Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121953 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Gabriella Permata Widyaputrie
"Telah dilakukan penelitian pada paduan La0.67Ba0.33Mn1-xTixO3 dengan variasi x=0; 0.02; 0.04; 0.06 dengan mensintesa dan mengkarakterisasi bahan tersebut. Sintesa dilakukan menggunakan metode mechanical alloying dengan mencampurkan bahan-bahan dasar penyusun yakni La2O3, BaCO3, MnCO3, dan TiO2. Campuran ini kemudian dimilling selama 10 jam kemudian dikarakterisasi menggunakan Thermogravimetry Analysis (TGA). Kemudian dilakukan proses kalsinasi pada suhu 800º C selama 8 jam dan dilanjutkan dengan proses sintering pada suhu 1100º C selama 12 jam. Karakterisasi lainnya menggunakan difraksi sinar-X (XRD) sebelum sintering dan setelah sintering yang menunjukkan paduan La0.67Ba0.33Mn1-xTixO3 telah memiliki fasa tunggal dengan sistem kristal monoklinik,dengan parameter kisi a=5.53 Å ; b=5.54 Å ; c=7.8 Å dan space group I 1 2/c 1 (15), Particle Size Analyzer (PSA) menunjukkan hasil ukuran partikel besar untuk sampel yang tidak disintering. Scanning Electron Microscopy (SEM) untuk melihat morfologi permukaan. Hasil ukuran kristalit rata-rata menggunakan metode Debye-Scherrer.menghasilkan ukuran kristalit rata-rata material LBMO sebesar 60.3 nm dan LBMTO untuk setiap variasi x sebesar `~78.8 nm.

This research focuses on the mixture La0.67Ba0.33Mn1-xTixO3with the value x=0; 0.02; 0.04; 0.06. The x variation is done through synthesis and characterizing the sample. The method of synthesis is mechanical alloying, by mixing the basic compounds La2O3, BaCO3, MnCO3 with TiO2. The milling process of this mixture is 10 hours, then characterized using Thermogravimetry Analysis (TGA). Then, calcination at 800º C for 8 hours followed by sintering at 1100º C for 12 hours. XRD is done, in addition, before and after sintering. Results show the mixture La0.67Ba0.33Mn1-xTixO3have a single phase monoclinic crystal structure with cell parameter a=5.53 Å ; b=5.54 Å ; c=7.8 Åand space group I 1 2/c 1 (15). PSA shows big particles for samples not undergoing sintering. SEM is used to analyze the surface morphology. The Debye-Scherrer method calculates the average resulting crystallites, with values LBMO = 60.3nm and for LBMTO = 78.8nm (for each x variation)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryanarayana, C.
New York: Marcel Dekker, 2004
671.37 SUR m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Erfan Handoko
"Berdasarkan perkembangan penelitian magnet permanen dalam 100 tahun terakhir penelitian terfokus pada penemuan komposisi baru dalam material magnet sampai akhir abad 20 ketika fasa magnetik Nd2Fe14B ditemukan dan tidak ada lagi penemuan fasa magnetik baru setelahnya. Pada kenyataannya arah pengembangan penelitian bahan magnet lebih telah berubah dan terfokus pada rekayasa struktur dari material magnetik yang pernah dikembangkan sebelumnya kepada nanomaterials.
