Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1101 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shaw, Beth
"It begins by solving a famous puzzle of the ancient world, which is what was responsible for the tsunami that destroyed settlements in the eastern Mediterranean in 365 AD. By radiocarbon dating of preserved marine organisms, Shaw demonstrates that the whole of western Crete was lifted out of the sea by up to 10 meters in a massive earthquake at that time, which occured on a previously unknown fault. The author shows that the resulting tsunami would have the characteristics described by ancient writers, and uses modern GPS measurements and coastline geomorphology to show that the strain build-up near Crete requires such a tsunami-earthquake about every 6.000 years. A detailed seismological study of earthquakes in the Cretan arc over the last 50 years reveals other important features of its behaviour that were previously unknown. Finally, she provides fundamental insights into the limitations of radiocarbon dating marine organisms, relating to how they secrete carbon into their skeletons. "
Heidelberg : Springer, 2012
e20401909
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Keller, Edward A.
New Jersey: Prentice-Hall, 1996
551.8 KEL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Briggs, J. C.
Amsterdam: Elsevier, 1987
551.136 BRI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Van Nostrand Reinhold, 1987
R 551.803 ENC
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Sutherland, Lin
Sydney: University of New South Wales Press, 1995
R 551.21 SUT v
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Athallah Wardhana
"Fenomena pergerakan tanah rentan terjadi di daerah pesisir yang aktif secara tektonik seperti Provinsi Bengkulu dan dapat menghambat pengembangan infrastruktur. Langkah mitigasi bencana pergerakan tanah yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi lapisan tanah yang lunak. Penelitian ini memanfaatkan korelasi survei Electrical Resistivity Tomography (ERT) dan Standard Penetration Test (SPT) untuk pemetaan zona dengan lapisan tanah lunak di daerah Tol Bengkulu – Taba Penanjung, Provinsi Bengkulu. Upaya untuk mengkorelasi kedua data ini diharapkan dapat mengidentifikasi litologi, struktur geologi, dan zona tersaturasi air yang merupakan faktor pengaruh kekerasan suatu lapisan tanah. Penelitian mengumpulkan 15 lintasan ERT dan tiga titik bor SPT sedalam 18 hingga 22 m. Nilai resistivitas dan N-SPT kemudian diolah dan dihubungkan dengan geologi regional serta sampel litologi untuk dicari hubungan antara kedua nilai tersebut. Korelasi antara data ERT dan SPT menunjukkan hubungan yang terbalik walaupun hubungannya spesifik untuk area penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa terdapat banyak kandungan lempung pada tanah di daerah penelitian yang membuat arus listrik dapat bebas bergerak dibawah permukaan namun membuat lapisan tanah menjadi lebih kompak dan keras. Hal ini didukung dengan data ERT yang menunjukkan resistivitas yang sangat rendah pada rentang 0 – 10 ohm.m dan sampel lapisan tanah yang dideskripsikan mengandung banyak lempung (clay).

Soil movement is prone to occur in tectonically active coastal areas such as Bengkulu Province and can delay infrastructure development. Land movement disaster mitigation that can be taken is to identify soft soil layer. This study utilizes the correlation of the Electrical Resistivity Tomography (ERT) and Standard Penetration Test (SPT) surveys for mapping zones with soft soil layers in the Bengkulu – Taba Penanjung Toll Road, Bengkulu Province. Efforts to correlate the two data are expected to identify lithology, geological structure, and water-saturated zones which are factors that influence the hardness of a soil layer. The study collected 15 ERT lines and three SPT borehole 18 to 22 m deep. The resistivity and N-SPT values were then processed and linked to regional geology and lithology samples to find the relationship between the two values. The correlation between ERT and SPT data showed an inverse relationship although the relationship was specific for this research area. The results show that there is a lot of clay content in the soil in the study area which allows electric current to move freely under the surface but makes the soil layer more compact and hard. This is supported by the ERT data which shows a very low resistivity in the range of 0 – 10 ohm.m and the soil sample which is described as containing a lot of clay."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kompleks batuan gunung api Adang di daerah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat secara lebih detail dapat dikelompokkan menjadi tujuh, yaitu kompleks Tapalang, Ampalas, Adang, Malunda, Karampuang, Sumare, dan Labuan Rano. Komplek Adang merupakan salah satu komplek gunung api utama yang masih dapat diidentifikasi bentukan morfologinya dengan baik. Komplek ini tersusun atas batuan gunung api basa hingga intermediet yang memiliki
nilai laju dosis radiasi cukup tinggi yang disebabkan oleh kandungan mineral radioaktif di dalamnya. Keterdapatan mineral radioaktif pada batuan basaltik-andesitik belum pernah dijumpai di Indonesia sehingga hal ini menjadi sangat menarik untuk dilakukan penelitian terutama tataan tektonika pembentukan batuan komplek gunung api tersebut. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menentukan tipologi magmatik yang terkait dengan tataan tektonikanya dengan pendekatan geokimia batuan gunung api menggunakan analisis X-Ray Fluorescence (XRF). Batuan gunung api Adang merupakan hasil dari proses vulkanisme suatu komplek
gunung api yang memiliki pusat erupsi dan beberapa kubah lava. Batuan tersebut tersusun atas
batuan trachyte-phonolite, dengan afinitas magmatiknya ultrapotasik, Dari data tersebut dapat
diinterpretasi bahwa tataan tektonika magmatologinya adalah active continental margin (ACM). Magma asal yang membentuknya dari aktivitas sunung apinya dipengaruhi oleh kerak benua mikro barat daya (South West/SW) Sulawesi.
