Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120075 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mattulada, H. Andi
"Terdiri atas dua bagian dalam buku ini. Bagian pertama adalah bahan kuliah
yang diberikan selama semester 1 tahun 1974 di Jurusan Antropologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia, sedangkan bagian kedua merupakan sebuah ceramah yang diadakan di Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional (LIPl).
Membahas mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan manusia dan kebudayaan Bugis-makassar sebagai salah satu suku bangsa dan golongan masyarakat di Indonesia. Mulai dari sejarah Sulawesi Selatan, sistem kekerabatan, adat-istiadat, agama, folklore, kesusastraan klasik, bentuk kerajaan sampai dengan perkembangan elite di Sulawesi Selatan, sesudah perang dan masa kemerdekaan.
"
Jakarta: Jurusan Antropologi FSUI, 1974
K 959.84 MAT b
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Mattulada, H. Andi
Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1974
305.809 598 MAT b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Schadee, MC
Jakarta : Yayasan Idayu , 1979
572.792 1 SCH kt (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Buku Antar Bangsa, 2002
915.98 IND IX
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Antara, 1996
362.828 6 APA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Murtiyani
"Upacara setelah kelahiran yang dilaksanakan oleh masyarakat Jepang ialah: upacara oshichiya, upacara omiyamairi, upacara okuizome, perayaan hatsuzekku, dan upacara hatsutanja. Sedangkan upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa ialah: selametan brokohan, selametan sepasaran atau puputan, selametan selapanan, selametan neton (weton), upacara tedhak siten, selametan gaulan, dan selametan nyerahuni.
Dalam upacara setelah kelahiran pada kedua masyarakat itu terlihat ada persamaan-persamaan yang dibagi menurut jenis-jenis upacara berdasarkan hal-hal yang diperingati atau dirayakan, unsur-unsur yang mendukung upacara, serta tujuan diadakannya upacara Selain itu juga terdapat perbedaan-perbedaan dalam setiap jenis_-jenis upacaranya, misalnya perbedaan waktu pelaksanaan, tata cara, dsb.
Persamaan-persamaan itu terjadi karena adanya sistem pemikiran yang bersifat universal antara masyarakat Jepang dan Jawa. Pemikiran tersebut adalah bahwa dalam lingkaran kehidupan manusia terdapat tngkat-tingkat kehidupan. Peralihan dari tingkat satu ke tingkat lainnya ditandai dengan diadakan suatu upacara. Karena masa peralihan tersebut dianggap masa yang penuh bahaya atau masa krisis, maka upacaranya disebut crisis-rites (upacara waktu krisis)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S13745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wahyu Sudarmadji
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T39651
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karatoruan Angelique Steffanie
"Ofuro adalah bak mandi khas Jepang. Budaya mandi dalam ofuro tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Jepang hingga saat ini. Mandi bagi orang Jepang bukan hanya kegiatan membersihkan diri, tetapi juga menenangkan pikiran. Yang ingin dicapai melalui mandi dalam ofuro adalah relaksasi dan kedekatan dengan orang lain yang mandi bersama. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya mandi di Jepang mengalami perubahan dari masa ke masa, namun tetap dipertahankan dan menjadi sarana interaksi sosial serta pembelajaran.

Ofuro is the Japanese bathtub. This habit of bathing inside the ofuro has been developed in Japanese society through the ages. Bathing, for the Japanese, is not only the act of cleansing the body, but also to create tranquility and peace of mind. What is expected from taking a bath in the ofuro is the relaxation and sense of closeness towards others who bathe inside the same ofuro. This is a qualitative descriptive analytic research. From this research, researcher knows that Japanese bathing culture has evolved from time to time, but is still practiced and become a way for people to interact and learn in a community. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S416
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ranny Rastati
"Jepang merupakan salah satu bangsa yang mengenal budaya pemberian yang disebut zoutou bunka. Ada berbagai kesempatan untuk saling tukar-menukar pemberian salah satunya adalah pada saat ulang tahun, khususnya ulang tahun anak-anak. Salah satu elemen penting dalam budaya pemberian adalah seni membungkus hadiah yang disebut rappingu. Selain kertas dan pita, warna memegang peranan penting dalam seni membungkus hadiah.
Warna dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu warna maskulin dan feminin. Warna maskulin diperuntukkan bagi anak laki-laki, sedangkan warna feminin diperuntukkan bagi anak perempuan. Adanya pembedaan warna menjadi warna maskulin dan feminin ditentukan oleh konvensi sosial yang diwariskan secara turun-temurun. Warna pun memiliki dua buah makna, yaitu makna simbolis yang dekat dengan alam dan warna psikologis yang merupakan asosiasi psikologis yang ditentukan oleh kesepakatan masyarakat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengutamakan kedalaman pemahaman terhadap hubungan antar konsep yang diuraikan secara deskriptif analisis. Sumber data yang dipakai berasal dari buku Quick and Easy Enchanting Gifts Wrapping tahun 2004 oleh Yoshiko Hase dan buku Rappingu to Ka-do tahun 2007 oleh Marie Takeda.
Berdasarkan analisis yang telah dikumpulkan, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan jenis kelamin dapat menimbulkan pembedaan penggunaan warna pada hadiah ulang tahun anak-anak. Selain itu, makna yang dikandung dalam warna pun dapat digunakan untuk menyampaikan rasa dari si pemberi kepada si penerima.

Japanese is one of the nation that having the knowledge of gift and giving culture that it called zoutou bunka. There are many occasion for gift and giving in Japan, one of them is birthday, especially children's birthday. One of the important element in Japanese gift and giving culture is the art of wrapping gifts that called rappingu. Besides paper and ribbon, color is one of the important elements for the art of wrapping gifts.
Color can be classified as two, that is masculine color and feminine color. Masculine colors are for boys and feminine colors are for girls. The differences definite by social consensus generation by generation. Color have two meanings, that is symbolical meaning, is the similarity color with the nature, and psychological meaning, is psychological association by society consensus.
This is a study that using a descriptive analysis method. This method describes the facts then continued to analyze the data. The source of data from Quick and Easy Enchanting Gifts Wrapping year 2004 by Yoshiko Hase and Rappingu to Ka-do year 2007 by Marie Takeda.
After analyzing the data it can conclude that sex can emerge the differences of using colors in children birthday gifts. Also, the color meaning can be using to deliver feel from a giver to a receiver.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13885
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wouden, F.A.E. van
Jakarta: Grafiti Press, 1985
572.7 WOU s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>