Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94317 dokumen yang sesuai dengan query
cover
WPP 24:1(2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bayu Hadi Erlangga
"ABSTRAK
Sarana angkutan umum di Kota Bogor bermula dari Becak, delman dan bemo. Ketiganya menjadi kendaraan penghubung dengan stasiun kereta dan pusat perdagangan. Namun, masyarakat lebih memilih bemo karena dapat melaju lebih cepat. Oleh karenanya, Pemerintah Kota untuk pertama kalinya menetapkan beberapa trayek bemo pada 1982 di pusat Kota Bogor. Minat masyarakat terhadap bemo mulai berkurang setelah peremajaan bemo menjadi angkot (angkutan kota), karena angkot memiliki kapasitas penumpang yang lebih banyak dari bemo. Setelah itu, Pemerintah Kota juga mulai menetapkan rute trayek angkutan umum yang meluas ke wilayah pinggiran kota pada 1994 dan di dominasi oleh kendaraan angkot.

ABSTRAK
Public transport in City of Bogor began from pedicab, horse cart and mobile. The three, became the feeder transport of train station and trading center. But, the trimobile was chosen by people interest because they can run faster. Therefore, the City Government for the first created the routes of trimobile on 1982 in the central of the city. The people interest about trimobile began to decrease after the replacement of trimobile to public-car, because their capacity are larger than trimobile. After that, the City Government also began to create the routes of public transport extends to side area of the city on 1994 and the routes was dominated by public-car."
2015
S60037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Luthfi Aziz
"Kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di wilayah Jabodetabek mencapai Rp.3 triliun/tahun untuk biaya operasi kendaraan dan Rp. 2,5 triliun/tahun untuk waktu perjalanan. Dalam rangka menanggulangi permasalahan transportasi, termasuk kemacetan lalu-lintas di wilayah Jabodetabek, studi SITRAMP (2004) merekomendasikan perlunya program pengembangan angkutan
umum. Rekomendasi ini perlu dicermati, mengingat adanya opini sebagian masyarakat yang menganggap angkutan umum khususnya jenis minibus (angkot) tidak efisien dan merupakan biang keladi kemacetan. Penelitian ini bertujuan mengkaji karakteristik dan perilaku angkutan umum jenis minibus dan pengaruhnya terhadap kinerja lalu-lintas, mengkaji karakteristik desain lingkungan sekitar dan pengaruhnya terhadap perilaku lalu-lintas, serta memberikar saran/masukan dalam penanganan masalah lalu-lintas. Sebagai studi kasus diambil segmen ruas jl. Ciledug Raya depan CBD Ciledug Mall, kota Tangerang.
Pengumpulan data perilaku lalu-lintas dilakukan melalui pengamatan video kamera. Metode analisa yang digunakan adalah analisa korelasi, regresi, dan analisa deskriptif. Hasil analisa menunjukkan bahwa angkutan umum minibus memiliki perilaku lalu-lintas yang unik untuk setiap trayeknya, dan mempunyai pola berbeda untuk setiap arah pergerakannya. Motiv ekonomi, faktor kebiasaan, sistem budaya dan norma tidak tertulis yang berlaku di antara para pengemudi angkutan umum minibus, melatar belakangi perilaku lalu-lintas tersebut. Variabel load factor memiliki korelasi sedang terhadap variabel kecepatan angkutan umum minibus, dan variabel jumlah penumpang naik/turun memiliki korelasi kuat terhadap variabel rata-rata lama henti angkutan umum minibus. Pengaruh perilaku lalu-lintas angkutan umum minibus, meliputi: jumlah kendaraan berhenti, dan kecepatan rata- rata angkutan umum minibus mempunyai korelasi kuat dan sedang terhadap variabel kecepatan kendaraan pribadi roda-4 arus menerus. Desain bukaan median/simpang di lokasi studi tidak sesuai dengan standar geometri simpang yang ada, dan mengakibatkan konflik ruang gerak antara jalur lalu-lintas belok kanan dengan garis henti (stop line) arus lalu-lintas terlawan. Desain bukaan median juga tidak sejalan dengan adanya rambu dilarang belok kanan dan berputar bagi arus lalu-lintas dari arah jalan Ciledug Raya (Timur). Disarankan penutupan bukaan median, rehabilitasi fungsi terminal dan halte, evaluasi sistem perizinan trayek, dan penataan ulang trayek/rute angkutan umum
Economic losses due to traffic jams in the Greater Jakarta area reach Rp. 3 trillion/year for vehicle operating costs and Rp. 2.5 trillion/year for travel time. In order to overcome transportation problems, including traffic congestion in the Greater Jakarta area, the SITRAMP study (2004) recommends the need for a public transportation development program. This recommendation needs to be observed, given the opinion of some people who think that public transportation, especially the minibus (angkot) is inefficient and is the cause of congestion. This study aims to examine the characteristics and behavior of minibus types of public transportation and their effect on traffic performance, examine the design characteristics of the surrounding environment and its influence on traffic behavior, and provide suggestions/inputs in handling traffic problems. As a case study, the segment of the Jl. Ciledug Raya in front of CBD Ciledug Mall, Tangerang city.
