Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113930 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Orr, Marjorie
Jakarta: Abdi Tandur, 1994
133.5 ORR lt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Galang Adhi Pradipta
"Lontar Yoga Catur Dewata (YCD) merupakan salah satu karya sastra berbahasa Jawa Kuno yang membahas mengenai yoga dalam memulai peperangan. Seni peperangan kebanyakan hanya berkaitan dengan strategi perang (Griffith: 2005; Suryohadiprojo, 2008). Pada penelitian ini ditemukan bahwa seni berperang yang berkembang pada masa Jawa Kuno menggunakan praktik yoga dengan pola astrologis. Manuskrip YCD sebagai objek penelitian tercatat dalam koleksi FS UI dengan kode AH.58 LT-142 dan kini disimpan di Perpustakaan UI. Teks dalam naskah memaparkan strategi perang dalam mengalahkan musuh secara personal dengan aspek astrologis-simbolik. Hal tersebut berkenaan dengan penghitungan hari, mantra, praktik yoga dari eksistensi dewa yang sedang ber-sthāna, svaravyanjana-nyasa ‘peneraan suku kata’, dan simbolisasi hewan (animal symbolicum). Rumusan utama masalah penelitian ini adalah bagaimana pengungkapan narasi pola astrologis-simbolik dan pemaparan keterkaitan pola astrologis dengan seni berperang Jawa Kuno. Penelitian memerlukan langkah kerja filologi untuk menghasilkan suntingan teks dari manuskrip YCD. Metode yang digunakan sebagai analisis data adalah deskriptif kualitatif dan teori semiotik Pierce (Hoed, 2014; Masinambow, 2001; Zaimar, 2008) untuk menganalisis tanda-tanda interpretatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa narasi astrologis yang ditemukan dalam teks YCD berkaitan dengan strategi peperangan pada masa Jawa Kuno. Hal tersebut merupakan sebuah local genius dan folk science yang berkembang di masyarakat dan tercatat dalam teks YCD.

Lontar Yoga Catur Dewata (YCD) is a literature in Old Javanese that discusses yoga for starting a war. The art of war is mostly concerned only with war strategy (Griffith: 2005; Suryohadiprojo, 2008). This study found that the art of war that developed in ancient Java used yoga practices with astrological patterns. YCD manuscripts as research objects are recorded in the FS UI collection with the code AH.58 LT-142 and are now stored in the UI’s Library. The text of YCD describes the strategy of war to defeat the enemy personally with astrological-symbolic aspects. It deals with counting days, mantras, yogic practices of the existence of deities in sthāna, svaravyañjana-nyasa 'syllabic applause', and animal symbolism. The main formulation of this research problem is how to reveal the narrative of astrological-symbolic patterns and the exposure of the relationship with astrological patterns by the art of war in ancient Java. Research requires philological work to produce text editions from YCD manuscripts. The methods used for data analysis are qualitative descriptive and Pierce's semiotic theory (Hoed, 2014; Masinambow, 2001; Zaimar, 2008) to analyze interpretive signs. The results of this study show that the astrological narrative found in the YCD text is related to warfare strategies in ancient Java. It is a local genius and folk science that developed in the community and is recorded in the YCD text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Leo, Alan
New York: Sagar Publications, 1970
133.5 LEO a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah smarareka ini diawali dengan pengertian istilah smarareka yang banyak dikaitkan dengan proses terciptanya manusia sampai terlahirkan ke dunia fana. Ari-ari merupakan saudara saat manusia terlahirkan, yang tidak bisa ditanam secara sembarangan. Dia harus ditanam sebagaimana aturan yang berlaku dengan disertai upacara keagamaan. Disinggung juga tentang pengaruh wewaran terhadap hari kelahiran manusia dalam artian, segala tingkah lakunya tergantung pada baik buruknya hari saat mereka dilahirkan; dilanjtkan dengan uraian letak para dewa sebagai sinar suci Tuhan di dalam bhuwana alit (badan manusia); keterangan tentang agama tirta; sad ripu (enam musuh dalam diri manusia); dan keterangan lain sehubungan dengan proses terciptanya manusia. Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak ditemukan secara jelas. Namun pada kolofon belakang (h.17a) terdapat keterangan yang menyebutkan iki lontar druwen I Gusti Ketut Kramas ring Mangwi, dan data yang termuat pada sampul belakang, ditulis dengan tinta biru, di atas tempelan kertas menyebutkan smarareka-mangwi. Berdasarkan kedua data di atas, kiranya naskah disalin atau diprakarsai? Oleh I Gusti Ketut Kramas, di Mangwi Bali, tidak berangka tahun."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.95-LT 175
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Rabolu, V.M.
