Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94233 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
""Analisis keekonomian yang umumnya dilakukan melalui perhitungan Levelized
Unit Electricity Cost (LUEC) merupakan hal yang krusial untuk dilakukan sebelum diambilnya
keputusan investasi pada proyek PLTN. Terdapat beberapa model yang dapat digunakan untuk
menghitung LUEC, diantaranya adalah: Model Puslitbang PT. PLN (Persero), model Mini
G4ECONS dan Model Levelized Cost. Tujuan studi adalah untuk melakukan komparasi diantara
ketiga model tersebut. Teknik komparasi dilakukan dengan penelusuran formula yang digunakan oleh
masing-masing model dan selanjutnya diberikan contoh perhitungan LUEC PLTN SMR 2 x 100
MW menggunakan ketiga model tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Puslitbang
PT. PLN (Persero) mempunyai kesamaan prinsip dengan model Mini G4ECONS, yaitu
menggunakan Capital Recovery Factor (CRF) untuk mendiskonto biaya investasi menjadi nilai
anuitas selama umur pembangkit. LUEC pada kedua model dihitung dengan membagi hasil jumlahan
biaya investasi tahunan dan biaya pengoperasian PLTN dengan produksi listrik tahunan. Sedangkan
model Levelized Cost berbasis pada arus kas tahunan. Total biaya tahunan maupun produksi listrik
tahunan semuanya ditarik ke tahun awal konstruksi sehingga diperoleh total biaya tahunan
terdiskonto dan total produksi energi tahunan terdiskonto. LUEC diperoleh dengan membagi kedua
nilai terdiskonto tersebut. Perhitungan LUEC pada ketiga model menghasilkan nilai LUEC sebesar:
14,5942 cents US$/kWh pada model Puslitbang PT. PLN (Persero), 15,056 cents US$/kWh pada
model Mini G4ECONS dan 14,240 cents US$/kWh pada model Levelized Cost.""
JPEN 16:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amsterdam: Querido's uigeverij, 1974
BLD 839.309 PRO II
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Regulus Nathan Hidayat
"Pada dasamya didalam hidup ini manusia dibagi menjadi 2 jenis, yaitu laki-Iaki dan wanita, dan keduanya memiliki ekspresi seksual yang berbeda. Melalui sifat-sifat, perbuatan, penampilan, dan periakuan, seksualitaspun dapat bisa diekspresikan. Tanpa disengaja sebuah rancangan muncul seperti naluri, melalui tarikan garis, pemikiran bentuk, dan konsep. Dan semua itu tidak bisa dipungkiri keluar begitu saja, karena keinginan seseorang untuk mengekspresikannya. Demikian pula dengan seksualitas manusia_ yang tanpa sengaja muncul diantara rancangan-rancangannya. maka dari itu bisa kita Iihat bangunan-bangunan yang begitu sensual, begitu kokoh, begitu memikat, dan memperdaya, semua itu muncul dari hasrat si perancang. Akan tetapi ranczngan itu sudah tidak mumi lagi, terlalu banyak faktor Iain berpezan dalam arsitektur sekarang ini, oleh karena itu untuk melihat eskpresi seksual yang mumi, kita memerlukan arsitektur yang juga belum banyak dipengaruhi oleh pemikiran modem.
Seperti halnya di masyarakat tradisional, dalam bangunannya dan pemukimannya masih bisa kita rasakan kekokohan dan kelembutan dari arsitekiumya, ha! itu tidak terlepas dari pada pola hidup dalam masyarakatnya itu sendiri, apakah Iaki-laki yang berkuasa didalamnya atau justm waniia memegang peranan yang penting. Hal-hal tersebut sangat berpengaruh dalam pembentukkan karakter dari seksualitas bangunan dan pemukimannya. Sepeni halnya dalam masyarakat Kalimantan dan Flores Wolotopo yang dibahas, memiliki sistem patriarchy didalamnya, terlihat dari beberapa aspek bangunan dan polanya bahwa sifat yang muncul dominan Iaki-taki. Meskipun dalarn telaahannya di Kalimantan memiliki penyimpangan sifat wanita pada pemukimannya, juga seperti di Wolotopo bangunannya juga mengalami penyimpangan dalam penggambarannya. Bangunan di Wolotopo dianggap sebagai sosok wanita. Sedangkan dalam masyarakat Flores Bena yang memiliki sistem matriarchy terlihat bahwa sifat dominan dalam bangunan dan pola pemukimannya adalah wanita."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Luhur Pambudi
"Seiring dengan semakin banyaknya kapal yang beroperasi pada saat ini seharusnya menuntut pihak pemilik dan pembuat kapal untuk meningkatkan kehandalan mesin utama kapal dalam proses pembuatan kapalnya melalui rancangan sistem pendukungnya yang optimum maupun ekonomis. Mesin yang dipasang pada kapal dirancang untuk bekerja dengan efisiensi maksimal dan berjalan selama berjam-jam lamanya. Hilangnya energi paling sering dan maksimum dari mesin adalah dalam bentuk energi panas. Untuk menghilangkan energi panas yang berlebihan harus menggunakan media pendingin untuk menghindari gangguan fungsional mesin atau kerusakan pada mesin. Salah satu bagian yang harus diperhatikan adalah sistem pendingin untuk mesin kapal. Sistem