Traffic behavior data collection is done through video camera observations. The analytical method used is correlation analysis, regression, and descriptive analysis. The results of the analysis show that minibus public transport has a unique traffic behavior for each route, and has a different pattern for each direction of movement. Economic motives, habit factors, cultural systems and unwritten norms that apply among minibus public transport drivers are the background of the traffic behavior. The load factor variable has a moderate correlation to the variable speed of minibus public transport, and the variable number of passengers getting on/off has a strong correlation to the variable average length of stopping of minibus public transport. The influence of minibus public transport traffic behavior, including: the number of vehicles stopped, and the average speed of minibus public transport has a strong and moderate correlation to the variable speed of continuous flow 4-wheeled private vehicles. The design of the median/intersection opening at the study site is not in accordance with the existing intersection geometry standards, and results in a conflict of movement space between right-turning traffic lanes and the stop line of opposing traffic flows. The design of the median opening is also not in line with the sign prohibiting turning right and turning for traffic flow from the Ciledug Raya (East) road. It is recommended to close the median opening, rehabilitate the function of terminals and bus stops, evaluate the route licensing system, and rearrange public transport routes/routes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24752
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Masyhud
"
ABSTRAK
Kendaraan umum jenis mikrolet merupakan kendaraan penumpang paratransit yang banyak beroperasi di Jakarta. Jumlah armada dan trayek yang dilayaninya memiliki variasi yang cukup banyak.
Dalam operasinya, jumlah mikrolet yang menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat pada ruas jalan cukup tinggi. Hal ini akan menimbulkan gangguan terhadap arus lalu lintas.
Mikrolet yang berhenti pada ruas jalan juga akan mengurangi kapasitas lajur, hal ini tergantung pada lamanya penutupan lajur jalan dan banyaknya kendaraan yang terhambat oleh mikrolet berhenti.
Akibat kondisi di atas, maka perlu diperhitungkan tingkat gangguan mikrolet terhadap kapasitas jalan yang dinyatakan dengan angka koefisien.
Skripsi ini membahas tingkat gangguan yang ditimbulkan oleh mikrolet yang berhenti di sembarang tempat pada ruas jalan perkotaan, untuk mendapatkan angka satuan mobil penumpang dan faktor penyesuai kapasitas akibat kondisi tersebut.
Angka satuan mobil penumpang disesuaikan dengan faktor karakteristik lalu lintas, geometri jalan dan kondisi lingkungan. Untuk perhitungan diperlukan data senjang waktu (headway), dan karakteristik volume lalu lintas. Perhitungan dilakukan berdasarkan pendekatan teori arus lalu lintas dan teori statistik.
Dari analisis perhitungan data diperoleh angka satuan mobil penumpang menurut tipe jalan dan faktor penyesuai kapasitas serta grafik hubungan antara faktor penyesuai dengan data-data hasil pengamatan.
"
1997
S34620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini menguraikan tentang ungkapan kesukubangsaan pada Orang
Minangkabau dan Orang Batak yang muncul dalam persaingan mereka dibidang
transportasi atau angkutan umum. Ungkapan kesukubangsaan adalah pengaktifan
maupun pemanipulasian atribut-atribut sukubangsa dalam interaksi. Bila dilihat
dari kategori sukubangsa, maka ada sejumlah individu yang berbeda kategori
sukubangsanya, dan secara bersama-sama menekuni bisnis transportasi ini.
Sehingga persaingan yang muncul dalam bisnis transponasi ini makin tajam.
