Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63546 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Mardi Susanto
"ABSTRAK
Sebagaimana dengan masyarakat luas yang memiliki stratifikasi sosial di dalamnya, masyarakat narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan tentu juga memiliki stratifikasi sosial di dalamnya. Berangkat dari asumsi tersebut, tesis ini mencoba untuk menggali keberadaan stratifikasi sosial narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang.
Dalam penelitian tentang stratifikasi sosial narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang, teori yang dipergunakan sebagai panduan dalam rangka menjawab permasalahan stratifikasi sosial di lembaga pemasyarakatan adalah teori stratifikasi sosial yang dikemukakan oleh Max Weber, Gerhard E. Lenski dan C. Wright Mills yang menyatakan bahwa ada tiga dimensi stratifikasi sosial di Masyarakat yaitu dimensi kekuasaan, previlese dan prestise.
Dengan pendekatan kualitatif diskriptif, penelitian ini berhasil menemukan suatu fakta empiris bahwa pada masyarakat narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang terdapat 4 (empat) dimensi stratifikasi sosial yaitu 1) Kekuasaan, 2) Prestise, 3) Previlese dan 4) kekerasan. Dari studi ini juga ditemukan bahwa dimensi previlese memiliki pengaruh yang sangat dominan terhadap ketiga dimensi lainnya.

ABSTRACT
As with wide society owning social stratification in it, socialize convict [in] institute of pemasyarakatan of course also own social stratification in it. leaving dar of the assumption, this thesis try to dig existence of social stratification of convict in Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang.
In research about social stratification in Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang, theory which is used as by guidance in order to replying problems of social stratification in lembaga pemasyarakatan is]theory of stratification of social proposed by Max Weber, Gerhard E. Lenski and C. Wright Mills expressing that there is three dimension of social stratification in society that is paintbrush dimension, previlese and presstige.
With approach qualitative diskriptif, this research succeed to find a[n empirical fact that [at] society of convict in I Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang of there are 4 ( empat) dimension of social stratification that is 1) power 2) presstige 3) Previlese And 4) hardness. From this study is also found by that dimension of previlese own very dominant influence to third the other dimension.
"
2007
T20491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rasyid Saleh
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi dan didorong oleh keinginan untuk melihat hubungan antara dinamika kepemerintahan desa dengan struktur sosial, khususnya dalam bentuk ketiga dimensi stratifikasi sosial masyarakat Bulukumba, yakni: kekuasaan, privilese dan prestise. Peneliti sendiri berasal dari Sulawesi Selatan dan berkecimpung selama puluhan tahun dalam birokrasi, khususnya di Iingkungan Departemen Dalam Negeri RI. Peneliti menyadari bahwa penyelenggaraan pemerintahan di tingkat desa tidak dapat dipisahkan dari struktur sosial budaya, dan malah untuk kasus masyarakat Bugis-Makassar dengan tradisi kerajaan dan kebangsawanannya di masa lampau, nampaknya cukup sulit untuk dipisahkan.
Ada tiga tujuan yang dicapai melalui penelitian ini, yakni: (i) Menggambarkan pengaruh hubungan antara ketiga dimensi stratifikasi sosial: kekuasaan, privilese dan prestise dalam pelaksanaan pemerintahan desa di Bulukumba; (ii) Menggambarkan fase-fase pemerintahan desa menurut dimensi stratifikasi sosial yang dominan; (iii) Memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan desa di Kabupaten Bulukumba.
Sejalan dengan tujuan di atas, penelitian ini dapat berkontribusi pada: (i) Pengembangan teori stratifikasi sosial pada tingkat Iokal, seperti yang pernah dilakukan oleh R.M.Z. Lawang unluk konteks masyarakat Manggarai di Flores Barat (1989/2004); (ii) Identifikasi yang lebih trgas lagi terhadap kontribusi sosiologi pada efektivitas penyelenggaraan pemerintahan di tingkat desa di Bulukumba, dimana kekuatan tradisi kebangsawanan masih cukup kuat.