"
EKSPLOR 36:1 (2015) (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Nugroho
"Pulau Sulawesi, terutama Halmahera, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah, merupakan daerah dengan sumber daya alam mineral nikel melimpah di Indonesia. Salah satu wilayah di Sulawesi Tenggara yang memiliki prospek nikel laterit adalah Konawe Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi batas persebaran zona nikel laterit dengan menggunakan metode resistivitas yang dikorelasikan dengan data bor. Metode resistivitas yang digunakan adalah konfigurasi schlumberger yang memiliki kemampuan penetrasi hingga zona batuan dasar. Pengolahan resistivitas dilakukan dengan melakukan penggabungan data hasil sounding dilanjutkan dengan inversi data sehingga didapatkan penampang true resistivity 2-D. Hasil inversi ini kemudian akan dimodelkan dan dikorelasikan dengan data bor untuk menentukan batas zona laterit. Analisis resistivitas berdasarkan korelasi data bor pada 3 jalur interpretasi mengungkapkan adanya zona topsoil dengan resistivitas 177-2021 ?m, limonite dengan resistivitas 30-1245 ?m, saprolite dengan resistivitas 4-518 ?m, dan bedrock dengan resistivitas 55-927/m. Kedalaman topsoil terletak pada 0 m, limonite 1-6 m, saprolite 8-38 m, dan bedrock pada kedalaman 28-38 m. Selain itu, ketebalan lapisan topsoil adalah 1 m, limonite 1-5 m, dan saprolite 4-36 m. Dalam penelitian ini juga terdapat zona batuan dasar dengan nilai resistivitas rendah, yang disebabkan oleh tingginya konsentrasi air.

Sulawesi Island, particularly Halmahera, Southeast Sulawesi, and Central Sulawesi, is an area abundant in nickel mineral resources in Indonesia. One of the regions in Southeast Sulawesi with prospects for lateritic nickel is North Konawe. This research aims to identify the boundaries of the lateritic nickel zone using resistivity methods correlated with borehole data. The resistivity method employed is the Schlumberger configuration, which allows for penetration into the bedrock zone. Resistivity data processing involves merging and inverting the data using software to obtain a 2-D true resistivity cross-section. The results of this inversion will be modeled and correlated with borehole data to determine the boundaries of the lateritic zone. Resistivity analysis based on borehole data correlation reveals the presence of a topsoil zone with resistivity ranging from 177 to 2021 ?m, limonite with resistivity ranging from 30 to 1245 ?m, saprolite with resistivity ranging from 4 to 518 ?m, and bedrock with resistivity ranging from 55 to 927/m. The topsoil depth is located at 0 m, limonite at 1-6 m, saprolite at 8-38 m, and bedrock at a depth of 28-38 m. Additionally, the thickness of the topsoil layer is 1 m, limonite ranges from 1 to 5 m, and saprolite ranges from 4 to 36 m. This research also identifies a bedrock zone with low resistivity values, attributed to a high water concentration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Andri Gribaldi
"ABSTRAK
Geoinorfologi adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
bentuk inedan sebagai bentuk muka bumi, baik di atas maupun di
bawah muka air laut. Lingkup studi geoinorfologi meneakup
beberapa aspek yaitu bentuk medan, material penyusun dan
proses geomorfologi.
Gunung Ciremai merupakan gunung yang endapan vulkaniknya
mengalir dan menutupi lapisan lipatan di bawahnya hingga
meneapai Laut Jawa. Dan dari batuan lipatan tadi di beberapa
teinpat menonjol. Pada lreng Baratdaya dan Utaranya terdapat
suatu reruntuhan dari pegunungan tua.
Penanikan wilayah penelitiari herdasarkan peta sketsa geologi
Yang dibuat Van Beminelen' tahun 1941 dan secara asrononhis
dibatasi pada 108°10' - 108°40'Bujur Timur dan 6°40 - 7°05
Lintang Selatan.
