Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148213 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Mashuri
"Untuk mengetahui pengaruh agen ikat silang terhadap sifat kuat tarik dan titik leleh polietilen densitas tinggi (HDPE-High Density Polyethylene) dibuat sampel XPE (Crosslinked Polyethylene) dengan variasi prosentase berat (0,50 sampai 1,50 bwt) agen ikat silang DCP (Dicumyl Peroxyde). Selanjutnya dilakukan pengukuran dan pengujian seperti fraksi rantai ikat silang.. FTIR, densitas, XRD. titik leleh, temperatur dekomposisi dan sifat kuat tarik.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa DCP merangsang meningkatkan terbentuknya rental ikat silang dalem HDPE, tetapi mulai 1.50% DCP cenderung menuju keadaan jenuh. XPE dengan kendungan DCP kurang dari 1,50' terbentuk fasa kristalin ( bidang kristal (010) ) namun secara bulk XPE lebih berfasa amorfphous. Hal ini ditandai dengan penurunan nilai derajat kristalinitas dan densitas. Fenomena ini menyebabkan titik leleh dan dekomposisi meningkat, modulus Young menurun, elongasi meningkat dan UPS meningkat walau relatif kecil.Sehingga XPE merupakan polietilen yang bersifat kuat tarik lebih baik dan lebih stabil pada pemakaian temperatur operasi tinggi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-17262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tata Surdia
Jakarta: Pradnya Paramita, 1985
620.1 TAT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tata Surdia
Jakarta: Pradnya Paramita, 2000
620.1 TAT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pradnya Paramita, 1999
620.1 SUR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Dwi Nurmansiah
"Sintesis TiO2 anatase mesopori menggunakan metode reverse micellar yang akan digunakan untuk fotodegradasi fasa gas, dengan model polutan berupa formaldenid. TiO2 anatase mesopori yang dinasilkan dibuat menjadi lapisan tipis pada silinder kaca berukuran diameter bagian dalam 2 mm dengan metode dip-coating. Serbuk TiO2 dikarakterisasi dan dianalisa sifatnya menggunakan XRD, SEl\/l, BET, FTIR dan DTA. Sedangkan analisa sifat aktivitas fotokatalitiknya digunakan GC. Hasil karakterisasi dan analisa menunjukkan indikasi material yang sudan bernasil dibuat memiliki karakteristik kristal anatase dan mesopori."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S30434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muh Kurniawan
"Wax merupakan masalah yang potensial terjadi di industri minyak bumi. Pendekatan termodinamika digunakan untuk mengetahui apakah wax dapat terbentuk, dan berapa banyak potensi wax terbentuk pada suatu kondisi tertentu. Model Coutinho diaplikasikan terhadap dua laruran wax buatan dan sembilan minyak bumi dari berbagai lapangan di Indonesia. Input dari model tersebut adalah komposisi n-alkana C20+ yang diperoleh dari kromatografi gas. Data WAT dan pembentukan wax diperoleh dari pengukuran differential scanning calorimetry (DSC). Model Coutinho dapat diterapkan secara penuh pada minyak ringan hingga sedang. Minyak berat dengan MW lebih dari 318 gram/mol memiliki pseudokomponen non-wax setara dengan C21 atau lebih. Model menghitung pseudokomponen yang demikian sebagai salah satu komponen wax. Hasil pemodelan menunjukkan nilai WAT dengan presisi average absolute deviation (AAD) sebesar 2,44°C terhadap data DSC. Untuk minyak ringan hingga sedang, pemodelan dapat memprediksi dengan baik presipitasi wax sepanjang temperatur dengan AAD rata-rata 8,2%.