Baik tradisi kerajaan dan kebangsawanan Bugis-Makassar maupun sistem pemerintahan desa di Indonesia memiliki sejarahnya sendiri. Dimensi yang menonjol dari sistem stratifikasi sosial juga berbeda-beda dalam setiap kurun waktu (fase) pada rentang sejarah, seperti yang sudah dibuktikan Lawang (ibid.). Pertanyaan penelitian yang memandu pengumpulan informasi dan analisis penelitian, ialah: apakah interaksi antara penyelenggaraan pemerintahan desa dengan struktur sosial terjadi dengan cara yang sama untuk setiap pariode? Dengan kata lain: apakah ketiga dimensi Stratifikasi Sosial itu mempunyai pengaruh yang sama dari dulu sampai sekarang di Bulukumba ?
Dinamika sosiologik ini pernah dibahas secara teoritik klasik oleh Max Weber dalam tiga konsep stratifikasi sosial, yakni: kekuasaan, privilese dan prestise, dimana ketiga dimensi itu pada dasarnya berdiri sendiri, namun faktor ekonomi (priviles) mempengaruhi kedua lainnya (M. Weber, 1963).
Karl Marx menjawab pertanyaan penelitian itu dengan mengatakan bahwa dimensi ekonomi merupakan dimensi utama yang paling menentukan dalam sejarah perkembangan kapitalisme. Sebaliknya Gerhard E. Lenski justru menempatkan dimensi kekuasaan yang mempengaruhi kedua dimensi lainnya. Dalam studi R.M.Z. Lawang tentang Manggarai, pengaruh ketiga dimensi itu berbeda-beda dalam sejarah. Teori terakhir inilah yang menjadi inspirasi bagi peneliti untuk melihat, apakah sejarah Bulukumba memperlihatkan kecenderungan yang sama. Dari pelaksanaan penelitian, ternyata hasilnya berbeda.
Untuk menjabarkan lebih jauh pokok pikiran Lenski dan Lawang, sejarah pemerintahan Bulukumba dibagi ke dalam empat periods, yakni : (i) Periode pra kemerdekaan sampai tahun 1945; (ii) Periode |946-1979; (iii) Periode 1980-2000; (iv) Pcriodc 2001-sekarang. Periodesasi ini mempunyai argumentasi yang dipertanggungjawabkan dalam metodologi.
Metode dan teknik penelitian dilakukan melalui: wawancara mendalam, pengamatan dan Focus Group Discussion, merupakan tiga metode utama, disamping analisis dokumen untuk mengumpulkan infomiasi di lapangan. Setelah informasi itu dianalisis, beberapa temuan menarik perlu dikemukakan sebagai berikut:
Pertama, selama periode pra kemerdekaan sampai tahun 1945, dimensi kekuasaan Bugis-Makassar rnasih membayangi prestise bangsawan. Tanpa kekuasaan, prestise bangsawan ini tidak ada kekuatannya. Prestise yang melekat pada bangsawan (Arung, Karaeng, Datu dan Andi) merupakan dimensi yang mempengaruhi dimensi kekuasaan Iokal desa, serta privilese yang mereka peroleh. Distribusi ketiga dimensi stratifikasi sosial ini disajikan dalam Bab Ill.
Kedua, periode 1946-i979 tidak berbeda jauh dari yang sebelumnya tetapi selama periode ini berlangsung, sudah terjadi pergeseran. Kalau pada periode sebelumnya dimensi prestise yang dominan, pada periode ini dimensi privilese sudah mulai mendapat tempatnya dan mempengaruhi kedua dimensi lainnya. Distribusi ketiga dimensi ini digambarkan dalam Bab IV.
Ketiga, periode 1980-2000 mcmpunyai corak yang lain. Selama periode ini, teori Lenski nampak benar sekali dalam kenyataannya. Orde Baru menginstitusionalisasikan kekuasaan birokrasi yang bertumpu pada UU Nomor 5/I974 dan UU Nomor 5/1979. Efektivitas birokrasi desa terjadi, karena dukungan kekuasaan dan uang (privilese). Mesin politik yang paling dominan ketika itu adalah GOLKAR yang sangat mempengaruhi birokrat. Bab V mcnggambarkan distribusi ini secara panjang lebar.
