Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Michael Mutze
"The real estate market in Germany has recovered remarkably well from 2008/09 crisis. Portfolio transactions, infrastructure projects as well as investments in commercial and residential real estate are on the rise. This publication provides investors, property developers and advisers with a practical guideline to the legal, tax and commercial framework for real estate investments in Germany.
"
Heidelberg : Springer, 2012
e20400735
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Brueggeman, William B.
New Jersey : McGraw-Hill Irwin, 2011
332.72 BRU r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tappan, William T.
New York: McGraw-Hill, 1992
R 332.6324 Tap h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson, Grant S.
St. Paul, Minn: West Publishing, 1992
346.043 NEL r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Taufiqurrakhman
"ABSTRAK
Properti terbentuk oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi ini disebut atribut. Penelitian ini dilatar belakangi oleh kemunculan tempat kerja yang dinamakan coworking space yang merupakan tempat kerja yang didalamnya terdapat sekelompok orang dari generasi milenial yang berbagi ruang kerja dan sumber daya bersama seperti internet, peralatan kantor dan penyediaan makanan dan minuman ringan dalam satu ruangan. Coworking space tidak hanya sekedar bekerja pada ruangan yang sama, namun sekalian bertujuan untuk membangun jejaring antara penggunanya. Perkembangan coworking space di Amerika Serikat sangat tinggi tetapi tidak di Indonesia. Penulis mengajukan pertanyaan penelitian. Mengapa perkembangan coworking space di Indonesia lambat dan tidak begitu laku?Untuk menjawab pertanyaan penelitian maka penulis melakukan penelitian dengan metode mencari atribut dari coworking space dan user potensialnya .Metode dalam analisis data menggunakan uji chi square dan melihat ruang-ruang yang mencerminkan atribut fisik coworkingspacenya. Batasan penelitian disini adalah menggunakan responden user potensial coworking space di Indonesia serta objek penelitiannya coworking space yang ada di Jakarta.Kesimpulan penelitian ini adalah perkembangan coworking space di Indonesia lambat dan tidak begitu laku karena kebutuhan penggunanya sudah terpenuhi oleh properti lain.Kata Kunci: atribut,coworking space, jejaring,properti, tempat kerja.

ABSTRACT
The property was formed by factors that influence it. Factors that influence this are called attributes. This research was motivated by the emergence of a workplace called coworking space which is a work place in which there are a group of people from the millennial generation who shared workspaces and shared resources such as the Internet, office equipment and the provision of food and soft drinks in one room. Coworking space is not just work in the same room, but all aim to build networking between the users. The development of coworking space in the United States is very high but not in Indonesia. The author proposes the research question. Why coworking space development in Indonesia was slow and not so salable To answer the research questions the authors conducted research with methods of searching for the attributes of a coworking space and their potential user. Methods in data analysis using chi square test and see spaces that reflect the physical attributes coworking spacenya. Limitation of the study here is to use the potential user respondents coworking space spread across Indonesia and coworking space in South Jakarta.The conclusion of this study is the development of coworking space in Indonesia was slow and not so salable because its needs are met by another property.Keywords attributes, coworking space, networking, property, workplace. "
2017
T47011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shilling, James D.
Ohio: South-Western, 2002
346.043 71 SHI r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kau, James B.
New York : McGraw-Hill, 1985
333.33 KAU r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sheiren Felicia Jaya
"Para pengembang sekarang ini sedang maraknya terjun dalam bisnis hotel khususnya yaitu bisnis budget hotel. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pertimbangan pengembang memilih budget hotel sebagai objek bisnis propertinya yang dikembangkan dalam jumlah besar sekarang ini. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dalam mendeskripsikan karakteristik budget hotel di Indonesia dengan membandingkan budget hotel dan full-serviced hotel dari sisi arsitektural dan kelayakan proyek.
Dari hasil perbandingan tersebut diperoleh, kesimpulan mengenai pengembang memilih untuk mengembangkan budget hotel dibandingkan full-serviced hotel sekarang ini dilihat dari sisi bisnis properti pada budget hotel yang menguntungkan karena kondisi supply-demand yang tinggi dari masyarakat dan arsitektural budget hotel yang lebih fleksibel sehingga dapat dimanfaatkan atau berubah fungsi menjadi properti lain.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa arsitektural budget hotel memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan full-serviced hotel yang cenderung bangunannya sudah berbentuk off-solid dan tidak memiliki kemampuan untuk diubah menjadi unit properti lain, sehingga budget hotel memiliki persamaan dalam suatu produk properti yaitu adanya unit-unit dalam bangunan hotel dapat diubah fungsinya menjadi unit lain untuk menjamin keberlangsungan masa hidup properti.

