untuk melihat bagaimana teks, formula, simbol dan narasi ritual yang dilaknsakan sebagai bagian ari upacara perkawinan pada masyarakat Batak Angkola tersebut dapat diwariskan ke generasi yang akan dating. Disertasi ini menggunakan gabungan metode etnografi (Spreadly) dengan teori formula (formulaic theory Parry-Lord). Penelitian ini adalah penelitian lapangan dan sebagian besar data yang diperoleh adalah data lapangan. Sebagai data pendukung, penulis juga melakukan penelitian dan studi pustaka. Tahapan-tahapan pengambilan data dilakukan secara etnografis secara berkala dan berulang-ulang melalui survey, wawancara, dengan informan kunci dari pelaku tradisi lisan lokal, sumber data primer pada ritual mangampar ruji dan data sekunder dengan mengumpulkan data lapangan, menganalisis data. Setelah itu, peneltian ini menggunakan teori formulaik Parry-Lord terutama pada konsep transmisi, pewarisan, formula, oralitas, piranti mnemonik (alat pengingat) dan pembentuk tema. Kesimpulan yang menarik yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa ritual mangampar ruji, sacara adat dan diyakini secara sadar oleh masyarakat Batak Angkola, mengawali hubungan interpersonal suami – istri, mengawali hubungan pemberi istri – pengambil istri, menjadi dasar hubungan interpersonal dalam extended family, dan menjadi faktor utama pembentuk dan pemberi sifat pada hubungan sosial dalam pergaulan sehari-hari masyarakat Batak Angkola. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa ritual tersebut adalah dasar dari pembentukan dalihan natolu, falasafah manat mardongan tubu, somba, marhulahula, dan elek marboru, tiga tujuan hidup; hamoraon, hagabeon, dan hasangapon, serta etika dan etiket masyarakat batak Angkola.

This dissertation is the result of research on two rituals of mangampar ruji, namely mangampar ruji Sitamiang and mangampar ruji of Pargarutan Baru in the Batak Angkola traditional area in South Tapanuli Regency, North Sumatra Province. The research was carried out to see how the texts, formulas, symbols and ritual narratives that were carried out as part of the marriage ceremony in the Angkola Batak community could be heir on to the next generations. This dissertation is conducting by using a combination of ethnographic methods (Spreadly) with the formulaic theory by Parry-Lord. This research is a field research and most of the data obtained is field data. As supporting data, the writer also conducted research and literature study. The stages of data collection are carried out ethnographically periodically and repeatedly through surveys, interviews, with key informants from local oral tradition actors, primary data sources on the mangampar ruji ritual and secondary data by collecting field data, analyzing data. After that, this research uses Parry-Lord's formulaic theory, especially on the concepts of transmission, inheritance, formulas, orality, mnemonic devices and forming themes.
An interesting conclusion that can be drawn from this research is that the mangampar ruji ritual initiates the interpersonal relationship between husband and wife, initiates the relationship between wife and wife, becomes the basis for interpersonal relationships in the extended family, and become the main factor forming and characterizing social relations in the daily interactions of the Angkola Batak people. In the end it can be concluded that the ritual is the basis for the formation of dalihan natolu, the philosophy of manat mardongan tubu, somba, marhulahula, and elek marboru, the three goals of life of Batak Angkola (hamoraon, hagabeon, and hasangapon), as well as etics and etiquettes of the Angkola Batak community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brakel-Papenhuyzen, Clara
"In this article I first discuss how texts of Dairi stories collected in the nineteenth century by Herman Neubronner can der Tuuk relate to storytelling, and question whether the development of written versions of stories necessarily endangers the practice of storytelling. Then I investigate how written versions of Dairi stories in Van der Tuuk's Batak Reader relate to each other and to the printed text, based on texts in manuscripts collected by Van der Tuuk. In conclusion I discuss the possible aim of Van der Tuuk's Batak Reader, focussing in the Dairi section, which has not been dealt with in earlier publications."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
UI-WACANA 17:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Geovani Febian
"Tulisan ini berfokus pada tarombo dan martarombo yang bertindak sebagai strategi adaptasi budaya bagi orang Batak Toba di Jakarta untuk mempertahankan nilai budaya dan sistem kekerabatan mereka, meskipun berada jauh dari bona ni pasogit. Tarombo dimaknai sebagai simbol pembawa makna yang berguna sebagai aturan main dalam menemukan posisi diri pada silsilah keturunan Batak Toba. Gagasan nilai tarombo kemudian diejawentahkan oleh para perantau Batak Toba di Jakarta melalui interaksi dalam praktik keseharian yang disebut dengan martarombo. Dalam praktiknya, terdapat pemaknaan yang berbeda-beda terhadap tarombo sehingga negosiasi makna antar beberapa generasi tidak dapat dihindari. Oleh karenanya, makna yang mereka pegang menjadi penting untuk mengetahui strategi adaptasi dari kompleksitas budaya Batak Toba yang mereka pertahankan ketika berada di Jakarta. Tulisan ini memanfaatkan pendekatan etnografi untuk menemukan makna mengenai tarombo dan martarombo secara lebih detail dan mendalam.

This paper focusing on tarombo and martarombo which act as cultural adaptation strategies for the Toba Batak people in Jakarta to maintain their cultural values and kinship system, even though they are far from bona ni pasogit. Tarombo is interpreted as a symbol of the bearer of meaning which is useful as a rule in finding their position in the genealogical system of the Toba Batak kinship. The idea of the value of tarombo is then manifested by Toba Batak migrant through the interaction in daily practices called martarombo. In practice, there are different meanings of tarombo so negotiation of meaning between several generations is inevitable. Therefore, their interpretation of meaning becomes important on purpose to know the cultural adaptation strategies of the complexities of the Toba Batak culture that they maintain as a migrant in Jakarta. This paper utilizes an ethnographic approach to find meaning about tarombo and martarombo in more detail and depth.

Keywords: Cultural Adaptation Strategies, Martarombo, Meaning, Migrant, Practice, Tarombo, and Toba Batak.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>