Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25491 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
TA5967
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Farhani
"Good Corporate Governance (GCG) adalah sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham serta mngakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) seperti kreditor, pekerja, penterintah dan lain-lain (OECD. 1999), Dengan melaksanakan corporate governance diharapkan proses dan struktur dalam mengelola bisnis dan operasional perusahaan akan mengarah pada pertumbuhan bisnis dan akuntabililas perusahaan dengan tujuan akhir meningkatkan shareholders value dalam jangka panjang. Kuatnya good corpoate governance menghasilkan perkembangan sosial yang bagus. Penerapan good corporate governance menciptakan struktur kepemilikan perusahaan yang luas dan mengurangi tersentralisasinya kekuasaan pada pihak-pihak tertentu dalam masyarakat, menunjang perkembangan pasar modal dan menstimulasi inovasi, memacu tumbuhnya investasi jangka panjang, dan menghambat pelarian modal (Wolfenshon, 1998).
Tujuan dari penulisan karya akhir ini adalah untuk menguji apakah penerapan good corporate governance dapat meningkatkan kinerja pasar (market performance) perusahaan - perusahaan di Indonesia. Proxy dari kinerja pasar perusahaan adalah rasio Price To Book Value (PBV). Proxy dari penerapan good corporate governance dalam penelitian ini adalah nilai corporate governance Perception Index (CGPI) perusahaan. Selain itu juga akan diteliti pengaruh faktor - faktor fundamental seperti ROE, earning growth rate, dan Beta terhadap PBV. Dengan demikian pembahasan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara praktek good corporate governance dan kinerja pasar perusahaan melalui analisa hubungan antara rasio PBV perusahaan dan Corporate Governance Perception Index perusahaan - perusahaan tersebut.
Pemodelan yang digunakan adalah model regresi bergauula dengan menggunakan software komputer SPSS 11.50. Data sampel yang digunakan dalam penelilian ini terdiri dari pooled data. Sampel penelitian merupakan perusahaan-perusahaan yang menempati peringkat 10 besar dari hasil survei CGPI yang dilakukan oleh The Indonesia Institute Of Corporate Governance (IICG) pada periode 2001 2004. Data sampel yang digunakan dalam penelitian terus diurutkan dari tahun 2000 hingga 2004, dan pada tiap tahun terdapat kumpulan data PBV, indeks CGPI, ROE, earning growth rate, dan Beta perusahaan - perusahaan sampel.
Hasil penelitian menunjukkan nilai Adjusted R2 adalah sebesar 29,8 %. Nilai ini mengandung anti bahwa variasi variabel CGPI, ROE, earning growth rate, dan Beta dari data survei IICG, secara bersama - sama dapat menjelaskan variasi perubahan variahel PBV sebesar 29,8 %, sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain selain keempat variabel - variabel independen tersebut. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa hanya nilai koefisien ROE saja yang signifikan pada level of significance 5 % sedangkan sisanya tidak. Ini berarti bahwa dari keempat variabel independen yang ada, hanya ROE yang memiliki pengaruh positif dan signifikan untuk memprediksi nilai kinerja pasar perusahaan dibandingkan ketiga variabel independen lainnya. Bila dilihat dari hubungan korelasi antara variabel PBV dengan masing - masing variabel independen, terlihat bahwa hanya korelasi antara PBV dan ROE saja yang paling kuat dan paling signifikan pada level of significance 5 %.
Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa corporate governance meriliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap PBV (Proxy dari kinerja perusahaan) tidak terbukti. Adapun hipotesis yang menyatakan Beta memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap PBV pada penehitian ini tidak terbukti, karena hasilnva tidak signifikan. Pada penelitian ini, hipotesis yang menyatakan ROE memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap PBV terbukti. Dan hipotesis yang menyatakan growth (earning growths rate) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap PBV terbukti. Sehingga dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Indonesia, implementasi good corporate governance ternyata belum memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan kinerja pasar (market performance) perusahaan.

