Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129954 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Analysis of alfa emitted radionuclide deposition at respiratory tract via inhalation process under difference air-ventilation system at radiometallurgy intallation..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Shinta Devi
"ABSTRAK
Terapi inhalasi sebagai salah satu penatalaksanaan anak dengan gangguan sistem pernapasan seringkali menyebabkan distress khususnya pada young children. Distress saat pemberian terapi inhalasi dapat menurunkan efektivitas pengobatan yang diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektivitas distraksi audiovisual terhadap distress dan status oksigenasi anak yang mengalami gangguan sistem pernapasan dan mendapatkan terapi inhalasi. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment jenis non equivalent control group, pre test- post test design. Sampel berjumlah 38 orang, terbagi masing-masing 19 orang perkelompok kontrol dan intervensi . Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna rerata skor distress pada kelompok kontrol dan intervensi p=0,0001 . Didapatkan pula perbedaan yang bermakna rerata selisih status oksigenasi saturasi oksigen dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah intervensi pada kelompok kontrol dan intervensi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diterapkan untuk mengatasi distress dan meningkatkan status oksigenasi pada anak yang mendapatkan terapi inhalasi. Kata Kunci: Terapi inhalasi, distraksi audiovisual, distress, status oksigenasi

ABSTRACT
Aerosol therapy often causing distress in young children. Distress in children at the time of aerosol therapy may result in ineffectiveness of the treatment given. The purpose of this study was to identify the effectiveness of audiovisual distraction towards distress and oxygenation status of children with respiratory system disorders and receiving aerosol therapy. This research used quasi experiment design with non equivalent control group, pre test and post test design. The total sample was 38 people, divided into 19 controls and 19 intervention groups. The results showed that there was a significant difference between the mean score of distress in the control group and the intervention group p 0.0001 . There was also a significant difference between mean difference in oxygenation status oxygen saturation and respiratory rate before and after intervention in the control and intervention groups. The results of this study are expected to be applied to reduce distress and improve oxygenation status in children who received aerosol therapy. Keyword Aerosol therapy, audiovisual distraction, distress, oxygenation status "
Lengkap +
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrul Munajat
"Pengaruh penambahan aliran koaksial nitrogen pada nyala api aliran berlawanan telah diteliti secara eksperimental. Propana sebagai bahan bakar disuplai dari nosel bagian bawah dan udara sebagai oksidator disuplai dari nosel atas dengan diameter nosel yang sama, yang dilengkapi dengan honeycomb untuk membuat aliran udara yang seragam. Sementara aliran nitrogen dialirkan dari nosel bawah dimana saluran tersebut terletak koaksial dengan nosel bahan bakar (nosel bawah merupakan nosel koaksial). Pada penelitian ini juga digunakan vortex generator untuk meningkatkan turbulensi sehingga dapat dicapai pencampuran reaktan yang optimal. Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui bentuk nyala api yang terjadi pada setiap kondisi parameter yang ada.
Penelitian menggunakan dua jenis kamera, yaitu kamera digital biasa (Samsung Digimax A403) dan high speed video camera (Motion Xtra HG-SE). Fokus penelitian adalah pada nyala daerah stabil atau 50% fluks momentum nyala stabil. Dua parameter utama yang diatur dalam penelitian ini adalah parameter geometri (diameter dalam nosel dan rasio gap-diameter dalam nosel) dan dinamika fluida (fluks momentum bahan bakar, debit nitrogen dan fluks momentum udara). Data mentah yang didapat adalah video bentuk nyala api pada setiap nilai fluks momentum bahan bakar, yang selanjutnya dikonversi menjadi gambar-gambar bentuk nyala api.
Dari penelitian didapatkan bahwa bentuk nyala api yang terjadi pada setiap kondisi parameter geometri, dipengaruhi oleh rasio antara fluks momentum udarabahan bakar dan debit nitrogen. Setiap penurunan rasio gap-diameter dalam nosel, maka sebagian besar bentuk nyala api yang terjadi adalah pipa api atau nyala api swirl. Pada beberapa kondisi tertentu, aliran nitrogen mengganggu aliran bahan bakar-udara sehingga menyebabkan nyala api seperti terangkat. Pada api dengan kondisi swirl, kecepatan sudutnya dapat diketahui dengan bantuan high speed video camera.

