Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207997 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Raditya Pranadi
"DAS Cileungsi Hulu adalah salah satu daerah aliran sungai yang terletak di Provinsi Jawa Barat dengan kondisi perkembangan wilayah yang sangat dinamis. DAS Cileungsi Hulu memiliki karakteristik fisik geologi dan topografi yang beragam dan terjadi perubahan penggunaan tanah yang signifikan. Pengaruh karakteristik fisik DAS dan hubungannya dengan perubahan penggunaan tanah dapat diketahui melalui penggunaan pemodelan hidrologi yang tepat. Penelitian ini menggunakan model SWAT yang dapat memberikan fokus pada simulasi jangka panjang berbasis karakteristik wilayah untuk mengetahui kondisi kualitas air sungai dan prediksi perubahannya sehubungan dengan perubahan penggunaan tanah dengan menggunakan parameter nitrat (NO3). Prediksi dilakukan berdasarkan proyeksi perubahan penggunaan tanah secara temporal tahun 1989-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara perubahan kualitas air dengan perubahan penggunaan tanah. Hasil uji kalibrasi dan akurasi model dengan perhitungan Root Mean Square Error (RMSE) dan Normalized Objective Function (NOF) berada pada rentang 0-1 yang artinya model dikatakan baik dan dapat digunakan. Skenario model yang digunakan untuk prediksi adalah peningkatan luas penggunaan tanah permukiman dan industri serta penurunan luas penggunaan tanah pertanian lahan kering, menghasilkan peningkatan konsentrasi nitrat pada air sungai setiap tahunnya.

Cileungsi Hulu Watershed is one of the watershed are located in the province of West Java with the conditions of a very dynamic urban development. Cileungsi Hulu watershed has a physical characteristics of varied geological and topographical with land use changes significantly. The influence of the physical characteristics of the watershed and its relationship with land use changes can be detected through the use of proper hydrologic modeling. This study uses SWAT model that can provide a focus on long-term simulations based on the characteristics of the area to determine the condition of the river water quality and forecast changes in connection with land use changes using the parameters nitrate(NO3). Predictions made based on the projected land use changes temporally years 1989-2014. The results showed that there is a relationship between changes in water quality with land use changes. The results of calibration and accuracy of the calculation model with RMSE and NOF is in the range of 0-1 which means the model is quite good and can be used. Scenario model used for the prediction is increase residential and industrial land use as well as a decrease agricultural land area, resulting in increased concentrations of nitrate in river water annual"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Said Karim
"Daerah aliran sungai (DAS) Citanduy adalah salah satu dari enem DAS kritis dan prioritas penanganan yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Sub-Das Citanduy Hulu dengan luas 270.918,26 ha terdapat permasalahan sedimen dan peneurunan kualitas air yang semangkin hari semangkin meningkat, sehingga memicu permasalahan lain seperti banjir. kekeringan dan kekurangan air baku serta permasalahan kesehatan penduduk sekitaryng memanfaatkan aliran air tersebut. Studiinin menerapkan model soil and water assessment tool (SWAT)..."
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air - Badan Penelitian dan Pengembangan - Kementerian Pekerjaan Umum, 2014
627 JTHID 5:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nahra Syafira Oktaviani
"

Karbon organik tanah merupakan sifat kimiawi yang penting di dalam tanah karena berperan sebagai sumber nutrisi untuk tanaman, menahan laju erosi, dan menentukan produktivitas tanah dan tanaman. Informasi kandungan karbon organik tanah pada berbagai lanskap yang berbeda di sebuah daerah aliran sungai (DAS)  dapat menjadi indikator penting proses erosi yang terjadi pada lapisan tanah. Laju erosi yang tinggi adalah isu utama di DAS Cirasea, yang merupakan bagian dari sub DAS Citarum hulu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh faktor tekstur tanah, topografi, dan penggunaan lahan terhadap variasi kandungan karbon organik tanah. Kandungan karbon organik tanah diperoleh dari pengambilan sampel tanah terganggu pada 60 lokasi dengan menggunakan metode stratified random sampling dan uji laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan ketinggian dan fraksi clay memiliki kontribusi besar terhadap kandungan TOC, POC, dan DOC. Persebaran kandungan karbon organik tanah cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya ketinggian dan menurunnya persentase lereng dan fraksi clay. Penggunaan lahan berpengaruh sebagai sumber kandungan karbon organik dalam tanah dengan persebaran kandungan karbon organik kelas tinggi sebagian besar berada pada penggunaan lahan perkebunan dan kelas rendah di tegalan dan sawah.