Dalam penelitian ini telah diteliti material magnetik sistem komposit Nd2Fe14B/Fe3Si yang disiapkan melalui metode mechanical alloying. Diawali dengan pembentukan paduan Nd-Fe-B komposisi stoikiometri melalui peleburan arc dalam lingkungan yang bebas oksida. Paduan Nd-Fe-B tahan oksidasi hanya dapat diperoleh melalui peleburan dan sistem dengan pencetakan dengan laju yang cepat. Validasi tahapa-tahapan pembuatan magnet sinter Nd-Fe-B telah diperoleh melalui pembuatan magnet sinter komposisi Nd15Fe77B8 (at %) yang telah terbukti memiliki memiliki sifat-sifat kemagnetan yang optimal. Penggabungan antara fasa magnetik Nd2Fe14B dan Fe3Si dalam sistem komposit dilakukan untuk menghasilkan magnet permanen Nd-Fe-B dengan sifat-sifat yang unggul. Hal ini diperoleh melalui pemanfaatan interaksi pertukaran antara fasa magnet permanen Nd2Fe14B yang memiliki magnetisasi total 1,6 T dan fasa magnet tidak permanen Fe3Si yang memiliki magnetisasi total 2 T.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa magnet komposit sistem Nd2Fe14B/Fe3Si terbentuk dengan baik namun struktur material belum dapat dikontrol dengan baik ditandai dengan masih rendahnya nilai koesivitas dan remanen. Interaksi pertukaran antar fasa-fasa magnetik hanya dapat diperoleh bila ukuran kristal fasa-fasa magnetik dalam sistem komposit masuk dalam ukuran skala nanometer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
D1879
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maykel T.E. Manawan
"Pada penelitian ini dipelajari efek substitusi pasangan ion Ti2+-Mn4+ terhadap sifat magnetik dan sifat absorpsi gelombang mikro pada senyawa barium hexaferrite (BHF) dengan komposisi BaFe12-2xTixMnxO19 dimana x = 0.0, 0.2, 0.4, 0.6 dan 0.8. Nano partikel senyawa BHF yang telah disubstitusi pasangan ion Ti2+-Mn4+ diproses dengan teknik pemaduan mekanik (mechanical alloying) dan destruksi ultrasonik daya tinggi dari prekursor-prekursor TiO, MnO2, BaCO3 dan Fe2O3. Karakterisasi menggunakan X-ray diffraction (XRD) menunjukan bahwa sampel yang dihasilkan merupakan fasa tunggal senyawa BHF dengan volume sel dan ukuran kristalit yang meningkat dengan peningkatan substitusi. Analisis XRD menunjukan ukuran kristalit < 70 nm untuk semua sampel, sedangkan morfologi yang teramati pada Scanning Electron Microscope (SEM) memperlihatkan ukuran grain diantara 200 ? 400 nm. Hal ini menunjukan bahwa tiap grain terdiri dari beberapa kristalit atau polycrystalline.
Karakterisasi ukuran partikel proses ultrasonik menggunakan Particle Size Analyzer (PSA) menunjukan ukuran partikel 49.21 nm. Analisa data XRD dengan metode Whole Powder Pattern Modeling (WPPM) menunjukan distribusi ukuran kristalit 49.14 nm dan hasil SEM menunjukan distribusi ukuran 60.01 nm. Hal ini menunjukan bahwa partikel yang dihasilkan terdiri dari kristal tunggal. Karakterisasi magnetik menggunakan magnetometer dan analisis dengan metode Law of Approach Saturation (LAS) menunjukan kenaikan nilai saturasi sampai pada x = 0.4 dan kemudian menurun pada peningkatan nilai substitusi lebih lanjut. Nilai koersivitas memperlihatkan tren menurun untuk peningkatan nilai substitusi. Hal ini menunjukan terjadinya pemilihan posisi substitusi kristalografi (site preferential occupation).
Karakteristik absorpsi gelombang mikro pada frekuensi 8 - 12.4 GHZ (X-band) menggunakan Vector Network Analyzer (VNA) menunjukan terjadinya peningkatan serapan sampai pada x = 0.6 (-24.9 dB, 11.3 GHz) kemudian kembali menurun pada x = 0.8 (-15.7 dB, 10.5 GHz) akibat penurunan sifat magnet yang signifikan. Selain itu terjadi pergeseran frekuensi serapan ke arah frekuensi yang lebih rendah akibat nilai koersifitas yang menurun dengan peningkatan nilai substitusi.
Efek pengecilan ukuran partikel dari ~200 nm ke ~50 nm menunjukan peningkatan nilai serapan oleh karena peningkatan hamburan ke segala arah dan polarisasi destruksi akibat rasio permukaan terhadap volume yang meningkat. Pergeseran frekuensi serapan ke arah frekuensi yang lebih rendah merupakan konsekuensi penurunan nilai koersivitas akibat pengecilan ukuran partikel. Nano komposit BHF dengan material dielektrik BaTiO3 dan C serta Fe menunjukan peningkatan nilai serapan dan pelebaran frekuensi serapan dengan nilai serapan tertinggi dihasilkan oleh kombinasi BHF-Fe (32.48 dB, 10.0 GHz) yang meningkat 30.5% dari BHF pada x = 0.6.

The effect of Ti2+-Mn4+ substitution on magnetic and microwave absorption properties has been studied for BaFe12-2xTixMnxO19 ferrite, where x varies from 0.0, 0.2, 0.4, 0.6 and 0.8. Nano particles of BHF substituted Ti2+-Mn4+ ions were obtained from mechanical alloyed and sonication from TiO, MnO2, BaCO3 dan Fe2O3 precursors. X-ray diffraction (XRD) patterns for sintered samples confirmed that the materials are consisted with single phase BHF structure with unit cell volume and crystallite size was found increase with increasing x. XRD analysis shows that the crystallite size is below 70 nm for all samples, but the grain morphology from SEM shows that the grains is in range of 200 - 400 nm, which concluded that each grain are polycrystalline.
