Ditemukan 100515 dokumen yang sesuai dengan query
JIPP 1:3 (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Anggi Gumelar Baskoro
"Penelitian ini mendiskusikan tentang fenomena Vespa Ekstrim yang menjadi subkultur di Jakarta Selatan. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini menunjukkan Vespa Ekstrim sebagai katalisator kaum bawah dalam menyalurkan rasa kebersamaan dan seperjuangan kaum bawah. Keterbatasan finansial ang dialami anggota komunitas Vespa Ekstrim mendorong mereka untuk memproduksi gaya baru. Mereka menciptakan gaya baru dengan melawan pakem yang berlaku seperti membuat kendaraan mereka menjadi lebih panjang, lebih lebar dan memiliki daya muat yang lebih.
This paper discussing about Vespa Extreme phenomenon which has become subculture in South Jakarta. Trough a qualitative approach, this paper showing that Vespa Extreme as catalisator for lower class to express togetherness. Financial problem that experienced by members create a new meaning of style. They created new style that against order like making their vehicle longer, wider and higher load capacity."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Meyer, Thomas
Friedrich-Ebert-Stiftung (FES) dan Pemuda Muhammadiyah, 2004
320.5 MEY p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"Gonore (GO) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan bakteri Neisseria gonorrhoeae. GO pada pria menyebabkan uretrits akut dengan keluhan subjektif gatal, panas di bagian uretra, keluar nanah kadang disertai darah. Gonore merupakan faktor yang memperberat HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko GO pada komunitas gay di kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah komunitas gay kota Tasikmalaya yang terdaftar di MCR (Mitra Citra Remaja) sebanyak 500 orang, jumlah sampel sebanyak 84 orang. Hasil penelitian lebih dari separuh komunitas gay yang terpilih sebagai sempel positif menderita GO. Hampir semua responden aktif berhubungan seksual selama menjadi gay pada frekuensi 2-3 kali seminggu. Kurang dari separuhnya responden memakai kondom dalam melakukan hubungan seksual. Sebanyak 47,6% responden sering berganti-ganti pasangan. Oral seks lebih besar (90,5%) dibandingkan dengan anal seks. Kesimpulan penelitian, variabel yang berhubungan dengan kejadian GO adalah perilaku seksual responden sedangkan variabel lain tidak berhubungan. Disarankan melakukan screening tiap tiga bulan sekali agar komunitas gay mau memeriksakan kesehatan reproduksinya di klinik secara rutin. "
JUKEKOI 7 : 2 (2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Raihan Zhafir Ar Rasyad
"Penelitian ini mengkaji strategi pemasaran skuter Vespa dan Lambretta di Jakarta dari tahun 1966 hingga 1977. Skuter Vespa dan Lambretta memiliki peranan penting dalam dunia otomotif roda dua Jakarta, khususnya pada periode 1960-an. Indonesia pada dekade 1960-an mengalami periode transisi pemerintahan yang mengakibatkan terjadinya perubahan secara signifikan di bidang sosial dan ekonomi. Dunia otomotif roda dua Indonesia yang dinamis mengikuti pergeseran zaman dan permintaan konsumen juga dituntut mampu menarik animo masyarakat terhadap produk yang mereka tawarkan. Di tengah situasi inilah skuter Vespa dan Lambretta hadir dan menjadi opsi bagi masyarakat yang melihat kendaraan asal Eropa sebagai simbol status sosial mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan menggunakan sumber primer seperti surat kabar sezaman, dokumen pemerintah, arsip-arsip klub skuter Vespa maupun Lambretta, serta sumber sekunder berupa buku, artikel, dan penelitian terdahulu yang memiliki aspek kajian serupa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skuter Vespa dan Lambretta di Jakarta menggunakan berbagai strategi pemasaran melaui dealer, iklan, jenis model, serta pemasaran melalui acara pekan raya Jakarta untuk menargetkan suatu kelas masyarakat yang memilih skuter Vespa dan Lambretta asal Italia dibandingkan sepeda motor pabrikan negara lain. Sejak tahun 1966, ketika Indonesia mengalami transisi pemerintahan dan terjadi pergantian regulasi mengenai masuknya industri kendaraan asal luar negeri, sektor industri roda dua Jakarta didominasi oleh sepeda motor pabrikan Jepang seperti Honda, Yamaha, dan Suzuki. Namun suatu kelas masyarakat baru yang muncul dalam periode ini melihat skuter Italia sebagai simbol dari status sosial mereka diantara masyarakat lainnya. Kebaruan dalam penelitian ini memberikan gambaran strategi pemasaran brand skuter Vespa dan Lambretta di Jakarta yang terjadi di rentang tahun 1966-1977.
