Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170937 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
Bing Santosa
"ABSTRAK
Metode elemen hingga (Finite Element Method) adalah suatu metode pendekatan dalam perhitungan struktur. Dasar analisa Metode Elemen Hingga adalah dengan mendiskritisasikan struktur menjadi sejumlah elemen dengan tetap berusaha untuk menjaga kontinuitas displacement (kompatibilitas) serta kontinuitas geometrinya. Dengan mendiskritisasi suatu struktur atas elemen-elemen, akan didapatkan hasil solusi pendekatan. Namun gabungan elemen-elemen tersebut diusahakan mendekati sifat-sifat struktur sebenaanya, seperti bentuk geometri, energi, kekakuan dan medan lendutan.
Metode ini sangat efsien bila dipakai untuk menganalisa struktur yang bentuknya tidak sederhana seperti struktur cangkang putar atau aksisimetri yang dibahas pada tesis ini. Cangkang aksisimetri ini akan dimodelisasikan dengan mengganakan elemen SAXI _L, SAXI _K dan SAXI_ Q.
Elemen SAXI _L adalah suatu elemen tronkonik tipe hibrida yang mempunyai dua titik nodal dengan tiga derajat kebebasan pada tiap nodal dan memperhitungkan geser transversal (GT). Elemen ini dikembangkan berdasarkan pada sifat-sifat aksisimetri yang dikemukakan pada hipotesa Reissner-Mindlia
Elemen SAX I _ K adalah suatu elemen tronkonik yang mempunyai dua titik nodal dengan tiga derajat kebebasan pada tiap nodal dan mengabaikan geser transversal (GT). Elemen ini dikembangkcan berdasarkan pada sifat-sifat aksisimetri yang dikemukakan pada hipotesa Love-Kirchhoff.
Elemen SAXI _Q: adalah suatu elemen isoparametrik kuadratik yang mempunyai tiga titik nodal dengan tiga derajat kebebasan pada tiap nodal, mempunyai kelengkungan ganda dan memperhitungkan efek geser transversal (GT) serta mampu memperhitungkan tebal bervariasi tetapi pada tesis ini pembahasan hanya ditekankan kepada perhitungan dengan tebal konstan mengingat sebagian besar struktur cangkang yang selama ini telah dibuat mempunyai ketebalan yang konstan. Elemen ini dikembangkan berdasarkan pada sifat-sifat aksisimetri yang dikemukakan pada hipotesa Reissner-Mindlin.
Elemen-elemen ini diprogram dengan bahwa FORTRAN dan digabungkan dengan program UI - FEAP. Evaluasi yang akan dilakukan yaitu menguji kehandalan elemen SAXI_ L, elemen SAXI _K dan elemen SAXI _Q terhadap problem statis dan getaran bebas serta membandingkan hasil-hasil numerik dengan program SAP90, GTSTRUDL dan solusi eksaknya. "
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Putra Temagangka
"Cold storage untuk kebutuhan biomedis disyaratkan dapat mencapai -80°C dan untuk itu digunakan sistem refrigerasi cascade (Tianing et al, 2002). sistem refrigerasi cascade masih menggunakan refrigeran CFC dan HCFC. Campuran azeotropis karbondioksida dan ethane merupakan refrigerant alternatif yang menjanjikan. Studi simulasi dan eksperimen mengindikasikan campuran karbondioksida dan ethane mampu mencapai temperatur -80°C (Darwin et.al, 2008). Namun demikian, temperatur minimum tersebut masih belum stabil. Hal ini diduga karena adanya perubahan komposisi saat refrigeran campuran bersirkulasi dalam sistem refrigerasi. Hal ini dibuktikan oleh Kim et al. (2008) yang melakukan studi campuran CO2/propane mendapati bahwa kompsisi CO2 lebih besar 0,03 (fraksi mole) daripada komposisi pengisiannya. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini akan berkonsentrasi pada pengaruh perubahan komposisi refrigeran yang bersirkulasi pada sistem refrigerasi cascade melalui metode simulasi dan eksperimen. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi optimal campuran karbondioksida dan dalam sirkuit temperature rendah pada sistem refrigerasi cascade.

