Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32948 dokumen yang sesuai dengan query
cover
URANIA 19:1 (2013) (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cynta Immanuela Lamandasa
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek basisitas kuartener dengan variasi basisitas CaO dan MgO pada selektif reduksi bijih nikel limonit. Bijih nikel limonit yang digunakan dalam penelitian ini mengandung 1,38% Ni dan 38,2% Fe. Selain itu reduktor yang digunakan dalam proses ini ialah batubara antrasit dengan variasi jumlah penambahan dalam stoikiometri 0,0625-1,5. Penelitian ini juga menggunakan 10% berat natrium sulfat (Na2SO4) dan direduksi pada temperatur 1150oC dengan waktu tahan selama 1 jam. Sampel yang telah direduksi kemudian dipisahkan secara magnetik. Studi ini menghasilkan bahwa jumlah penambahan batubara antrasit yang optimal, yaitu pada stoikiometri 0,125 dan menghasilkan kadar dan recovery nikel masing-masing sebesar 4,76% dan 85,87% serta kadar dan recovery besi masing-masing sebesar 75,51% dan 36,28%. Selain itu, studi ini juga menghasilkan bahwa semakin meningkat basisitas, maka semakin meningkat pula kadar dan recovery Ni hanya sampai pada basisitas optimum dan kemudian kadar dan recovery nikel semakin menurun. Begitupula pada rata-rata ukuran feronikel.
This study was conducted to determine the effects of quaternary bases with variations of CaO and MgO on selective reduction of nickel limonitic ore. Limonitic nickel ore used in this process contained 1.38% Ni and 38.2% Fe. Additionally, this process used variants of anthracite coal based on stoichiometry (0.0625-1.5) and a 10wt.% of sodium sulphate (Na2SO4). Temperature needed for reduction was 1150oC at 1 hour of holding time. Magnetic separation was performed afterwards. The results of this study show the addition of anthracite coal as a reducing agent was optimal in the stoichiometric ratio of 0.125 ; grade and recovery of nickel was 4.76% and 85.87% and grade and recovery of Fe was 75.51% and 36.28 %. In addition, this study showed that the higher basicity, increases the grade and recovery of nickel but only until the optimum basicity, as exceeding optimum basicity could decrease the grade and recovery of nickel well as the average size of ferronickel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Yusmalia Rachma
"Dinitrogen monoksida (N2O) merupakan emisi dari proses industri dan kegiatan pertanian. Gas tersebut merupakan gas polutan berbahaya dan menyebabkan masalah lingkungan yang serius seperti pemanasan global. Pengolahan N2O secara biolo gis adalah salah satu alternatif yang digunakan dalam penghilangan gas buang industri yang ramah lingkungan. Penelitian biofilter skala laborato rium ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengevalusi pengaruh jenis bahan pengikat dan pengaruh rasio bahan pengikat pada pelet kompos berbasis kotoran kambing sebagai medium filter terhadap efisiensi reduk si N2O dan pertumbuhan mikroorganisme d i dalam kompos. Selain itu juga mengamati perubahan suhu dan kelembaban medium filter selama proses biofiltrasi. Efisiensi reduksi N2O dianalisis dengan menggunakan Gas Chromatography (GC) dan hasil kualitatif mikroorganisme d i dalam kompos diamati dengan menggunakan metode TPC. Efisiensi reduksi tertinggi untuk variasi jenis bahan pengikat adalah pada penggunaan bahan pengikat dari tepung beras yaitu sebesar 82,53%. Rasio tepung sagu sebesar 10:90 %berat larutan amilum pregelatinasi dengan kompos ruah merupakan rasio optimum dengan efisiensi reduksi sebesar 66,50%. Kelembaban medium biofilter semakin lama akan meningkat, sedangkan suhu medium filter akan semak in menurun sejalan dengan semakin lamanya proses b iofiltrasi di dalam kolom.

