Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168914 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dinda Savira
"Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satunya merupakan deposit uranium. Keterdapatan uranium di Indonesia masih merupakan hal yang jarang dijumpai sehingga dapat menjadi topik yang sangat menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe deposit serta keterbentukan dari uranium yang terdapat di Desa Takandeang, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Penelitian dimulai dengan pemetaan geologi permukaan dan radiometri dengan bantuan alat gamma surveyor (model RS 125) yang kemudian dilanjutkan dengan analisis petrologi dan petrografi, serta analisis geokimia. Berdasarkan hasil dari penelitian, diketahui bahwa batuan penyusun lapangan penelitian terdiri atas autobreksi leusitit, breksi epiklastik, lava phonolitik foidit, batupasir tufaan, dan batugamping terumbu. Data radiometri dan geokimia XRF menunjukan anomali uranium tertinggi terdapat pada autobreksi leusitit. Anomali yang terjadi pada daerah penelitian berupa rekonsentrasi unsur uranium pada batuan autobreksi yang disebabkan oleh aktivitas hidrotermal yang juga didukung tipe magma dan kontrol struktur pada daerah penelitian.

Indonesia is rich in natural resources, one of which is a uranium deposit. In Indonesia, uranium‟s occurrence is still rarely found so it can be a very interesting topic for further study. This study aims to determine the type of deposit and the formation of uranium contained in Takandeang Village, Tapalang District, Mamuju Regency, West Sulawesi. The study began with surface geology and radiometry mapping with the help of a gamma surveyor (RS 125 model) which was continued with petrological and petrographic analysis, and geochemical analysis. Based on the results of the study, it is known that the constituent rock of the research field consists of leucitite autobreccias, epiclastic breccias, phonolytic lava phoidolytic, tuffaceous sandstones, and reef limestones. Radiometric data and XRF geochemistry show that the highest uranium anomaly is found in leucitite autobreccias. The anomaly that occurred in the study area was in the form of reconcentration of uranium elements in autobrection rocks caused by hydrothermal activity which was also supported by magma type and structural control in the study area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kajian ini dilatarbelakangi oleh tataan geologi daerah Hatapang Sumatera Utara yang diidentifikasi sebagai daerah favourable bagi terbentuknya mineralisasi uranium tipe batupasir. Hal ini dicirikan oleh keterdapatan anomali radioaktivitas dan kadar uranium pada intrusi granit Kapur Atas dan anomali radioaktivitas batuan sedimen Tersier yang diendapkan pada lingkungan darat. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui potensi terbentuknya mineralisasi uranium tipe batupasir pada batuan sedimen Tersier berdasarkan kajian data geologi, geokimia, mineralogi dan radioaktivitas batuan. Stratigrafi daerah Hatapang dari tua ke muda adalah satuan kuarsit (Perm-Karbon), satuan batupasir (Trias Atas), satuan granit (Kapur Atas), satuan konglomerat (Miosen Bawah-Tengah) dan satuan tuf (Plistosen). Granit Hatapang termasuk granit tipe S yang sangat potensial disamping sebagai sumber mineral radioaktif terutama monasit tipe plaser dan juga potensial sebagai batuan sumber bagi mineralisasi uranium tipe batupasir pada batuan sedimen yang lebih muda. Batuan sedimen satuan konglomerat memiliki potensi sebagai batuan perangkap, meskipun uranium tidak terakumulasi dalam batuan tersebut karena jumlah material karbon sebagai presipitan sangat sedikit sehingga U+6 yang terlarut dalam air tidak terreduksi menjadi U+4 dan tetap terbawa air ke tempat lain, sehingga tidak terbentuk mineralisasi uranium."
551 EKSPLOR 34:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Herlia
"ABSTRAK
"
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan RI, 2017
355 JIPHAN 3:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Belyana
"Studi geologi dan geokimia tanah dilakukan untuk menentukan potensi dan prospek mineralisasi bijih di Daerah “X”, Sulawesi Utara sebagai salah satu daerah yang berpotensial mengandung mineralisasi logam ekonomis. Penelitian dilakukan dengan mengintegrasikan data geologi dan data pemercontohan tanah (oil sampling) oleh PSDMBP yang masih perlu diolah secara geostatistik. Studi geologi dilakukan melalui integrasi terhadap data sekunder dari PSDMBP dengan analisis geomorfologi, kelurusan, dan petrografi untuk menentukan kondisi geomorfologi, litologi, struktur, zona alterasi, serta kelurusan urat kuarsa. Analisis geostatistik dilakukan dengan analisis univariat dan multivariat untuk menentukan persebaran anomali unsur dan asosiasi antar unsur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki satuan geomorfologi berupa satuan perbukitan tinggi vulkanik berlereng curam dan satuan perbukitan vulkanik berlereng agak curam-curam. Litologinya terdiri atas satuan dasit, satuan andesit, satuan tuff, dan satuan batupasir dengan struktur geologi berupa pola kelurusan dengan orientasi barat laut – tenggara. Zona alterasi pada daerah penelitian meliputi zona alterasi argilik (fasies kaolinit + kuarsa + ilit + ilit-smektit) dan zona alterasi propilitik (fasies klorit + illite-smektit + kalsit + epidot). Terdapat tiga jalur urat kuarsa berorientasi barat daya – timur) laut yang teridentifikasi pada daerah penelitian, yaitu Urat Kuarsa X (bagian tenggara), Urat Kuarsa Y (bagian barat), dan Urat Kuarsa Z (bagian barat laut). Hasil analisis statistik terhadap empat unsur yang dapat diteliti (Cu, Au, Sb, Hg) menunjukkan masing-masing nilai ambang sebesar 72.44 ppm, 16 ppb, 3.39 ppm, dan 551.72 ppb. Hasil analisis multivariat menunjukkan adanya satu asosiasi unsur pada daerah penelitian, yaitu Au-Sb-Hg. Persebaran anomali unsur logam bijih kemudian diketahui secara umum memiliki pengayaan disekitar urat kuarsa dan mengalami proses dispersi pada unsur Cu, Sb, dan Hg. Potensi mineralisasi bijih pada daerah penelitian berasal dari sistem endapan epitermal sulfidasi rendah dengan prospek mineralisasi sebagian besar berada pada ketiga jalur urat kuarsa dan bagian timur laut serta selatan daerah penelitian. Prospek bagian timur laut dan selatan diindikasikan sebagai kehadiran urat kuarsa di bawah permukaan yang tertutup oleh tanah dan tidak terpetakan.