Cold storage for biomedical need is required to achieve -80°C, therefore cascade refrigeration system is applied (Tianing et al, 2002). Cascade refrigeration system still uses refrigerant CFC and HCFC. An azeotropic mixture of carbon dioxide and ethane is a promising alternative refrigerant. Past simulation and experiment studies indicate that this carbondioxide and ethane mixture was able to achieve temperature of -80°C (Darwin et al, 2008). However, this temperature is still not stable because of the refrigerant ring circulation inside the refrigeration system. This has been proved by Kim et al. (2008) who study carbon dioxide/propane mixture that the CO2 composition. As such, this study will be concentrating on the effect of a change in cascade refrigeration system through simulation and experiment. The main objective of this study is to obtain the optimum composition mixture of carbondioxide/ethane used in a low temperature cascade refrigeration system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S993
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lasman Saputra
"Dalam pengobatan dan penelitian biomedis diperlukan cold storage yang dapat mencapai temperatur -8°C dan untuk mencapai temperatur rendah tersebut digunakan sistem refrigerasi cascade. Selama ini sirkuit temperatur rendah menggunakan sistem refrigerasi cascade dan menggunakan refrigeran yang mengandung zat perusak ozon atau penyebab pemanasan global Karena itu, diperlukan alternatif refrigeran alamiah, yang salah satunya adalah karbondioksida Namun, tingginya tekanan dan temperatur triple menghalangi penggunaan karbondioksida untuk temperatur rendah Salah satu solusinya adalah dengan mencampur karbondioksida dengan hidrokarbon(propane) untuk itu pengujian ini dilakukan dengan memvariasikan komposisi massa dari kedua campuran. Dari hasil pengujian didapati temperature evaporasi terendah terjadi pada temperature - 72 dengan komposisi massa R744/R290 sebesar 60 : 40 dengan daya pemakaian listrik terbesar pada komposisi 100 : 0 sebesar 1006 watt.

In medical and biomedical research that is needed cold storage temperature can reach 80°C, and to achieve such a low temperature cascade refrigeration system is used. This circuit during low-temperature cascade refrigeration system using refrigerant-containing substances damaging the ozone or global warming cause, therefore, necessary alternative natural refrigerant, one of which is carbon dioxide [However, the high pressure and temperature triple carbon dioxide to prevent the use of low temperature one the solution is to mix carbon dioxide with hydrocarbons (propane) for this test was done by varying the composition of the mass of the two mixtures. From the test results found the lowest temperature evaporation occurs at temperatures of -72 with R744/R290 mass composition of 60: 40 with the largest electric power consumption on the composition 100: 0 for 1011 watts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50780
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Radhwa Dhiya"Razani
"CIT sebagai salah satu Divisi di PT XYZ yang berfokus pada pengelolaan Teknologi Informasi dan Infrastruktur, memiliki Tata Kelola TI yang secara regular (tahunan) diaudit oleh pihak internal maupun eksternal. Jika melihat dari catatan pengukuran kapabilitas Tata Kelola TI yang pernah dilakukan, di tahun 2017, terdapat 37 proses yang diukur. Hasilnya adalah 21 proses berada di tingkat kapabilitas 1, 12 proses berada di tingkat kapabilitas 0 dan 4 proses berada di tingkat kapabilitas 2. Selain itu, pengukuran di tahun 2019 menunjukkan hasill, dari 6 proses yang diukur, semuanya berada di tingkat 1. Namun, data hasil Audit regular di tahun 2018 - 2020 menunjukkan bahwa hasil Audit belum mencapai target kepatuhan yang ditetapkan (95%). Sebagai langkah untuk mencapai tingkat kepatuhan tersebut, dilakukan pengukuran untuk mengetahui tingkat kapabilitas TI. sehingga dapat mengetahui aksi perbaikan yang dilakukan. Peneliti melakukan pengukuran tingkat kapabilitas Tata Kelola TI menggunakan COBIT 2019. Pengukuran diawali dengan pemetaan proses menggunakan Goal Cascade. Hasil pemetaan Goal Cascade memperoleh sembilan proses. Perhitungan menggunakan perhitungan kapabilitas COBIT 2019, yang melibatkan jangkauan atau skala penilaian. Setelah itu, dilakukan analisis kesenjangan antara hasil pengukuran dengan target yang telah ditetapkan. Target yang ditetapkan adalah tingkat tiga. Proses yang tingkat kapabilitasnya dibawah tiga, mendapatkan rekomendasi perbaikan. Hasil pemgukurannya adalah dari sembilan proses yang diukur, terdapat tiga proses dengan tingkat kapabilitas empat (Quantitatively), lima proses dengan tingkat kapabilitas dua (Not Very Organized), dan satu proses dengan tingkat kapabilitas satu (Incomplete).