Keempat, periode 2001-sekarang, dengan semangat otonomi desa dan daerah, ada keinginan untuk kembali ke struktur lama yang belum jelas. Di satu pihak prestise yang berakar pada kebangsawanan mulai dihidupkan kembali dengan konsekuensi munculnya feodalisme baru yang mengganggu efektifitas pemerintahan, tetapi dilain pihak identitas lokal mulai menunjukkan wajahnya dalam wacana dan harapan masyarakat. Pembahasannya dapat dilihat dalam Bab VI.
Kelima, dalam setiap periode sejarah perkembangan pemerintahan desa di Bulukumba, sangatlah sulit untuk membedakan dimensi kekuasaan dari prestise. Keduanya melebur menjadi satu, seperti halnya hubungan antara kerajaan Bugis-Makassar (kekuasaan) dan kebangsawanan (prestise) di masa silam. Revitalisasi yang dilakukan saat ini belum memperlihatkan arahnya yang jelas."
Depok: 2005
D795
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annissa Putri
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas stratifikasi sosial yang terdapat di dalam kisah cinta novel Ketemu
Suwiraning Daging. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Ketemu
Suwiraning Daging karya Ch. Is Sarjoko yang diterbitkan oleh Penerbit Azzagrafika Yogyakarta
pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan pengaruh stratifikasi sosial terhadap
percintaan antara Harjo dan Artanti di dalam novel Ketemu Suwiraning Daging. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
di dalam kehidupan, perbedaan stratifikasi sosial tidak dapat menghalangi hubungan kasih asmara.

ABSTRACT
This undergraduate thesis explains social stratification in the love story of Ketemu Suwiraning
Daging. The data used for this research is novel Ketemu Suwiraning Daging written by Ch. Is
Sarjoko that published by Azzagrafika Yogyakarta in 2013. The purpose of this research is to
explain the effect of social stratification to the romance between Harjo and Artanti in the novel
Ketemu Suwiraning Daging. The method used ini this research is descriptive-analysis. The result
shows that in life, the differences of social stratification never can block the relationship of love."
2015
S61128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Makalah ini adalah laporan penelitian tentang Stratifikasi Sosial Pada Masyarakat Donggo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dimana data dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara dan studi pustaka. Analisa data dilakukan menggunakan trianggulasi data, Hasil analisa dituangkan dalam bentuk teks narasi. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur stratifikasi sosial yang ada masyarakat Donggo sebagai upaya menambah informasi mengenai kekayaan suku bangsa yang ada di Indonesia. Dari penelitian ini diketahui bahwa stratifikasi sosial pada masyarakat Donggo berdasarkan keturunan, hal ini terjadi untuk menciptakan atau mempertahankan keteraturan masyarakat."
JPSNT 20:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Dwi Rahayu
"Jurnal ini membahas mengenai pengaruh prinsip konfusianisme 'stratifikasi sosial-ekonomi' terhadap tingginya minat pendidikan masyarakat Korea. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa nilai ajaran Konfusianisme 'stratifikasi sosial-ekonomi' berpengaruh terhadap tingginya pendidikan di Korea dari dulu hingga sekarang. hasil yang diperoleh adalah pengetahuan mengenai bagaimanakah ajaran Konfusianisme membentuk pandangan orang korea terhadap pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber informasi diperoleh dengan cara studi pustakan dan studi literatur. Sebagai referensi tambahan mengambil contoh kondisi masyarakat pada drama atau film. Drama yang akan dijadikan referensi adalah drama yang berjudul 'Salaryman' dan 'Sungkyungkwan Scandal'.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa semenjak dijadikan sebagai ideologi dasar dari kerajaan Joseon ajaran konfusianisme menjadi dasar ideologi dalam kehidupan masyarakat. Nilai-nilai konfusianisme masih dipegang teguh oleh masyarakat Korea, khususnya mengenai pendidikan. Kesimpulan dari jurnal ini adalah stratifikasi sosial-ekonomi memberikan pengaruh terhadap cara pandang masyarakat mengenai pentingnya pendidikan. Stratifikasi sosial-ekonomi membuat masyarakat ingin dipandang tinggi secara sosial dengan cara memperolah pendidikan yang terbaik.