This study examines the marketing strategy of Vespa and Lambretta scooters in Jakarta from 1966 to 1977. Vespa and Lambretta scooters have an important role in the Jakartan two-wheeled automotive world, especially in the 1960s. Indonesia in the 1960s experienced a period of government transition that resulted in significant changes in the social and economic fields. The dynamic Indonesia two-wheeled automotive world followed the shifting times and consumer demand and was also required to be able to attract public interest in the products they offered. In the midst of this situation, Vespa and Lambretta scooters appeared and became an option for people who saw European vehicles as a symbol of their social status. The method used in this study is the historical method using primary sources such as contemporary newspapers, government documents, archives of Vespa and Lambretta scooter clubs, as well as secondary sources in the form of books, articles, and previous research that have similar aspects of study. The results of the study show that Vespa and Lambretta scooters in Jakarta use various marketing strategies through dealers, advertisements, model types, and marketing through the Jakarta fair to target a class of people who choose Italian scooters over motorcycles made in other countries. Since 1966, when Indonesia experienced a transition of government and there was a change in regulations regarding the entry of foreign vehicle industries, the Jakartan two-wheeled industry sector has been dominated by Japanese motorcycle manufacturers such as Honda, Yamaha, and Suzuki. However, a new class of people who emerged during this period saw Italian scooters as a symbol of their social status among other people. The novelty in this study provides an overview of the marketing strategies of the Vespa and Lambretta scooter brands in Jakarta that occurred in the period 1966-1977."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nur Indah Yusari
"Tesis ini membahas praktik politik identitas yang terjadi melaui wacana yang berkembang di Kedai Ilalang dan Kedai Pendaki sebagai ruang diskursus bagi komunitas penggiat alam serta mendeskripsikan konsep identitas yang ditawarkan kedai untuk dapat memenuhi politik identitas pengunjung yang mayoritasnya berasal dari komunitas penggiat alam. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kedai Ilalang dan Kedai Pendaki dapat menjadi sebuah ruang diskursus yang merepresentasikan suatu identitas melalui sebuah proyek untuk mencapai identitas tertentu sehingga pengunjung yang datang dapat memenuhi politik identitas sebagai penggiat alam.
This thesis discusses the political identity that occurs through the growing discourse in Kedai Ilalang and Kedai pendaki as space for the adventurer communities and also to describe the concept of identity offered stalls to meet the political identity of the majority of visitors. This study is a qualitative research with descriptive design.The results showed that Kedai Ilalang and Kedai Pendaki can be a discourse place that represents an identity that is a manifestation of a project to achieve a certain identity so that visitors who come can meet political identity as an adventurer."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45161
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Abyan
"This study explores how blue-green infrastructure, in this case Tebet Eco Park in Jakarta, can engender community identity. Specifically, study explores the relationship between physical environments of blue-green infrastructure such as Tebet Eco Park and any related social dynamics which contribute to community identity formation. This study employs a qualitative method approach, using observations, mapping, and interviews with park users as methods to gather in-depth data on park usage and impactful community engagement initiatives. These findings demonstrate how blue-green infrastructures can enhance social interactions, instill a sense of belongingness and strengthen community identity. This study contributes to urban design by underscoring the necessity of considering environmental and sociological considerations when creating public spaces. Key elements, including comfort and attractiveness of a park are explored with regard to their roles in creating strong community identity. This case study can inform future urban planning efforts aimed at creating public spaces which foster stronger bonds through sustainable and inclusive practices.