Dinitrogen mo noxide (N2O) are the emissio n fro m industrial a nd agricultural activities. These gases are harmful polluta nt gases and ca use serious environmental proble ms such as global warming. N2O bioprocessing is o ne of the alternatives used in the remo val o f ind ustrial waste gas that e nvironmentally friend ly. Laboratory-scale biofilter study was conducted with the aim to e valuate the influence o f binder type material and its ratio o n goat dung pellets-based co mpost as a filte r medium to N2O red uction efficienc y a nd growth o f microorga nisms in the compost. Besides, the changes in temperature and humidity filter med ium also observed during the bio filtratio n process. N2O red uctio n efficiency was analyzed by using Gas Chromatograp hy (GC). The quantitative results of the microorganisms growth in the co mpost ob served by using TPC (Total P late Count). The highest reduction efficiency from various types of the samp le obtained b y the use o f rice flour which eq ual to 82.53%. Sago starch ratio of 10 :90%-weight starch pregela tinatio n so lution with b ulk compost is the most optimum ratio with efficie ncy ratio of 66.50% reduction. Bio filter med ium mo isture will increase over time, while the temperature of the filte r medium will decline further by the increasing o f bio filtratio n d uration in the column. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1633
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Romualdo, Libertinus Juan
"Proses reduksi langsung bijih besi menjadi besi spons salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi rotary kiln dimana bijih besi akan dibakar bersamaan dengan reduktor pada temperature tinggi dan akan diputar berlawanan arah jarum jam. Pada penelitian ini reduktor yang digunakan adalah arang batok kelapa. Terdapat beberapa parameter proses reduksi langsung pada rotary kiln salah satunya adalah kecepatan putar. Pada penelitian ini dilakukan investigasi pengaruh kecepatan putar dalam berbagai putaran per menit terhadap senyawa besi yang dihasilkan pada proses reduksi langsung. Kecepatan putar yang dioperasikan antara lain 0.75 rpm, 1.0 rpm, 1.5 rpm, 2.0 rpm, dan 2.5 rpm. Kandungan senyawa besi yang dihasilkan diinvestigasi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD). Hasil pengujian menunjukkan senyawa besi yang terbentuk pada hasil akhir reduksi langsung yaitu hematit (Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4). Selain itu didapatkan nilai kecepatan putar optimal pada 1.0 rpm dengan mengukur nilai intensitas hasil karakterisasi XRD.

Rotary kiln is one of technologies which support the sponge iron making in direct reduction process. Iron lump ore will be burnt together with coconut shell charcoal as reductor at high temperature while rotary kiln rotates in counterclockwise movement. This process has several parameters include rotation speed. This research investigates rotation speed effect to the sponge iron making process. The rotation speed is operated in various numbers that are 0.75 rpm, 1.0 rpm, 1.5 rpm, 2.0 rpm, 2.5 rpm. The iron compounds was investigated by using X-Ray Diffraction (XRD) method. The results showed that direct reduction process produces hematite (Fe2O3) and magnetite (Fe3O4) compound. Furthermore, the optimal rotation speed was determined and investigated by using X-Ray Diffraction with the value of iron compunds as the consideration. The results showed that 1.0 rpm is the most optimal rotation speed to applied in this technology."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"ABSTRAK
Salah satu aplikasi yung cukup potensial dari fenomena fotokatalisis adalah untuk mcngkonversi karbon padu senynwa anorganik seperti CO2 menjadi senyawa-senyawa organik yang lebih berguna. Selain diperolehnya produk senyawa organik yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu, transformasi CO2 tersebut dalam kurun waktu tertentu dapat mengurangi laju emisi CO2 di atmosfer, yang akhir-akhir ini menjadi isu lingkungan global karena dipercaya dapat memberikan kontribusi yung signifikan terhadap timbulnya efek rumah kaca (green house effect). Efisiensi reduksi CO2 sangat tergantung pada fotokatalis yang digunakan. Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa CO2 dapat direduksi secara fotokatalitik dalam uap air atau larutan dengan TiO2, akan tetapi efisiensinya masih sangal rendah. Studi ini difokuskan pada pengembangan fotokatalis yang efektif untuk proses reduksi CO3 menjadi metanol.
Fotokatalis TiO2 serbuk dengan berbagai komposlsi kristal anatase dan rutile dibuat dengan cara menghidrolisis TiCl2, yang dilanjutkan dengan kalsinasi pana berbagai temperatur. Modifikasi kalalis TiO2 film dilakukan dengan menambahkan polyethilene glycol atau sillika, menggunakan metodesol-gel dan dip-coating.