Companies increasingly depend on external capital (equity, loans) for the financing of their activities, investment and growth. It is therefore increasingly in their interest to assure external financiers of the proper and most efficient use of funds, and of the fact that the management acts in the best interest of the company. Such assurance is given by a system of corporate governance. A sound corporate governance system should provide effective protection for shareholders and creditors, so that they can assure themselves of getting a proper return on investment. It should therefore also help to create an environment conducive to the efficient and sustainable growth of the corporate sector. Corporate governance can therefore he defined as a set of rules that define the relationship between shareholders. managers, creditors, the government, employees and other internal and external stakeholders in respect to their rights and responsibilities, or the system by which companies arc directed and controlled (taken from Cadbury Committee of United Kingdom). The objective of corporate governance is to create added value to the stakeholders.
The government plays an important supporting role by issuing and enforcing adequate regulation on for instance company registration, disclosure of financial company data and rules on the responsibilities of commissioners and directors. The company however has the prime responsibility for implementing a system of good corporate governance within the company. The company should recognize the importance that a system of good corporate governance has for the interests of its shareholders, its financiers and its employees, and therefore, for the company itself. Companies should anticipate stronger enforcement of existing laws and regulations the introduction of new regulations and increasingly strong public security over their actions. By applying Corporate Governance to the companies, there are some benefits that could be gained. The benefits are as follows: Easier to raise capital. Lower cost of capital, improved business performance and improved economic performance, and Good impact on share price. (Due to the current Indonesian situation. privatization of State-Owned Enterprises can contribute significantly to the state budget).
This final paper is made in order to test the effect of implementing the good corporate governance to the firm's market performance in Indonesia. We also analyze the effect of the other fundamental factor such as Return on equity (ROE), earning growth rate and Beta to the firm's market performance in Indonesia. In this research we used Price to Book Value Ratios as the proxy of firm's market performance. And the proxy of the implementation of good corporate governance is the corporate governance perception index (CGPI).
To test the model, we used multiple regression method by the SPSS 11.50 software. The samples of this research arc the top ten companies that are taken from the Indonesian Institute of Corporate Governance survey for the 2001 until 2004 period.
The result of the test showed that the Adjusted R2 score is 29.8 %. It means that the variation of the CGPI, ROE, earning growth rate, and Beta variables, together, could explain the change of PBV variable about 29.8 %. And about 70.2 % could be explained by the other variables beside those independent variables. This research also showed that only ROE's coefficient is significant at the 5 % level of significance, and the correlation test also showed that ROE has the strongest correlation with the PBV variable and this correlation is significance at the 5 % level of significance. This means that among those independent variables, only ROE that have a significance influence to the firm's market performance in Indonesia.
So, in (his final research, the only hypothesis that can he proved is the hypothesis that stated that ROE has the positive and significance influenced to the firm's market performance (PBV). And the hypothesis that stated that the implementation of good corporate governance has the positive and significance influenced to the firm's market performance (PBV) cannot he proved. It means that in Indonesia nowadays, the implementation of good corporate governance doesn't have a significance influenced to the firm's market performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Iskandar Wahidiyat
"ABSTRAK
Istilah thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu Talassa yang berarti taut. Mula-mula istilah ini dipakai oleh WHIPPLE dan BRADFORD pada tahun 1936. Yang dimaksud dengan Taut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini mula-mula banyak dikenal di daerah sekitar Laut Tengah. Sebenarnya gejala-gejala penyakitnya telah dikenal sejak tahun 1925 oleh COOLEY dan LEE sehingga penyakit itu disebut pula penyakit COOLEY. Penyakit thalassemia diturunkan secara resesif, menurut hukum MENDEL dari orang tua kepada anak-anaknya (VALENTINE dan NEEL, 1944).
Istilah penyakit tersebut meliputi suatu keadaan penyakit dengan variasi yang luas, yaitu dari gejala klinis yang paling ringan (bentuk heterozigot) hingga yang paling berat (bentuk homozigot). Bentuk heterozigot ini disebut thalassemia minor, sedangkan yang homozigot disebut thalassemia major. Di antara kedua keadaan itu terdapat berbagai tingkat keadaan penyakit. Dikenai pula suatu keadaan penyakit yang disebut thalassemia intermedia. Pada keadaan ini gejala klinisnya tidak seberat pada thalassemia major dan sifat genetiknya diduga berbentuk heterozigot ganda (double heterozygote).