"
Jurnal Polisi Indonesia, 4 (2003) Mei : 44-57, 2003
JPI-4-Mei2003-44
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hegar Sandroria Enggar
"ABSTRAK
Kesalahan merupakan salah satu teori penting dalam hukum pidana. Hukum pidana mengenal dua bentuk kesalahan, yaitu kesengajaan dan kealpaan. Dengan munculnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kecelakaan lalu lintas sebagai salah satu bentuk tindak pidana mengadopsi bentuk kesalahan berupa kealpaan maupun kesengajaan. Dalam prakteknya tidak mudah untuk membedakan pengenaan antara dua bentuk kesalahan tersebut dalam perkara kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menafsirkan Pasal 310 dan Pasal 311 sebagai pasal yang mengatur ketentuan pidana bagi pelaku kecelakaan. Adapun metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat normatif, dengan cara menggali secara mendalam mengenai konsep kealpaan maupun kesengajaan. Hal ini bertujuan untuk menjelaskan kelalaian maupun kesengajaan seperti apa yang diatur dalam Pasal 310 dan Pasal 311. Dari hasil penelitian, kesengajaan dan kealpaan yang diatur dalam Pasal 310 dan Pasal 311 bukan merupakan suatu bentuk aliud maupun minus. Pasal 310 mengancam pidana bagi seseorang yang menimbulkan kecelakaan karena ketidak hati-hatinya. Sedangkan Pasal 311 mengancam pidana bagi seseorang yang mengemudikan kendaraan bermotor secara membahayakan. Pasal 310 merupakan lex specialis dari beberapa pasal dalam KUHP, sedangkan Pasal 311 merupakan aturan baru dalam mengancam pidana perbuatan pengemudi kendaraan bermotor.

ABSTRACT
Mens rea is important theory in criminal law. The criminal law recognizes two forms of mens rea, namely intention and negligence. With the advent of Law Number 22 of 2009 on Road Traffic and Transportation, traffic accident as a form of criminal act adopts the form of negligence and intention. In practice it is not easy to distinguish between the two forms of the imposition of such errors in the case of a traffic accident. Accordingly, this study aims to interpret Article 310 and Article 311 of the penal provisions of article regulating the perpetrator of the accident. The methods used in the conduct of research is a normative, by digging deeply about the concept of negligence and intention. It aims to explain the negligence and intentional such as those mentioned in Article 310 and Article 311. From the research, deliberate and omissions set forth in Article 310 and Article 311 is not a form of aliud or minus. Article 310 of criminal threatening for someone who caused an accident because of his lack of care. While Article 311 of criminal threatening for a person driving a motor vehicle dangerously. Article 310 is lex of several articles in the Criminal Code, whereas Section 311 is a new rule of criminal conduct in threatening motorists.
"
2014
S56124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitra Anisa
"ABSTRAK
Penyediaan transportasi publik yang mampu menciptakan interkonektivitas antardaerah menjadi perhatian dimana pergerakan penumpang semakin meningkat, namun belum mempunyai akses yang memadai untuk mengatasi kemacetan di perkotaan. Kehadiran Bus Trans Lampung yang melayani rute Bandara Inten II-Kota Bandar Lampung dilakukan untuk memberikan alternatif bagi penumpang beralih menggunakan transportasi publik. Rendahnya pengguna jasa yang menggunakan Bus Trans Lampung diduga disebabkan oleh tarif yang diberlakukan. Oleh sebab itu, penetapan tarif yang ideal perlu melihat kemampuan membayar Ability to Pay dan kesediaan membayar Willingness to Pay pengguna jasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besaran Ability to Pay ATP dan Willingness to Pay WTP pengguna jasa Bus Trans Lampung, serta faktor-faktor yang mempengaruhi WTP pengguna jasa Bus Trans Lampung rute Bandara Radin Inten II ndash; Kota Bandar Lampung. Metode yang digunakan adalah analisis household budget untuk mengetahui nilai ATP dan analisis contingent valuation untuk memperoleh nilai WTP. Data diperoleh melalui survey kepada penumpang di Bandara Radin Inten II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membayar pengguna jasa mempunyai nilai tengah ATP sebesar Rp.50.000 dan kesediaan membayar pengguna jasa mempunyai nilai tengah WTP sebesar Rp.30.000. Faktor yang mempengaruhi WTP tersebut secara signifikan yaitu kepemilikan aset rumah, intensitas perjalanan, maksud perjalanan dinas, penggunaan bus, dan