Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27161 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ichsan Malik
Jakarta: TIFA, 2007
658.314 5 ICH b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shearouse, Susan H.
"We all know conflict is unavoidable, especially in the workplace. Whether it's a fight over resources, a disagreement about how to get things done, or an argument stemming from perceived differences in identities or values, it's a manager's role to navigate relationships, and build compromises and collaborations. "Conflict 101" gives readers the tools they need to ensure not only that employees get back on track, but that disagreements breed positive results. Readers will learn how to: build trust; harness negative emotions; encourage apologies and forgiveness; use a solution-seeking approach; and, say what needs to be said. Incorporating anecdotes taken from the author's twenty years of experience as a conflict resolution professional, the book helps readers more deeply understand how conflict is created, how to respond to it, and how to manage it more effectively."
New York: [American Management Association;, ], 2011
e20436762
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Mayariani
"1. PT X adalah perusahaan swasta yang bermitra dengan PT Telkom di bidang usaha jasa telekomunikasi (rincian tentang PT X terdapat pada lampiran 1). Tugas akhir ini berisi rekomendasi bagi perusahaan tersebut untuk mengatasi gejala inefisiensi, menurunnya produktivitas dan efektivitas jalannya perusahaan akibat adanya beberapa persoalan mendasar di dalam organisasi, yang gejalanya antara lain berupa: tidak adanya rencana kerja tahunan serta struktur organisasi yang jelas, tidak adanya peraturan perusahaan dan Standard Operation Procedures [SOP], tidak adanya sistem keuangan yang baik, serta tidak adanya laporan pertanggungjawaban tertulis tentang pelaksanaan pekerjaan.
2. Gejala-gejala yang disebutkan di atas secara teoritis dapat disebabkan oleh adanya masalah dalam pola-pola komunikasi, kepemimpinan, power dan politik di dalam organisasi, struktur formal dan budaya organisasi, kebijakan dan praktek sumber daya manusia, serta tingkat konflik yang ada di dalam organisasi. Hasil analisa data awal mengarah pada kesimpulan bahwa sumber masalah adalah adanya konflik pada level manajemen puncak (rincian analisis untuk membuat diagnosa awal ini disajikan pada bagian Uraian Pelengkap di halaman 17 s.d. 31).
3. Mengacu pada teori tentang manajemen konflik (tinjauan teoritis secara rinci disajikan pada bagian Uraian Pelengkap di halaman 3 s.d. 16), ada beberapa kemungkinan intervensi atau alternatif solusi yaitu menggunakan pendekatan problem solving style, forcing style, compromising style, melakukan pendekatan strukturat terhadap manajemen konflik, melakukan individual conflict coaching, melaksanakan conflict management training, dan conflict resolution program.
4. Analisis kelebihan dan kelemahan atau keuntungan dan kerugian masingmasing alternatif solusi (secara rinci disajikan pada bagian Uraian Pelengkap di halaman 32 s.d. 40) menunjukkan bahwa alternatif terbaik yang dapat direkomendasikan adalah program yang dirancang secara khusus (customized program), yang materinya mencakup gabungan dari berbagai alternatif solusi tersebut di atas.
5. Rincian rekomendasi mengenai implementasi solusi tersebut di atas disajikan pada bagian Uraian Pelengkap di halaman 41 s.d. 49. Program intervensi tersebut dikemas dalam bentuk top management workshop tentang evaluasi kinerja dan peningkatan produktivitas organisasi, dengan melibatkan peran CEO sebagai penggerak kegiatan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzan
"Konflik identitas menjadi isu yang masih kerap dijumpai di negara-negara barat yang memiliki masyarakat multikultural di masa modern. Salah satunya kehidupan kaum Yahudi Ortodoks yang hidup dengan aturan ketat dalam menjalankan tradisi agama dan budaya. Hal tersebut seringkali menimbulkan benturan dengan kehidupan kontemporer bagi generasi mudanya. Dalam film yang berjudul The Awakening of Motti Wolkenbruch, tokoh utamanya harus bergulat dengan tradisi agama dan budaya untuk menyeimbangkan kehidupannya dengan kehidupan modern. Peristiwa dalam film juga menggambarkan hubungan kaum Yahudi Ortodoks dan non-Yahudi yang menjadi awal mula pergolakan batin Motti pada tradisi budaya dan agama Yahudi. Maka dari itu, penulis ingin mengetahui lebih dalam bagaimana konflik identitas direpresentasikan oleh Tokoh Motti dalam film tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika dari Christian Metz. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi konflik identitas melalui upaya Motti agar dapat mengekspresikan diri dan cintanya kepada seorang shiksa yang dilarang dalam tradisi Yahudi Ortodoks di masa kontemporer. Selain itu penulis juga menemukan keterkaitan film dengan peristiwa Exodus, momen yang dinilai sakral bagi komunitas Yahudi untuk menyatukan warisan dari generasi ke generasi hingga perjalanan seorang anak muda Yahudi Ortodoks untuk menyeimbangkan antara kehidupan masa lalu dengan kehidupan masa kini dari pengalaman individu.
