Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130571 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Choirun Nikmah
"ABSTRAK
Demensia merupakan kondisi kemunduran fungsi neuron secara perlahan dan
terus menerus sehingga kemampuan kognitif, emosional, dan psikomotorik
semakin berkurang seiring bertambahnya usia dan keparahan fisiologis tubuh.
Tujuan penelitian ini untuk menilai hubungan asupan vitamin A dan faktor
lainnya dengan demensia pada lansia binaan CAS UI tahun 2014. Desain
penelitian cross sectional melibatkan 146 lansia berusia ≥ 60 tahun dari seluruh
Depok. Penelitian dilaksanakan selama bulan April sampai Mei 2014. Metode
pengambilan data dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan
menggunakan timbangan digital merk Kris dan mikrotoa, serta wawancara
menggunakan kuesioner SMMSE, PASE, GDS, dan SFFQ. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa prevalensi demensia (SMMSE ≤ 24) sebesar 46,6%. Analisis
bivariat menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat
pendidikan, tingkat depresi, dan asupan asam folat dengan demensia. Faktor
paling dominan yang berhubungan dengan demensia adalah asupan vitamin A
(OR = 8,4) setelah dikontrol dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
tingkat depresi, riwayat stroke, status gizi, asupan vitamin C, E, Fe, dan asam
folat. Membiasakan diri dengan pola hidup sehat, seperti memperbanyak makanan
sumber vitamin dan mineral, olahraga teratur, dan menghindari stres dapat
menjadi langkah protektif demensia pada lansia.

ABSTRACT
Dementia is a condition related to neurodegenerative caused cognitive, emotional,
and psychomotor decline increasingly with aged and bodies functional illness.
The objective of this study is to investigate association between vitamin A intake
and the others factors related to dementia in elderly. A cross sectional study was
performed on 146 participants aged ≥ 60 years in Depok during April – May
2014. Data collected by measurement of weight using Kris digital scale, height
using microtoise, and SMMSE, PASE, GDS, and SFFQ questionnaires. The result
of this study showed that prevalence of dementia (SMMSE ≤ 24) was 46,6%.
Dementia was significantly associated with level of education, depression, and
folate acid intake. In multivariate model, vitamin A intake (OR = 8.4) was the
dominant factor adjusted by age, sex, level of education, depression, history of
stroke, nutritional status, and intake of micronutrients (vitamin C, E, Fe, and
folate acid). Improving quality of live through healthy life style (consuming
source of vitamins and minerals, doing exercise regulary, no stress) is alternative
way to prevent dementia in elderly"
Universitas Indonesia, 2014
S56736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirun Nikmah
"Demensia merupakan kondisi kemunduran fungsi neuron secara perlahan dan terus menerus sehingga kemampuan kognitif, emosional, dan psikomotorik semakin berkurang seiring bertambahnya usia dan keparahan fisiologis tubuh. Tujuan penelitian ini untuk menilai hubungan asupan vitamin A dan faktor lainnya dengan demensia pada lansia binaan CAS UI tahun 2014. Desain penelitian cross sectional melibatkan 146 lansia berusia ≥ 60 tahun dari seluruh Depok. Penelitian dilaksanakan selama bulan April sampai Mei 2014. Metode pengambilan data dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan menggunakan timbangan digital merk Kris dan mikrotoa, serta wawancara menggunakan kuesioner SMMSE, PASE, GDS, dan SFFQ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi demensia (SMMSE ≤ 24) sebesar 46,6%. Analisis bivariat menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, tingkat depresi, dan asupan asam folat dengan demensia. Faktor paling dominan yang berhubungan dengan demensia adalah asupan vitamin A (OR = 8,4) setelah dikontrol dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat depresi, riwayat stroke, status gizi, asupan vitamin C, E, Fe, dan asam folat. Membiasakan diri dengan pola hidup sehat, seperti memperbanyak makanan sumber vitamin dan mineral, olahraga teratur, dan menghindari stres dapat menjadi langkah protektif demensia pada lansia

Dementia is a condition related to neurodegenerative caused cognitive, emotional, and psychomotor decline increasingly with aged and bodies functional illness. The objective of this study is to investigate association between vitamin A intake and the others factors related to dementia in elderly. A cross sectional study was performed on 146 participants aged ≥ 60 years in Depok during April – May 2014. Data collected by measurement of weight using Kris digital scale, height using microtoise, and SMMSE, PASE, GDS, and SFFQ questionnaires. The result of this study showed that prevalence of dementia (SMMSE ≤ 24) was 46,6%. Dementia was significantly associated with level of education, depression, and folate acid intake. In multivariate model, vitamin A intake (OR = 8.4) was the dominant factor adjusted by age, sex, level of education, depression, history of stroke, nutritional status, and intake of micronutrients (vitamin C, E, Fe, and folate acid). Improving quality of live through healthy life style (consuming source of vitamins and minerals, doing exercise regulary, no stress) is alternative way to prevent dementia in elderly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debi
