Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181948 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Latar Belakang: Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sangat erat kaitannya dengan kematian neonatal dan morbiditas, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan kognitif, dan timbulnya penyakit kronis di kemudian hari. BBLR juga dapat berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang karena dapat memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga berpengaruh terhadap penurunan kecerdasan. Metode: Penelitian ini merupakan analisa data sekunder, sumber data adalah hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 dengan cakupan seluruh provinsi di Indonesia dengan unit analisis bayi (0-1 tahun). Data diolah menggunakan analisis deskriptif dan regresi logistik. Hasil: Secara nasional persentase bayi dengan BBLR adalah 6,37%. Kesimpulan: kejadian BBLR pada bayi dipengaruhi oleh faktor jumlah anak yang banyak, terjadinya komplikasi selama kehamilan, status ekonomi keluarga yang rendah dan jenis kelamin bayi perempuan. Variabel yang paling memberikan dampak adalah komplikasi selama kehamilan yang risiko BBLR mencapai 2,74 kali dibandingkan yang tidak komplikasi. Saran: perlunya peningkatan upaya penanganan pada Bayi dengan BBLR agar tidak berlanjut pada kematian atau terhampatnya tumbuh kembang fisik dan mental bayi yang berdampak pada kualitas SDM Negara dan terjadi pertambahan beban Negara."
Lengkap +
BULHSR 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elin Marlina
"Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan penyebab kematian bayi dan neonatal di berbagai negara, terutama negara berkembang termasuk Indonesia. Angka kejadian BBLR berdasarkan hasil laporan Riskesdas tahun 2010 adalah 11,1% dan provinsi Jawa Barat adalah 10,9%. Data SDKI tahun 2012 menyebutkan bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) 32 per 1000 kelahiran hidup dengan penyebab tertinggi adalah BBLR dan Prematuritas. Data kelahiran BBLR di Kota Cimahi menunjukan peningkatan pada tiga tahun terkhir Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol dengan sumber data sekunder yang didapat dari catatan kohort ibu, laporan persalinan, register pasien. Faktor risiko terjadinya BBLR yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah faktor karakterisktik ibu, nutrisi dan pemeriksaan ANC. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan bermakna pada variabel faktor nutrisi, riwayat penyakit dan pemeriksaan ANC.

Low birth weighted baby is a cause of infant morality and neonatal all over the world. Particularly in develop country, including Indonesia. The number of low birth weighted baby based from the results of riskesdas report in 2010 is 11,1% and West Java Province is 10,9%. Data from SDKI in 2012 tells that the numbers of infant morality (AKB) 32 per 1000 birth of a baby with the highest cause are low birth weighted babies and prematurity. Data of low birth weighted baby in Cimahi city increased in the last three years of the research using case-control design with source of secondary data obtained from cohorts of mothers data, labor report, and registers patiens. the risk of low birth weighted baby becomes variable in this research is the characteristic factors of mother, nutrition and Ante Natal Care examination. The research showed a significant to the variabel nutritional factors, desease history and Antenatal Care examination.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pujiarti
"Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah kejadian pada bayi baru lahir sebagai dampak dari keseluruhan proses sebelum kehamilan dan selama kehamilan, adalah salah satu faktor penyebab kematian perinatal. Mengenali faktor penyebab kejadian BBLR menjadi upaya pengelola pelayanan kesehatan untuk mengurangi angka kejadian BBLR.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode cross sectional, dan menggunakan kuesioner dalam proses pengambilan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR di Puskesmas Klangenan pada tahun 2011 adalah, anemia pada ibu, lingkar lengan atas ibu (LILA) kurang dari 23,5 cm, kehamilan kembar dan usia kehamilan kurang dari 9 bulan.