Effects of addition of coaxial nitrogen flow on counter flow diffusion flame have been investigated experimentally. Propane as a fuel gas was supplied upward through a nozzle, and air as oxidant was supplied downward through a similar nozzle, which was filled with honeycomb to produce a uniform velocity in the issuing air. Then, the nitrogen coaxial flow was supplied upward through the bottom side nozzle where nitrogen's outlet is located coaxially with fuel's outlet (bottom nozzle is coaxial nozzle). This experiment also used vortex generator to increases turbulence, so that optimal mixing of reactants can be achieved. The major of this study is to find out the flame mode at every condition parameters.
This experiment used two different type of camera. Ordinary digital camera (Samsung Digimax A403) and high speed video camera (AOS Vitcam). The focus on this experiment is flame at stable condition zone or 50% of momentum flux air at stable condition. Two main parameters that had been set up in this experiment were fluid dynamics (flow rate of nitrogen, momentum flux of air and fuel,) and geometry parameters (inner diameter of nozzle and ratio of gap-nozzle diameter). Raw data that had been got in this experiment were videos of flame mode at every point of momentum flux of fuel. The data were then converted to flame mode images, by using image processing software.
Experiment result showed that, the flame mode at every geometry parameters, were influenced by the ratio of momentum flux of air-fuel and the flow rate of nitrogen. Every reduction of ratio gap-nozzle diameter causes flame mode to be like flame pipe or swirl. At some condition, nitrogen flow disturbing the air-fuel flow, causing the flame to be lifted. At flame swirl condition, angular velocity can be found with high speed video camera assist.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50748
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Astuti Tri Kusumawati
"Latar Belakang: Tingginya pertumbuhan kasus keganasan ginekologi dan organ panggul menyebabkan penggunaan terapi radiasi meningkat. Akan tetapi, terapi radiasi juga cukup banyak menimbulkan proktitis radiasi sebesar 30%. Tatalaksana menggunakan agen topikal seperti SCFA, sukralfat, steroid, formalin, dan 5-ASA diketahui memiliki hasil yang baik, namun belum banyak studi yang membandingkan terapi mana yang lebih superior. Tujuan: Menilai efektivitas beberapa terapi topikal terhadap perbaikan gejala klinis dan gambaran endoskopi pasien proktitis radiasi.
Sumber Data: Pencarian utama dilakukan secara elektronik pada basis data PubMed, Cochrane/CENTRAL, Scopus, dan Science Direct antara September hingga November 2020. Pencarian sekunder dilakukan secara snowballing pada referensi studi yang terkait, dan melalui register uji klinis yang tersertifikasi lainnya seperti Global Index Medicus, Garba Rujukan Digital (GARUDA), ClinicalTrial.gov, dan International Clinical Trials Registry Platform (ICTRP) WHO.
Seleksi Studi: Studi uji klinis acak terkontrol dengan intervensi terapi topikal dibandingkan plasebo atau terapi topikal lainnya atau kombinasi terapi medikamentosa, yang menilai luaran berupa respon gejala klinis dan gambaran endoskopi, serta dapat disertai luaran lain, ataupun tidak. Tidak ada batasan terhadap tahun publikasi dan bahasa. Penilaian judul, abstrak, dan studi dilakukan oleh dua orang peninjau independen. Dari total 1786 studi, didapatkan 9 studi memenuhi kriteria eligibilitas.
Ekstraksi Data: Ekstraksi data dilakukan oleh dua peninjau independen dan dikonfirmasi pada peninjau ketiga. Konfirmasi data dilakukan dengan menghubungi peneliti dari studi terkait. Tidak didapatkan data tambahan.