The journal discusses the influence of Confucian principle of 'socio-economic stratification' of high interest Korean public education. The purpose of this study is to prove that the value of Confucianism 'socio-economic stratification' effect on high education in Korea from the past until now. The results obtained is the knowledge of how to form view Confucianism Korean people to education. This study used qualitative methods. Sources of the information obtained by literature study. As an additional reference to the condition of the people take the example of a drama or movie. The drama, which will be used as a reference is 'Salaryman' and 'Sungkyungkwan Scandal'.
The results from this study is that since serve as the basic ideology of the Joseon royal Confucian teachings became the basis of ideology in society. Confucian values still firmly held by Korean society, especially regarding education. The conclusion of this journal is the socio-economic stratification influence on public perception of the importance of education. Socio-economic stratification makes people want to be seen socially higher education in a way that best gain."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Christanti Triradiani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kerjasama pelayanan kesehatan dengan perusahaan pelanggan di RSPI Pondok Indah pada era Jaminan Kesehatan Nasional. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan analisis konten melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen terhadap delapan narasumber perusahaan pelanggan, satu orang perwakilan BPJS Kesehatan, dan dua orang dari RSPI Pondok Indah. Dari hasil penelitian didapatkan bentuk pola kerjasama koordinasi manfaat antara RSPI Pondok Indah , perusahaan pelanggan dan BPJS dalam era Jaminan Kesehatan Nasional . Koordinasi manfaat ini dapat memenuhi keinginan masyarakat untuk memperoleh kenyamanan dan layanan kesehatan yang lebih tinggi dari hak nya sebagai peserta BPJS Kesehatan.

This research aims to find out form of relationship networking pattern between RSPI Pondok Indah and its corporate customers in universal coverage era. Research employs qualitative method using content analysis through in depth-interviews and paperworks review to eigth corporate customers, BPJS?s representative, and two executives from RSPI Pondok Indah. Research finding discovers suitable format of relationship networking between RSPI Pondok Indah, corporate customers, and BPJS named as coordination of benefits. Further more, this format able to fulfill the needs of community to gain higher health care services than their rights as members of BPJS and more comfort."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2014
T41682
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retty Retno Mustikaningrum
"ABSTRAK
Dari berbagai permasalahan yang ada mungenai Jepang, kami mencitapkan tema karya tulis yaitu, Polo Dasar Susu_nan Sosial masyarakat Tradisional mendasari Sistim Kepegawaian Perusahaan Jepang Modern.
Dalam tema ini kami membahas susunan kemasyarakatan yang; bersifat tradisionil yang dapat dilihat dari susunan sosial koluarga Jepang di jaman permerintahan feodal Toku_gawa (1603-1867), yang mampunyai pengaruh besar terhadap sistim kepegawaian perusahaan--perusahaan modern pada umumnya. Mungkin dapat dikatakan bahwa, pembahasan ini merupakan suatu studi pebandingan mengenai susunan sosial masyarakat Jepang pra--Perang Dunia II dan pasca peering dunia II.
Mengenai hal hubungan sosial diantara organisa_si perusahaan Jepang dapat dikatakan unik, karena ditandai oleh ciri rasa kebangsaan dan rasa kebersamaan yang hu_at. Ada dua hal yang utama dalam hal ini yaitu, bahiwa anggota organisasi perusah aan memandang didinya bukan sebagai orang yang bebas atau berdiri sendiri, melainkan sebagai anggota dari sebuah keluarga besar yaitu paruahaan, yang dipimpin oleh seseorang yang diangap sebagai kepala keluarga,_

"
1985
S13771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>