layanan. Penelitian ini merekomendasikan kepada pemerintah, khususnya PT Lampung Jasa Utama, apabila menetapkan kenaikan tarif Bus Trans Lampung maka sebaiknya tarif berada diantara Rp.30.000 ndash; Rp.50.000, kemudian dengan karakteristik pengguna jasa yang mempunyai aset rumah mapan , sering melakukan perjalanan, dan menyasar kepada pengguna jasa yang melakukan perjalanan untuk dinas adalah mereka yang tidak bergantung pada tarif yang ditetapkan, sebaiknya otoritas Bus Trans Lampung dapat meningkatkan layanan pendukung, dalam hal kesopanan dan keramahan, tanggung jawab, kelengkapan sarana pendukung Wi-Fi, Charger, CCTV, LED TV, Fasilitas P3K, dan pintu darurat , kenyamanan, halte yang bersih, dan layar informasi keberangkatan dan kedatangan bus, serta PT Lampung Jasa Utama perlu melakukan kegiatan promosi di media cetak maupun elektronik, dan pemanfaatan layar informasi tentang Bus Bandara di areal Bandara Radin Inten II untuk mengenalkan secara luas kepada penumpang pesawat terkait adanya layanan Bus Trans Lampung di Bandara agar lebih banyak orang yang beralih menggunakan transportasi publik ini, sehingga target penumpang dapat tercapai.

ABSTRACT
The provision of public transport which able to create regional interconnectivity is a concern that passengers movement is increasing, however it does not have adequate access to cope with urban congestion. The presence of Bus Trans Lampung that provide Radin Inten II Airport Bandar Lampung City route is done to provide alternative for passengers switch to public transport. Bus Trans Lampung passengers are still low allegedly caused by the tariff set. Therefore, relating to the bus fare, it is necessary to know ability to pay and willingness to pay of the bus passengers. The aim of this study are to estimate ability to pay and willingness to pay passengers of Bus Trans Lampung, and to know the factors which influence WTP by Bus Trans Lampung passengers of Radin Inten II Bandar Lampung City. The methods for measuring Ability to Pay is household budget analysis, and measuring Willingness to Pay uses Contingent Valuation. Collecting data by survey to Radin Inten II airport passengers. The study finds that estimate of median value for ATP is IDR 50.000, and estimate of median value for WTP is IDR 30.000, . And, the factors which influence its WTP significantly are house assets, intensity of travel, travel destination for official duty, the use of bus, and service facility. Accordingly, this study recommend that the government, especially Lampung Jasa Utama, if the tariff of Bus Trans Lampung will increase, then the tariff should be between IDR 30.000 IDR 50.000, according the characteristics of passengers who have house assets, high intensity of travelling, and the passengers who do travelling for official duty are they who don rsquo t rely on tariff set, so the government should be able to improve service, such as decency and hospitality, responsibilities, supporting facilities Wi Fi, Charger, CCTV, LED TV, First Aid facilities, and emergency exit , comfortness, clean bus stop, and the screen information of bus departure and bus arrival. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abrar
"Transportasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam segala aktivitas kehidupan rnanusia. Ada berbagai macam jcnis iransportasi dalain icalitas kehidupan manusia. Salah satunya yang diperkenalkan pemerintahan kolonial Belanda dalam kehidupan masyarakat Sumatra Barat adalah kereta api.
Adanya transporiasi keiela api ui Sumatra Barat yang sebelumnya hanya nicngenal jenis alat angkut tradisional, tentu mcmbawa pengaruh tertentu terhadap aktivitas kchidupaii masyarakat Sumatra Barat. Oleh karena itu ada dua pokok permasalahan yang perlu dicari jawabannya dalam penelitian ini, yaitu: Pertama, bagaimana proses dan perkembangan pembangunan jalan kereta api di Sumatra Barat? Kedua, bagaimana dampaknya terhadap perekonomian Sumatra Barat? Untuk mendapatkan pemahamafi secaia baik pennasalahan ini digunakan teori inovasi sebagaimana diungkapkan Marcel Clement dan teori perkembangan ekonomi seperti yang dijcWf.*m Liudblad. Penelitian ini menempuh tahapan sesuai metode sejarah yaitu, heuristik, kritik, interpretasi dan penulisan. Data-data yang digunakan terdiri dari data primer dan sektmder. Data primer meliputi arsip, dokumen, koran, majalah sezaman. Sedangfcan data sekunder terdiri dari buku-buku dan artikel.