Hasil: Studi yang melaporkan efektivitas terapi berupa banyaknya jumlah subjek yang mengalami perbaikan atau penurunan skor klinis dan endoskopi dirangkum secara kualitatif. Masing-masing studi saling membahas antar terapi, dan memiliki heterogenitas yang tinggi. Dua studi mengenai formalin dapat dilakukan meta-analisis dengan hasil perbaikan klinis dan endoskopi, namun tidak bermakna terhadap dua studi tersebut (RR 0.97, 95% CI: 0.82-1.15) dan tidak terdapat terapi yang lebih superior dibanding terapi lain dalam meta-analisis tersebut. Empat studi yang membahas formalin 4% memiliki kualitas hasil studi menengah dengan risiko bias rendah. Terdapat 3 dari 9 studi yang membandingkan terapi SCFA dengan plasebo sehingga sulit untuk menyimpulkan terapi mana yang berefek lebih baik, dan memiliki risiko bias tidak jelas, namun dengan jumlah pasien yang sedikitsehingga kualitas studi rendah. Satu studi mengenai efektivitas sukralfat menunjukkan hasil bermakna dengan estimasi risiko rendah (RR 0.57, 95% CI: 0.35-0.92, P = 0.02). Akan tetapi studi mengenai 5-ASA topikal tidak ditemukan dalam inklusi telaah sistematis ini. Secara umum, kualitas hasil studi berdasarkan GRADE dapat dimasukkan ke dalam kategori sedang.
Kesimpulan: Penggunaan terapi SCFA enema, formalin topikal, steroid topikal, dan sukralfat enema efektif dalam memperbaiki gejala klinis dan gambaran endoskopi proktitis radiasi. Namun, hingga saat ini belum ada studi klinis berkualitas baik sehingga sulit untuk menilai terapi yang terbaik. Sedangkan dari 2 studi formalin 4% yang dapat dilakukan meta-analisis, menunjukkan bahwa tidak ada terapi yang lebih superior dibandingkan lainnya. Selain itu, tidak ditemukan tidak ditemukan efek samping berat pada penggunaan terapi SCFA enema, formalin topikal, steroid topikal, dan sukralfat enema dalam mengobati proktitis radiasi.

Background: The high incidence of gynecological and pelvic malignancies has led to the usage of radiation therapy. Nonetheless, radiation therapy also causes a significant complication, about 30% of radiation proctitis. Treatments using topical agents such as SCFA, sucralfate, steroids, formalin, and 5-ASA are known to have good results. However, there are only a few studies comparing the superiority of those therapies.
Objectives: To assess the effectiveness of topical therapies in the clinical and endoscopic improvement of radiation proctitis patients.
Data Sources: Primary searching was conducted on electronic databases such as PubMed, Cochrane/CENTRAL, Scopus, and Science Direct between September and November 2020. Secondary searching was done by snowballing method on the relevant study references and through other certified clinical trial registries (Global Index Medicus, Garba Digital Reference (GARUDA), ClinicalTrial.gov, and WHO's International Clinical Trials Registry Platform (ICTRP).
Study Selection: A randomized controlled trial comparing topical therapies versus placebo or other topical therapies or combination with medical therapies that evaluating the clinical response and endoscopic response. There is no restriction regarding the year of publication and language. Each study were assessed by two independent reviewers. From a total of 1,786 studies identified, 9 studies met the eligibility criteria.
Data Extraction: Data extraction was performed by two independent reviewers and confirmed by a third reviewer. Data confirmation was made by contacting the first researchers from related studies. No additional information was obtained.
Results: Studies reporting the effectiveness of therapy in the form of a large number of subjects experiencing improvement or reduction in clinical symptoms and endoscopy were summarized qualitatively. Each study discussed the therapies and the heterogeneity that could not be calculated due to the different outcomes. Two studies on formalin were subject to meta-analysis with clinical and endoscopy improvement. However, they were not significant in the two studies (RR 0.97, 95% CI: 0.82-1.15), and no better treatment compared with others in those studies. Further, four studies discussing 4% formalin had medium study quality results with a low risk of bias. There are 3 out of 9 studies that compared SCFA therapy with placebo so it is difficult to conclude which therapy has a better effect, and has an unclear risk of bias, but with a small number of patients so that the quality of the study is low. One study using sucralfate showed significant results with a low-risk estimate (RR 0.57, 95% CI: 0.35-0.92, P = 0.02). However, the study of topical 5-ASA was not found in the inclusion of this systematic review. The level of evidence for the majority of outcomes was downgraded using GRADE to a moderate level, due to imprecision and study limitation.