Wax is a potential problem that occurs in the petroleum industry. Thermodynamic approach is used to determine whether the wax can be formed, and how much wax potentially formed at a certain condition. Coutinho model was applied to various Indonesia crude oils. Input of the model is the composition of C20+ nalkanes obtained from gas chromatography. Wax precipitation data obtained from differential scanning Calorimetry (DSC) measurement. Coutinho Model can be applied to predict wax precipitation in light and intermediate crude oil. Heavy crude oils having MW heavier than 318 gram/mol gave single non-wax pseudocomponent as C21 or greater. The model calculate such pseudocomponent as another wax component. For all range of crude oil studied, the WAT obtained from model had AAD precision as 2,44°C compared to that of DSC. For light to intermediate crude oil, the model could predict wax precipitation along the temperature range with AAD value of 8.2% compared to DSC data.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunaryo
"Karena penggunaan unsur-unsur Lantanida terus berkembang, maka kebutuhan total Lantanida dari tahun ke tahun akan semakin meningkat. Unsur-unsur Lantanida ini mempunyai sifat-sifat yang sangat mirip, sehingga proses isolasi unsur-unsur ini menjadi sulit. Akhir-akhir ini senyawa crown banyak disintesa. Salah satu jenis senyawa crown ini adalah kriptan. Senyawa-senyawa kriptan dapat membentuk kompleks yang stabil dengan ion-ion logam, serta mempunyai keselektifan dalam membentuk kompleksnya. Dengan demikian tidak tertutup kemungkinan untuk memisahkan unsur-unsur lantanida secara ekstraksi pelarut menggunakan senyawa kriptan sebagai ligannya. Untuk itu penelitian mengenai sifat-sifat pengompleksannya dengan Iogam-Iogam Lantanida perlu dilakukan sebagai studi awal untuk ekstraksi pemisahan unsur-unsur lantanida tersebut. Dalam penelitian dilakukan penentuan perbandingan stoikiometri komplek Sm dan Yb kriptat (2,2,1)| , pengamatan pengaruh keasaman terhadap pembentukan komplek Sm dan Yb kriptat (2 , 2 , I ) , serta penentuan harga K reaksi kompleksasi Sm kriptat , secara spektrofotometri. Dalam percobaan ini yang diamati adalah perubahan spectrum serapan larutan yang diteliti. Hasil yang diperoleh dari percobaan-percobaan menunjukkan bahwa dalam fasa kloroform kriptan [ 2 , 2 , 1 ) terprotonasi 2, sedangkan dalam DMSO kriptan (2 , 2 , I ) cenderung terprotonasi 1. Kompleks yang dibentuk oleh kriptan (2,2, 1) dengan Sm3+ dan yb3+ dalam fasa DMSO mempunyai perbandingan stoikiometri mol logam:mol ligan = 1 : 1. Dari pengukuran secara spektrofotometri, diperoleh harga log k reaksi kompreksasi sm kriptat 12,2,Ll sebesar l,82 + 0,03.

As the use of Lanthanide elements continues to grow, the total need for Lanthanides will increase from year to year. These Lanthanide elements have very similar properties, so the process of isolating these elements becomes difficult. Recently, many crown compounds have been synthesized. One type of crown compound is cryptan. Cryptan compounds can form stable complexes with metal ions, and have selectivity in forming their complexes. Thus, it is possible to separate lanthanide elements by solvent extraction using cryptan compounds as ligands. For this reason, research on the properties of their complexation with Lanthanide metals needs to be carried out as an initial study for the extraction of the separation of these lanthanide elements. In the study, the stoichiometric ratio of the Sm and Yb cryptate complexes (2,2,1)| , observation of the effect of acidity on the formation of Sm and Yb cryptate complexes (2, 2, I), and determination of the K value of the Sm cryptate complexation reaction, by spectrophotometry. In this experiment, what was observed was the change in the absorption spectrum of the solution being studied. The results obtained from the experiments showed that in the chloroform phase, cryptant [2, 2, 1) was protonated by 2, while in DMSO, cryptant (2, 2, I) tended to be protonated by 1. The complex formed by cryptant (2,2, 1) with Sm3+ and yb3+ in the DMSO phase had a stoichiometric ratio of metal moles: ligand moles = 1: 1. From spectrophotometric measurements, the log k value of the cryptate 12.2,Ll sm complexation reaction was obtained as l.82 + 0.03.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar Ali
"Tingginya kebutuhan masyarakat akan pemanfaatan plastik menyebabkan sekitar 65 persen darii total produksi poliolefin ditujukan untuk pengaplikasian pada injection molding. Sejalan dengan meningkatnya permintaan , maka sudah selayaknya produsen poliolefin sebagai industri hulu dan produsen aplikasi injection molding sebagai industri hilir meningkatkan mutu produk yang dihasilkan.
