Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53346 dokumen yang sesuai dengan query
cover
TEKNODIK 15:1 (2011)(1-2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
New Baskerville: Longman, 1998
302.23 MED
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Barina Indah Puspaningrum
"Penelitian ini membahas tentang perubahan media habit seseorang dalam mengkonsumsi koran dan media online sebagai sarana untuk mencari informasi di era IT. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan desain deskriptif, dengan 212 responden yang disurvey dan 4 pimpinan media yang diwawancara. Hasil penelitian menunjukkan perubahan media habit, yaitu terjadi peningkatan penggunaan media online sebagai sarana untuk mencari informasi, dengan alasan informasi yang disajikan lebih cepat dan lebih mudah untuk diakses di mana saja. Hasil penelitian menyarankan penerbit koran untuk lebih kreatif dalam menyajikan konten beritanya, melakukan sinergi antara koran dengan media online, aktif terlibat dalam komunitas situs jejaring sosial dan mengembangkan berbagai lini bisnis baru.

The focus of this study is the changes of media habit in the era of IT. This research is a quantitative and qualitative descriptive interpretive, with 212 respondents surveyed, and four media leaders who were interviewed. The results showed changes in media habits, which is the increasing use of online media, because the information presented more quickly and easily to be accessed anywhere. The researcher suggest the newspaper publishers to be more creative in presenting the news content, making synergy between newspapers with online media, actively involved in community social media and develop various new business lines."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28240
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
MIMBAR 27:1(2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Prisgunanto
"Tidak ada media massa yang netral selalu ada keberpihakan, begitu pada kenyataannya Sebagai sebuah organisasi industri mereka selalu memilild misi atau kepentingan tertentu Banyak faktor yang mempengaruhi daiam memposisikan keberpihakan pemberitaan, sepeni; sidang pembaca, kantong ildan, ideologi kepentingan politik pemilik, juga kenerpengaruhan pwda kekualan pasar global. Penelitian ini berusaha menggali hal-hal tcrsebut dengan mengaitkan dengan berbagai teori yang ada.
Tujuan utama penelitian ini bempaya membuat pemetaan lugas kebexpihakan surat kabar nasional lewat dinamika framing dikaitkan dengan faklor-faktor ekstcmal yang mempengaruhi produksi pembentaan. Paradigma penelitian adaiah positivistik dengan pendekatan pada perspektif ekonomi politik media liberal neo klasik Analisis dilakukan dua tahap, pertama; data tekstual secara kuantitatif dan lcedua analisis framing model Gamson dan Modigliani secara kualitatiti Penggabungan dua analisis yang berbeda pamdigma ini diyakini dapat memberikan hasil temuan yang lebih komprehensif.
Dan hasil temuan terbukti bahwa surat kabar sebagai sebuah organisasi bisnis sudah pasti memihak pada sisi keuntungan dan bisnis perusahaan. Bentuk pemihakan ini jelas terlihat dad pemeliharaan sidang pembaca dan perolehan iklan lewat pemihakan pemberitaan Faktor-faktor inilah penyebab utama pemberitaan terimbas percaturan tatanan ekonomi global. Di samping itu masalah klasik ideologi dan kcpentingan politik pemilik modal cukup ikut mengintervensi pemberitaan Dari analisis tckstualitas terlihat semua surat kabar nasional berusaha netral dengan menonjolkan isu kernanusiaan dan anti perang. Sedang dari analisis naming terlihat jelas pemetaan keberpihakan.