Fotokatalis tembaga-titania dibuat dengan metode impregnasi-termodifikasi menggunakan TiO2 Degussa P25 dan larutan tembaga nitrat, serta metode pencampuran fisik menggunakun serbuk TiO2 Degussa P25, CuO, Cu2O, dan Cu. Katalis-katalis yang telah dibuat kemudian dikarakterisasi dengan XRD, DRS, SEM/EDX/Mapping, ASS, dan BET. Uji kinerja katalis yang dilakukan meliputi uji aktivitas fasa cair dan gas, uji kinetika. dan uji mekanisme reaksi dengan metode in-situ FTIR.
Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan bantuan fotokatalis titania dan tembaga-titania, karbon dioksida dapat direduksi oleh air baik dalam sislem cair-padat maupun gas-padat, menghasilkan produk utama metanol. Metana, etanol, propanol dan aseton adalah senyawa-senyawa lain yang juga terbentuk, meskipun dalam jumlah yang relaif lebih sedikit. Aktivitas reduksi fotokatalisis CO2 pada larutan l M KHCO3 paling optimal diamati terjadi ketika keasaman larutan diatur pada pH 4. Katalis TiO2 serbuk dengan komposisi kristal anatase yg tinggi, ukuran kristal kecil, dan luas permukaan besar, mempunyai efisiensi fotoreduksi CO2 yang tinggi. Penambahan dopan PEG atau SiO2 sampai pada tingkat loading tertentu dapat meningkatkan porositas fotokatalis TiO2 film, sehingga kinerjanya menjadi lébih baik.
Katalis tembaga TiO3 dcngan loading tertentu menunjukkan kinerja fotokatalisis yang sangat efisien untuk reduksi CO3, balk pada sistem cair-padat maupun gas-padat.
Hasil investigasi menunjukkan bahwa Cu"O adalah spesi dopan yang paling signifikan dalam meningkatkan kinerjia TiO3 pada reduksi CO2 menjadi metanol. Loading optimal yang diperoleh pada katalis CuO/TiO3 hasil impregnasi adalah 3% berat Cu, sedangkan pada katalis yang dibuat dengan pencampuran fisik adalah 5% berat untuk dopan Cu2O dan l% berat untuk dopan CuO.
Peningkatan efisiensi reduksi CO2 menjadi metanol yang signifikan oleh dopan tembaga (terutama dalam bentuk metal oksida) pada fotokatalis TiO2 diduga karena adanya peran ganda yang sinergis dari dopan tembaga tersebut, yaitu sebagai electron trapper pada proses fotokatalisis dan sebagai intl aktif pada proses katalisis. Sebagai electron trapper, dopan tembaga secara efeklif dapat menghambat laju rekombinasi pasan gan elektron-hole sehingga secara signifikan dapat meningkatkan efisiensi reduksi CO2. Sebagai inti aktif pada proses katalisis, dopan tembaga diperkirakan dapat meningkatkan selektivitas produk metanol, dengan mekamisme melalui pembentukam intermediate format dan metoksida.