pendingin adalah salah satu bagian penting pada sebuah kapal yang memerlukan perhatian yang cukup, karena lancar atau tidaknya pengoperasian kapal sangat tergantung pada hasil kerja mesin, sebab dalam mesin diesel dinding silinder selalu dikenai panas dari pembakaran. Jika silinder tidak didinginkan, maka minyak yang melumasi torak akan encer dan menguap dengan cepat, sehingga torak maupun silinder dapat rusak akibat suhu tinggi hasil dari pembakaran. Sistem pendingin pada kapal tentunya akan optimal jika dilakukan perancangan yang baik melalui perhitungan yang tepat dan dilaksanakan sepraktis mungkin dengan minimum bengkokan dan sambungan las atau brazing untuk memperkecil adanya kerugian pada aliran pipa. Begitu juga dengan perhitungan dari sistem pompa harus dibuat secara efisien agar kinerja pompa menjadi optimum sehingga terciptanya rancangan sistem perpipaan untuk sistem pendingin mesin pada kapal yang dapat bekerja secara optimal. Pada penulisan ini bertujuan untuk mempelajari mengenai perhitungan kerugian aliran yang terjadi pada aliran sistem perpipaan untuk sistem pendingin mesin pada kapal tug boat 2 x 1600 HP sehingga dapat dijadikan pembelajaran dalam menentukan atau meningkatkan kinerja dari sistem pendingin mesin kapal.

Along with the increasing number of vessels operating at this time should sue the owners and shipbuilders to improve the ship's main engine reliability in the process of making his ship through optimum support system design as well as economical. Engine mounted on a vessel is designed to work with maximum efficiently and runs for hours on end. Loss of the most frequent and maximum energy from the engine is in the form of heat energy. To get rid of excess heat energy must use the cooling medium to avoid functional impairment or damage to the machine engine. One part that must be considered is the cooling system for ship engines. The cooling system is one of the important parts on a ship that requires considerable attention, as well whether or not the operation of the vessel depends on the work of the machine, because the diesel engine cylinder wall is always subjected to the heat of combustion. If the cylinder is not cooled, the oil that lubricates the piston will dilute and evaporates quickly, so that the piston and the cylinder can be damaged by high temperatures result from combustion. The cooling system on the ship would be optimal if done good design through precise calculations and implemented as practical as possible with minimum bends and welded or brazed connections to minimize the loss in pipe flow. So also with the calculation of the pump system must be made efficiently in order to be the optimum performance of the pump so that the creation of the design of piping systems for engine cooling systems on ships that can work optimally. In this study aims to learn about the calculation of losses in pipe flow for engine cooling systems on ships tug boat 2 x 1600 HP so it can be used in determining the learning or improving the performance of the ship's engine cooling system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsan Barran
"Perkembangan teknologi sekarang ini banyak membuat inovasi sistem yang baru, termasuk di bidang perindustrian. Selain di perindustrian biasanya teknologi terbaru juga berperan aktif dalam pengembangan alat transportasi baik di darat maupun lautan. Indonesia merupakan negara kemaritiman yang luas keseluruhan wilayahnya hampir berisi lautan, oleh karena itu perkembangan teknologi di dunia kemaritiman harus dikembangkan secara baik termasuk teknologi yang digunakan di dalam sistem yang ada pada kapal laut.
Sumber daya alam yang banyak diperairan Indonesia membuat para pembuat kapal berlomba-lomba guna mengembangkan teknologi sistem kapal yang bisa menghemat bahan bakar dan efisien. Anjungan-anjungan lepas pantai yang berjamuran di perairan Indonesia tidak lepas dari penggunaan transportasi laut, secara umum kapal tugboat biasa digunakan sebagai media transportasi serta kebutuhan yang berhubungan dengan pengoperasian suatu pekerjaan.
Tugboat secara umum mempunyai sistem yang sama dengan kapal lainya, namun memiliki daya mesin yang cenderung lebih besar dari kapal lainya, karena sesuai fungsinya juga yaitu menarik kapal besar di pelabuhan maupun menarik bangunan lepas pantai yang baru dibangun. Sistem pelumas diantaranya merupakan salah satu sistem yang ada di mesin tugboat, fungsinya buat melumasi agar kerja mesin tetap baik dan menjaga suhu mesin agar tetap berada pada suhu operasinya. Selain itu dengan pelumasan ini juga membuat material pada mesin tidak cepat mengalami keausan, karena dengan adanya kerusakan material pasti efisiensi mesin akan menurun.