Cordoba: COIMGRAFF, 2003
133.5 RAB ht
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Beck, Roger
Malden: Blackwell Publishing, 2007
133.509 3 BEC b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks yang dimuat pada naskah ini diawali dengan keterangan makna wuku, kemudian menerangkan dengan cukup mendetail tentang watak dewa, senjata, bendera/umbul-umbul, minuman dalam tempatnya, pohon, burung, gedung, candi, gunung, bulan, dan lambang yang khas untuk setiap wukunya. Biasanya atribut ini hanya disebutkan saja, atau digambarkan pada buku pawukon yang berilustrasi. Data-data pawukon disusun dan sekaligus dicatat pada buku tulis ini oleh pengarang primbon yang sangat terkenal di Surakarta, ialah R. Tanaya (M. Tanojo, R. Tanojo), yang banyak mengarang buku yang kemudian diedarkan oleh penerbit De Bliksem pada tahun 1920-1930an. Pawukon PR.19 ini selesai dibuatnya pada bulan Maret 1936. Pada naskah ini juga tersisip surat dari Tanaya (h.33), tertanggal 18 Agustus 1937, ditujukan kepada Pigeaud di Yogyakarta. Surat tersebut berupa permintaan surat keterangan dari Dr. Pigeaud tentang jabatan Tanaya. Tanaya menjadi karyawan Stichting Panti Boedaja dengan tugas garap paniti poestaka dengan gaji bulanan (sejak bulan Juli 1937) sebanya f21. Surat ini juga menjelaskan tentang naskah Kateranganipun pawukon yang dikirimkan bersamanya untuk diperiksa oleh Pigeaud, jika hendak dibelinya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.19-A 40.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah terdiri atas tiga teks yang berbeda, yaitu (a) janantaka, (b) Weda Rsi Ghana dan (c) sasayu paneteg tuuh. Sekalipun berupa satu cakepan yang disalin oleh satu tangan, ketiga teks ini semula diberi kode identifikasi yang berbeda-beda (LT 185, 186 dan 187). Keterangan isi selengkapnya sebagai berikut: Teks janantaka diawali dengan uraian tentang gring (sakit) yang menimpa rakyat secara mengganas. Dimulai dari jenis-jenis gring yang menimpa golongan masyarakat ke bawah, menengah, sampai pada masyarakat kelas utama. Dilanjutkan dengan dewasa tri wikrama, yakni uraian tentang guruning sasih sebagai langkah awal dalam memilih dewasa baik dan buruk berdasarkan pasasanjan tri wara, yang dimulai dari wuku Sinta sampai Watugunung (sebanyak 30 wuku). Diuraikan juga tentang pangunyaning tri wara yang meliputi baik buruknya dewasa untuk melakukan suatu pekerjaan, seperti dewasa rayur wirya (dewasa untuk potong gigi: mamatah); dewasa dewa nglayang (dewasa untuk membangun kahyangan dewa, upacara bayi dan para pitra yang senantiasa berdasarkan sasih dan penanggalan); dewasa mreta kunda lini/dewasa tetanduran/tri mamula (tentang hari-hari baik untuk menanam segala sesuatu termasuk pengolahan tanahnya disertai mantra-mantra tertentu); dan dewasa catur laba (tentang baik buruknya hari untuk bepergian). Disebutkan juga tentang dewasa buruk yang hendak dihindari karena diliputi oleh Kala Kundang Kasih, Kala Pundutan, Kala Dangastra, Kala Luwang, Kala Dangu, Kala Lekan, Kala Dasa Muka, Kala Rumpuh, dan lain-lainnya. Diakhiri dengan sebutan hari-hari baik dari ke-30 wuku dan mitra sasatru (dewasa dari segala dewasa). Disebutkan bahwa jika bertemu dengan dewasa di atas bagan akan menemui musuh, sedangkan jika bertemu dengan dewasa di bawah bagan adalah sangat baik karena bertemu dengan teman atau mitra (lihat h.16b). Untuk naskah lain dengan judul janantaka, lihat LOr 9276 dan aslinya, Kirtya 367. Teks ini belum tentu sama dengan FSUI/CL.52. Teks kedua adalah tulisan keagamaan berjudul Weda Rsi Gana, mengungkapkan tentang cara Rsi Gana lengkap dengan sarananya berdasar seluruh penjuru arah mata angin. Tujuannya untuk menetralisir dunia dari gangguan buta kala. Diakhiri dengan uraian sesayut Prayascita lengkap dengan sarana dan mantranya. Teks ketiga adalah sasayut paneteg tuuh, menguraikan tentang cara-cara membuat sesajen yang berbentuk sasayut untuk keselamatan hidup atau panjang umur. Disebutkan pula tentang sasayut jaga satru, sasayut dirga ayu, sasayut panebusan mahapati, dan lain-lain. Khusus sasayut panca lingga dan sasayut dirga yusa bumi yang disebutkan pada akhir naskah ini sangat baik dipakai oleh pendeta dan para ratu yang seyogyanya dihaturkan di Kahyangan Agung. Semua jenis sasayut ini dilengkapi dengan sarana, cara pengolahan, dan mantra-mantra yang dipakai. Teks ini ada kemiripan dengan naskah FSUI/AH.38, baik mengenai jenis-jenis sasayut, sarana, maupun mantra yang dipakai. Keterangan penulisan ketiga teks ini, maupun penyalinannya dalam lontar AH.39 tidak ada."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
AH.39-LT 185-187
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah lontar Bali ini memuat semacam pawukon. Teks diawali dengan sebutan semua wuku yang kena tali wangke, titi buwuk, pamacekan, karna sula, kala ngruda, kala mertyu, carik agung, dan bayu wurung, kecuali wuku tambir dan wayang. Dilanjutkan dengan uraian hari-hari baik (dina rahayu) yang terdapat dalam wuku tertentu. Disebutkan juga tentang uraian geni rawana, ala ayuning dina (baik buruknya hari dalam saptawara menurut penanggal dan pangelong), kajeng rendetan, dewasa (hari baik) untuk matetanduran atau menanam sesuatu yang disesuaikan dengan sadwara, lengkap dengan sesapan agar tanam-tanaman tumbuh dengan baik. Misalnya Tungleh sangat baik untuk menenm mentimun. Teks diakhiri dengan uraian tentang pengaruh palalindon (gempa) terhadap bhuwana agung, hubungannya denga ke-12 bulan Bali. Misalnya linduh (gempa) yang terjadi pada Sasih Kasa (bulan 1) adalah pertanda baik karena Betari Pretiwi beryoga untuk keselamatan dunia. Juga uraian caru patemon dilengkapi dengan sarana dan mantranya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.38-LT 256
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Memuat petunjuk perhitungan waktu yang dipakai untuk meramalkan nasib seseorang berdasarkan wuku dan ramalan sifat anak berdasarkan hari kelahirannya. Di bagian akhir terdapat nama-nama dari kesemua wuku tersebut (30 wuku). Asal koleksi R. Tanojo. Daftar pupuh sebagi berikut: 1. Pangkur; 2. Pucung; 3. Pangkur; 4. Asmarandana; 5. Sinom; 6. Durma."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.24-KT 14
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>