Angkutan kereta api iiu scmiiri muncul tidak bisa dilepaskan dari potensi ekonomi yang terdapat di Sumatra Barat. Potensi yang terdapat di wilayah ini tidak saja karena adanya batu bara yang dibutuhkan pada masa itu untuk dunia pelayaran, tetapi juga disebabkan hasil pertanian yang tumbuh menjadi komoditi ekspor. Faktor lainnya yang mempercepat dibangunnya jaringan. laiu lintas kereta api itu adalah kondisi lalu lintas di Sumatra Barat yang masih sederhana dan ditemukannya teknologi kereta api pegunungan. Jalan raya yang ada kurang menguntungkan untuk kepentingan perdagartgan, karena barang-barang yang diperdagangkan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai ke kota Padang sebagai basis ekspor pemerintahan kolonial Belanda.
Dalam membangun jaringan lalu lintas kereta api di Sumatra Barat, dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama tahun 1887-1896 yang mempakan tahap utama dari seluruh rute jaringan lalu lintas kereta api Sumatra Barat. Pada tahap ini pembangunan tertuju kc daerah darek (pedalaman). Tahap kedua tahun 1906-1924 yang dalam pembangunannya merupakan rute tambahan sebagai akibat munculnya sentra ekonomi baru, selain sentra yang telah ada pada tahap pertama, Pembangunan dilaksanakan dengan memberikan kompensasi ganti rugi tanah terhadap tanah rakyat yang digunakan.
Sampai tahun 1910 pemanfaatan angkutan kereta api belum menunjukkan hasil yang maksimal. Setelah itu sejalan dengan makin meningkaifwa jumlan barang yang di ekspor ke pasaran internasional maupun di impor ke pasaran regional
Sumatra Barat dan tingginya mobilhas penduduk yang nampak dari jumlah barang dan penumpang yang dibawa, fungsi ekonomi transportasi kereta api ini meningkat
pesat.
Sejak adanya angkutan kereta api semakin banyak para pemilik modal yang mengembangkan usahanya di Sumatra Barat. Mereka di samping membuka usaha perkebunan, adajuga yang membuka usaha tambang dan pabrik. Kedatangan para investor tersebut ikut mempengaruhi rneningkatnya jumlah ekspor dan impor, juga membuka kesempatan dan lapangan kerja bagi penduduk. Meskipun para pekerja umumnya bekerja sebagai kuli, yang jelas jumlah pekerja meningkat dari waktu ke waktu.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Leonard
"Penulisan skripsi ini untuk mengetahui maanfaat pengoperasian bis non-ekonomi Perum DAMRI trayek Jakarta - Medan. Tujuannya untuk memperoleh gambaran kondisi Perum DAMRI dalam melayani trayeknya berdasarkan tingkat permintaan dan penawaran jasa angkutan. load faktor. biaya-biaya eksploitasi dan tarip serta persaingan dengan perusahaan otobis lainnya. Penelitian melalui studi lapangan untuk memperoleh data-data primer dan sekunder sebagai bahan-bahan untuk pembuatan analisa yang diperoleh dari Perum DAMRI dan instansi yang berhubungan jengan bidang-bidang perhubungan darat. Studi kepustakaan sebagai alat bantu dalam melaksanakan analisa. Hasil penelitian menunjukkan. permintaan dan penawaran jasa angkutan Perum DAMRI rendah dan tidak stabil, load faktor rendah yang menunjukkan tingkat pengisian bis dan rit rendah. Biaya biaya eksploitasi, terutama biaya tetap relatif tinggi dibandingan standar yang berlaku. Tetapi, adanya bantuan pemerintah engan pemberian bis dan kredit investasi dengan tingkat bunga yang rendah, menyebabkan harga pokok angkutan Perum DAMRI rendah, sehingga dari segi tarip dapat bersaing. Pasar angkutan bis nonkonomi trayek Jakarta - Medan menyediakan tiga kelas pelayanan dan hampir setiap perusahaan otobis menyediakannya. Sedangkan pelayanan yang diberikan Perum DAHRI terbatas pada satu kelas pelayanan, ini menyebabkan kemampuan merebut pangsa pasar yang lebih besar kurang. Hasil penelitian memberikan kesimpulan sebagai berikut: perum DAMRI kurang mampu bersaing dalam trayek Jakarta - Medan operasi yang dijalankan kurang optimal. Supaya Perum DAMRI tetap bertahan dalam trayek Jakarta Medan, pelayanan harus ditingkatkan dengan operasi yang teratur, jadwal dan rit dilaksanakan dengan tepat, kelaikan bis-bis yang dipergunakan selalu diperhatikan, supaya tidak menunda keberangkatan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfan Rahimy
"Daerah muara sungai Jeneberang dari waktu ke waktu memperiihatkan proses perubahan fisik yang sangat dinamis. Proses ini meliputi perubahan garis pantai dan intensitas sedimen pembentuk endapan di sepanjang garis pantainya. Untuk mensimulasikan pengendapan angkutan sedimen perlu dilakukan kalibrasi atas parameter-parameter hidrologi menggunakan perangkat lunak pemodelan numerik dua dimensi. Pemodelan dilakukan dengan memanfaatkan perangkat lunak Surface Water Modelling System (SMS).