Masalah yang akan dihahas adalah : Unit-unit geomorfologi apa
saja yang terdapat di komplek Cirëmai ?
Desknipsi wilayah dibahas menurut satuan unit geomorfologi
berdasarkan analisis medan dan melalui pendekatari bentang
alam. Analisis inedan yang digunakan adalah ketinggian, ketniringan
lereng, jenis batuan, strdktur geologi dan pola aliran
sungai.
Dari hasil analisis peta dan fakta yang ada, maka di wilayah
penelitian dapat dibuat ringkasan unit geomorfologi yaitu
Di wilayah kikisan terdapat (1) Unit Gunungapi yang terdiri
dari gunung api, bukit intrusif, undak lava, dataran fluvial
vulkanik dan gunungapi tendenudasi. (2) Unit Lipatan yang
terdiri dari pegunungan lipatan, perbukitan upstart dan
dataran lipatan. (3) Unit Patahan yang terdini dari pegunungan
patahan, perbukitan patahan dan gawir sesar. (4) Unit
Perbukitan Tenkikis. Di wilayah endapan terdapat : (1) Unit
Dataran Aluvial yang teriri dari dataran aluvial Cirebon,
dataran aluvial Ci Senggarung, dataran aluvial Cikijing,
dataran aluvial Kadipaten, danau, beting, tanggul sungal dart
dataran banjir. (2) Unit Dataran Aluvial Mann yang terdiri
dari dataran aluvial mann Cirebon, rataan pasang surut,
tanggui pantai dan delta.

"
1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Husni
"
ABSTRAK
Geomorfologi mempelajari tentang bentuk muka bumi, proses terjadinya dan perkembangannya. Proses yang dimaksud merupakan tahapan perubahan bentuk muka bumi, faktor penyebab dan cara keijanya. Perubahan bentuk muka bumi disebabkan oleh tenaga endogen (dalam) dan eksogen (luar). Proses eksogen disebabkan oleh aktivitas air, angin dan ombak serta es, memperlihatkan adanya kenampakan pelapukan, pengikisan, pengangkutan dan pengendapan.
Pengendapan dapat berlangsung di sekitar perairan sungai, danau (tepi sungai dan danau), panti, laut atau samudera. Proses pengendapan (sedimentasi) di pantai (laut) menghasilkan bentuk-bentuk endapan (sedimen) dengan kenampakan (morfologi) yang bervariasi. Salah satu bentuk endapan (morfologi) tersebut adalah tombolo. Unit geomorfologi tombolo, dengan dicirikan pada bagian dalaninya terdapat laguna. Tombolo di Teluk Ujungpulau Baai terbentuk sejak tahun 1926 berdasarkan interpretasi peta topografi. Masalabnya, bagaimanapembentukan morfologi dan stratigrafi tombolo, berapa Was dan laju rata-rata pertambahan volume sedimen,
setiap tahun, mulai dari tahun 1926 sampai 1996.
Tombolo adalah, tumpukan endapan karena ombak, dibantu oleh arus laut dan angin. Gundukan (tumpukan) endapan morfologi tombolo, berkembang melalui proses tahapan (stadia) nya pada tahun tertentu beserta ukuran luas. Sedimentasi tombolo disebabkan gelombang (ombak), arus laut dan angin. Di lokasi penelitian, gelombang tinggi rata-rata 0,6 - 0,9 m dengan periode waktu rata-rata 6 detik, arahnya dari Barat. Arus laut, kecepatan rata-rata 0.50 knot, arahnya antara Barat dan Barat Daya. Dan angin. kecepatan rata-rata 10 knot, arahnya dari Barat.
Endapan (sedimen) morfologi tombolo berada di atas permukaan laut, dengan ketinggian antara 0-3 m. Morfologi tombolo (tahun 1926-1996) terbentuk dari arah Tenggara ke Barat Laut. Sifat utama sedimen berlapis, perlapisan sedimen dinamai Stratigrafi. Perlapisan sedimen tombolo dan ukuran butirannya adalah sedimen pasir ukuran butiran 2 - 0,02 mm, geluh 0.02-- 6.002 mm, dan lempung kuráng dari 0.002 mm. Dari pengeboran sampel sedimen berdasarkan ukuran butiran lapisannya bervaniasi.
Luas morfologi tombolo, dari tahun 1926 - 1996 (selama 70 tahun) adalah seluas : 204 Ha dengan rata-rata pertambahan luas setiap tahun: 2,9 Ha. Dan laju rata-rata pertambahan volume sedimentasi pembentukan sedimen tombolo dari tahun 1926 - 1996 adalah sebesar 22,63 m3 setiap tahunnya.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>