Republika jelas sangat memihak Irak; Suara Pembaruan sangat memihak Amerika Serikat dengan koalisinya, sedangkan Media Indonesia mengalami perubahan dinamika framing yang semula sangat memihak Irak menjadi memihak Irak dalam taraf kurang. Demikian juga dengan Kompas yang netral menjadi memihak Irak dengan taraf kurang. Kajian yang digunakan dalam penelitian ini juga lintas perspektif dengan penggabungan teori-teori agenda setting, agenda media, sosiologi media, priming dan framing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T5438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayan Sakti Suryandaru
"Berdasarkan data dari Jaringan Radio Komunitas (JRK), tercatat di Indonesia terdapat 50 radio komunitas dan 13 televisi komunitas (Kompas, 13 Mei 2002). Kondisi ini menunjukkan adanya perkembangan karakteristik serta kualitas komunikasi massa di Tanah Air yang saat ini sangat dipengaruhi sekurangnya oleh 2 (dua) faktor. Pertama, dinamika demokratisasi yang melandasi reformasi kehidupan sosial-politik. Dinamika ini meliputi proses-proses penciptaan sebuah masyarakat madani (civil society), penyelenggaraan kebebasan menyatakan pendapat bagi setiap warganegara, dan pelembagaan ruang atau kawasan publik (public spheres) dimana semua komponen publik bisa memperoleh akses ke forum-forum pembentukan pendapat tanpa adanya kekangan dari negara ataupun pasar. Kedua, dinamika liberalisasi atau deregulasi di sektor industri media. Dinamika ini, antara lain, mencakup proses-proses mengkonstruksi struktur pasar serta pengaturan mekanisme pasar di sektor industri media, (a.l., melalui proses penetapan UU No.32 tahun 2002 tentang Penyiaran, negara telah menetapkan beberapa ketentuan tentang lembaga penyiaran komunitas Penyiaran, dan sebagainya). Akan tetapi dalam konteks ini, sebenarnya wacana regulasi-deregulasi harus ditafsirkan kembali. Deregulasi pada hakikatnya adalah menghapus state regulation untuk digantikan oleh market regulation. Tetapi dari sisi kepentingan publik, maka yang harus menjadi pokok perhatian bukanlah pilihan antara pengaturan oleh negara (state regulation) atau pengaturan oleh pasar (market regulation), tetapi apakah segala pengaturan tersebut mampu memperhatikan kepentingan publik secara optimal.
Kondisi inilah yang mendorong peneliti untuk mengangkat fenomena resistensi komunitas atas hegemoni negara dalam menetapkan regulasi penyiaran dan media massa komersial yang selalu menawarkan false needs (kebutuhan semu) dan hiper-realitas yang terkadang tidak mencerdaskan dan memenuhi kebutuhan riilnya.
Studi ini menggunakan pendekatan ekonomi politik media dengan menggunakan teori hegemoni Gramsci, teori ekonomi politik kritis dari Mosco dan teori Resistensi sebagai kerangka teoretis. Sebagai sebuah studi kualitatif yang berupaya memahami bagaimana para narasumber (pelaku berbagai konteks historical situatedness) membangun proses-proses berpikirnya dan merekonstruksi perspektif-perspektif mereka, maka peneliti berusaha untuk mencoba "menempatkan diri" pada posisi narasumber, untuk mendapatkan sebuah penjelasan yang memiliki otentifikasi dari para nara sumber. Penelitian ini menggunakan metode indepth interview, studi dokemuntasi dan observasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan, dari konteks struktur (kultur), hegemoni budaya asing, konsumerisme, seks vulgar, kekerasan yang selalu diusung oleh media massa komersial dan pengaturan negara atas keberadaan LPK yang dipersepsi sebagai intervesi negara, merupakan stimulan munculnya resistensi komunitas dalam bentuk simbolik-pragrnatis misalnya (1) Beberapa anggota komunitas memberikan persetujuan dan mandatnya kepada para aktivis atau individu yang nentinya menjadi pengelola LPK untuk menyiaikan LPK di wilayahnya (2) Meskipun mengetahui belum ada aturan teknis tentang pengelolaan LPK, para aktivis LPK di Jombang tetap meminta rekomendasi kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas Infokom, agar keberadaannya diketahui dan diakui sebagai media pemberdayaan komunitas. (3)Melakukan loby-loby politik kepada anggota Komisi A DPRD Jombang, agar keberadaan LPK bisa diakui sebagai representasi keinginan komunitas di Jombang akan sebuah media yang bersifat dari, oleh, dan untuk komunitas. (4) Penguatan budaya lokal dengan lebih intensif menyiarkan bentuk-bentuk kesenian daerah (hadrah, samroh, kidungan, ludruk) dan ritual keagamaan - kebudayaan melalui LPK, bisa dikatakan sebagai resistensi simbolik komunitas terhadap hegemoni politik homogenisasi atau komodifikasi yang biasa dijalankan oleh media penyiaran komersial. (5) Penolakan atas RPP LPK versi pemerintah dilakukan dengan membuat RPP LPK versi JRKI. Untuk menghasilkan draft RPP LPK ini, beberapa aktivis LPK Jombang selalu aktif mengikuti berbagai diskusi, seminar, hearing, dan rapat-rapat penyusunan RPP LPK yang diikuti seluruh LPK yang ada di Indonesia. Mayoritas lembaga penyiaran komunitas bukan berasal dari kesadaran atau ikhtiar komunitas, melainkan dari inisiatif-inisiatif individu. Hanya saja resistensi yang muncul ini lebih didasarkan pada interpretasi para agensi yang merupakan pengelola LPK.
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan rekomendasi Pengaturan negara di dalam penyelenggaraan LPK yang dituangkan di dalam RPP LPK sedapat mungkin melibatkan para aktivis dan pengelola LPK. Hal ini dimaksudkan agar demokratisasi informasi dengan menghargai daya kreasi dan kreativitas komunitas melalui LPK bisa diwujudkan. Pemerintah - khususnya pemerintah daerah - seharusnya bisa menggunakan LPK sebagai media diseminasi informasi kebijakan negara. Implementasi program-program pelayanan publik dan masukan dan komunitas terhadap kinerja aparat pemerintahan, dapat digali melalui media penyiaran komunitas. Pengelola LPK hendaknya lebih intensif melakukan proses pemberdayaan dan advokasi pada anggota komunitas yang dilayaninya. Program pelatihan tentang pengelolaan LPK bisa dilakukan dengan lebih kontinyu dan mendorong partisipasi aktif anggota komunitas, agar embrio LPK sebagai media dari, oleh, dan untuk komunitas tetap dapat dipertahankan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martriana Ponimin Said
"Kekuatan sebuah media, bisa dikatakan, bersumber dari kekuatan audiensnya. Secara umum, terjadi hubungan yang menjadi saling membutuhkan, adanya ketergantungan. Penelitian ini mencoba untuk mencari hubungan yang signifikan di dalam hal tersebut. Fokus dan pendekatan digunakan kepada audiens yang mengkonsumsi media. Fenomena lain yang menjadi latar belakangnya adalah adanya stagnansi atau bahkan penurunan jumlah pembaca suatu media surat kabar. Sehingga loyalitas pembaca harus dipertanyakan dan diupayakan terus menerus oleh pelaku industri media cetak ini, agar industri ini tidak hanya mudah tumbuh namun harus berkembang dan bertahan.
Hasil dari penelitian yang menggunakan analisa pendekatan uses and gratifications ini, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel demografi individu, konsumsi media dan loyalitas merek media. Namun dengan angka koefisien korelasi yang bernilal sedang ke rendah (koefisien korelasi di bawah 0,7), menunjukkan hubungan yang terjadi kurang kuat, sehingga diperkirakan masih ada variabel-variabel lain yang mempengaruhi hubungan tersebut.
Beberapa hal yang dapat disarankan penulis disini adalah adanya penelitian yang lebih komprehensif mengenai gaya konsumsi bermedia dan loyalitas. audiens terhadap media dengan faktor-faktor atau variabel yang lebih valid dan reliabel dan dilakukan penelitian kepada kelompok responden yang lebih beragam. lndustri media cetak juga diharapkan banyak melakukan penelitian terhadap pasar produknya, agar dikenali kebutuhan dan keinginan konsumen."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>