Samples from sonication is characterized by Particle Size Analyzer (PSA) shows the distribution of 49.21 nm, Whole Powder Pattern Modeling (WPPM) that employeed to analyze XRD data shows the crystallite size distribution is 49.14 nm and SEM morphology shows the size distribution of 60.01 nm. This concluded that particles from sonication consist of single crystal. Magnetic properties that charaterized using magnetometer and analyzed using Law of Approach Saturation (LAS) shows the saturation magnetization is increases up to x = 0.4 and decrease for further substitution. The coercivity remains decreases monotonically with increasing substitution. These results were interpreted in terms of the site preferential occupation.
Microwave absorption properties that characterisized by Vector Network Analyzer shows increasing absorption until x = 0.6 (-24.9 dB, 11.3 GHz) and then decrease for x = 0.8 (-15.7 dB, 10.5 GHz) because of significant decrease the magnetic properties. The absorbtion peak also shifted to lower frequency because the coercivity was decrease as the substitution increase.
As the particle size decrease from 200 ? 50 nm, the absorbtion slightly increase because of the multiple scattering and destruction polarization effect with the increasing of surface to volume ratio. The absorbtion peak shift to the lower frequency as consequence of decreasing coercivity because of decreasing particle size. Nano composite of BHF with dielectric material such as BaTiO3 and C, also Fe, shows increasing absorbtion peak and widening absorbtion frequency. The highest value generated by a combination of BHF-Fe (32.48 dB, 10.0 GHz) nano composite which increased 30.5% from the BHF at x = 0.6.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
D1487
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"It is knoewn that the most effective way to improve mechanical properties of steels is by microstructural refinement....."
IPTEKAB
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Noviyanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41123
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Maulana
"Baja karbon memiliki ketahanan korosi yang rendah. Biasanya dilakukan pelapisan pada permukaan baja karbon tersebut untuk melindunginya terhadap serangan korosi,. Salah satu material pelapis yang dapat diaplikasikan adalah senyawa intermetalik Fe-Al. Metoda-metoda pelapisan senyawa intermetalik Fe-Al yang telah digunakan sebelumnya dilakukan pada temperatur tinggi dan memerlukan waktu yang sangat lama. Selain itu, senyawa intermetalik Fe-Al memiliki kekuatan yang rendah pada lingkungan bertemperatur rendah dan sulit untuk melakukan pengubahan bentuk pada lingkungan bertemperatur tinggi.
Penelitian ini mempelajari pengaruh unsur Cr terhadap sifat fisik dan mekanik lapisan permukaan baja karbon yang terbentuk dari campuran serbuk Fe-50at.%Al melalui metoda pemaduan mekanik. Variabel yang digunakan adalah komposisi unsur Cr (0at.%Cr, 1at.%Cr dan 3at.%Cr) dan waktu penggilingan (4 jam, 8 jam, 16 jam dan 32 jam). Proses karakterisasi dilakukan terhadap lapisan permukaan baja karbon dan campuran serbuk Fe-50at.%Al dengan pengujian XRD, SEM-EDX dan kekerasan vickers.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelapisan terjadi diawali dengan penghalusan serbuk, deformasi permukaan substrate, penguncian mekanik antara serbuk dengan substrate dan penebalan lapisan. Penambahan Cr cenderung meningkatkan ketebalan lapisan dengan ketebalan di atas 20 mikrometer. Akan tetapi, kekerasan lapisan tidak meningkat secara signifikan. Evolusi serbuk yang terjadi adalah terjadinya penghancuran partikel serbuk pada awal proses penggilingan yang diikuti dengan penggumpalan partikel serbuk pada akhir proses penggilingan. Evolusi lapisan yang terjadi adalah penebalan lapisan seiring dengan berjalannya waktu penggilingan. Akan tetapi, tidak terbentuk senyawa intermetalik Fe-Al baik pada serbuk maupun lapisan.

Carbon steel has low resistant to the corrosion attact. Usually the surface of the carbon steel is coated to protect it from corrosion attact. One of coating materials which can be applied is Fe-Al intermetallic compounds. Fe-Al intermetallic compounds coating methods which had been used before was done in high temperature and took a long time. Otherwise, Fe-Al intermetallic compounds have low strength in low temperature environment and difficult to change the form in high temperature.