 


Soil organic carbon is an important chemical characteristic in the soil because it acts as a source of nutrients for plants, restrains the rate of erosion, and determines soil and plant productivity. Information on soil organic carbon content in different landscapes in a watershed (DAS) can be an important indicator of erosion in the soil. High erosion rates are the main issue in the Cirasea watershed, which is part of the upstream Citarum watershed. The purpose of this study was to analyze the effect of soil texture, topography, and land use factors on variations in soil organic carbon content. Soil organic carbon content was obtained from disturbed soil sampling at 60 locations using stratified random sampling and laboratory tests. The results showed elevation and clay fraction had a major contribution to the contents of TOC, POC, and DOC. The distribution of soil organic carbon content tends to increase with increasing elevation and decreasing slope percentage and clay fraction. Land use is influential as a source of organic carbon contents in soils with the distribution of high classes organic carbon content mostly in plantation and low classes in fields and rice fields.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Said Karim
"Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy adalah salah satu dari enam DAS kritis dan prioritas penanganan yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Sub-DAS Citanduy Hulu dengan luas 270.918,26 ha terdapat permasalahan sedimen dan penurunan kualitas air yang semakin hari semakin meningkat, sehingga memicu permasalahan lain seperti banjir, kekeringan dan kekurangan air baku serta permasalahan kesehatan penduduk sekitar yang memanfaatkan aliran air Sungai Citanduy. Studi ini menerapkan Model Soil and Water Assessment Tool (SWAT) dengan menggunakan data historis aliran dan meteoroli untuk mengevaluasi kondisi sedimentasi Sub-DAS Citanduy Hulu sekaligus menyusun strategi pengendalian sedimen dengan menggunakan bangunan pengendali sedimen. Kalibrasi model dilakukan secara manual dengan metode coba-coba. Hasil kalibrasi menunjukkan 13 parameter yang sensitif terhadap debit aliran dan sedimen. Berdasarkan hasil perhitungan model SWAT diperkirakan volume sedimen di outlet Sub-DAS Citanduy Hulu sebesar 81.351.783,23 ton/tahun. Sedimen di outlet Sub-DAS Citanduy Hulu ini dapat direduksi hingga mencapai 29.557.556 ton/tahun atau menurun lebih dari 64% dengan menggunakan check dam sebagai bangunan pengendali sedimen."
Bandung: Kementrian Pekerjaan Umum, 2014
627 JTHID 5:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian bertujuan mengungkap pola distribusi spatial dan temporal serta laju akumulasi dari padatan tersuspensi (SS; Suspended Solid) dalam sedimen di perairan situ cibuntu, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Alat yang digunakan adalah Experimental Sedimentation Trap (EST) yang ditanam selama tiga hari pada tiga lokasi berbeda (inlet,tengah,outlet situ) dengan periode pengamatan selama tiga bulan (Februari,April,Mei 2005). Data diolah secara optimal (trendline analysis) untuk mengetahui pola hubungan dari waktu ke waktu dan antar parameter. Kandungan rata-rata SS tertinggi dijumpai di bagian inlet (225,09 g/L) dan terendah di bagian tengah (0,613 g/L) dengan sebaran tertinggi dijumpai pada bulan april (inlet 530,38 g/L, tengah 0,78 g/L). Sebaliknya, kadar