Uji kinetika yang dilakukan pada rentang temperatur 43 - 100 derajat C menunjukkam bahwa dopan CuO dapat meningkatkan laju reaksi, sehingga secara signifikan dapat meningkatkan photoefficiency dari katlalis TiO2. Nilai energi aktivasi teramati (Ea) yang diperoleh untuk katalis 3%CuO/TiO2 adalah sebesar +12 kJ/mol, yang mengindikasikan bahwa desorpsi produk adalah merupakan tahap penentu laju reaksi pada pembentukan metanol dari CO2 dan H2O dengan katalis 3%CuO/TiO2
"
2004
D1237
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pangaribuan, Josua
"Interaksi K+p diturunkan sebagai potensi pertukaran-hadron, dengan hadron dipertukarkan adalah skalar-meson-vektor-mesonhyperon. Interaksi ini dirumuskan menggunakan pengurangan Blankenbecler-Gula, yang dibangun sepanjang pedoman yang sama seperti yang diterapkan dalam interaksi NN dari Bonn one-bosonexchange potensi. Parameter cutoff ditentukan melalui proses pemasangan data eksperimental penampang diferensial K+p untuk energi laboratorium kaon sekitar 21 MeV hingga 951 MeV. Kami menghitung penampang diferensial menggunakan tiga dimensi teknik tanpa ekspansi gelombang parsial. Proses pemasangan memberikan hasil $ 2/N nilai 17,38. Model ini tampaknya membatalkan kontribusi untuk interaksi. Tampaknya perlu untuk mempertimbangkan resonansi pertukaran tambahan untuk ini model untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

The K+p interaction is derived as a hadhed-exchange potential, with a hadron exchanged is scalar-meson-vector-meson-hyperon. This interaction was formulated using the Blankenbecler-Sugar reduction, which was constructed as long as the same guidelines as applied in the NN interaction from Bonn one-bosonexchange potency. The cutoff parameter is determined through the installation process experimental data of the K+p differential cross section for the laboratory energy ca. about 21 MeV up to 951 MeV. We calculate the differential cross section using three dimensions technique without partial wave expansion. The installation process yields $ 2/N value of 17.38. This model seems to cancel the contribution (1385) to the interaction. It seems necessary to consider the additional exchange resonance for this a model to get better results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Attaurrazaq
"Cangkang Kelapa Sawit sebagai material hidrokarbon berpotensi sebagai reduktor dalam reduksi karbotermik ilmenite sebagai upaya memperoleh besi (Fe) dan Rutile (TiO2). Penelitian ini melakukan investigasi cangkang kelapa sawit segar sebagai reduktor tanpa melalui karbonisasi. Pra-karbotermik berupa aktivasi kimia cangkang kelapa sawit segar dan kalsinasi ilmenite dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan luas permukaan dan  fixed carbon. Peningkatkan porositas ilmenite adalah strategi yang diterapkan untuk menjebak fraksi tar dari biomassa sehingga meningkatkan zona kontak dan reduksi terjadi pada temperatur yang relative lebih rendah. Hasil menunjukkan, cangkang kelapa sawit segar memiliki aktivitas reduksi terhadap pembentukan Fe pada temperatur 1000°C dan kecenderungan pembentukan pseudobrookite (Fe2TiO5) pada temperatur 1100°C. Sedangkan, cangkang kelapa sawit segar teraktivasi sudah memiliki aktivitas reduksi terhadap pembentukan Fe diiringi dengan pembentukan Fe2TiO5 pada temperatur 1000°C. Pada temperatur 1200°C kedua jenis reduktor mengarah pada pembentukan Fe. Kandungan Fe dan derajat metalisasi mengalami kenaikan disetiap kenaikan temperatur baik dengan cangkang kelapa sawit segar maupun teraktivasi. Derajat metalisasi Fe mecapai 98,9% saat temperatur reduksi 1200°C dengan rasio penambahan cangkang kelapa sawit segar sebanyak 2 kali stoikiometri selama 120 menit. Kenaikan rasio diiringi dengan kenaikan temperatur menujukkan pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan kandungan dan derajat metalisasi. Kenaikan rasio reduktor lebih dari 1 kali dengan waktu tahan 60 menit tidak memberikan pengaruh yang signifikan ditandai dengan masih ditemukan ilmenite (FeTiO3) pada temperatur 1000°C.


Palm kernel shell, as a hydrocarbon material, has the potential to act as a reducing agent in carbothermic ilmenite reduction to obtain iron (Fe) and rutile (TiO2). This study investigates fresh oil palm shells as a reducing agent without going through carbonization. Pre-carbothermic chemical activation of fresh palm shells and ilmenite calcination was carried out to increase the surface area and fixed carbon. Increasing the ilmenite porosity is a strategy applied to trap the tar fraction of the biomass so that it increases the contact zone and reduction occurs at a relatively lower temperature. The results showed that fresh oil palm shells had a reduced activity in forming Fe at a temperature of 1000°C and a tendency to form pseudobrookite (Fe2TiO5) at 1100°C. Meanwhile, activated fresh palm shells already have reduced activity towards forming Fe, accompanied by forming Fe2TiO5 at a temperature of 1000°C. At a temperature of 1200°C, both types of reducing agents lead to the formation of Fe. The Fe content and degree of metallization increased with each increase in temperature, both with fresh and activated palm oil shells. The degree of metallization of Fe reached 98.9% at a reduction temperature of 1200°C with the ratio of adding fresh palm kernel shells 2 times the stoichiometry for 120 minutes. The increase in the ratio accompanied by an increase in temperature significantly affects the increase in the content and degree of metallization. The increase in the ratio of reducing agents more than 1 time with a holding time of 60 minutes did not have a significant effect, as indicated by the presence of ilmenite (FeTiO3) at a temperature of 1000°C.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Omar Perpatih
"Ketiadaan kajian dampak lingkungan pada konstruksi Pembangunan DPPU Kertajati menjadikan munculnya persoalan-persoalan seperti penggunaan material tanah urug yang besar dan penggunaan kendaraan transportasi dan alat berat yang masif.
