Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105211 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Titi Surti Nastiti
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982
913.927 TIT t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Okky Darmawan
"Skripsi ini membahas tentang wanua dari kerajaan Mataram Kuno pada masa Śrī Mahārājā Rakai Watukura Dyah Balitung Śrī Dharmodaya Mahaśambbhu. Raja Dyah Balitung memimpin kerajaan Mataram kuno pada 899 - 911 M dan telah mengeluarkan 45 prasasti yang isinya banyak memberikan informasi tentang peristiwa pada masa tersebut. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data, analisis dan interpretasi.
Hasil dari penelusuran ini dikaitkan dengan kajian toponimi berdasarkan kesamaan nama wanua pada masa raja Dyah Balitung pada nama kelurahan atau kecamatan pada masa sekarang. Setelah dilakukan penelusuran mengenai toponimi dari wanua-wanua tersebut, dapat ditarik sebuah asumsi wilayah kekuasaan Śrī Mahārājā Rakai Watukura Dyah Balitung Śrī Dharmodaya Mahaśambbhu. Jika dilihat pada masa sekarang, sedikitnya meliputi Kabupaten Kendal, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Magelang, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Wonosobo. Hal tersebut juga didukung dengan temuan bangunan-bangunan suci atau candi-candi yang berada di lima wilayah tersebut.

This mini thesis discuses about wanua from Ancient Mataram Kingdom at the time King Śrī Mahārājā Rakai Watukura Dyah Balitung Śrī Dharmodaya Mahaśambbhu. King Dyah Balitung Lead in Ancient Mataram Kingdom at 899 - 911 C and had Issued 45 inscriptions which give many information about what happened in that time. This study uses data collection, analysis and interpretation.
This research used Toponimy study base on names of wanua at time King Dyah Balitung and compare sub-district with now. After that, the conclusion is region of King Dyah Balitung, at least covered Kendal, Temanggung, Magelang, Semarang, and Wonosobo. The conclusion is also supported by the findings of candi at that sub-district.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The mention of the name of Pandai is rarely to be found in an inscription without any mention of the name of a king , royal official or a person who receives the inscription. His ability in mastering bilingual and expertise in making a statue Lokanantha, which is an important figure in Buddhism, not make an ordinary pandai. He is mentioned in the inscription by the name of Suryya. In Mandailing society, Suryya is associated with their ancestors named Namora Pande Bosi."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Abi Khakam
"Prasasti Kubu Kubu 827 Śaka merupakan prasasti yang dikeluarkan pada saat pemerintahan Śrī Mahārajā Rakai Watukura Dyah Balitung Ś rī Dharmmodaya Mahasambhu bertahta di Mataram Kuno. Prasasti ini berisi mengenai penetapan śīma di Desa Kubu Kubu kepada Rakryan Hujung Dyah Mangarak dan Rakryan Matuha Rakai Majawuntan atas keberhasilannya menyerang Bantan. Prasasti Kubu Kubu juga merupakan prasasti yang membuktikan bahwa raja Dyah Balitung pernah memperluas kekuasaanya ke Jawa Timur. Hasi dari penelitian ini telah membuktikan bahwa prasasti ini merupakan prasasti tinulad. Selain itu, dengan banyaknya kesalahan pembacaan pada penelitian sebelumnya, dilakukanlah peninjauan ulang terhadap prasasti ini.

Inscription of Kubu Kubu (827 Ś aka) is an inscription issued by Śrī Maharaja Rakai Watukura Ś rī Dyah Balitung Dharmmodaya Mahasambhu of ancient Mataram. This inscription tell us about the establishment of śīma of Kubu Kubu village. The reason is because the merit of Rakryan Hujung Dyah Mangarak and Rakryan Matuha Rakai Majawuntan for successfully attacking Bantan. The Inscription of Kubu Kubu is also a proof of the expansion of Dyah Balitung to the East Java. The research result shows that this inscription is tinulad. Moreover, the result shows some of the mistakes of the previous reading is the reason why this research focused to the review this inscription.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D.S. Setya Wardhani
"Salah satu perioda di dalam sejarah Indonesia yang kini belum begitu lengkap gambarannya ialah apa yang biasa disebut Jaman Kadiri. Jaman ini mulai sejak raja Dharmawangsa Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu Pangjalu dengan ibukotanya Daha, dan Janggala dengan ibukotanya Jiwana (= Kahuripan), lama ibukota kerajaan Janggala ini ditemukan di dalam naskah Negarakrtagama yang ditemukan di Klungkung. Di samping naskah Negarakrtagama tersebut, dalam dua tahun terakhir juga ditemukan naskah Neagarakrtagama yang lain, yaitu di Amlapura, Bali, sebanyak satu naskah dan di Geria Carik Sideman, Bali, sebanyak dua naskah. Dengan demikian hingga sekarang sudah ditemukan lima naskah Nggarakrtagama.Di dalam naskah Negarakrtagama yang pertama, yang ditemukan di Lombok pada tahun 1894, pembagian kerajaan tersebut di atas disebutkan di dalam pupuh 68 : dan hanya menyebut Pangjalu dengan ibukotanya Daha. Rupa-rupanya pengutip naskah menghilangkan satu pada..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S11984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Prasasti adalah artefak bertulis yang berasal dari masa
lalu. Prasasti itu dapat berupa batu, logam (emas, perak, peru-
nggu dan tembaga) dan tanah lint. Berdasar pada runusan tersebut,
maka sopotong batu bertulis angka tahun atau selembar kecil
lempeng enas bertulisan om atau dharnma, sudah dapat diartikan
prasasti.