Meskipun telah banyak dilakukan penyelidikan dalam berbagai bidang mengenai penyakit ini tetapi hingga sekarang masih banyak sekali persoalan mengenai thalassemia yang belum diketahui. Persoalan yang masih merupakan teka-teki ini bukan saja bagi para sarjana kedokteran, tetapi juga bagi para ahli biokimia, genelika, epidemiologi dan mungkin juga bagi para ahli sejarah, ahli bangsa-bangsa dan ilmu bumi. Hingga sekarang belum diketahui dengan pasti mengapa sel darah merah penderita thalassemia itu umurnya pendek, mengapa pada seorang anak gejalanya lebih ringan daripada yang lain, mengapa pada suatu keluarga semua anak-anaknya terkena thalassemia major sedangkan pada keluarga lain hanya seorang saja anaknya yang terkena di antara sekian banyak saudara-saudaranya. Padahal menurut hukum Mendel dari perkawinan 2 pembawa sifat ini secara teoritis akan menimbulkan 25% daripada anak-anaknya menderita thalassemia major, 50% sebagai pembawa sifat dan 25% lagi ialah anak yang genotip maupun fenotipnya sehat. Di samping hal-hal yang disebut tadi masih banyak sekali persoalan yang belum dapat dipecahkan. Suatu hal yang lebih berat lagi ialah bagi penderita thalassemia itu sendiri, bahwa hingga saat ini belum ditemukan pengobatan yang dapat menyembuhkannya atau yang dapat mencegah timbulnya penyakit Thalassemia major hampir selalu diakhiri dengan kematian menjelang umur dewasa, bahkan kebanyakan sudah meninggal pada umur kurang dari 10 tahun."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1979
D419
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Syamtasiyah Ahyat
"Dasawarsa setelah Perang Dunia II menunjukkan kemajuan teknologi yang teramat pesat dan banyak melahirkan ciptaan baru. Tidak hanya kepada penemuan peralatan dan mesin modern, tetapi juga membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat. Salah satu yang menonjol di bidang sosial-ekonomi dalam masyarakat kita adalah fenomena yang disebut sebagai pasar swalayan (super market) yang menggeser peranan pasar tradisional.
Pasar tradisional, sebagai suatu bentuk awal kegiatan ekonomi sederhana dalam kehidupan masyarakat Indonesia terutama di Batavia/Jakarta, mempunyai sejarah yang panjang. Ini dibuktikan dengan nama-nama sejumlah wilayah di kawasan DKI Jakarta yang mengambil nama pasar dan nama hari pasar, seperti: Pasar Ikan, Pasar Baru, Pasar Glodok, Pasar Tanah Abang, dan Pasar Senen.