"Demensia adalah keadaan di mana seseorang mengalami penurunan atau gangguan kognitif. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah memperoleh prevalensi demensia serta menganalisis faktor risiko mana yang paling dominan terkait demensia pada lansia di Jakarta Barat pada tahun 2014. Desain penelitian ini adalah penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan kepada lansia (berusia ≤60 tahun) vegetarian dan non vegetarian pada vihara terpilih di Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama bulan April - Mei 2014. Jumlah responden yang diperoleh yaitu 130 orang. Demensia diukur dengan menggunakan Standardized Mini Mental Examination (SMMSE), di mana skor ≤24 dikatagorikan menjadi demensia. Prevalensi demensia pada lansia di Jakarta Barat pada tahun 2014 cukup besar, yaitu 42,3%. Terdapat hubungan yang signifikan antara usia (p value = 0,02), pola diet vegetarian (p value = 0,001), asupan vitamin B2 (p value = 0,042), vitamin B6 (p value = 0,048), Vitamin B12 (p value = 0,032), dan riwayat penyakit jantung (p value = 0,008) dengan demensia pada lansia di Jakarta Barat tahun 2014. Pola diet vegetarian merupakan faktor protektif yang paling dominan terhadap demensia. Lansia dengan pola diet nonvegetarian memiliki risiko 4,5 kali terkena demensia dibandingkan dengan lansia yang menganut pola diet vegetarian setelah dikontrol dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, asupan vitamin A, asupan vitamin B2, asupan vitamin B6, asupan asam folat, asupan vitamin B12, asupan seng, aktivitas fisik, riwayat penyakit stroke, dan riwayat penyakit jantung. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan desain studi yang berbeda.

Dementia is a condition which cognitive has decreased or a condition which someone had cognitive impairment. The objective of this research was to know prevalence of dementia and to find which of the risk factor is the dominant factor that is related to dementia in elderly at West Jakarta in 2014. The design of this study is cross sectional. The population of this study is elderly (≤60 year) which is vegetarian dan non vegetarian at four chosen temple which located in West Jakarta. This study was conducted in April - Mei 2014. Total respondent in this research was 130 respondent. Dementia was measured using Standardized Mini Mental Examination (SMMSE), which score ≤24 been categorized into dementia. Prevalence of dementia in Elderly in West Jakarta in 2014 is 42,3%.Statistical test showed that dementia has significantly associated with age ( p value = 0,02), vegetarian dietary pattern (p value = 0,001), vitamin B2 intake (p value = 0,042), vitamin B6 intake (p value = 0,048), Vitamin B12 intake (p value = 0,032), dan history of heart disease (p value = 0,008). Vegetarian dietary pattern was the most dominant protective factor that related with demensia. Elderly with nonvegetarian dietary pattern is 4,5 times at risk of dementia than elderly with vegetarian dietary pattern, after controlled with age, gender, level of education, vitamin A intake, vitamin B2 intake, vitamin B6 intake, folate intake, vitamin B12 intake, zinc intake, physical activity, stroke history, and heart disease history. Futher research should be done by using different study design."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Angraini
"Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang dialami lebih dari setengah lansia di Panti. Depresi yang berkepanjangan dapat beresiko mengalami demensia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara tingkat depresi dan demensia pada lansia. Penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling dan metode cross sectional menggunakan instrumen GDS dan MMSE.
Hasil penelitian dilakukan kepada 75 responden di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta Selatan dan menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat depresi dengan demensia pada lansia yaitu p value 0,000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia yang tidak depresi memiliki peluang sebesar 8 kali beresiko untuk tidak demensia dibandingkan lansia yang mengalami depresi OR 8,242;95 CI 2,852-23,816.
Saran dari penelitian ini yaitu perlu dilakukan tindakan lebih lanjut untuk menangani masalah depresi dan demensia pada lansia di Panti, serta perlu adanya dukungan sosial dan peran dari Perawat dan Pihak Panti.

Depression is a mental health problems that is more than half the elderly in Nursing Homes. The prolonged depression may be at risk of dementia. Purpose of this research was to determining the relationship between depression level with dementia in the elderly. This research was carried out by purposive sampling with cross sectional method using GDS and MMSE instrument.