Conclusion: The usage of SCFA enema, topical formalin, topical steroid and sucralfate enema are effective in improving the clinical and endoscopic response in radiation proctitis patient. However, until now, there are no good quality studies, making it difficult to prove the best therapy. A meta-analysis from 2 studies using 4% formalin versus irrigation and antibiotics, shows no therapy is superior to another. Otherwise, no serious side effects were found in the usage of these topical therapies
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ramzy S. Amier
"Sejalan dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun 2000 perihal Keselamatan dan Kesehatan Terhadap Pemanfaat Radiasi Pengion serta untuk memenuhi persyaratan lulus Contractor Safety Management System, maka sistem manajemen keselamatan radiasi menjadi penting bagi perusahaan yang memanfaatkan radiasi pengion.
Tuntutan implementasi sistem keselamatan menjadi tinggi karena resiko dampak radiasi selain ada yang mempunyai efek langsung ada juga yang mempunyai efek tunda hingga 15 - 25 tahun. Oleh karenanya sistem pantauan pajanan radiasi dan dokumentasinya menjadi sangat penting dan peraturan mensyaratkan dokumentasi wajib disimpang hingga 30 tahun setelah pekerja radiasi berhenti bekerja.
Masalah yang terjadi adalah adanya gap yang melebihi toleransi antara hasil bacaan pajanan radiasi alat pantau radiasi individu pendosimeter yang dibaca oleh pekerja radiasi dengan alat pantau radiasi individu filmbadge yang besar pajanannya dievaluasi oleh BATAN sebagai badan yang terakreditasi.
Oleh karenanya dilakukan studi evaluasi untuk mengetahui hubungan faktor-faktor human error yaitu rule-based, knowledge-based dan skill-based serta audit sistem manajemen keselamatan radiasi sebagai penyebab terjadinya gap bacaan pajanan radiasi analisa dilakukan di PT RUI terhadap 40 orang pekerja radiasi yang bekerja dengan radiasi selama atau diantara bulan Desember 2002 hingga Pebruari 2003.
Hasil analisa diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam program peningkatan keselamatan kerja pada umumnya dan pekerjaan yang berhubungan dengan radiasi khususnva.
Daftar Bacaan : 37 (1976 - 2003)

In line with Government Regulation Number 63 year 2000 Concerning Safety and Health on User of Ion Radiation and to meet the requirement of Contractor Safety Management System. Radiation Management system become an essential thing to company who take an advantage from the radiation.
The requirement of implementing safety management increase due to radiation impact beside direct effect it has also delay effect may take 15 to 25 years. That is why the regulation require have to keep the personal radiation exposure data until 30 years after the employee resign.
Problem arise while the gap is happen between gamma dosimeter evaluated by the employee and filmbadge evaluated by BATAN as authorized body, the reading gap of radiation exposure is more than tolerable value
The aim of applied research is to know the correlation of human error factors thru item rule-based, knowledge-based and skill-based, included the implementation of radiation management system audit as cause factors human error to arise radiation reading gap.
The analysis is conducted at PT RUI for 40 employees who work with radiation during or within December 2002 until February 2003.
The result expected to be used as information to set up or to update safety program for continual improvement. especially on occupation radiation sector.