Incidence of Low Birth Weight Babies (LBW) is one of the events in newborn as a result of the whole process before conception and during pregnancy, one of contributed factors caused perinatal mortality. Recognize factors that caused of LBW incidence is an effort from the manager of health services to reduce the incidence of LBW.
The study is a quantitative study, using cross sectional method, and use the questionnaire in the process of data retrieval. Results showed that factors influenced the incidence of LBW in the Klangenan health center in 2011 was anemia, Upper Arms Circumference was less than 23.5 cm, multiple pregnancy and gestational age of less than 9 months.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Yuningsih
"

Pemasangan infus perifer merupakan tindakan yang dapat menimbulkan risiko komplikasi pada bayi berat lahir rendah (BBLR). Angka kejadian flebitis pada BBLR memiliki presentase yang variatif. Penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor risiko terhadap kejadian flebitis pada BBLR diperinatologi.  Desain penelitian ini cross sectional dengan melibatkan 126 BBLR yang memenuhi kriteria inklusi. Pemilihan sampel dengan tekhnik consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan sejak BBLR mulai terpasang infus sampai infus dilepas dengan alasan tertentu. Instrumen yang digunakan adalah skala flebitis INS dan skala nyeri neonatus (NIPS). Variabel yang berhubungan dengan kejadian flebitis dengan analisis bivariat adalah pengalaman klinis pemasang infus < 2 tahun (0,01), penggunaan pompa infus (p=0.0198), lokasi pemasangan infus (p=0,019), berat badan lahir neonatus (p=0.025) dan pemberian total parenteral nutrition (p=0.01). Faktor risiko yang paling berhubungan dengan kejadian flebitis berdasarkan analisis multivariat adalah pengalaman petugas pemasang infus < 2 tahun  (OR=26,006). sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas perawat pemberi layanan di area perinatologi.

 

Kata Kunci: Infus perifer, BBLR, flebitis

 

 


Installation of peripheral infusion is an action that can cause a risk of complications in low birth weight babies (LBW). The incidence of phlebitis in LBW has a varied percentage. This study was to analyze risk factors for the incidence of phlebitis in LBW in clinical settings. The study design was cross sectional involving 126 LBW who met the inclusion criteria. Selection of samples by consecutive sampling technique. Data collection was carried out since the LBW started to infuse until the infusion was released for certain reasons. The instruments used were the scale of INS phlebitis and neonatal pain scale (NIPS). The variables associated with the incidence of phlebitis with bivariate analysis is clinical infusion installer <2 years (0.01), use of infusion pumps (p = 0.0198), location of infusion (p = 0.019), neonatal birth weight (p = 0.025) and total parenteral nutrition (p = 0.01). The risk factor most associated with the incidence of phlebitis based on multivariate analysis is the experience of infusion supervisors <2 years (OR = 26,006). so that it can be taken into consideration to improve the quality of care providers in the area of perinatology.

 

 

 

 