Studi ini mengeksplorasi bagaimana blue-green infrastructure, dalam kasus ini Tebet Eco Park di Jakarta, dapat membentuk community identity. Secara khusus, studi ini mengeksplorasi hubungan antara lingkungan fisik blue-green infrastructure seperti Tebet Eco Park dan dinamika sosial terkait yang berkontribusi pada pembentukan community identity. Studi ini menggunakan pendekatan metode kualitatif, menggunakan observasi, pemetaan, dan wawancara dengan pengguna taman sebagai metode untuk mengumpulkan data mendalam tentang penggunaan taman dan inisiatif keterlibatan masyarakat yang berdampak. Temuan ini menunjukkan bagaimana infrastruktur biru-hijau dapat meningkatkan interaksi sosial, menanamkan rasa memiliki, dan memperkuat community identity. Studi ini berkontribusi pada desain perkotaan dengan menggarisbawahi perlunya mempertimbangkan pertimbangan lingkungan dan sosiologis saat menciptakan ruang publik. Elemen-elemen utama, termasuk kenyamanan dan daya tarik taman dieksplorasi sehubungan dengan perannya dalam menciptakan community identity yang kuat. Studi kasus ini dapat menginformasikan upaya perencanaan perkotaan di masa mendatang yang bertujuan untuk menciptakan ruang publik yang menumbuhkan ikatan yang lebih kuat melalui praktik yang berkelanjutan dan inklusif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yekti Maunati
Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS), 2004
305.895 YEK i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Hilman Rizaldi Ruswin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediksi orientasi dominansi sosial SDO dan identitas sosial terhadap intoleransi politik di Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Orientasi Dominansi Sosial dan Skala Intoleransi Politik Putra, 2007 serta adaptasi dari Alat Ukur Identitas Sosial Kusumawardhani, 2010 . Penelitian dilakukan pada 772 mahasiswa S1/D4 yang dilakukan dengan accidental sampling dengan mengisi kuesioner daring melalui tautan http://lurus.in/niatnya. Penelitian ini menemukan bahwa SDO dapat memprediksi kemunculan intoleransi politik = 0,260, p < 0,05 , dan identitas sosial memiliki pengaruh yang kecil dalam memprediksi kemunculan intoleransi politik = 0,138, p < 0,05.
This study aims to predict social dominance orientation SDO and social identities religion and ethnicity on political intolerance. This study used correlational method, and examine SDO with Skala Orientasi Dominansi Sosial Putra, 2007 , political intolerance with Skala Intoleransi Politik Putra, 2007 , and social identity with Alat Ukur Identitas Sosial Kusumawardhani, 2010 . The researcher used online questionnaire http lurus.in niatnya with 772 undergraduate students as sample with accidental sampling. The researcher found that SDO predicts political intolerance 0,260, p 0,05 and a small contribution of social identity to predict political intolerance 0,138, p 0,05."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67821
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Andre Satrya Utama
"Nasionalisme dapat tumbuh melalui beragam cara dan media, salah satunya melalui media olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara rinci bahwa identitas nasional dan identitas kelompok dapat terbentuk melalui aspek olahraga, khususnya olahraga sepakbola. Unit analisis dalam penelitian ini adalah para pemerhati sepakbola di tingkat nasional dan komunitas Bobotoh serta Viking sebagai pendukung setia Persib Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan observasi dan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data utama.
Hasil penelitian memperlihatkan tiga hal, pertama bahwa sepakbola di tingkat lokal dapat menumbuhkan perasaan in-group yang didasari kearifan lokal seperti bahasa, ritual dan simbol-simbol yang didukung pembentukannya oleh media sosial. Kedua kehadiran tim nasional sepakbola Indonesia di sisi lain dapat membentuk komunitas imajiner serta identitas nasional dengan persepsi akan sejarah, simbol, ritual, bahasa, serta media massa dan ketiga, nasionalisme yang terbentuk cenderung bersifat banal sebagai platform utama yang menyambungkan rasa kekerabatan dan nasionalisme.
Nationalism is a concept that can be developed through any media. This study aims to explain in detail that national identity and group identity can be formed through aspects of sport, such as football. This study uses a qualitative approach with observation and in depth interviews as the main data retrieval technique with the fans of Persib Bandung Viking and Indonesia men's national football team as the unit of analysis. The results of this study show that football at the local level can establish in group feelings based on local wisdom such as language, rituals and symbols that supported by using social media as the basic. The presence of Indonesia's national football team on the other hand can form an imagined community and national identity with perceptions of history, symbols, rituals, languages, and mass media and other things that tend to be banal as the main platform that connects the sense of kinship And nationalism."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library