Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"Darah merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, seseorang yang sedang sakit pun tak kan lepas dari hubungannya dengan darah. Pendiagnosaan darah pun menjadi sangat penting dalam mendeteksi penyakit yang ada pada penderita. Namun, sampai saat ini pendiagnosaan baru bisa dilakukan di rumah sakit saja. Ditambah prosedurnya yang memakan waktu tidak sebentar. Oleh karena itu, skripsi ini dibuat agar dapat menjadi solusi yang efisien bagi permasalahan tersebut. Efek Doppler merupakan peristiwa mengenai frekuensi yang didengar oleh penerima. Skripsi ini pun berusaha menerapkan efek Doppler sebagai prinsip utama. Skripsi ini menggunakan fetal Doppler sebagai pencipta efek Doppler. Fetal Doppler ini pun mengeluarkan sinyal tegangan yang akan disaring oleh filter. Kemudian, pada akhirnya sinyal itu akan dideteksi seberepa besar frekeunsi yang ia punya, mengolahnya, dan menampilkannya sebagai representasi kecepatan dan debit sel darah merah.

---

Blood is an inseparable part of everyday life. Therefore, someone who is sick, did not escape from its relationship with blood. Diagnosing blood becomes very important in detecting diseases to the people. However, until now diagnosing only can be done in hospitals. Even, the time-consuming procedure is not for a while. Therefore, this paper can be made for helping for these problems. Doppler effect is the event on the frequency heard by the recipient. This theory is a basic principle fo this application. This thesis is using fetal Doppler as the creator of the Doppler effect. Fetal Doppler was also issued a voltage signal to be filtered by the filter. Then, in the end it will detect the signal of the frequency seberepa that he had, cultivate, and displays it as a representation of speed and flow of red blood cells."

"Telah di buat alat ukur efek Doppler menggunakan sensor ultrasonik transmitter sebagai sumber gelombang dan sensor ultrasonik receiver sebagai penerima gelombang. Tujuan dari alat ukur ini adalah untuk menunjukkan adanya peristiwa efek doppler (pergeseran frekuensi) pada udara, dimana frekuensi akan tinggi ketika sensor ultrasonik transmitter mendekati sensor ultrasonik receiver. Sebaliknya, frekuensi akan rendah ketika sensor ultrasonik transmitter menjauhi sensor ultrasonik receiver.Rangkaian ultrasonik transmitter menggunakan IC 555 sebagai astable multivibrator yang akan menghasilkan output sinyal frekuensi sebesar 40KHz. Sinyal frekuensi ini diharapkan dapat diterima oleh ultrasonik receiver. Jika dipasangkan dengan receiver yang cocok, sinyal frekuensi ini akan diproses oleh mikrokontroller dengan metode pengukuran periode waktu. Ketika transmitter bergerak, akan mengaktifkan perhitungan kecepatan yang diukur menggunakan rotasi disk dengan lubang pada sensor optocoupler. Tegangan pada motor DC akan divariasikan menggunakan metode PWM yang dikendalikan oleh mikrokontroller sehingga menjadi variasi kecepatan dari ultrasonik transmitter. Hasil dari sinyal frekuensi yang diterima oleh receiver dan kecepatan dari ultrasonik transmitter ketika bergerak akan ditampilkan pada LCD. Sistem alat ukur ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu sensor ultrasonik transmitter dan receiver sebagai penghasil dan penerima gelombang, mikrokontroller sebagai sistem kendali dan pengolahan data dan Bascom sebagai bahasa pemrograman.

---

Has made the design of ultrasonic wave Doppler effect measurement equipment using sensor ultrasonic transmitter as source of wave and sensor ultrasonic receiver as observer of wave. The purpose of this equipment is to demonstrate the Doppler effect (frequency shift) through air, which frequency increasing when the ultrasonic transmitter approach to the ultrasonic receiver. Likewise, the frequency decreasing if the ultrasonic transmitter moving away from the ultrasonic receiver. The circuit of ultrasonic transmitter uses a 555 timer IC configured as an astable multivibrator that will output a signal frequency is about 40KHz. These signal frequencies are intended to be picked up by matching ultrasonic receiver. If paired with a matching ultrasonic receiver, these signal frequencies will be processed by microcontroller with inverse period measurement method. When the transmitter is moving, the actual speed measured using rotating disc with holes in optocoupler sensor will be activated. The voltage across DC motor is varied using PWM method, which is controlled by microcontroller become variation speeds of ultrasonic transmitter. The result of signal frequency that is received by ultrasonic receiver and speed of ultrasonic transmitter when is moving will be displayed on LCD. There are three of main systems; are ultrasonic sensor transmitter and ultrasonic sensor receiver as source and observer wave, microcontroller control system and Bascom as programmer language."