CIT is one of Division at PT XYZ which focuses in managing Information Technology & Infrastructure, has IT Governance that regularly audited by Auditor to know the IT Performance. Based on historical assessment of the IT Governance’s measurement, the measurement of IT Governance in 2017 had result 37 measured prosesses with the details were 21 processes in the 1st level, 12 processes in 0 level and four processes in 2nd level. Moreover, in 2019 there was external consultant who measured the capability of IT Governance, the result explained that all measured processes (six processes) placed at 1st level. However, based on regular Audit result start from 2018 – 2020, the result was still under target (95%). In order to increase the performance and achieve the target, researcher did the measurement of IT Governance to know the deficiency and get recommendation for improvements. The measurement used COBIT 2019 framework which involved mapping using “Goal Cascade”. The measurement used capability measurement of COBIT 2019. Based on interview with CIT management, got nine processes to be masured. The measurement result was three processes is placed in 4th level, five processes is in 2nd level and one process in 1st level. The target for the capability is in 3rd level. So, the processes which is under the target need the improvement based on the given recommendation."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dedeng Rahmat
"Dalam aplikasinya di bidang industri, sistem refrigerasi tunggal dan bertingkat tidak mampu untuk mengatasi perbedaan yang cukup besar antara kalor yang akan diserap dengan kalor yang akan dibuang, namun, tidak demikian dengan sistem cascade. Penelitian dengan alat yang sederhana yang telah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan refrigeran alami telah menawarkan peluang yang baik.
Skripsi ini membahas tentang pengujian sistem cascade dengan menggunakan dua macam refrigeran sebagai variasi di sisi bagian HS, sedangkan pada bagian LS, digunakan campuran refrigeran alami R170/R744. Pengujian dilakukan dengan tiga cara, yaitu : memvariasikan komposisi massa campuran R170/R744, memvariasikan bukaan katup ekspansion LS, serta memvariasikan jenis refrigeran pada sisi bagian HS. Temperatur evaporasi terrendah yang bisa dicapai oleh sistem ini adalah -69,7°C dengan COP sebesar 1,88. Dengan kondisi 700g R22 pada sisi bagian HS dan 100g R170 pada sisi bagian LS

In many industrial applications, single stage and multi stage refrigeration systems fail to widen the gap between heat source and heat sink temperatures and now cascade system appear to be the best alternative. Modest reserch, in the past, has been done in cascade system based on natural refrigerants thereby offering good potential for research.
In this paper, a cascaded system for simultenous heating and cooling with a R22 and R290 based high-stage (HS) cycle and mixed R170/R744 based low-stage (LS) cycle for simultenous refrigeration and heating application has been analyzed. To facilate prediction of optimum performance parameter, performance trends with variation in fraction mass of R170/R744, variation in flow rate of ekspansion valve of LS, and variation refrigerant of HS have been presented. The lowest temperature reached in -69,7°C with COP 1,81. 700g of R22 (HS) and 100g of R170 (LS)
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50736
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Darwin Rio Budi Syaka
"ABSTRAK
Bidang biomedis membutuhkan cold storage yang mencapai temperatur - 80°C. Penggunaan sistem refrigerasi yang menggunakan siklus tunggal hanya mampu mencapai suhu pendinginan efektif sekitar -40°C, serta efisiensinya akan memburuk di bawah -35°C karena rendahnya tekanan evaporasi. Sehingga, untuk menjangkau temperatur yang lebih rendah, digunakan sistem refrigerasi cascade. Pada sirkuit temperatur rendah sistem refrigerasi cascade yang ada saat ini, masih menggunakan refrigeran yang mengandung bahan perusak lapisan ozon atau berpotensi dalam memanaskan permukaan bumi. Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan campuran karbon dioksida dan etana sebagai refrigeran alternatif ramah lingkungan untuk aplikasi temperatur rendah.