The developers are currently developing in hotel business especially in a budget hotel. The purpose of this study was to determine the consideration of developers chose budget hotels as a object business properties which are developed in large numbers today. This study used quantitative and qualitative methods for describing the characteristics of a budget hotel in Indonesia by comparing budget hotel and full-serviced hotel from the architectural view and feasibility of the project.
From the results of this comparison obtained the conclusion regarding the developers chose to develop a budget hotel than a full-serviced hotel today in terms of business property, a budget hotel is favorable because supply-demand conditions of the community and architectural budget hotel is more flexible so it can utilized or changed into another property function.
These results indicate that the architectural budget hotel has a higher flexibility than fullserviced hotels that tends to be off-shaped buildings and does not have ability to be transformed into other property unit, so that budget hotels have similarities in property development is units in the hotel building can be converted into other units to ensure the sustainability of property lifetime.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arrif
"Peti kemas merupakan instrumen utama dalam industri perdagangan internasional. Dewasa ini peti kemas banyak dimanfaatkan sebagai komponen arsitektur di berbagai negara maju dan berkembang. Dengan memodifikasi peti kemas sesuai dengan kebutuhan maka peti kemas dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam jenis properti. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah penggunaan peti kemas sebagai bangunan, khususnya hunian sewa, layak untuk dipertimbangkan dalam bisnis real estate. Pada penelitian ini akan dibandingkan kelayakan dari bangunan menggunakan peti kemas dengan bangunan konvensional menggunakan metoda pengembangan real estate. Pengembangan dilakukan di atas tanah sewa dalam jangka waktu 20 tahun menggunakan peti kemas jenis 40’HC.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan dengan bangunan peti kemas lebih layak dibandingkan pengembangan dengan bangunan konvensional di atas tanah sewa dengan jenis properti hunian sewa. Hal ini disebabkan keunggulan peti kemas dibandingkan dengan bangunan konvensional yaitu biaya konstruksi yang lebih rendah, waktu pengerjaan konstruksi yang lebih cepat dan jangka waktu operasional yang lebih panjang serta salvage value dari besi tua peti kemas yang dapat dijual kembali pada akhir masa sewa tanah.

Shipping Containers are the major instrument in international trading. Currently, shipping containers emerged as one of architecture alternative component worldwide. By customizing container unit into several purposes showed that shipping containers are able to be developed to numerous type of properties. This study intended to compare feasibility between real estate development by shipping container building and conventional building using real estate development method. The development is running on leasing land over 20 years of leasing agreement to a third party which type of property is rental house using 40’HC shipping containers unit.
The results showed that real estate development at leasing land by rental house as a property product using shipping container building is more feasible than using conventional building. This is due to the numerous benefits of shipping container building such as lower construction cost, shorter construction period, longer operational period, and also salvage value from ex-shipping containers that can be monetized at the end of lease agreement time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raka Gumilang Raksamala Basmara Putra
"Dalam teknologi konstruksi dikenal rumah prefabrikasi yaitu rumah yang sebagian besar komponennya seperti dinding, atap, kamar mandi, serta elemen strukural balok dan kolom dirancang dan diproduksi di pabrik dengan perakitan dilakukan di lokasi pembangunan. Berdasarkan pengalaman di berbagai negara produk rumah prefabrikasi telah berhasil memasuki pasar komersial. Rumah prefabrikasi menunjukan nilai investasi yang lebih baik dibanding dengan rumah konvensional. Dengan teknologi prefabrikasi proses pembangunan rumah dapat lebih cepat dan hemat dengan kualitas workmanship lebih baik.
Hingga kini Indonesia masih mengalami permasalahan perumahan antara lain berupa housing backlog sebesar sekitar 13 juta unit. Rumah prefabrikasi berpotensi mempercepat mengatasi permasalahan perumahan di Indonesia, namun demikian pengembangan rumah prefabrikasi di Indonesia selama ini belum dapat diterima pasar, baik dari pihak produsen maupun konsumen.
Tulisan ini membahas hasil penelitian tentang penyebab kurang berkembangnya rumah prefabrikasi dalam bisnis real etate di Indonesia, melalui metode komparasi, yaitu membandingkan rumah prefabrikasi dan rumah konvensional dalam hal 1 tingkat produktivitas, 2 tingkat preferensi konsumen dan 3 performa investasinya. Data dikumpulkan melalui metode survey, wawancara dan penyebaran kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun tingkat produktivitas dalam hal mutu dan waktu lebih tinggi, rumah prefabrikasi memperlihatkan produktivitas rendah dalam hal biaya karena membutuhkan biaya produksi lebih tinggi dibanding rumah konvensional. Di samping itu kurang berkembangnya bisnis rumah prefabrikasi di Jabodetabek disebabkan oleh rendahnya tingkat preferensi konsumen terhadap produk ini antara lain karena fleksibilitas yang kurang dan penampilan yang kaku atau monoton. Selain itu investasi pengembangan rumah prefabrikasi dalam jumlah kecil menujukkan NPV dan IRR yang rendah. Dengan pendekatan investasi yang lebih tepat antara lain berupa pembangunan secara massal dalam jumlah memadai, fleksibilitas yang baik, penampilan yang variatif rumah prefabrikasi berpeluang dapat diterima oleh pasar bisnis real estate di Indonesia khususnya di Jabodetabek.

In the housing construction technology, prefabrication is known as a process in where a house with all its components such as walls, ceilings, bathrooms, and all the structural beam and column elements are designed and produced in a factory while its assemblage is done in its assigned site. Based on the experience in various countries, prefabricated houses has succeeded in entering the commercial market due to its benefits of faster construction time and its ability to save money through better workmanship quality. Thus, prefabricated houses show a leading investment value compared to conventional houses.
Until this day, Indonesia is still undergoing through various housing problems such as a housing backlog of about 13 million units. Prefabricated housing has potential to accelerate the overcoming of housing issues in Indonesia. However, prefabricated housing developments in Indonesia has not been accepted by the housing market from both the producer and consumer side.
This paper will discuss about the research of the cause behind the underdevelopment of prefabricated housing in the real estate business in Indonesia, while also calculating its level of productivity and feasibility. The methods used in this research are surveys, interviews and a simulation of the project rsquo s feasibility calculation.
The preliminary result stated that prefabricated houses have not been developed in Indonesia due to the low flexibility, monotone design quality, and relatively higher price. Furthermore, prefabricated houses have higher productivity in terms of cost, quality and time. With the right approach such as mass construction of an adequate amount of housing, better flexibility, and various designs, prefabricated houses have the potential to be a part of the real estate business in Indonesia especially in Jabodetabek.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>