Proses kalibrasi dilakukan melalui dua model yaitu model hidrodinamika dan model angkutan sedimen. Domain komputasi dibentuk mesh dengan jenis elemen triangular quadratic sebanyak 1319 elemen. Data kedalaman batimetri dirubah menjadi elevasi untuk mempermudah perhitungan dan analisa dengan mengambil datum elevasi pada muka air rata-rata (Mean Sea Level) 25 meter. Pada kondisi steady digunakan debit konstan rata-rata sebesar 10 m3/ detik di bagian hulu (inflow). Pada kondisi steady di bagian hilir (head boundary), digunakan elevasi sebesar 26 meter. Proses simulasi pada kondisi unsteady dilakukan dengan menggunakan data aliran debit harian selama tahun 1997 pada bagian hulu (sungai) dan pada bagian hilir (head) berupa fluktuasi elevasi muka air akibat pasang surut.
Pada simulasi awal secara steady masing-masing perubahan parameter tidak berbeda secara signifikan terutama pada grafik elevasi muka air (water surface elevation) yang dihasilkan. Pada kondisi dinamis (unsteady) dengan rentang waktu 24 jam, kalibrasi dilakukan dengan membandingkan perubahan elevasi muka air serta besaran dan arah kecepatan arus dengan hasil pengukuran lapangan. Kalibrasi yang cocok untuk arah kecepatan dihasilkan dari simulasi dengan Viskositas Eddy sekitar 10.000 dan Koefisien Kekasaran Manning antara 0,02-0,03.
Untuk simulasi dengan rentang waktu yang lebih panjang perbedaan nilai viskositas eddy tidak terlalu memberikan perubahan berarti pada proses pengendapan yang tejadi. Sedangkan pada titik-titik tertentu perubahan koefisien Manning cukup berpengaruh. Perubahan debit aliran air, koefisien difusi yang digunakan serta besamya pasokan konsentrasi sedimen tersuspensi sangat mempengaruhi pengendapan di daerah ini. Perubahan amplitudo pasang surut hanya mempengaruhi beberapa titik tertentu di daerah muara.

The Jeneberang estuary has dynamics physical change during the time. Those include coastline changes and sedimentation process along the beach. Calibration of hydrological parameters should be emphasized prior to simulate the two dimension numerical model of sediment transport process in this area. Surface Water Modeling System (SMS) has been used as the model software.
The calibration has been treated for both hydrodynamic and sediment transport model. The computation domain has been built by 1319 triangular quadratic mesh elements based on the bathymetric data from field survey in 1997.
Constant flow rate of 10 m3/sec and water surface elevation of 1 meter above mean sea
level has been used as inflow and head boundary for steady state simulation, respectively. The dynamic simulation using the daily river discharge and tidal water surface elevation during 1997 as both inputs.
There are no significant differentiations between six types of material properties composition on steady state initial condition. The dynamic simulation for 24 hours has been compared to the field survey at the same observation point for water surface elevation, velocity magnitude and velocity vector. The velocity vector shows some significant relation between simulation and field data for material properties of Eddy Viscosity about 10,000 and Manning Roughness Coefficient of 0.02- 0.03.
The sensitivity of model has been tested for longer simulation time by different variables of inflow, suspended sediment concentration, diffusion coefficient and tides amplitude. There are some significant results for above variables except for tides amplitude. The roughness coefficient of Manning affects on different nodes of mesh element.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>