Penelitian dilakukan dengan metode analisa termodinamika dan eksperimen. Analisa termodinamika dilakukan dengan menggunakan bahasa pemograman FORTRAN dimana properti refrigeran diambil berdasarkan pada software REFPROP 8.1, untuk memperoleh campuran karbon dioksida dan etana yang memiliki performa terbaik. Studi eksperimen lebih lanjut dilakukan pada beberapa variasi komposisi campuran karbon dioksida dan etana untuk mendapatkan desain dan parameter operasional yang dibutuhkan oleh sistem pendingin cascade.
Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa campuran karbon dioksida dan etana merupakan refrigeran alternatif yang menjanjikan karena dapat bekerja pada temperatur jauh dibawah triple point karbon dioksida hingga -80°C, Komposisi maksimum karbon dioksida yang dapat ditambahkan pada etana adalah sekitar 30% dalam fraksi massa, lebih dari itu maka kristal karbon dioksida mulai terbentuk. Selain itu campuran ini juga memiliki mampu bakar lebih rendah dibandingkan dengan etana murni.

ABSTRACT
Field of biomedicine requires cold storage temperatures that reach -80°C. The use of refrigeration systems that use a single cycle only able to achieve effective cooling temperature of -40°C, and efficiency will deteriorate under - 35°C due to low of evaporation pressure. Thus, to reach a lower temperature, cascade refrigeration systems used. The low temperature-circuit cascade refrigeration systems that exist today, still using refrigerants that contain ozonedepleting substances or the cause of global warming. Therefore, this study proposes a mixture of carbon dioxide and ethane as an environmentally friendly alternative refrigerant for low temperature applications.
Research carried out by the method of thermodynamic analysis and experiments. Thermodynamic analysis is done using the FORTRAN programming language in which the refrigerant properties taken based on the software REFPROP 8.1, to obtain a mixture of carbon dioxide and ethane that has the best performance. Further experimental studies performed on some variations in the composition of the mixture of carbon dioxide and ethane to get the design and operasional parameters required by the cascade refrigeration system.
Based on this research note that a mixture of carbon dioxide and ethane is a promising alternative refrigerant because it can work in temperatures far below the triple point of carbon dioxide up -80°C, the maximum composition of carbon dioxide that can be added to the ethane is about 30% in mass fraction, more than that then carbon dioxide will be a crystals. In addition it also this mixture has a flammability is lower than the pure ethane."
Depok: 2011
D1329
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Faqih
"Banyak aplikasi dan proses-proses di industri yang membutuhkan temperatur pendinginan sangat rendah, bahkan bidang biomedis membutuhkan cold storage yang mampu mendinginkan hingga temperatur -80°C. Penggunaan sistem refrigerasi siklus tunggal pada aplikasi temperatur sangat rendah menjadi tidak ekonomis karena tinggi nya rasio tekanan dan juga menghasilkan efek pendinginan yang tidak efektif karena rendah nya tekanan evaporasi, sehingga digunakan sistem refrigerasi cascade. Penggunaan refrigeran alamiah, seperti campuran karbon dioksida dan hidrokarbon merupakan alternatif dari penggunaan refrigeran yang mengandung bahan perusak lapisan ozon dan pemanasan global. Pada penelitian ini, dilakukan analisis termodinamika untuk menentukan komposisi campuran karbon dioksida dan hidrokarbon yang optimum. Selanjutnya, dilakukan optimisasi secara termoekonomi untuk menentukan kondisi operasi yang optimum dari sistem refrigerasi cascade, dimana peningkatan efisiensi exergy merupakan sasaran optimisasi secara termodinamika, sedangkan meminimumkan pengeluaran biaya tahunan merupakan sasaran optimisasi secara ekonomi.

There are many industrial applications and processes in which ultra-low temperature is necessary, even the biomedical preservation that needs cold storage providing temperature about -80°C. The use of single cycle refrigeration system for ultra-low temperature application is economically unacceptable caused by the high pressure ratio and results the ineffective evaporating effect as the low evaporating pressure, hence the cascade refrigeration system is applied. Natural refrigerants, such as carbon dioxide and hydrocarbon will be the alternative solutions of the used of ozon depleting and global warming effect refrigerants. In this research, thermodynamic analysis is applied to decide the optimum composition of the mixtures between carbon dioxide and hydrocarbon. Furthermore, thermoeconomic optimization results the optimum operating conditions of the cascade refrigeration system where the increasing of exergetic efficiency is the thermodynamic objective, while the minimization of the annual cost is the economic objective."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43282
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>