The results of 75 elderly people in Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 South Jakarta that be participants in this research shown that there was a relationship between depression level and dementia with p value 0,000. The results showed that the elderly who are not depressed 8 times the risk for no dementia than the elderly who depressed. OR 8,242 95 CI 2,852 23,816.
The suggestion of this research that is need to do further action ton handle depression and dementia problem in elderly and need social support from a Nurse and Officer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Safirahilda
"ABSTRAK
Peningkatan jumlah lansia yang tergolong cepat (United Nation, 2013) akan diikuti dengan peningkatan permasalahan pada lanjut usia salah satunya adalah penyakit demensia. Hingga saat ini, perawatan yang diberikan kepada lansia dengan demensia di Indonesia lebih banyak dilakukan di rumah oleh anggota keluarganya sendiri (caregiver) (Do-Le & Raharjo, 2002). Menjadi caregiver bagi lansia dengan demensia bukan pekerjaan yang mudah. Terdapat banyak konsekuensi negatif yang muncul ketika seorang caregiver ditinggal pergi oleh pasiennya, salah satunya adalah kemungkinan untuk mengalami complicated grief (Schulz et al, 2008). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh complicated grief terhadap tingkat kualitas hidup dan kecenderungan depresi pada caregiver demensia. Melalui teknik simple regression dan binary logistic regression, ditemukan bahwa complicated grief memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat kualitas (F (4,81) = 12,97, R2 = 0,134, p = 0,001) dan kecenderungan depresi (X2 (1) = 6,35, R2 = 0,108, p = 0,027).

ABSTRACT
A rapid growth of elderly population (United Nations, 2013) led to an increase on dementia incident. In Indonesia, care provided for elderlies with dementia was mostly done by their own family members (caregivers) (Do-Le & Raharjo, 2002). Becoming a caregiver was not easy and had many negative consequences, including a possibility of experiencing complicated grief after the patient died (Schulz et al, 2008). This study aimed to assess the effect of complicated grief on quality of life and depression tendency among dementia caregivers. This study found that complicated grief had significant negative impact on quality of life (F (4,81) = 12,97, R2 = 0,134, p = 0,001) and risk of depression tendency (X2 (1) = 6,35, R2 = 0,108, p = 0,027).;"
2016
S65636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatisina, Cut Mutia
"Perawatan lansia dengan demensia dapat menimbulkan dampak bagi keluarga atau caregiver yang dirasakan sebagai beban keluarga karena membutuhkan waktu yang lama dan pendampingan secara terus menerus.Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara beban keluarga dalam merawat lansia dengan demensia di Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku tengah. Desain penelitan ini menggunakan cross sectional, Populasi dalam penelitian adalah keluarga yang memiliki lansia demensia dengan jumlah 247 keluarga. Alat ukur yang digunakan MMSE (Mini Mental State Examination) dan ZBI (Zarit Burden Interview). Data dianalisis menggunakan Chi Square, analisa multivariate (regresi logistik berganda). Hasil menunjukan ada hubungan antara beban keluarga baik secara psikologi, sosial, fisik dan finansial (p value= 0,000). Variabel beban keluarga yang paling berhubungan dalam perawatan lansia dengan demensia dalah beban psikologi (OR = 8,711). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber untuk menentukan program pelayanan keperawatan jiwa yang sesuai dengan kebutuhan keluarga dalam merawat lansia dengan demensia.

The caring of elderly with dementia might had an impact for the family or caregiver, was perceived as family burden because this needed for along times and they provided caring and assisting to the elderly continuously in a life time. The purpose of this research was to determined the relationship between of burden of caring for elderly relatives with dementia in District Leihitu, Central Maluku. The design of this research was using cross sectional. The population were families who have elderly with dementia as much as 247 families. Instruments were measured by MMSE (Mini Mental State Examination) and ZBI (Zarit Burden Interview). Data were analyzed using Chi square and multiple logistic regression. The results of this research depicted that there were relationship between burden family psychologically, socially, physically and financially (p value = 0.000). The most pertinent factor was the psychological burden (OR = 8.711). The findings of research was expected as a source to determined the suitable programme of mental health nursing care according with the family needed in caring elderly with dementia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T38263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Heru Arie Edytia
"Tesis perancangan ini membahas tentang pembongkaran film Inception (2010) karya Christopher Nolan untuk menelusuri potensi ruang insepsi dalam perancangan ruang arsitektural. Konsep ruang arsitektural ini diharapkan dapat mempengaruhi target (mark) sebagai pengguna ruang melalui penanaman ide secara diam-diam di mana target tidak menyadari adanya intervensi dari ruang yang didesain serta menganggap ide yang ditanam melalui konsep-konsep utama adalah ide yang muncul dengan sendirinya. Target (mark) yang akan mengalami proses insepsi adalah penderita demensia, penderita yang memiliki penurunan progresif fungsi kognitif dan kelakuan. Konsep utama sebagai bagian dari proses inception adalah persepsi, memori, scenario, layer, dan labyrinth. Metode desain yang dilakukan adalah kajian teknis terhadap nursing home, pembongkaran dan pengembangan slayer oranye, dan arah kiblat. Pengembangan metode ini dilakukan melalui model series House of Ariadne dan diintervensi pada konteks perumahan dosen sektor Timur lama Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Hasil yang diperoleh dari penelitian desain ini adalah sebuah konsep ruang insepsi sebagai wayfinding bagi penderita demensia yang mengalami penurunan kemampuan memori dan visual-spasial.