"
Lengkap +
2019
T53277
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamak Zudi
"Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian bayi berat lahir rendah di RSPAD Gatot Subroto, untuk masukan pada program pelayanan medik Departemen Ilmu Kesehatan Anak khususnya, RSPAD Gatot Soebroto umumnya dalam rangka pelayanan terhadap kesehatan ibu dan anak sebaik mungkin.
Dari hasil analisis regresi ganda yang disesuaikan dengan kerangka konsep penelitian tampak : pendidikan ibu, umur kehamilan, berat badan ibu, tinggi badan ibu, parasitas ibu, jenis kelamin dan berat plasenta bayi terbukti berpengaruh pada berat bayi waktu dilahirkan. Sedangkan faktir kadar Hb ibu, umur ibu dan kepangkatan orang tua tidak berhubungan. Faktor penyakit selama kehamilan dan komplikasi kehamilan, kebiasaan merokok selama kehamilan, pengalaman abortus dan pengalaman melahirkan bayi mati tidak dilakukan analisis lebih lanjut karena keadaan responden yang homogen.
Dengan analisis regresi ganda terbukti faktor-faktor yang diteliti berpengaruh pada berat bayi waktu lahir sebesar 36 persen, sedangkan khusus pada kejadian BBLR pengaruhnya sebesar 44 persen. Faktor yang paling berpengaruh pada kejadian BBLR dalam penelitian ini ialah umur kehamilan ibu."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Salsabila
"Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR menjadi salah satu penyumbang Angka Kematian Bayi (AKB) baik di Indonesia maupun dunia. Menurut WHO, bayi dengan BBLR mempunyai persentase 60-80% dari total seluruh kematian neonatus. Secara global persentase BBLR yaitu sebesar 15-20% dari total kelahiran di dunia. Sedangkan menurut data Riskesdas pada tahun 2018, angka BBLR sebesar 6,2%.  Penyebab BBLR antara lain yaitu berasal dari faktor ibu, faktor obstetri dan faktor janin. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian BBLR sehingga program pengendalian angka BBLR menjadi lebih terarah dengan mengetahui faktor risikonya. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan menggunakan data SDKI 2017. Sampel dari penelitian ini yaitu bayi yang lahir pada periode 5 tahun sebelum survei dengan berat lahir terdata dan tidak terdapat missing data. Variabel Independen yang diteliti antara lain yaitu usia melahirkan ibu, pendidikan ibu, tempat tinggal, status ekonomi, status merokok, jumlah paritas, komplikasi kehamilan, kepatuhan konsumsi tablet Fe (TTD), jumlah ANC, jenis kelamin bayi, dan kehamilan ganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian BBLR yaitu status ekonomi rendah (p=0.002; OR = 1.32; 95% CI= 1.105-1.586), pernah mengalami komplikasi kehamilan (p=0.000; OR=1.896; 95% CI= 1.557-2.308), frekuensi ANC buruk (< 6 kali) (p=0.000; OR=1.673; 95% CI= 1.355-2.065), tidak patuh konsumsi tablet Fe (<90 tablet) (p=0.001; OR=1.896; 95% CI= 1.557-2.308), serta kehamilan ganda (p=0.000; OR=31.601; 95% CI= 19.023-52.494).

A baby with a Low Birth Weight (LBW) is a baby who has a birth weight less than 2500 grams. LBW is one of the contributors of the Infant Mortality Rate (IMR) both in Indonesia and the world. According to WHO, infants with LBW have a percentage of 60-80% of the total of all neonatal deaths. Globally, the percentage of LBW is 15-20% of the total births in the world. Meanwhile, according to Riskesdas data in 2018, the LBW rate was 6.2%. The causes of LBW include maternal factors, obstetric factors and fetal factors. This study aims to determine what factors associated with the incidence of LBW so that the LBW rate control program becomes more focused on knowing the risk factors. This study uses a cross-sectional study design using the 2017 DHS data. The sample of this study was babies born in the 5-year period before the survey with birth weight recorded and no missing data. The independent variables studied included maternal age at birth, mother's education, place of residence, economic status, smoking status, number of parity, pregnancy complications, adherence to Fe tablet consumption (TTD), number of ANC, sex of the baby, and multiple pregnancies. The results showed that the variables associated with the incidence of LBW were low economic status (p = 0.002; OR = 1.32; 95% CI = 1.105-1.586), had experienced pregnancy complications (p = 0.000; OR = 1.896; 95% CI = 1.557- 2,308), poor ANC frequency (< 6 times) (p=0.000; OR=1.673; 95% CI= 1.355-2.065), non-adherence to Fe tablet consumption (<90 tablets) (p=0.001; OR=1.896; 95% CI = 1,557-2,308), and multiple pregnancies (p = 0.000; OR = 31.601; 95% CI = 19,023-52.494).