Prasasti, npabila diteliti dengan saksama akan menunculkan
banyak keterangan sejarah pada saat prasasti tersebut dibuat,
misalnya tentang struktur masyarakat, agama, adat istiadat kuno,
proses peradilan dan lain sebagainya. Telah banyak ahli yang
pernah menbahas tentang hal tersebut di atas seperti B.Schrieke,
F.H van Naerssen, J.G de Casparis, Boechari dan lain sebagainya.
Namun yang lebih penting dirasakan pada kebutuhan menpergunakan
prasasti sebagai sunber data di dalan penyusunan sejarah kuno
Indonesia adalah alat-alat analitis untuk nemudahkan proses
analisis. Alat-alat analitis ini harus nemenuhi syarat-syarat
hingga dapat berfungsi secara operasional.
' Dalam neneliti prasasti dan nengujinya agar sebuah prasasti
dapat dianggap layak diangkat sebagai data arkéologi untuk nenun-
jang penyusunan sejarah kuno Indonesia, diperlukan beberapa ilmu
bantu antara lain filologi dan ilmu sejarah.
Di anal pendeskripsian prasasti kenudian berlanjut pada tahap
alih aksara kenudian pada tahap penyuntingan lebih banyak diguna-
kan cara kerja ahli filologi. Pada bagian kritik teks yaitu
kritik ekstern dan kritik intern, cara kerja ahli sejarah lebih
banyak dipergunakan sebagai dasar dari proses historiografi.
Kritik teks terhadap prasasti adaluh dengan melakukan pcngujian
bagi otentisitas sumber dan kredibilitas sumber, dengan tujuan
memunculkan data sejarah yang dapat dipertanggung jawabkan bagi
penulisan sejarah. Pada akhirnya setelah nelalui suatu proses ana
lisa tersebut, prasasti bersama dengan data arkeologi lainnya
menasuki tahapan historiografi"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 1996
LP.pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Latifa Soetrisno
"Prasasti sebagai sumber sejarah kuno mempunyai kualitas yang tinggi, karena apabila diteliti dengan seksama isinya dapat memberikan gambaran yang amat menarik tentang struktur kerajaan, struktur birokrasi, struktur kemasyarakatan, struktur perekonomian, agama, kepercayaan dan adat istiadat di dalam masyarakat Indonesia kuno. Dari sejumlah besar prasasti, banyak yang belum diteliti secara intensif. Sebagian besar prasasti diterbitkan dalam bentuk alih aksaranya Baja, itu pun tidak selurulrnya lengkap. Beberapa di antaranya dilengkapi dengan terjemahan, namun telaah atas isinya belum banyak dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut maka suatu pengkajian ulang terhadap prasasti merupakan tema dalam skripsi ini. Pokok bahasan yang diambil mengenai salah satu prasasti yang telah dialihaksarakan oleh Brandes, yaitu: prasasti Baru yang dikeluarkan oleh raja Airlangga tahun 952 S/ 1030 M. Meskipun pernah membuat alih aksara atas prasasti baru ini, namun Brandes tidak melakukan pembahasan yang mendalam terhadap isi prasasti ini.Mengingat pentingnya prasasti sebagai salah satu sumber sejarah kuno dan sekaligus berfungsi ganda sebagai historiografi maka juga dilakukan telaah terhadap isi pra_sasti baru, yaitu suatu pembahasan akan sebab-sebab penyerangan Airlangga ke Hasin. Di samping itu peristiwa penyerangan Airlangga lainnya yang terdapat dalam prasasti-pra_sasti Airlangga lainnya juga mendapat perhatian. Dari hasil pembahasan dikemukakan adanya dua kemungkinan yang diharapkan dapat menjelaskan masalah mengapa Airlangga berperang dengan raja Hasin. kemungkinan yang pertama terdasarkan atas pendapat yang diajukan aleh de Casparis, yaitu alasan Airlangga menyerang raja hasin sebenarnya merupakan salah satu usaha untuk mengoyahkan perlawanan musuh Airlangga yang terkuat yaitu raja Wengker, Airlangga pada akhirnya raja Wengker sudah tidak berdaya karena tidak ada bantuan dari Pura sekulunya. Sedangkan kemungkinan yang kedua ditafsirkan bahwa alasan dari penyerangan dari airlangga ke Hasin adalah tidak lepas dari adanya konsep kaliyuga. Akhir penelitian ini bukan saja menjawab masalah yang telah diajukan tetapi juga menimbulkan masalah baru yang menunggu waktu untuk pembahasan lebih lanjut"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: PT Gramedia, 2023
736.5 TIM l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh Danasasmita
Bandung: Lembaga Kebudayaan Universitas Padjadjaran, 1973
913.926 SAL y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>