Sejarah pemberian nama wilayah berkaitan dengan nama pasar dan hari pasar bermula dari aturan yang dibuat oleh pemerintah kolonial di jaman VOC Hindia Belanda, kegiatan pasar ditentukan harinya untuk wilayah-wilayah tertentu. Jadi Pasar Senen yang dulunya dikenal sebagai Vinke Bazaar mendapat giliran hari pasar yang jatuh pada hari Senen. Demikian pula pasar juga merupakan suatu peristiwa sejarah pada waktu penyerangan tentara Mataram ke Batavia."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sual, Winston
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Indriani Indra
"ABSTRAK
Pasar Baru adalah Pusat Pertokoan yang tertua untuk melayani kebutuhan masyarakat golongan menengah ke atas di kota Jakarta pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda sampai era tahun 1970-an, disamping Pasar Senen dan Pasar Jatinegara yang merupakan pasar tradisional untuk melayani kebutuhan masyarakat golongan menengah ke bawah. Sampai era tahun 1970-an, hampir seluruh penduduk kota Jakarta berkunjung ke Pasar Baru untuk melakukan kegiatan belanja tekstil, sepatu dan kebutuhan sekunder lainnya, namun dengan adanya kebijakan dari Pemerintah Propinsi DKI Jakarta pada masa kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin untuk membangun pusat-pusat perbelanjaan di 5 (lima) wilayah kotamadya Jakarta yang aman dan nyaman menyebabkan Pasar Baru tidak lagi menjadi menjadi tempat tujuan utama bagi masyarakat golongan menengah ke atas di Jakarta untuk berbelanja, kecuali untuk beberapa komoditi seperti tekstil bermutu yang diimpor dari luar negeri serta sebagai grosir peralatan kecantikan. Berangkat dari pemikiran bahwa Pasar Baru pernah sebagai satu-satunya pusat pertokoan golongan menengah ke atas yang diwariskan dari turun temurun di kota Jakarta, mudah dicapai dan memiliki letak yang cukup strategis di pusat kota Jakarta maka perlu dilakukan penelitian untuk mengoptimalkan kembali kegiatan-kegiatan yang terdapat di lingkungan Pasar Baru. Penelitian ditempuh dengan cara mengamati lingkungan Pasar Baru, dimana ditemukan fakta-fakta seperti traffic yang padat di sekitar lingkungan ini, kondisi kurang nyaman dan aman akibat aktivitas pedagang kaki lima yang berdagang di pedestrian Jalan Pasar Baru Raya dan kurangnya lahan parkir, menjadi beberapa faktor yang mengakibatkan pengunjung golongan menengah ke atas kurang berminat untuk berbelanja di Pasar Baru. Sehingga diperlukan suatu cara pengembangan jenis-jenis kegiatan yang dapat menghasilkan keuntungan tertinggi (yield) untuk meningkatkan optimalisasi lingkungan Pasar Baru. Berdasarkan kajian Heritage, memang benar Pasar Baru merupakan lingkungan Cagar Budaya. Berdasarkan kajian Highest & Best Use, penggunaan yang tertinggi dan terbaik bagi lingkungan Pasar Baru adalah kegiatan hunian, sehingga Pasar Baru dapat dikembangkan menjadi lingkungan wisata belanja heritage. Berdasarkan kajian Kelayakan, Pasar Baru layak untuk dikembangkan menjadi lingkungan wisata belanja heritage.

ABSTRACT
Pasar Baru is the oldest shopping street catering to the needs of the community?s middle to high classes in Jakarta since far back during the Dutch Indies colonial rule until in the era of 1970s, complementing Pasar Senen and Pasar Jatinegara, which are the traditional market places to serve the needs of the low to middle classes. In the era until the 1970s, almost all residents of Jakarta visited Pasar Baru to buy textiles, shoes and other secondary needs. However, with the policy of the Government of DKI Jakarta under the leadership of Governor Ali Sadikin to build shopping malls in the five municipalities of the capital city that is safe and comfortable, gradually Pasar Baru became no longer a major destination for the middle to high classes of community of Jakarta to do shopping, except for some merchandises, such as the quality textiles imported from abroad and for wholesale purchases of beauty products and equipment. Departing from the thinking that Pasar Baru had once become the only shopping street attracting the community?s middle to the high classes in Jakarta, which had been inherited from generation to generation, and as it is easily accessible because of its strategic location in the center of Jakarta, it is here deemed necessary to conduct research to optimally revive the trading activities still found in the Pasar Baru environment. The research is carried out by doing observation on the Pasar Baru environment. The observation found the facts such as the dense traffic in the vicinity of this environment, the uncomfortable and quite unsafe condition due to the activity of cadgers in the pedestrian paths of Jalan Pasar Baru Raya, and the lack of parking
area. These major facts become the factors that cause the visitors of the middle to top classes no longer so interested to do shopping in Pasar Baru. Thus, it?s necessary to develop the various kinds of activities that can generate the highest profit (yield) to improve the optimization of business in the environment of Pasar Baru. Based on the study of heritage, it?s true that Pasar Baru is a Heritage environment. Based on the study of Highest & Best Use, residential activity becomes the most probable use for Pasar Baru. Based on feasibility study, Pasar Baru is eligible to be developed into heritage shopping tourism environment."