Identity conflict remains a prevalent issue in modern Western societies characterized by multiculturalism. One such example is the life of Orthodox Jews who adhere to strict religious and cultural traditions. This often leads to clashes with contemporary life for the younger generations. In the film The Awakening of Motti Wolkenbruch, the protagonist grapples with viii religious and cultural traditions to balance his life with modernity. The film's events also depict the relationship between Orthodox and non-Orthodox Jews, which becomes the catalyst for Motti's internal struggle with Jewish cultural and religious traditions. Therefore, this study aims to delve into the representation of identity conflict through the character of Motti in the film using a qualitative research method with a semiotic approach based on Christian Metz's theory. The findings reveal the presence of identity conflict manifested in Motti's attempts to express himself and his love for a shiksa, a non-Jewish woman, which is forbidden in contemporary Orthodox Jewish tradition. Additionally, the study identifies the film's connection to the Exodus story, a sacred event for the Jewish community that serves to unite the legacy across generations, and the journey of an Orthodox Jewish youth to balance past And present life from an individual experience."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Readers will finish "Face It" feeling like they've just left a session with their own personal coach, ready to face their fear and achieve success. "Face It" guides readers through a unique self-assessment program. Readers will come to understand which of these basic behavioral profiles they may unintentionally be falling into, as well as how to work with those they find themselves up against in the workplace."
New York: [American Management Association, ], 2004
e20438365
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Nursita Dewi
"Keberadaan individu gay masih dipandang sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat. Individu gay yang sudah berani membuka diri seringkali mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari lingkungannya. Individu gay yang membutuhkan sumber dukungan sosial memilih untuk bergabung dengan komunitas gay tertentu yang memberikan banyak kontribusi bagi individu gay, baik yang belum membuka diri maupun yang sudah terbuka mengenai orientasi seksualnya yang homoseksual. Kompleksnya permasalahan yang dialami oleh individu gay yang belum terbuka berkaitan dengan orientasi seksualnya diperberat oleh adanya tuntutan dari masyarakat untuk menikah. Tuntutan itu umumnya bersumber dari lingkungan yang paling dekat, yaitu keluarga dan menjadi sumber masalah baru bagi individu gay. Individu gay yang tidak ingin melawan norma sosial yang telah tertanam dalam masyarakat akhirnya memilih untuk memenuhi tuntutan sosial tersebut.
Konflik yang dialami oleh individu gay yang menikah menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian mengenai masalah tersebut. Masalah ini dipilih karena peneliti ingin mengetahui sejauh mana konflik yang dialami oleh individu gay yang menikah dan bagaimana mereka mengatasi hal tersebut. Konflik internal dalam diri individu gay sudah cukup menjadi masalah ditambah konflik dengan masyarakat yang masih belum menerima keberadaan mereka. Situasi ini diperparah dengan keharusan untuk memenuhi tuntutan masyarakat untuk menikah dengan lawan jenisnya. Masalah dalam perkawinan yang dilakukan oleh individu heteroseksual terkadang memaksa mereka untuk berpisah dengan pasangannya, terlebih lagi masalah yang akan dihadapi oleh individu gay yang menikah.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, peneliti melakukan Studi eksploratif dengan menggunakan metode kualitatif terhadap dua orang individu gay yang telah menikah. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam yang dilakukan sejak tanggal 25 Februari sampai dengan 13 Maret 2005. Subyek dalam penelitian ini ialah individu gay ya.ng telah menikah dengan lawan jenisnya yang heteroseksual, berusia antara 20-40 tahun, dan telah menikah minimal selama satu tahun. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memiliki kesamaan orientasi seksual dan berada pada gradasi 3-4 pada skala gradasi kontinum seksualitas dari Kinsey. Perilaku coping masing-masing subjek untuk mengatasi konflik yang dialaminya juga berbeda. Perbedaan latar belakang perkawinan yang dilakukan kedua subyek semata-mata untuk memenuhi norma sosial yang ada, bahwa laki-laki harus menikah dengan perempuan. Mereka menggunakan baik coping terpusat masalah maupun coping terpusat emosi. Perbedaan pola asuh dalam keluarga juga menentukan proses penerimaan dan keterbukaan mereka mengenai kondisi mereka. Cara terakhir yang mereka lakukan untuk mengatasi masalah sama, yaitu dengan turning to religion, dimana agama dijadikan sumber penguatan emosional.
Saran penelitian yang diberikan untuk masyarakat umum hendaknya tidak mempunyai kesan negatif kepada individu gay. Tidak semua individu gay berperilaku negatif banyak dari mereka mampu berkreasi dengan baik. Bagi keluarga yang mempunyai anggota keluarganya homoseksual, hendaknya melakukan pendekatan sehingga dapat menjadi pendukung dalam masalah yang harus dihadapi oleh mereka. Penanaman norma-norma agama dan sosial juga hendaknya dilakukan sejak kecil. Individu gay yang mengalami masalah dapat mencari sumber-sumber dukungan sosial dan informasi cara pemecahannya dari teman-teman sesama gay yang juga mengalami masalah serupa. Untuk penelitian selanjutnya akan lebih baik jika diperoleh subjek dengan beragam latar belakang dan penelitian dilakukan dengan lebih mendalam. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendricks, William
Jakarta: Bumi Aksara, 2000
303.69 HEN ht
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"This Handbook gives a comprehensive overview of conflict resolution. Leading scholars in the field examine a range of innovative alternative dispute resolution (ADR) practices, drawing on international research and scholarship and covering both case studies of major exemplars and developments in countries in different parts of the global economy."