This research studies the effect of chromium on the physical and mechanical properties of carbon steel surface coating which is formed of Fe-50at.%Al powder mixture by mechanical alloying. Variables which are used in this research are chromium composition (0at.%Cr, 1at.%Cr and 3at.%Cr) and milling time (4 hour, 8 hour, 16 hour and 32 hour). Characterization process was done by XRD, SEM-EDX and vickers hardness testing both on carbon steel surface coating and Fe-50at.%Al powder mixture.
The result of this research shows that the coating process is began by smoothing to the powder, surface deformation of substrate, mechanical interlocking between powder and substrate and thickening on the coating. The chromium addition tends to increase the thickness of the coating with the thickeness above 20 micrometer. However, the hardness of the coating was not increase significantly. Powder evolution that occurs is fracturing followed by aglomeration. Coating evolution that occurs is thickening to the coating all of the milling time. However, Fe-Al intermetallic compounds is not formed both in powder and substrate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S41752
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nastiti Elwindari
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas kinetika pertumbuhan kristal dan karakterisasi
material penyerap gelombang mikro berbahan dasar LSMO di substitusi Fe-Ti
dengan formula La0.5Sr0.5Mn0.8Fe0.1Ti0.1O3. Preparasi material menggunakan
metode paduan mekanik selama 10 jam, kemudian diberikan variasi waktu 0, 1, 5
dan 24 jam pada temperatur 1000 C, 1100 C dan 1300 C. Pengujian XRD
sebelum proses sintering dan sesudah sintering yang menunjukan hasil bahwa
sintesa bahan atau paduan La0.5Sr0.5Mn0.8Fe0.1Ti0.1O3 memiliki fasa tunggal (single
phase) dengan struktur kristal orthorombik dengan parameter kisi a=7.7 Å ; b=5.5
Å ; c=5.4 Å. Berdasarkan hasil pengukuran ukuran kristal rata-rata melalui
metode Debye-Scherrer, kinetika pertumbuhan kristal rata-rata mengikuti
persamaan Avrami dengan nilai energi aktivasi sebesar Q=21.29 kJ/mol.K.
Karakteristik nilai serapan gelombang mikro pada frekuensi 8?15 GHz dianalisa
menggunakan Vector Network Analyzer (VNA). Karakterisasi kurva reflektansi
loss sampel material T1300-24jam memberikan nilai intensitas yang paling
optimal yaitu sebesar -3.58 dB atau 34% frekuensi serapan pada frekuensi optimal
12.5 GHz, dan lebar pita penyerapan sebesar 3 GHz.

ABSTRACT
The kinetics of crystallite growth and microwave characteristics for Fe-Ti
substituted LSMO with La0.5Sr0.5Mn0.8Fe0.1 Ti0.1O3 composition was investigated.
Material preparation was carried out by means of mechanical alloying process for
10 hours milling times. The powders which prepared from mechanically milled
material were sintered at temperatures 1000 C, 1100 C dan 1300 C respectively
for 0, 1, 5 and 24 hours time sintering time. The XRD traces for sintered materials
confirmed that the La0.5Sr0.5Mn0.8Fe0.1 Ti0.1O3 is a single phase material with a
orthomobic crystal structure a=7.7 Å ; b=5.5 Å ; c=5.4 Å. Refering to mean
crystallite size evaluation which employing Debye Scherrer method. It was found
that the kinetics of mean crystallite growth followed the Avrami equation with an
activation energy for crystallite growth Q=21.29 kJ/mol.K. In addition to
crystallite growth kinetics the absorbtion characteristics of material was evaluated
by a Vector Network Analyzer (VNA) in the electromagnetic frequency range 8-
15GHz. The best absorbtion characteristics was found in the sample code T1300-
24h. This follows that the reflection loss of -3.58 dB or 34% was absorb occurred
at frequency 12.5 GHz was the bandwith 3GHz.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43712
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tamy Anisa Putri