rata-rata karbon organik dan TOM tertinggi di bagian tengah (1,72 persen dan 2,96 persen) dan Februari (tengah 2,75 persen dan 4,73 persen, inlet 2,25 persen dan 2,15 persen). Pola distribusi spasial SS sejalan dengan laju akumulasi dimana laju akumulasi SS terbesar di bagian inlet (25,1 mg/m/hari). Tidak demikian halnya dengan karbon organik dan TOM,laju akumulasinya terbesar di bagian outlet, masing-masing 112,32 mg/m/hari dan 193,64 mg/m/hari dan terndah di bagian inlet,masing-masing 38,0 mg/m/hari. Hubungan laju akumulasi karbon organic dan TOM terhadap SS sangat kuat (R=1) dalam persamaan polynomial order 2. "
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2010
551 LIMNO 17:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Edy Pramono
"ABSTRAK
Rekayasa material komposit karbon-karbon dapat dibuat dari serbuk karbon limbah organik cangkang kelapa dan serbuk karbon limbah batubara, dengan matriks coal tar pitch sebagai bahan perekat yang adalah limbah residu dari proses gasifikasi batubara. Komposit karbon-karbon berbahan limbah belum banyak dikembangkan di Indonesia. Limbah organik tersedia sangat melimpah, oleh karena itu penelitian ini difokuskan untuk meningkatkan nilai tambah limbah organik dari bahan tidak bernilai menjadi bahan yang berguna secara teknologi dan bernilai tinggi. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menentukan ?karakteristik mekanik: ketahanan aus dan konduktivitas elektrik komposit karbon-karbon berbasis limbah organik karena pengaruh rasio komposisi, ukuran serbuk karbon dan temperatur tekan panas?. Proses fabrikasi dalam penelitian ini dimulai dengan karbonisasi cangkang kelapa dan penggilingan menjadi serbuk karbon, pencampuran dengan serbuk karbon batubara dalam rasio komposisi: karbon batubara 60%, 70% dan 80% berat, dicampur karbon cangkang kelapa 40%, 30% dan 20% berat, dengan ukuran serbuk mesh 100, 150, 200, dan 250. Berat campuran serbuk sebagai penguat komposit dicampur dengan matriks coal tar pitch dalam rasio berat 70%:30%. Campuran serbuk karbon dan coal tar pitch dipadatkan dan dipanaskan dalam cetakan dengan tekanan 778,75 bar dan temperatur 100°C. Sampel pra bentuk tersebut diproses curing pirolisis pada temperatur 500°C. Hasil pengujian karakteristik laju aus, kekuatan impak dan konduktivitas elektrik menunjukkan bahwa persentase berat kandungan karbon cangkang kelapa meningkat, laju aus turun, komposit makin keras. Ukuran serbuk semakin kecil, laju aus cenderung turun. Nilai laju aus terbaik (paling rendah) adalah 0,056 mm3/Nm, hal ini dihasilkan oleh komposit karbon-karbon dengan rasio komposisi karbon batubara 60% dan karbon cangkang kelapa 40%, pada ukuran serbuk mesh 200. Persentase berat kandungan serbuk karbon cangkang kelapa meningkat, kekuatan impak Charpy meningkat, komposit semakin tangguh. Ukuran serbuk karbon semakin kecil, kekuatan impak Charpy meningkat. Nilai kekuatan impak Charpy tertinggi adalah 0,95 kJ/m2, ini dihasilkan oleh komposit karbon-karbon dengan rasio komposisi karbon batubara 60% dan karbon cangkang kelapa 40%, pada ukuran serbuk mesh 200. Konduktivitas elektrik tertinggi adalah 3,4 S/m, ini dihasilkan oleh komposit dengan rasio komposisi serbuk karbon batubara 80% dan serbuk karbon cangkang kelapa 20%, pada ukuran serbuk karbon mesh 150. Persentase berat kandungan serbuk karbon batubara meningkat, konduktivitas elektrik cenderung meningkat.