Di dalam sistem pelumasan tentunya banyak berbagai katup yang digunakan, diantaranya adalah termostatik valve. Termostatik valve berfungsi mengalirkan minyak pelumas menuju mesin, namun jika temperatur minyak pelumas tersebut terlalu tinggi termostatik valve tersebut mengalirkan fluida ke sisi lainya yaitu menuju heat exchanger. Sistem kontrol pada termostatik valve ini di rancang agar menjaga suhu minyak pelumas, karena pengaruh temperatur terhadap kekentalan minyak pelumas sangat erat kaitanya. Sebuah sistem pelumas tidak baik jika viskositasnya terlalu rendah karena temperatur yang tinggi. Dengan sistem kontrol valve ini diharapkan dapat meningkatkan kerja dari mesin itu sendiri dan menjaga keawetan material yang ada di dalam mesin.

Technological development is now widely create new systems of innovation, including in the field of industry. In addition to the latest technology in the industry usually also play an active role in the development of transportation on land or sea. Indonesia is a vast maritime territory nearly the entire ocean contains, therefore, the development of technology in the world of maritime must be well developed, including technology used in existing systems on ships.
Natural resources that many Indonesian waters make the shipbuilders vying to develop technologies that can save the ship's systems and fuel efficient. -Offshore rig which shot up in the waters of Indonesia can not be separated from the use of sea transport, generally tugboat used as a transport medium and needs associated with the operation of a job.
Tugboat in general have the same system with other ships, but has a machine which tend to be larger than other ships, as well as its function is attractive large ships in the harbor and offshore interesting new buildings are built. Lubrication system is one such system in the engine tugboat, functions for lubricating the engine in order to work well and keep the temperature of the engine to remain at operating temperature. In addition to lubrication also makes the material on the machine does not quickly wear out, because of the existence of material damage certainly will decrease the efficiency of the engine.
In the lubrication system is certainly a lot of various valves are used, such as thermostatic valve. Thermostatic valve serves the lubricating oil to the engine, but if the lubricating oil temperature is too high the thermostatic valve to drain fluid that is towards the other side of the heat exchanger. The thermostatic valve control system is designed to maintain the temperature of the lubricating oil, because of the influence of temperature on the viscosity of lubricating oil is very close relation. A lubrication system is not good if the viscosity is too low due to high temperatures. With the valve control system is expected to improve the working of the machine itself and maintain the durability of the material that is in the machine.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S57744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Indah Rahmawati
"ABSTRAK Kriptan[2,2,2] merupakan ligan tiga dimensi yang mempunyai diameter rongga 2,8 ?. Dengan ukuran rongga tersebut, diharapkan kriptan[2,2,2] dapat membentuk kompleks dengan ion logam Sm(III) yang mempunyai diameter 2,196 ?. Pembentukan kompleks antara ion Sm(III) dengan ligan kriptan[2,2,2] pada fasa bulk dan antarmuka telah dipelajari secara spektrofotometri UV-Vis dengan metode ekstraksi cair-cair (batch) dan High Speed Stirring (HSS). Pada fasa bulk, optimasi kondisi ekstraksi (metoda batch) kompleks kation Sm(III)-kriptat[2,2,2] dilakukan dengan memvariasikan lamanya pengocokan, lamanya pemisahan kedua fasa, dan pH larutan. Fenomena antarmuka pada metode HSS dipelajari dengan menggunakan kondisi optimum ekstraksi pada fasa bulk. Kondisi optimum ekstraksi kompleks kation Sm(III)-kriptat[2,2,2] dalam sistem heksana-air adalah lamanya waktu pengocokan dan pemisahan kedua fasa berturut-turut 25 dan 50 menit, serta pH ekstraksi 5,07. Kompleks kation yang terbentuk adalah [Sm(III)-kriptat[2,2,2]]3+ yang lebih larut dalam fasa air, ?max 265 nm. Untuk meningkatkan ekstraksi kompleks ke fasa organik, ditambahkan ion pikrat sebagai pasangan ion. Kompleks pasangan ion yang terekstrak ke fasa organik adalah [Sm(III)-kriptat[2,2,2]-pikrat]Cl2 karena dilarutan terdapat Cl-, ?max 277-278 nm. Dengan menggunakan metode spektrofotometri HSS maka dapat diketahui fenomena antarmuka. Adanya perbedaan absorbansi pada ?max saat kecepatan tinggi (4500 rpm) dan keadaan terhenti (0 rpm), dapat diketahui nilai konstanta adsorpsi spesi kimia pada antarmuka (K?) dalam sistem heksana-air. Nilai K? ligan kriptan[2,2,2] = 7,57x10-4 cm dan K? kompleks pasangan ion [Sm(III)-kriptat[2,2,2]-pikrat]Cl2 4,37x10-6 cm. Kata kunci: Metode batch, spektrofotometri HSS, kriptan[2,2,2], logam Sm(III), pikrat, antarmuka cair-cair."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>