2009
T26149
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Puspitasari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47906
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Housden, Matthew
Jakarta: Megapoin, 1994
658.8 HOU st
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dinuriza Lauzi
"ABSTRAK
Tugas Akhir denganjudul " Rancangan Penelitian Segmentasi Pasar
dan Brand Positioning Asuransi Syariah X" dibuat berdasarkan
permasalahanyang sedang dialami oleh PerusahaanAB.
Perusahaan AB bermaksud untuk menjadi pemimpin pasar di bidang
asuransi syariah. Namun keinginan tersebut masih menghadapi beberapa
kendala. Hal ini disebabkan pesaing Perusahaan AB lebih unggul karena
dianggap konsumen memiliki pengalaman yang lebih lama di bidang
syariah dibandingkan AB. Selain itu, persepsi masyarakat masih
menganggap bahwa asuransi syariah sama saja dengan asuransi
konvensional. Hal lain yang menjadi kendala adalah belum terbentuknya
segmentasi pasar yang jelas serta Brand Positioning BS di kalangan
konsumen, meskipun AB adalah perusahaan eisuransi temama. Oleh karena
itu, AB merasa perlu untuk melakukan penelitian terhadap Brand
Positioning asuransi syariah BS. Dalam membentuk Brand Positioning ada
beberapa strategi yang perlu dilakukan. Pertama menentukan segmentasi
pasar berdasarkan faktor psikografls dan sosiokultural. Kedua
meningkatkan persepsi konsumen terhadap komitmen AB di bidang
asuransi syariah. Ketiga adalah menentukan identitas merek dan proposisi
nilai yang hams dimiliki BS. Penelitian akan dilakukan terhadap responden
yang berdomisili di Jabotabek. Hasil yang diharapkan AB dari penelitian ini
adalah menggali upaya-upaya yang perlu dilakukan AB agar kepercayazin
masyarakat dapat terpenuhi dan menciptakan strategi brand positioning BS
agar mampu menjadi pemimpin pasar di bidang asuransi syariah.
Dengan memperhatikan berbagai hal yang terkait dengan Brand
Positioning, maka direkomendasikan bagi AB untuk mengadakan penelitian
kualitatif, dengan metode FGD dan IDI. Penelitian dilakukan dalam 2 (dua)
tahap yang masing-masing mengheisilkan euialisa segmentasi pasar asuransi
syariah dan positioning produk- produk asuransi syariah serta uraian tentang usulan bentuk iklan dari produk asuransi yang sudah ada.

ABSTRACT
This Final Task, "Research Design of Market Segmentation and
Brand Positioning X Syariah Insurance ", is written to answer problems
faced by TheAB Company.
The AB Company wants to become a market leader in Syariah
Insurance. Nevertheless, this desire still facing some problems. Because of
The AB's competitor in consumer's perception have more experience than
The AB. Beside, consumer's perception still thinking that Syariah Insurance
same as Conventional Insurance.
Other things that can be obstacle are the BS's Brand Positioning
and market segmentation is not working yet, eventhough The AB is a
famous company. Therefore, The AB needs to hold research on Brand
Positioning. There ara few strategies to build Brand Positioning. First,
determining a market segmentation based on psychographic and
socioculture. Second, increasing consumer's perception to The AB's
Commitment in Syariah Insurance. Third, determining brand identity and
value proposition. Research will be given to respondents in Jakarta, Bogor,
Tangerang,Bekasi and Depok Result that would be expecting from this
research is to elaborate efforts need to be done by The AB in creating
Brand Positioning strategies to become a market leader in Syariah
Insurance and also building trust for consumer. Related to this issue, it is
highly recommended that The AB Company can make a qiuilitative
research with Focused Group Discussion (FGD) and In Depth Interview
(IDI) methods. Research will be held in two steps which produce market
segementation and positioning Syariah Insurance, also resulting description ofadvertising conceptfrom Syariah Insurance product.
"
2006
T37945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>