ABSTRACT
The engineering of carbon-carbon composite material can be made of carbon powder of coconut shell waste and carbon powder of coal waste, with coal tar pitch as an adhesive matrix material which is the residue waste from the coal gasification process. Carbon-carbon composites made of waste has not been developed in Indonesia. Organic wastes are very abundant, therefore, this research will focus to increase the added value of organic waste, from worthless materials into useful materials in technology and high value. In general, this study aims to determine "the mechanical characteristics: wear resistance and electrical conductivity of carbon-carbon composites based on organic waste due to the influence of composition ratio, the size of the carbon powder and the temperature of hot press". Fabrication process in this study was started with the carbonization of coconut shell carbon and grinding into powder, mixing it with coal carbon powder in the ratio of the composition of: coal carbon 60%, 70% and 80% by weight, mixed with coconut shell carbon 40%, 30% and 20% by weight, with a size of 100, 150, 200, and 250 mesh powder. Weight of the mixture as composite powder was mixed with a matrix of the coal tar pitch in a weight ratio 70%: 30%. The Mixture of carbon powder and coal tar pitch were compressed and heated in a mold with a pressure of 778.75 bars and a temperature of 100°C. Samples were processed in the curing temperature pyrolysis at 500°C. Test results of the characteristics of wear rate, impact strength and electrical conductivity showed that the percentage by weight of coconut shell carbon content increased, the rate of wear decreased, the harder the composite. The smaller the powder size, the wear rate tends to decreased. Value of wear rate of the best (lowest) was 0.056 mm3/Nm, it was produced by carbon-carbon composites with carbon composition ratio of 60% coal and coconut shell carbon 40%, on a 200 mesh size powder. The weight percentage content of coconut shell carbon powder increased, the Charpy impact strength increased, the composites were increasingly tough. The smaller the size of the carbon powder, Charpy impact strength increased. Charpy impact strength of the highest value was 0.95 kJ/m2, it was produced by carbon-carbon composites with carbon composition ratio of 60% coal and coconut shell carbon 40%, on a 200 mesh size powder. The highest electrical conductivity was 3.4 S/m, it was produced by the composite with the composition ratio of 80% coal carbon powder and coconut shell carbon powder 20%, the size of 150 mesh carbon powder. Weight percentage of carbon content of coal increased, the electrical conductivity tends to increased."
Depok: 2012
D1309
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rump, Hans Hermann
New York: Wiley-VCH, 1999
363.728 RUM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzi
"Pabrik pengeringan konsentrat tembaga memiliki peranan penting sebagai tahap akhir dalam proses penambangan tembaga. Keberlangsungan operasi pabrik sangat dipengaruhi oleh kondisi bangunan dan fasilitas yang berbahan dasar baja. Persentase tembaga yang ada dalam konsentrat berkisar antara 20-40 %, Kalkopirit memiliki jumlah tembaga yang besar pada akhir ekstraksi. Pengaruh kehadiran kalkopirit dapat meningkatkan laju korosi pada baja melalui pasangan galvanik. pemilihan sistem coating untuk mellindungi baja menjadi penting dimana ketahanan material coating dipengaruhi oleh kekuatan terhadap cacat pada lapisan. Pada penelitian ini lima sistem organik coating yang diaplikasikan pada baja karbon A 36 dievaluasi kekuatannya terhadap korosi akibat kehadiran konsentrat tembaga dengan metode Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), uji sembur garam dan uji tarik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem coating C2, C3, C4 dan C5 mempertahankan sifat penghalang yang baik selama proses perendaman, nilai impedansi |Z| pada frekuensi rendah lebih dari 108 Ω.cm2 setelah 30 hari. Coating modifikasi epoksi (C1) memiliki impedansi terendah dengan resistansi di bawah 106 Ω.cm2 memberikan perlindungan korosi yang buruk.

The copper concentrate dewatering plant has an important role as a step end in the copper mining process. The continuity of plant operation is very influenced by the condition of buildings and facilities made of steel. Percentage of copper present in the copper concentrate is in the range of 20 to 40 %. Thus, Chalcopyrite is preferable to get large amount of copper at the end of the extraction. The presence of chalcopyrite increases the corrosion rate of carbon steel through a galvanic couple. Probably the most important step in coating selection is to evaluate the conditions under which the coating must perform. In this study, five organic coating systems were applied to A-36 steel and evaluated evaluated for their strength against galvanic corrosion in the presence of copper concentrate by electrochemistry impedance spectroscopy (EIS) measurement, salt spray test and pull off test. The test results showed that C2, C3, C4 and C5 coating systems maintained good barrier property during the immersion process, the impedance value |Z| at a low frequency are more than 108 Ω.cm2 after 30 days in immersion exposure. Epoxy modified coating (C1) had the lowest impedance with resistance under 106 Ω.cm2 providing poor corrosion protection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evangelo, V.P.
New York : John Wiley & Sons, 1998
628.5 EVA e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>