Khususnya untuk polipropilen pemanfaatan sifat-sifatnya seperti kerapatan yang rendah, tahan terhadap kelembaban , kekuatan mekanis yang tinggi, titik leleh relatip tinggi menjadikan polipropilen mempunyal prospek yang sangat besar untuk menggantikan bahan-bahan seperti styren, HDPE, PVC, kertas, gelas, PET dan resin rekayasa.Karena prospek tersebut penambahan agen, nukleasi akan menambah kejernihan polipropilen sehinggga dapat menaikkan niiai estatikanya.
Agen nukleasi yang digunakan pada studi ini 3,4-dimetildthenzi!idin sorbitol, konsentrasi 2500 ppm agen nukleasi ini adalah konsentrasi optimum untuk menaikkan kejernihan npolipropilen. Dampak lain yang didapatkan dari penambahan agen nukleasi ini pada konsentrasi dapat memeksimalkan kenaikan temperatur kristalisasi polipropilen sehingga dapat meminimalkan waktu-waktu pendinginan pada proses injection molding.
Penambahan agen nukleasi mi tidak dapat menakkan sifat mekanik ( kekeresan ) polipropilen, pemanfaatannya hanya untuk produk yang membutuhkan kejernihan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dasriah
"ABSTRAK
Ligan jenis feroin sangat menarik untuk dikaji terutama karena kemampuan ligan ini untuk membentuk kompleks dengan logam yang mempunyai bilangan oksidasi rendah. Salah satu ligan jenis ini adalah 3-(2-piridil)-5,6-difenil-1,2,4-triazin (PDT).
Dalam penelitian ini dicoba kembali pekerjaan peneliti terdahulu yaitu penentuan stoikiometri kompleks Fe(II)-PDT dan Co(II)-PDT dan dilanjutkan
dengan ekstraksi logam besi(II) dan kobalt(l1) dengan cara pengkompleksan terlebih dahulu. Metode ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi pelarut dengan rnenggunakan dua pelarut yang tak campur.
Ekstraksi kompleks logam besi(II)-PDT dan kobalt(1I)-PDT masing-masing pertama kali dilakukan pada berbagai nilai pH untuk memperoleh kondisi optimumnya. Selanjutnya dilakukan ekstraksi masing-masing logam pada pH optimumnya. Penentuan jumlah logam yang terekstrak dilakukan dengan alat spektrofotometri ultra ungu-tampak pada panjang gelombang maksimumnya.
Selain itu juga dilakukan ekstraksi secara simultan, kedua logam berada dalam satu larutan dan konsentrasi tertentu. Pemisahan dilakukan dengan menambahkan padatan NaCN kedalam fasa organik. Pengukuran dilakukan
dua kali, sebelum dan sesudah penambahan NaCN. Pengukuran pertama pada panjang gelombang 500 nm yaitu hagi kompleks Co(PDT)32+ yang masih tercampur dengan kompleks Fe(PDT)32+ dan pengukuran kedua pada panjang
gelombang 500 nm (bagi kompleks Co(PDT)3 2+ ) dan 552 nm (bagi kompleks Fe(PDT) 3 2+ ) . Nilai serapan pertama adalah nilai serapan bagi kompleks Co(PDT) 3 2+, nilai serapan akhir adalah bagi kompleks Fe(PFT)32+
Hasil penelitian ini menunjukkan hahwa kompleks besi (II)-PDT dan kobalt(I1)-PDT mempunvai stoikiometri 1 : 3, yaitu Fe(PDT)3 2+ dan
Co(PDT) 3 2+. Kondisi pH optimum bagi ekstraksi Fe(II) pada pH 5,0 dengan
°/oE = 87,06 dan 7,0 dengan %E = 76,30 bagi ekstraksi Co(II). Kondisi pH
optimum bagi ekstraksi kedua logam secara simultan yaitu pada pH 5,0 dengan
hasil ekstraksi dalam bentuk %E adalah 82,43 bagi Fe(II) dan 72,15 bagi
Co(I1) dan pH 7,0 dengan basil 68.48 % bagi Fe(Il) dan 80,07 % bag] Co(II)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>