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Karmanto
"Dari laporan Rumah Sakit di kota Cirebon diperoleh data mengenai jumlah BBLR tahun 2000 sebesar 333 bayi dari 3388 bayi yang lahir hidup (11,55 %). Data tersebut memang belum menggambarkan keadaan BBLR di kota Cirebon yang sesungguhnya oleh karena data yang ada dan terkumpul hanya berasal dari rumah sakit saja, belum mencakup semua Puskesmas di kota Cirebon. Sedangkan dan pola kematian bayi umur 0 - 28 hari yang rawat inap di rumah sakit kota Cirebon tahun 2000 menunjukkan bahwa BBLR merupakan penyebab kematian nomor 3 dari penyebab kematian bayi umur 0 - 28 hari yang rawat inap di rumah sakit kota Cirebon.
Kegiatan pelayanan antenatal tingkat kota Cirebon dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2001 menunjukkan hasil yang kurang memuaskan karena masih di bawah target angka cakupan pelayanan antenatal nasional dan selisih antara K1 dan K4 masih besar yaitu diatas 10%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas pemanfaatan pelayanan antenatal dengan kejadian BBLR di kota Cirebon dengan mengendalikan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
Rancangan penelitian ini adalah kasus kontrol tidak. berpadanan. Responden pada penelitian ini berjumlah 250 orang yang terdiri dari 125 orang ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR (kasus) dan 125 orang ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan normal (kontrol) selama periode .fanuari 2001 ski Juni 2002. Data diolah dengan analisis statistik univariat, bivariat dan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik.
Penelitian menunjukkan bahwa kejadian BBLR pada ibu hamil yang memanfaatkan pelayanan antenatal dengan kualitas rendah mempunyai peluang 2,92 (1,40 - 6,06) kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang memanfaatkan pelayanan antenatal dengan kualitas baik setelah dikontrol variabel jarak kelahiran.
Perlu diadakan kunjungan rumah terutama pada kelompok ibu hamil yang mempunyai riwayat pemanfaatan pelayanan antenatal yang jelek dan jarak kelahiran yang kurang dari 24 bulan untuk memotivasi agar pada kehamilan berikutnya mau memanfaatkan pelayanan antenatal dengan baik, demikian juga dalam perencanaan maupun kebijakan Dinas Kesehatan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pemanfaatan pelayanan antenatal sebaiknya mengalokasikan anggaran Puskesmas lebih memprioritaskan pada ibu hamil yang mempunyai riwayat pemanfaatan pelayanan antenatal yang jelek dan jarak kelahiran yang kurang dari 24 bulan.
Selain itu perlu juga diadakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan kualitas pemanfaatan pelayanan antenatal dan kejadian BBLR dengan menggunakan rancangan penelitian kohort prospektif.