Soil geology and geochemical studies were carried out to determine the potential and prospects for ore mineralization in “X” area, North Sulawesi as one of the areas with the potential for economic metal mineralization. The research was conducted by integrating geological and soil sampling data by PSDMBP which still needed to be processed geostatistically. Geological studies was conducted through integration of secondary data from PSDMBP with geomorphological, lineaments and petrographic analyzes to determine geomorphological conditions, lithology, structure, alteration zones, and alignment of quartz veins. Geostatistic analysis was carried out using univariate and multivariate analysis to determine the distribution of elemental anomalies and associations between elements. The results showed that the study area has geomorphological units of high volcanic hill units with steep slopes and volcanic hill units with rather steep slopes. The lithology consists of dacite, andesite, tuff, and sandstone with geological structure from lineament analysis shows a northwest-southeast orientation. The alteration zones in the study area include argillic alteration zones (kaolinite + quartz + illite + illite-smectite facies) and propylitic alteration zones (chlorite + illite-smectite + calcite + epidote facies). There are three southwest-northeast oriented quartz veins identified in the study area, namely the X Quartz Vein (southeast), Y Quartz Vein (western part), and Z Quartz Vein (northwestern part). The results of the statistical analysis of the four elements that can be studied (Cu, Au, Sb, Hg) show that each threshold value is 72.44 ppm, 16 ppb, 3.39 ppm and 551.72 ppb. The results of the multivariate analysis showed that there were one elemental associations in the study area, namely Au-Sb-Hg. The distribution of anomalous metal ore elements is then known to generally have enrichment around quartz veins and undergo a dispersion process in Cu, Sb, and Hg elements. The potential for ore mineralization in the study area originates from a low sulfidation epithermal deposit system with the prospect of mineralization being mostly in the third lane of the quartz vein and the northeastern and southern parts of the study area. The prospects for the northeast and south are indicated by the presence of subsurface quartz veins that are covered by soil and are not mapped."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngadenin
"Thorium dan uranium di Pulau Bangka terdapat di dalam mineral monasit. Secara geologi monasit terbentuk pada granit tipe S, batupasir, serta endapan aluvium. Di daerah Bangka Barat terdapat beberapa granit tipe S dan aluvium hasil rombakannya sehingga wilayah ini dianggap sebagai wilayah potensial untuk terbentuk cebakan monasit tipe plaser. Granit tipe S dianggap sebagai sumber monasit sedangkan aluvium hasil rombakannya dianggap sebagai tempat berakumulasinya monasit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi geologi dan potensi sumber daya thorium dan uranium pada endapan aluvium di Bangka Barat. Metoda yang digunakan adalah pemetaan geologi, pengukuran kadar thorium dan uranium batuan, pengambilan sampel batuan granit untuk analisis petrografi, pengambilan sampel mineral berat pada aluvium untuk analisis butir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa litologi di wilayah Bangka Barat tersusun oleh satuan sekis, satuan meta batu pasir, terobosan granit, terobosan diabas, satuan batupasir dan aluvium. Monasit dijumpai pada terobosan granit, satuan batupasir dan aluvium. Sesar yang berkembang adalah sesar-sesar yang berarah relatif Barat Laut Tenggara, Timur Laut, Barat Daya dan Barat Timur. Hasil analisis butiran mineral berat menunjukkan persentase monasit rata-rata dalam mineral berat adalah sebesar 6,34%. Mineral lain yang terdapat dalam cebakan plaser dan cukup potensial adalah zirkon 36,65 %, ilmenit 19,67%, dan kasiterit 14,75%."
Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir. Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2014
660 EKSPLOR 35:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Hedwig Dewi Susilowati
1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setio Tirtolasmono
"Uranium adalah logam yang berkilau menyerupai besi, mudah dibengkokan dan mudah ditempa, diudara mudah menjadi suram. Pemisahan uranium dari bijihnya dapat dilakukan dengan mengekstrak bijih memakai larutan asam atau basa, kemudian uranium dipisahkan dari larutannya dengan cara pengendapan atau dengan ekstraksi pelarut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The Mesozoic basement complex in South Sulawesi, Indonesia, is exposed in two area near Bantimala and Barru, known as the Bantimala Complex and the Barru Complex. The complexes consist of metamorphic, ultramafic and sedimentary rocks. "
Jakarta: LIPI,
551 RGP
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>