Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114454 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Eduard Lazarus Tjiadarma
"ABSTRAK
Menggunakan perspektif psikoanalisis Slavoj i ek yang menyatakan bahwa wacana mengenai hantu merupakan kembalinya sebuah hal yang direpresi karena mengkontradiksi ideologi dominan, penelitian ini menganalisis cara kerja ideologi dalam tayangan dengan genre infotainment horor yang berhubungan dengan wacana anti-komunisme di Indonesia. Tayangan yang dipilih merupakan dua episode program televisi Mister Tukul Jalan-Jalan mengenai hantu korban pembantaian yang dilakukan Partai Komunis Indonesia di Madiun serta pembantaian terhadap anggota Partai Komunis Indonesia di Kediri pada tahun 1965. Untuk menganalisis teks secara metodologis, penelitian ini menggunakan kerangka tiga aspek order of discourse yang dicetuskan Norman Fairclough berupa genre, Discourse, dan style.

ABSTRACT
Using Slavoj i ek rsquo s psychoanalysis perspective that postulates spectres as the return of an information that was repressed as it contradicts a dominant ideology, this research analyzes the mechanisms of ideology within television shows with the lsquo infotainment horror rsquo genre that contains anti communism discourse. The texts that were chosen are two episodes of a television program titled lsquo Mister Tukul Jalan Jalan rsquo about the spirits of victims who were murdered by Indonesia rsquo s Communist Party PKI at Madiun and the mass murder of PKI members at Kediri in 1965. To analyze the texts methodically, this research utilizes the three orders of discourse coined by Norman Fairclough, namely genre, Discourse, and style."
[;, ]: 2017
S67775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Combs, James E.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994
303.3 COM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Njoto
Jakarta: Teplok Press, 2003
335.4 NJO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Dicky Yanuar H.
"Dalam perkembangannya, Gerakan Mahasiswa angkatan 1998 pasca jatuhnya rezim Orde Baru, sangat sulit dilihat sebagai suatu unsur monolitik dari bagian civil society karena meliputi berbagai varian dan mempunyai banyak perbedaan afiliasi dari masing-masing kelompok Gerakan Mahasiswa tersebut. Fenomena-fenomena ini seringkali menyebablcan terjadinya perselisihan bahkan perpecahan di antara kelompok-kelompok Gerakan Mahasiswa itu sendiri.
Penelitian ini difokuskan pada Gerakan Mahasiswa 1998 khususnya di Jakarta, pada tiga kelompok aksi mahasiswa yang muncul di permukaan menggerakan berbagai aksi, pasca jatuhnya rezim orde baru. Permasalahan yang diajukan mengenai Iatar belakang kelompok gerakan, basis massa, strategi gerakan, dan eksistensi masing-masing kelompok dalam mengusung agenda reformasi dan salah satunya yang marak dibawakan dalam setiap aksi mahasiswa adalah pemutusan hubungan total dengan rezim lama (cleansing regime) pada masa sesudah kejatuhan Soeharto. Untuk menjawab permasalahan tersebut dipinjam teori teori hegemoni dari Antonio Gramsci, teori demokratisasi dan kebangkitan kekuatan civil society dari Samuel P Huntington dan Richard Robinson, serta teori gerakan sosial baru dari Sylvia Bashevkin dan Jeff Haynes untuk menjelaskan munculnya gerakan mahasiswa 1993, dan pemetaan kelompok- kelompok aksi gerakan mahasiswa di Indonesia yang diajukan oleh Anders Uhlin untuk menganalisa tipologi dan perbedaan dari kelompok-kelompok gerakan mahasiswa 1998.
Dengan menggunakan teknik wawancara dan Studi pustaka, dikumpulkan data-data yang kemudian di analisa dengan menggunakan analisa kualitatitf Dari analisa tersebut penulis menemukan bahwa : gerakan mahasiswa 1998 sebenarnya memiliki kesamaan visi dalam melihat suatu masalah, perbedaan justru terlihat pada alat yang digunakan, seperti metode aksi dan strategi pergerakan, yang seringkali justru menimbulkan perpecahan pada gerakan mahasiswa 1998 itu sendiri. Hal ini diperburuk dengan masuknya kooptasi elit dan problem eksistensi, sehingga gerakan-gerakan yang dilakukan hanya bersifat aktualisasi egoisme dan heroisme semata, dan cenderung masuk kedalam kooptasi elit kekuasaan sehingga hanya menjadi alat permainan para elit politik.