This design thesis explains about the idea of inception space from Inception (2010), a movie directed by Christopher Nolan to explore the inception space potential in designing architectural space. The concept of architectural space is expected to affect the target (mark) as user by planting the idea 'secretly' in which the target is unaware of the intervention of a space and considers the idea planted through the main concepts is presented itself. Target (mark) which will undergo a process of inception is the person with dementia, people who have a progressive decline in cognitive function and behavior. The main concept as part of the inception process are perception, memory, scenario, layer, and labyrinth. The design method are studies on the nursing home, the development of "slayer oranye", and Qiblah direction. The development of this method is done through the series model House of Ariadne and intervened in old East sector of Universitas Syiah Kuala lecturer housing context, Banda Aceh. Results obtained is a concept of space inception as wayfinding for dementia with memory and visuospatial deficit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, S.M.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
616.83 LUM k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Rekawati
"Proses menua adalah suatu peristiwa yang wajar dan tak terhindarkan atau yang biasa disebut alami sifatnya. Bertambahnya usia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satu masalah yang sering terjadi adalah kepikunan. Kepikunan ditandai adanya kemunduran daya ingat yang berangsur-angsur makin berat dan disertai penurunan fungsi mental lainnya seperti psikis, perilaku dan mengganggu fungsi sosialnya. Proyeksi dari populasi usia lanjut di Scotland pada tahun 2003-2013 adalah, pada tahun 2003 diproyeksikan sebesar 59.301 usia lanjut akan mengalami kepikunan dan pada tahun 2013 sebanyak 65.051 usia lanjut akan mengalami kepikunan. Angka ini menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah usia lanjut yang mengalami kepikunan sebesar 9,41 % dalam kurun waktu 10 tahun Hasil studi investigasi kepikunan di rumah sakit diperoleh data bahwa klien dengan kepikunan rata rata lama perawatan 10,4 hari, senientara klien tidak dimensia rata-rata perawatan 6,5 hari. Biaya perkapita untuk penderita kepikunan 4000 dolar leblh tinggi dibanding penderita lainnya.
Tulisan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor sosio demografi yang berhubungan dengan terjadinya kepikunan pada usia lanjut di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional atau potong lintang, dimana semua variabel diambil sekaligus dalam waktu yang sama sehingga tidak luput dani kelemahan-kelemahan. Populasi daan sampel dalam penelitian ini adalah usia lanjut (kelompok umur lebih atau sama dengan 60 tahun) yang tinggal di wilayah kesatuan Republik Indonesia. Dan 10.518 usia lanjut, terdapat 236 usia lanjut yang mengalami kepikunan.
Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa usia lanjut yang menderita kepikunan mencapai 2,2% dari seluruh populasi usia lanjut. Faktor-faktor sosio demografi yang berhubungan dengan terjadinya kepikunan pada usia lanjut adalah umur (kelompok umur ) 80 tahun mempunyai risiko sebesar 6,436 kali (95% CI: 4,478-9,251) dibandingkan dengan kelompok usia lanjut 60-75 tahun, dan kelompok usia lanjut 76-80 tahun berisiko terjadinya kepikunan sebesar 2,733 kali (95% CI: 1,877-3,980) dibandingkan kelompok usia lanjut 60-69 tahun], jenis. kelamin [usia lanjut perempuan mempunyai risiko sebesar 1,393 kali (95% CI: 1,075-1,806) dibandingkan dengan usia lanjut laki-laki], status perkawinan [usia lanjut yang berstatus kawin merupakan faktor pencegah terhadap terjadinya kepikunan sebesar 0,794 kali (95% CI: 0,110-5,758) dibandingkan dengan usia lanjut yang tidak kawin, dan usia lanjut yang berstatus cerai hidup/mati mempunyai risiko terjadinya kepikunan sebesar 2,187 kali (95% CI: 1,685-2,840) dibandingkan dengan usia lanjut yang tidak kawin], riwayat pendidikan [usia lanjut yang berpendidikan < = SD mempunyai risiko terjadinya kepikunan sebesar 2,025 kali (95% CI: 1,267-3,236) dibandingkan dengan usia lanjut yang berpendidikan > SD], riwayat stroke/kelumpuhan [usia lanjut yang mempunyai riwayat stroke/kelumpuhan mempunyai risiko terjadinya kepikunan sebesar 6,345 kali (95% CI: 3,793-10,614) dibandingkan dengan usia lanjut yang tidak mempunyai riwayat stroke/kelumpuhan], status rural urban [usia lanjut yang bertempat tinggal di wilayah rural mempunyai risiko sebesar 1,343 kali (95% CI: 1,016-1,775) dibandingkan dengan usia lanjut yang tinggal di wilayah urban], perilaku merokok [usia lanjut yang merokok mempunyai risiko terjadinya kepikunan sebesar 0,486 kali (95% CI: 0,353-0,671) dibandingkan dengan usia lanjut yang tidak merokok], penggunaan pelayanan kesehatan [usia lanjut yang menggunakan pengobatan tradisional mempunyai risiko terjadinya kepikunan sebesar 0,480 kali (95% CI: 0,364-0,635) dibandingkan dengan usia lanjut yang menggunakan pengobatan modem]. Umur dan riwayat stroke/kelumpuhan merupakan faktor yang paling berhubungan dengan terjadinya kepikunan pada usia lanjut di Indonesia.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prevalensi kepikunan pada usia lanjut kemungkinan akan terus bertambah setiap tahunnya sehingga diperlukan upaya antisipasi baik dari pengambil kebijakan ataupun masyarakat untuk bersama-sama melakukan tindakan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup usia lanjut terutama usia lanjut yang menderita kepikunan.

Socio Demographic Factors of Dementia (Kepikunan) among Elderly in The aging process is normal and natural that no one can avoid it. Aging will create several problems, including dementia Dementia is characterized by a decrease in memory, and signed by a continued decrease of mental, social and behavior status. There is a projected increase of the elderly population who will have dementia in Scotland from 2003-2013, about 59.301 in 2003 and 65.051 in 2013. Actually, based on these values, there is an increase of dementia among the elderly population of about 9.14% during 10 years. The result of the study about dementia in the hospital indicated that clients who had dementia stayed in hospital for 10.4 days, however, clients who had no dementia spe'zt more than 4000 dollars than the other.
The objectives of this study were to explore the information about the socio demographic factors that contributed to dementia for the elderly in Indonesia_ The study used a cross-sectional method in which all of the variables were taken at the same time. The population and sample in the study ware elderly (more than 60 years old) who living in Indonesia.
From 10.518 elderly, there were 236 who had dementia It covered about 2,2% of all elderly population. The factors that contributed to an occurrence of dementia on the elderly were age [more than 80 years had risk about 6,436 times (95% Cl: 4,478-9,251) compared with 60-75 years old; 76-80 years old had risk about 2,733 time (95% CI: 1,877-3,980) compared with 60-75 years old], gender [women had a risk of about 1,393 times (95% CI: 1,075-1,806) compared with men], marital status [un-marriage had risk about 0,794 times (95% CI: 0,110-5,758) compared with married; divorce by live/died had risk about 2,187 times (95% CI: 1,685-2,840) compared with married], educational background [less than elementary school had risk about 2,025 times (95% Cl: 1,267-3,236) compared with more education], stroke history/paralyzed [ stroke history/paralyzed had risk about 6,345 times (95% CI: 3,793-10,614) compared with no stroke history/paralyzed], a rural urban status (live in an rural setting having a risk of 1,343 times (95% CI: 1,016-1,775) compared with those who live in a urban setting], smoking habit [smokers had a risk of about 0,486 times (95% CI: 0,353-0,671) compared with no smoking habit], health care services [ traditional method had risk about 0,480 (95% CI: 0,364-0,635) compared with modem method]. Age and stroke history/paralyzed were the most dominant contributing factor to the risk of dementia for the elderly people in Indonesia.
In conclusion a prevalence of dementia in the elderly in Indonesia will increase every year. The implications are that efforts are needed in anticipation of this problem from either policy makers or the community to conduct an action for the elderly who have dementia.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantobing, S.M.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
616.83 LUM k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>