Bibliography: 37 (1976-2003)
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia,
T12971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dikembangkan alat yang dapat digunakan untuk membantu menetukan sudut pada pembuatan lead brick (plain brick). Sudut yang dimaksud adalah sudut luar dan dalam pada lead brick (plain brick) male and female yang harus memenuhi standart ISO 7212-1986 dengan toleransi sudut male 90o o+15 dan female 90o o-15. Ketepatan pengerjaan sudut ini menjadi sangat penting untuk menjaga keseimbangan supaya susunan lead brick tidak miring atau rubuh. Oleh karena itu setiap pengerjaannya menggunakan rotary table karena memudahkan dalam setting benda kerja dan kepresisian pengukuran bisa dijaga. Namun dikarenakan banyaknya operator yang belum bisa menggunakan alat ini sebagai alat bantu untuk mencapai toleransi sudut yang disyaratkan, maka diperlukan adanya metode pengukuran yang tepat pada proses machining lead brick menggunakan alat bantu rotary table sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk mencapai tingkat ketelitian sudut 0,03o pada pembuatan sudut luar dan dalam (male and female) lead brick (plain brick)."
Lengkap +
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sigalingging, Jefri Alfonso author
"Energi merupakan unsur yang selalu berhadapan dengan manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang terdiri dari beberapa jenis, seperti energi potensial, energi mekanik, energi kinetik dan lainya. Kalor juga merupakan energi yang sangat dibutuhkan kemampuan untuk memanfaatkan energi ini. Kalor juga memiliki sifat dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lainya, salah satunya adalah radiasi. Radiasi kalor merupakan sumber energi yang sangat baik untuk dimanfaatkan karena sifatnya yang mampu berpindah tanpa adanya perantara. Namun radiasi juga dapat membahayakan jika fluks kalor yang dipaparkan sangat besar yang mampu memicu penyalaan api pada objek yang terpapar.untuk menghindari hal tersebut maka perlu diantisipasi dengan salah satu cara melakukan pemetaan radiasi kalor pada suatu area tersebut. Pemetaan yang dilakukan terdiri dari beberapa faktor seperti jarak, offset, elevasi dan sudut pandang. Tentu saja jika sumber panas berada pada area fluida menyebabkan adanya pengaruh konveksi pada fluks kalor yang terukur. Kalor yang dihasilkan akan mengubah karakteristik udara disekitar objek yang dipaparkan dan akan membentuk sebuah lapisan batas yang memiliki ketebalan sesuai dengan karakteristik aliran kalor.

Energy is always connected with human life in every day, which is like potential energy, mechanical energy, kinetic energy and others. Heat is also a kind of energy, that rsquo s needed skill and capabilites to use this energy. Heat also has properties that can devolve to others place, one of that is radiation. Heat radiation is a very good energy to be exploited because of the nature characteristics of radiation is being able to move without a medium. However, radiation can also be dangerous if the heat flux is very large which can be triggered ignition fire of the object. To keep those things it is necessary to anticipate, one of them is to make a mapping of radiation in the area. Mapping consists of several factors such as distance, offset, elevation and view factor. Of course, if there is heat in the fluid region it will cause influence of convection in measurable heat flux. The heat produced of the heater will change the properties of air around exposed object and will form a layer that has a thickness according to the heat flow."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kri Yudi Pati Sandy
"Telah dilakukan pengukuran persentase dosis kedalaman ( PDD ) dan profil berkas sinar-X 6 MV dan 10 MV pesawat linear accelerator Siemens Primus 2D Plus untuk lapangan simetris dan asimetris 10 x 10 cm2 dan 20 x 20 cm2 SSD 100 cm. Pengukuran profil dilakukan di kedalaman dosis maksimum ( dmax ), 5 cm, 10 cm, dan 20 cm. Hasil pengukuran menunjukkan terjadi perubahan nilai PDD sampai sekitar 5 % untuk kedua kualitas sinar-X akibat pembentukan lapangan asimetris. Profil berkas sinar-X arah inplane dan crossplane juga mengalami perubahan yang mengakibatkan terjadinya degradasi nilai flatness, symmetry, dan penumbra. Selain itu juga terjadi kenaikan asimetrisitas dosis relatif pada titik-titik tertentu sepanjang profil terutama arah crossplane yang dapat mencapai 7,85 %. Hal ini harus diperhatikan dalam aplikasi klinis penggunaan lapangan asimetris.