During the movement of the New Order regime, the rise of class of 1998 , its hard to be recognized as the monolhitic element from the part of civil society, because its covering very complicated to see that movement as a monolithic element divide of civil society, because its covering many variant and having a lot of diversites of affiliation from each of the student movement, this phenomena always make the student movement groups fall apart.
This research is Focus from the movement of class of 98 especially in Jakarta, with three group of the student action, which active to move a student campaign, after the fall of the new order regime. Set of problem from this research concerning the student movements background mass bases, movement strategy dan the existence each of student movement group, to champaign the reformation agenda. The mast interesting agenda is make severance relations with old regime (cleansing regime) after the fall of Soeharto. To answer that questions, this research borrowed the Hegemony theories from Antonio Grantsci, the democratization and civil society theories from Samuel P. Huntington and Richard Robinson, which connected with the social movement theory from Slyvia Bashevkin and Jeff Haynes to explained the emerge the student movement in 1998, and mapping of student movement in lndonesia from Anders Uhlin to analysed the difference and tipology the student movement of class of 98 groups.
Collecting the data process with reviewing the literature and in-depth interview technigne, then analysed with the qualitatif approach. From that analysis, the writer result: In fact, the movement of class of 98 has a same perspective to see the problem, but had different opinion to see how the instruments worked like movement strategy and action methods, that difference always make a friction between the movement action groups. This fact also influenced by elite interest and exsistence problem, which cause characteristic of the movement onLy base on egoism actualitzation and heroism, and inclined begin come into elite circle interest.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H.R. Soemarno Dipodisastro
Jakarta: Yanense Mitra Sejati, 1997
959.8 SOE t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Boris Prilyan
"ABSTRAK
Penduduk kampung dalam kehidupan kota seringkali dipandang sebelah mata oleh masyarakat karena berbagai alasan yang salah satunya ialah masalah penataan wilayah. Namun, keberadaan kampung baik sebagai komunitas maupun permukiman membentuk legitimasi dan kekuasaan yang tidak bisa dipungkiri mengakibatkan terjadinya negosiasi dengan institusi formal. Skripsi ini kemudian membahas negosiasi institusi formal mdash; pemerintah kota dan sekolah mdash;terhadap permukiman informal mdash; kampung mdash;dan vice versa. Penelitian diadakan terhadap Kampung Rawa yang berdiam di lsquo;belakang rsquo; kompleks sekolah. Metode penelitian menggunakan etnografi melalui wawancara semi-terstruktur dan observasi terhadap pemerintah kota, sekolah, dan warga kampung. Berdasarkan penelitian, saya menemukan bahwa negosiasi baik secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi keadaan morfologi Kampung Rawa seiring perkembangannya.

ABSTRACT
Society mostly look down upon kampong inhabitant for many reason, such as regulation problem. But, kampong as either community or settlement form legitimacy and power which inevitably resulting negotiation with formal institution. This thesis looks for the negotiation between formal institution mdash local government and school mdash toward informal settlement mdash kampong mdash and vice versa. Research is based on Kampong Rawa which settles lsquo behind rsquo school complex. Research method use ethnography through semi structured interview and observation on local government, school, and kampong inhabitant. Research shows that the negotiation between the three are both directly and indirectly affect on the morphology condition of Kampong Rawa over time. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Dwiguna
"Pada abad ke-20 banyak terjadi gerakan protes di beberapa daerah terhadap pemerintah kolonial, terutama dibeberapa daerah tanah partikelir di ommelanden Batavia. Hal ini diakibatkan oleh berbagai macam persoalan, salah satunya adalah kenaikan pajak disaat taraf hidup masyarakat miskin jauh lebih banyak. Salah satu kasus terjadi di wilayah Pamanoekan dan Tjiasem yang terletak di wilayah Kabupaten Krawang pada 1901 dan Karesidenan Krawang setelah alih status wilayah pada 1925. Dalam kasus di wilayah Karesidenan Krawang, Pamanoekan dan Tjiasem menjadi tempat terjadinya gerakan protes karena masyarakat disana hidup sangat miskin dan sangat memprihatinkan. Selain itu disana masyarakatnya derajat pendidikannya rendah ditunjukkan dengan buta huruf dan tidak bisa berhitung, ditambah menyebarnya wabah kolera karena sanitasi yang buruk. Akhirnya, Masyarakat berbondong bondong ke rumah pejabat berwenang untuk mengajukan protes dalam rangka mencari keadilan atas penerapan kebijakan yang sangat merugikan bagi mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, metode ini meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.Hasil dari penelitian ini adalah bagaimana masyarakat melakukan tindakan pasca diterapkannya kebijakan yang merugikan mereka, tindakan ini cenderung terstruktur dengan baik dan mendapatkan respon pula oleh pemerintah kolonial. Selain itu menarik untuk diketahui selanjutnya bahwa kehidupan masyarakat yang sangat berbeda terlihat jelas sebelum gerakan protes dan sesudah gerakan protes berlangsung. Masyarakat menjadi cenderung lebih sejahtera terlebih setelah dampak politik etis sangat terasa di wilayah Karesidenan Krawang.

In the 20th century there were many protest movements in several regions against the colonial government, especially in some areas of private land in the Batavia ommelanden. This is caused by various reasons, one of which is a tax increase. This case occurred in the Pamanoekan and Tjiasem areas located in the Krawang Regency area in 1901 and the Krawang Residency after the status transfer in 1925. In the case of protest movements that took place in the Pamanoekan region and Tjiasem communities flocked to the homes of the authorities to file protests in order seek justice for the application of policies that are very detrimental to them. The method used in this study is the historical method, this method includes heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The results of this study are how people take action after the implementation of policies that harm them, these actions tend to be well structured and get a response from the colonial government. It is also interesting to know further that the lives of very different people were clearly seen before the protest movement and after the protest movement took place. Communities tend to be more flowing after the protest movement takes place."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>