"Penelitian ini membahas mengenai parameter kristal, sifat magnetik, serta karakteristik serapan gelombang mikro pada material komposisi La1-xBaxMn1-yTiyO3 (x = 0  1 dan y = 0 ÷ 1). Digunakan metode mechanical alloying untuk membuat material tersebut yaitu digerus secara mekanik selama 20 - 30 jam, kemudian menjalani perlakuan sintering pada temperatur 1100 0C selama 16 jam untuk memastikan terbentuknya material dengan fasa kristalin. Telah dilakukan 3 karakterisasi material meliputi pengujian XRD (X-Ray Diffractometer) untuk mengetahui fasa dalam material dan sistem kristalnya, pengujian permagraf untuk mengetahui sifat kemagnetan, dan pengujian VNA (Vector Network Analizer) untuk mengetahui karakterisasi serapan gelombang mikro. Diketahui bahwa subsitusi ion Ba terhadap ion La pada pembentukan senyawa La1-xBaxMnO3 menghasilkan material fasa tunggal dengan struktur kristal monoklinik dan material bersifat ferromagnetik. Selanjutnya, subsitusi ion Ti terhadap ion Mn pada senyawa La0.8Ba0.2Mn1-yTiyO3 dan LaMn1-yTiyO3 telah menyebabkan perubahan fasa material menjadi fasa tunggal dengan struktur kristal ortorombik dan monoklinik. Namun, pada subsitusi ion La oleh Ba dan ion Mn oleh Ti pada senyawa La1-xBaxMn1-yTiyO3 (x = 0  1 dan y = 0 ÷ 1) diketahui bahwa terdapat batas solubilitas untuk mensubtitusi ion La dan Mn. Bila batas tersebut terlampaui maka muncul fasa baru sebagai fasa tambahan. Selanjutnya, subsitusi ion Ba menyebabkan material bersifat feromagnetik, sedangkan subsitusi ion Ti, terjadi perubahan sifat magnetik dari feromagnetik menjadi paramagnetik. Hasil karakterisasi serapan gelombang mikro terhadap sampel dengan diameter 25 mm dan ketebalan 2 mm memastikan bahwa keseluruhan material dengan komposisi La1-xBaxMn1-yTiyO3 (x = 0  1 dan y = 0 ÷ 1) memiliki kemampuan menyerap gelombang mikro pada jangkau frekuensi 9-13 GHz. Diperlihatkan bahwa sample dengan komposisi LaMn0,8Ti0,2O3 memiliki nilai returnoss (RL) terbesar yaitu 8,2 dB pada frekuensi 10,8 GHz dengan lebar frekuensi sebesar 1,62 GHz.

The crystal parameters, magnetic properties and microwave absorption characteristics of ionic substituted lanthanum manganese based materials of La1-xBaxMn1-yTiyO3 (x = 0 ÷ 1 and y = 0 ÷ 1) compositions are reported. Each material was designated with specific composition that prepared through mechanical alloying method. They all material components were mechanically milled during 20 to 30 hours in a planetary ball milling apparatus to obtain highly deformed powders. Then the powders were treatly heated at sintering temperature around 1100 0C around 16 hours. This treatment ensured getting the material with perfect crystalline phases. Each the crystalline sample was evaluated by three different characterization methods. First, XRD (X-Ray Diffractometer) measurement to identify phases and crystal systems in sample materials. Second, permagraph measurement to determine the magnetic properties. Third, characterization of microwave absorption by means of a vector network analyzer or VNA. It was found that substitution of Ba ion onto the La ions in the formation of La1-xBaxMnO3 materials has produced single phase material with a monoclinic crystal structure and the material is a ferromagnetic order. Furthermore, substitution of Ti ion onto the Mn ions in the formation of La0.8Ba0.2Mn1-yTiyO3 has caused a phase changing in which the crystal structure of monoclinic changed to orthorhombic while the material was remain a single phase. On the other hands, LaMn1-yTiyO3 still remains as monoclinic structure. However, on substitution of La ions by Ba and Mn ions by Ti in the La1-xBaxMn1-yTiyO3 materials, a solubility limit both for La and Mn ions was observed. When the limit was exceeded, the new phase appeared as an additional phase in the material. In addition, the substitution of Ba ions has caused the material to be ferromagnetic order, while the Ti substitution to Mn ions, a change in the magnetic properties of ferromagnetic to paramagnetic was also observed. Results of microwave absorption characterization in the samples of a typical diameter of 25 mm and 2 mm thickness have shown that all La1-xBaxMn1- yTiyO3 (x = 0 ÷ 1 and y = 0 ÷ 1) materials have the ability for absorbing the microwave in a frequency range of 9-13 GHz. It is shown that the LaMn0,8Ti0,2O3 sample has the largest return loss (RL) value of 8.2 dB at a frequency 10,8 GHz and with of the absorption width of 1.62 GHz."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47647
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>