Measurement of percentage depth dose ( PDD ) and X-ray beam profiles were done for 6 MV and 10 MV of Siemens Primus 2D Plus Linear accelerator for 10x10 cm2 and 20 x 20 cm2 symmetric and asymmetric fields at SSD 100 cm. Measurement of profiles were verified at depth of maximum dose ( dmax ), 5 cm, 10 cm, and 20 cm. The result showed changes of PDD value reaching about 5% for both of X-ray qualities. Inplane and crossplane X-ray beam profiles have also undergone changes that caused the degradation of flatness, symmetry,and penumbra values. Besides that there is also an increase in the relative dose asymmetricity on certain points along the profile, it happens mainly in the crossplane direction that can reach 7,85 %. In using the asymmetric fields on the clinical implementation, this changes must be put into consideration."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S28841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraini Mutrikah
"Tujuan: Membandingkan distribusi dosis respon akhir RE dan efek samping akut RE teknik konvensional dan teknik konformal pada kasus kanker serviks lokal lanjut Metode Dilakukan studi kohort retrospektif terhadap pasien kanker serviks II B dan III B yang mendapat RE pra brakiterapi di Dept Radioterapi RSCM.
Hasil: Didapat 51 pasien menjalani RE teknik konvensional 25 dengan Cobalt 60 26 dengan Linac dan 29 pasien menjalani teknik konformal Sesuai ketentuan ICRU 50 dan 62 prescribed dose dan cakupan volume target teknik konvensional Cobalt lebih kecil p 0 001 dan 1 kasus dari 25 pasien mendapatkan PTV 95 Prescribed dose dan cakupan volume target teknik konvensional Linac lebih besar p 0 001 dibanding teknik konformal Rerata conformity index teknik konvensional sebesar 2 dan teknik konformal 1 02 p 0 001 Dosis dan volume pada buli rektosigmoid dan bowel teknik konvensional lebih besar p 0 001 Respon komplit akhir RE teknik konvensional adalah 42 dan teknik konformal adalah 58 p 0 001 Faktor independen respon akhir RE yaitu stadium FIGO dini dan ukuran tumor sebelum RE kecil le 4cm Pada semua kasus tidak didapatkan efek samping akut lokal yang berat RTOG grade 3 4 Proporsi efek samping ringan RTOG grade 1 2 pada gastrointestinal vesikourinaria dan kulit lebih banyak pada teknik konvensional secara berurutan 72 Vs 28 p 0 002 78 Vs 22 p 0 003 dan 78 Vs 22 p 0 01.
Kesimpulan: RE teknik konformal lebih unggul dibanding teknik konvensional dalam distribusi prescribed dose dan cakupan volume target atau organ kritis yang berdampak pada respon tumor akhir RE dan efek samping.

Purpose: To compare the dose distribution acute tumor response and acute side effects between conventional and conformal techniques EBRT in locally advanced uterine cervical cancerMethods and materials Retrospective cohort study was done in stage II B and III B uterine cervical cancer underwent EBRT before brachytherapy in Dept Radioterapi RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Results: Fifety one patients underwent conventional technique EBRT and 29 patients of conformal technique EBRT The average of target prescribed dose and volume coverage of 2 techniques EBRTwas in accordance with criteria of ICRU 50 and 62 smaller p 0 001 only 1 case of Cobalt conventional technique EBRT showed PTV 95 Conformity index of conventional technique EBRT was 2 and conformal technique EBRT was 1 02 p 0 001 Dose and volume of vesicourinary rectosigmoid and distal large bowel of conventional technique EBRT was greater p 0 001 Complete response of conventional technique was 42 and conformal technique was 58 p 0 001 Independent factors were early FIGO stage and tumor size before EBRT le 4cm There were no severe acute side effects RTOG grade 3 4 in both groups Acute side effects RTOG grade 1 2 of conventional techniques was more than conformal gastrointestinal vesikourinaria and skin respectively 72 vs 28 p 0 002 78 vs 22 p 0 003 and 78 vs 22 p 0 01.
Conclusion: Conformal technique EBRT was superior to conventional technique EBRT in prescribed dose distribution target volume coverage and organ at risk dose that impact on acute tumor response and side effects
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>