Oxford: Oxford University Press, 2014
303.69 OXF
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kresna Kusumaswijaya
"Peran Qatar sebagai mediator regional merupakan langkah untuk menciptakan persona politik yang independen. Sebagai mediator, Qatar menunjukkan kebijakan politik luar negeri yang terbuka. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan hubungan diplomatik dengan aktor non-negara dan negara-negara di Timur Tengah, termasuk Afghanistan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus untuk menelaah kebijakan luar negeri yang diimplementasikan Qatar dengan negara-negara maupun aktor non-negara yang terlibat dalam konflik Afghanistan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Qatar menjadi mediator dalam konflik Afghanistan guna memperjuangkan kepentingan nasionalnya dan meningkatkan pengaruh maupun posisi di tingkat regional dan global. Berdasarkan teori realisme, dalam mencapai tujuannya Qatar melakukan mediasi konflik terhadap negara-negara yang berpotensi memberikan ancaman terhadap keamanan nasional, regional dan global. Dari penelitian juga terlihat bahwa Qatar sangat rasional dalam proses pengambilan kebijakan. Pengambilan kebijakan luar negeri tersebut mempertimbangkan manfaat, biaya dan keuntungan yang maksimal. Bentuk implementasi dari kebijakan luar negeri yang diambil Qatar tercermin di era Hamad bin Khalifa al Thani maupun Tamim bin Hamad Khalifa al Thani. Kedua tokoh tersebut menggunakan diplomasi dari sisi sosial, ekonomi dan politik, serta budaya dalam menghilangkan konflik di Afghanistan. Kebijakan luar negeri Qatar di bawah kepemimpinan Hamad bin Al Thani dan Tamim bin Hamad Al Thani telah membawa perubahan. Hal ini tentunya dilakukan untuk mengantisipasi potensi ancaman yang dapat mengganggu keamanan nasional dan instabilitas kawasan. 

Qatar's role as a regional mediator is a step towards creating an independent political persona. As a mediator, Qatar showing an open foreign policy. This is done to develop diplomatic relations with non-state actors and countries in the Middle East, including Afghanistan. This research is using a case study approach to examine the foreign policy implemented by Qatar with countries and non-state actors involved in the Afghanistan conflict. The results of this study indicate that Qatar became a mediator in the Afghanistan conflict in order to fight for their national interests and increase influence and position at the regional and global levels. Based on the theory of realism, in achieving its goals Qatar mediates conflicts against countries that have the potential to pose a threat to national, regional and global security. The research also shows that Qatar is very rational in the policy-making process. This foreign policy decision considers maximum benefits, costs and profits. The form of implementation of foreign policy adopted by Qatar is reflected in the era of Hamad bin Khalifa al Thani and Tamim bin Hamad Khalifa al Thani. The two figures used diplomacy from a social, economic and political perspective, as well as culture in eliminating conflict in Afghanistan. Qatar's foreign policy under the leadership of Hamad bin Al Thani and Tamim bin Hamad Al Thani has brought about a change. This is done to anticipate all potential threats that could disrupt national security and regional instability."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Chairuni
"Konflik interpersonal pada remaja merupakan hal yang tidak terlepas dalam kehidupan sosialnya. Dalam interaksi akan muncul pertentangan dan terkadang individu akan berselisih pendapat. Walaupun konflik dapat mengancam hubungan sosial namun konflik tidak selalu merusak hubungan sosial. Cara mengatasi konflik merupakan hal yang menentukan apakah konflik menjadi sesuatu yang fungsional ataupun disfungsional. Program intervensi resolusi konflik menggunakan metode skillstreaming merupakan salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan resolusi konflik pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program intervensi skillstreaming dalam mengembangkan keterampilan resolusi konflik pada seorang remaja. Setelah dilakukan analisis perbandingan hasil pre-test dan post-test dengan alat ukur Conflict Resolution Style Inventory (CRSI), diketahui bahwa program ini belum mampu mengembangkan resolusi konflik pada remaja.

Interpersonal conflict in adolescence is inevitable feature in their social relationship. When they interact, disagreement may arise. They sometimes disagree. Eventhough conflict may jeopardize social relationship, conflict is not necessarily detrimental. The way conflicts are handled is important in determining whether conflicts are functional or dysfunctional. Intervention program for conflict resolution using skillstreaming methods is a way to develop conflict resolution skill in adolescent. In the current research, the main focus is to see effectiveness of skillstreaming intervention program to develop conflict resolution skill in adolescent. After analyzing the result of pre-test and post test with Conflict Resolution Style Inventory (CRSI) on adolescent, the result shows this program has not been able to develop conflict resolution in adolescents.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T38927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>