The Relationship between the Quality of Antenatal Care Utilization and the Prevalence of Low Birth Weight at Health Centers in Cirebon City, 2001-2002Based on hospital reports in Cirebon City, the number of Low Birth Weight (LBW) in the year 2000 is. 333 out of 3,388 live birth infants (11.55%). The data could not describe the real situation of Low Birth Weight in Cirebon City, since the data is only collected from hospitals, not from the entire Health Centers in Cirebon City. Based on the hospital data in Cirebon City in the year 2000, Low Birth Weight was the third highest caused of inpatient neonatal (infant's age 0-28 days) death.
Data between 1999 - 2001 showed that Antenatal Care (ANC) in Cirebon City was not satisfactory. The percentage was still below the national target of ANC and the gap between K1 and K4 was still high (more than 10%), The objective of this study is determine the relationship between the quality of Antenatal Care utilization and the prevalence of Low Birth Weight at Health Centers in Cirebon City by controlling its confounding factors.
The design of this study is non-matching case control with. The number of respondents in this study was 250 that consisted of 125 mothers who gave birth with LBW as a case group birth and 125 mothers who gave birth normal weight infant during the period of January 2001 - June 2002. Bivariate and univariate analysis was conducted as well as multivariate analysis by using logistic regression analysis.
The result of this study showed that mothers who utilized bad (low) quality of ANC had the tendency to have LBW 2.92 times higher (L40-6.06) compared to mothers who utilized good (high) quality ANC, controlled by distance of birth variable.
The study recommended to provide neonatal visit especially to mothers with bad quality of ANC history and the distance of birth less than 24 months. The activities aimed to motivate mothers to conduct good ANC in the next pregnancy. It is also suggested that in term of the improvement of quality of ANC utilization, the Local Health Service plan and policy will allocate health services budget, and should give priority to those mothers who is having bad ANC.
In addition, it is also needed to conduct a further study related to quality of ANC utilization and prevalence of LBW by using cohort perspective design.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 11662
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Primades Atriyanto
"Angka kematian bayi (AKB) sebagai salah satu indikator mortalitas derajat kesehatan di Indonesia telah menurun cukup berarti, namun masih jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN serta negara-negara maju. Angka kematian neonatal merupakan sekilar 40% dari AKB, dengan penyebab utama adalah bayi berat lahir rendah (BBLR) sebesar 29% (SKRT, 2001). Berbagai studi menyebutkan banyak faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR, faktor kualitas pelayanan antenatal merupakan salah satu faktor risiko yang sangat penting, disamping faktor-faktor lain seperti paritas, jarak kelahiran, riwayat kehamilan terdahulu, pertambahan berat badan selama hamil, tingkat aktifitas fisik ibu, komplikasi selama hamil, perilaku merokok, umur ibu, tinggi badan ibu, tingkat pendidikan ibu, etnis atau ras, tingkat sosial ekonomi dan jenis kelamin bayi yang dilahirkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor kualitas pelayanan antenatal (berdasarkan frekuensi pelayanan, jadwal pelayanan, dan konseling) terhadap kejadian BBLR di Indonesia.
Penelitian dirancang secara kasus kontrol dengan menggunakan data terdokumentasi basil SDKI 2002-2003. Kasus adalah subjek dengan atribut efek positif (BBLR) dicarikan kontrolnya yaitu subjek dengan atribut efek negatif (Tidak BBLR). Populasi studi adalah seluruh sampel SDKI 2002-2003 yaitu semua wanita berusia 15-49 tahun yang sudah pernah kawin dan melahirkan dengan lahir hidup dalam lima tahun terakhir sebelum survei, dengan kriteria inklusi kasus dan kontrol adalah kelahiran tunggal, ditimbang saat lahir, dan bapak juga diwawancarai, sedangkan kriteria eksklusinya adalah data terdokumentasi tidak tersedia lengkap. Dengan menggunakan rumus Batas minimal sampel untuk kasus kontrol tidak berpadanan didapatkan kasus sebanyak 82 dan kontrol 328. Dengan analisis regresi logistik ganda, model akhir pengaruh kualitas pelayanan antenatal terhadap kejadian BBLR didapatkan nilai OR = 2,71 (95% CI: 1,60-4,58), artinya bahwa responden yang mendapatkan kualitas pelayanan antenatal (berdasarkan frekuensi pelayanan, jadwal pelayanan, dan konseling) dengan kualitas buruk kemungkinan berisiko 2,71 kali lebih besar untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang mcndapatkan kualitas pelayanan antenatal balk setelah dikontrol dengan komplikasi selama hamil, umur ibu, dan jenis kelamin bayi. Variabel yang terbukti signifikan secara statistik dengan kejadian BBLR adalah komplikasi selama hamil (OR = 3,98 atau 95% CI: 2,06-7,67), umur ibu (OR = 1,98 atau 95% CI: 1,02-3,85), dan jenis kelamin bayi (OR = 1,93 atau 95% CI: 1,14-3,28), sedangkan variabel yang tidak terbukti berpengaruh signifikan secara statistik adalah paritas, riwayat kehamilan, dan pendidikan ibu.
Dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan antenatal (berdasarkan frekuensi pelayanan, jadwal pelayanan, dan konseling) terbukti mempunyai pengaruh bermakna secara statistik terhadap kejadian BBLR setelah dikontrol dengan variabel komplikasi selama hamil, umur ibu, dan jenis kelamin bayi, sehingga perlu menjadi bahan pertimbangan oleh para pengambil kebijakan dalam upaya menurunkan kejadian BBLR di Indonesia.