Tujuan penelitian ini untuk melakukan kajian siklus hidup lingkungan guna mengetahui kinerja lingkungan dari fase konstruksi Pembangunan DPPU Kertajati, menentukan pekerjaan konstruksi yang memberikan konstribusi tersignifikan dan skenario untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan. Batasan penelitian ini adalah gate-to-gate terbatas lingkup aktivitas dan pekerjaan dalam area proyek konstruksi.
Metode yang digunakan adalah metode penilaian siklus hidup lingkungan dengan metode penilaian dampak titik tengah menggunakan metode IPCC dan CML-2001:2016 serta metode penilaian dampak titik akhir menggunakan Eco-Indicator99.
Hasil penelitian memberikan bahwa pekerjaan pengurugan lahan dan pemadatan lahan menjadi kontributor utama untuk konsumsi energi berbasis bahan bakar solar yaitu sebesar 8.323.958,27 MJ. Pekerjaan ini juga menjadi kontributor utama potensi pemanasan global (GWP100) yaitu sebesar 666.059,33 Kg-CO2.Ekivalen, potensi eutrofikasi lingkungan yaitu sebesar 312,746 Kg-PO4.Ekivalen dan kontributor tersignifikan kedua pada potensi pengasaman lingkungan yaitu sebesar 5.979,67 Kg-SO2.Ekivalen. Pekerjaan bangunan beton berkontribusi tersignifikan untuk potensi pengasaman lingkungan yaitu sebesar 6.420,87 Kg-SO2.Ekivalen, muncul akibat penggunaan batu bata pada dinding bangunan beton.
Strategi yang dilakukan untuk mengurangi dampak lingkungannya dibuat dalam skenario opsi kedua, yaitu: melakukan pemasangan lapisan perkuatan tanah geosintetik untuk mengurangi volume pengurugan lahan, melakukan subsitusi material bata merah menjadi material bata ringan hebel (autoclaved aerated concrete, AAC), dan menggunakan mechanical joint untuk penyambung pancang dan mengurangi konsumsi listrik secara signifikan.

The absence of an environmental impact study on the construction of the Kertajati DPPU development has led to problems such as the use of large fill soil materials and the massive use of transportation vehicles and heavy equipment.
The purpose of this study is to conduct a study of the environmental life cycle in order to determine the environmental performance of the construction phase of the Kertajati DPPU construction, determine construction works that make a significant contribution and scenarios to reduce their impact on the environment. The limitation of this research is that gate-to-gate is limited to the scope of activities and work in the construction project area.
The method used is the environmental life cycle assessment method with the midpoint impact assessment method using the IPCC and CML-2001:2016 methods and the end point impact assessment method using the Eco-Indicator99.
The results showed that land filling and compaction were the main contributors to energy consumption based on diesel fuel, amounting to 8,323.958.27 MJ. This work is also a major contributor to the potential for global warming (GWP100) which is 666,059.33 Kg-CO2. Equivalent, the potential for environmental eutrophication is 312,746 Kg-PO4. Equivalent and the second significant contributor to the potential for environmental acidification is 5,979.67 Kg-SO2 .equivalent. Concrete building work contributes significantly to the potential for environmental acidification, which is 6,420.87 Kg-SO2. Equivalent, arises due to the use of bricks on the walls of concrete buildings.
The strategy taken to reduce the environmental impact is made in the second option scenario, installing a geosynthetic soil reinforcement layer to reduce the volume of land filling, substituting red brick material into hebel lightweight brick material (autoclaved aerated concrete, AAC), and using mechanical joint as a pile connector and reduce electricity consumption significantly.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>