"LATAR BELAKANG: Penyakit Arteri Perifer (PAP) merupakan sumbatan aliran darah arteri selain koroner dan intrakranial. PAP dihasilkan dari proses atherosklerosis, emboli, trombus, dan inflamasi yang mengarah ke stenosis arteri. PAP asimptomatik menempati 3-10% populasi dunia, dan meningkat hingga 15-20% pada 70 tahun ke atas. Divisi kami mencatat 18,1-24,7% pasien kaki diabetik dengan PAP mengalami amputasi pada kurun waktu 3 tahun terakhir. Evaluasi ultrasonografi Doppler pada arteri utama ekstremitas bawah diharapkan mampu mendeteksi secara dini apakah pasien akan diamputasi atau tidak baik mayor maupun minor. METODE: Metode yang diambil adalah analitik komparatif kategorik independen dengan disain penelitian kohort retrospektif. Selama Januari 2010 hingga Desember 2011 didapatkan 24 pasien yang masuk kriteria inklusi. Arteri yang diperiksa a.femoralis, a.poplitea, a.tibialis posterior, dan a.dorsalis pedis dengan tampilan spektral mulai dari monofasik, bifasik, atau trifasik terutama dengan pelebaran spektral. Ultrasonografi salah satu modalitas ”operator dependent”, untuk mengurangi bias, peneliti menggunakan operator ultrasonografi adalah peneliti sendiri, trainee atau konsultan divisi kami. HASIL: Hasil didapatkan spektral bifasik hingga monofasik pada a.femoralis 25,0%, a.poplitea 58,3%, a.tibialis posterior 41,6%, a.dorsalis pedis 45,8%, angka amputasi mayor dan minor masing-masing 4%. Perhitungan statistik didapatkan untuk a.femoralis p=0,054 (95% CI), a.poplitea p=0,006 (95% CI), a.tibialis posterior p=0,010 (95% CI), dan a.dorsalis pedis p=0,021 (95% CI). Secara statistik, prediksi amputasi dapat bermakna pada ultrasonografi Doppler pada a.poplitea, a.tibialis posterior, dan a.dorsalis pedis. KESIMPULAN: Dapat ditarik kesimpulan pemeriksaan ultrasonografi Doppler penting dilakukan pada setiap pasien PAP untuk mengevaluasi secara khusus keadaan empat arteri utama ekstremitas bawah pasien dan untuk prediktor amputasi.

---

BACKGROUND: Peripheral Arterial Disease (PAD) is an occlusive disease of the blood flow artery beside coronary and intracranial artery. PAD is a result of atherosclerotic process, embolism, thrombus, and inflammation which toward of artery stenosis. Asymptomatic PAD counts 3-10% of worl population, and increasing until 15-20% in patient more than 70 years old. Our division counts 18.1-24.7% of diabetic foot patient with PAD undergoes amputation within this three years. Evaluation of duplex ultrasound in the main artery of lower extremity hopefully can detect whether patient will undergo limb salvage or limb loss, as early as possible, major or minor amputation.

METHODS: Research method is independent category comparative analytic with retrospective cohort design. Within January 2010 to December 2011, we collect 24 patients that rolled on inclusion criteria. We examined femoral, poplitea, posterior tibial, and dorsalis pedis artery, which showed monophasic, biphasic, and triphasic spectrum of duplex imaging of the ultrasound, and all of them has broadening spectrum.Ultrasound is an operator dependent modality, to decrease the bias of this research, operator of the ultrasound is researcher, fellowship doctors and consultants of our division.

RESULTS: Results are 25% in femoral artery, 58.3% in popliteal artery, 41.6% in posterior tibial artery, and 45.8% in dorsalis pedis artery, which counts for biphasic and monophasic spectrum. Amputation rate is 4% for each minor and major amputation. Statistic analysis for correlation of arterial spectrum with amputation are, femoral artery p=0,054 (95% CI), popliteal artery p=0,006 (95% CI), posterior tibial artery p=0,010 (95% CI), and dorsalis pedis artery p=0,021 (95% CI).

CONCLUSION: Based on statistic analysis, amputation can be significant in duplex imaging of popliteal, posterior tibial, and dorsalis pedis artery. Conslusion regards duplex imaging to be performed in four main arteries of lower extremity, to predict limb loss."