Infant Mortality Rate (IMR) as one of mortality indicators of health level degraded in Indonesia significantly, but it is higher than many countries in ASEAN and also development countries. Neonatal mortality is almost 40% of infant mortality rate with main reason of low birth weight is 29% (SKRT, 2001). Various study mentioned many factors which caused a low birth weight occurrence, antenatal service quality factor is one of the important risk factors compared with other factors such as parity, birth interval, past pregnancy history, weight increased during pregnancy, activity level of mother's physic. Complication during pregnancy, smoking behavior, mother's age, mother's tall, education level of mother, ethnic or race, social and economic level, and baby gender which is born. This Research purpose is to know effect of antenatal service quality factor (according to service frequency, service schedule, and counseling) to low birth weight occurrence.
Research designed with a control case by using result of documentation data SDKI 2002-2003. Case is subject with positive effect attribute (low birth weight) by looking for its control that is subject with negative effect attribute (no low birth weight). Study population are all samples of SDKI 2002-2003 that are all women 15-49 years old who have married and born with life birth in last five years before survey, with inclusion criterion of case and control are single birth, weighted when she born, and father is also held an interview, while its inclusion criterion of available documentation data is not complete. By using a minimum limit formula of samples for non match control case, it founded 82 cases and 328 controls. By analysis of multiple logistic regression, final model effect of antenatal service quality to low birth weight occurrence got a value of OR = 2,71 (95% CI: 1,60-4,58), this means responders who got antenatal service quality (according to service frequency, service schedule, and counseling) with a bad quality of risk possibility are 2,71 times bigger to bear with low birth weight compared with mother who got good quality of antenatal service after controlled with a complication during pregnancy, mother's age, and baby gender. Significant variable with a low birth weight occurrence statistically is complication during pregnancy (OR = 3,98 atau 95% CI: 2,06-7,67), mother's age (OR = 1,98 or 95% Cl: 1,02-3,85), and baby gender (OR = 1,93 or 95% CI: 1,14-3,28), while variables who does not significant effect statistically are parity, pregnancy history, and mother?s education.
It is concluded that antenatal service quality (according to service frequency, service schedule, and counseling) have significant effects statistically to low birth weight occurrence after controlled with complication variable during pregnancy, mother?s age, and baby gender, so it is important to become consideration for all policies makers decreasing effort of low birth weight occurrence in Indonesia."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T 19040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Dhorkas Dhonna Ruth
"Pendahuluan. Indonesia merupakan negara yang masih banyak layanan kesehatannya terletak di daerah perifer dengan fasilitas minim dan jarang memiliki tenaga ahli untuk memprediksi berat bayi saat dilahirkan.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Kriteria inklusi ibu melahirkan anak terakhir, bayi lahir hidup, dan bayi tunggal, didapatkan sampel sebanyak 23.689.
Hasil. Variabel yang menjadi faktor risiko kejadian BBLR adalah usia kehamilan (POR 2,01), umur (POR 1,28), paritas (POR 1,56), tinggi ibu (POR 1,48), komplikasi (POR 1,46). Analisis ROC didapatkan area under curve untuk mengidentifikasi kejadian BBLR sebesar 0,602. Nilai titik potong untuk skoring prediksi 4 dan sensitivitas 59,8%.
Kesimpulan. Usia kehamilan, umur, paritas, tinggi ibu, dan komplikasi merupakan faktor risiko dan dapat digunakan untuk memprediksi bayi yang akan dilahirkan berisiko BBLR.

Introduction. Indonesia is a country that still many health services located in peripheral areas with minimal facilities and rarely have experts to predict the weight of the baby at birth.
Methods. This study using cross sectional study design. The inclusion criteria maternal last child, a baby was born alive, and a single baby, obtained a sample of 23.689.
Results. Variables are a risk factor for LBW is gestational age (POR 2,01), age (POR 1,28), parity (POR 1,56), maternal height (POR 1,48) and complications (POR 1,46). ROC analysis obtained an area under the curve to identify the LBW of 0,602. Value cut-off point for scoring 4 prediction and sensitivity of 59,8%.
Conclusion. Gestational age, age, parity, height, and complications are risk factors and can be used to predict the baby to be born at risk of LBW
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>