Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62445 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alviani Martha Ramadhani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyikatan menggunakan pasta
gigi nano calcium carbonate terhadap kekasaran permukaan resin komposit nanofil.
Penyikatan menggunakan 3 jenis bahan penyikat dengan lama penyikatan 10, 20, dan
30 menit. Kekasaran permukaan diuji menggunakan surface roughness tester dan
hasil dianalisis dengan uji repeated ANOVA dan one way ANOVA. Morfologi
permukaan setelah disikat selama 30 menit diamati menggunakan SEM. Nilai
kekasaran permukaan resin komposit nanofil meningkat secara bermakna (p < 0.005)
setelah dilakukan penyikatan dengan pasta gigi nano calcium carbonate tetapi
peningkatan nilai tidak setinggi penyikatan dengan pasta gigi lainnya.

ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of brushing using toothpaste containing
nano calcium carbonate on the surface roughness of composite resin nanofill.
Brushing use 3 types of materials with brushing period within 10, 20, and 30
minutes. Surface roughness measured using surface roughness tester and the results
were analyzed by repeated ANOVA and one way ANOVA test. Surface morphology
after brushing for 30 minutes was observed using SEM. Nanofill Composite resin
surface roughness value increased significantly after brushing with toothpaste
containing nano calcium carbonate but the increase was not as high as the value of
brushing with other toothpastes."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Helmaya Anisja
"Latar Belakang: Penyikatan dengan pasta gigi mengandung bahan abrasi dapat mempengaruhi permukaan gigi dan restorasi.
Tujuan: Mengetahui pengaruh penyikatan pasta gigi nano calcium carbonate terhadap kekasaran permukaan nanoionomer.
Metode: Delapan belas spesimen nanoionomer disikat dengan akuabides, pasta gigi nano calcium carbonate dan calcium carbonate. Penyikatan dilakukan selama 30 menit dan diukur nilai kekasaran (Ra) menggunakan Surface Roughness Tester. Data hasil dianalisis dengan uji Repeated dan One Way ANOVA.
Hasil: Nilai kekasaran pemukaan nanoionomer meningkat secara bermakna (p<0.05) setelah penyikatan 20 menit dengan pasta gigi nano calcium carbonate.
Kesimpulan: Permukaan nanoionomer setelah penyikatan dengan pasta gigi calcium carbonate lebih kasar dibandingkan penyikatan dengan pasta gigi nano calcium carbonate.

Background: Brushing with tooth paste containing abrasive agent can influence both tooth surface and restorative material.
Aim: To identify the effect of brushing using nano calcium carbonate toothpaste to surface roughness of nanoionomer.
Methode: Each of eighteen nanoionomer speciments was brushed with aquabidest, nano calcium carbonate and calcium carbonate toothpaste. Brushing were done for 30 minutes and the roughness value (Ra) was measured using Surface Roughness Tester. The data was analyzed using Repeated and One Way ANOVA.
Results: The value of nanoionomer surface roughness increased significanlty (p<0.05) after 20 minutes brushing using nano calcium carbonate tooth paste.
Conclusion: Nanoionomer surface after brushing using calcium carbonate is more rugged than brushing using nano calcium carbonate toothpaste.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan penelitian pengaruh nano-precipitated calcium carbonate (NPCC) terhadap kualitas komposit polivinil klorida (PVC). Komposit PVC dipreparasi dengan menggunakan mesin Rheomix 3000 merek Haake pada suhu 165 •C, kecepatan putaran 50 rpm selama 10 menit. Komposisi PVC dan bahan aditif dibuat tetap, dan kandungan nanofiller NPCC divariasi 5; 10; 15 dan 20 phr (per hundred resin). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan NPCC terhadap sifat termal, elektrik, maupun fisis dari komposit PVC untuk komponen elektronika. Pengujian komposit PVC hasil penelitian meliputi sifat termal, elektrik, fisis dan morfologi. Hasil SEM menunjukkan terjadi pencampuran yang homogen antara NPCC dengan PVC. Hasil uji komposit PVC memperlihatkan bahwa bahwa penambahan jumlah NPCC sampai dengan 15 phr menaikkan kekerasan, kerapatan, kuat tarik, ketahanan terhadap panas, dan onzet temperatur, namun menurunkan sifat perpanjangan putus. Hasil uji sifat elektrik dan ketahanan terhadap percikan api semua komposit yang dibuat telah memenuhi persyaratan SNI 04-6504-2001 maupun SNI. 04-3892.1-2006, namun ketahanan terhadap panas belum dapat memenuhi persyaratan SN I yang diacu."
620 JSI 6:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Monica Rachelia
"Kalsium karbonat merupakan aditif padat yang dapat meningkatkan performa anti-wear pada pelumas gemuk. Kinerja aditif dalam mengurangi jumlah keausan dipengaruhi oleh ukuran partikelnya, dimana ukuran partikel yang semakin kecil akan memberikan sifat ketahanan aus yang semakin baik. Namun, partikel yang semakin kecil akan memiliki harga yang semakin mahal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan performa gemuk dalam mengurangi jumlah keausan dan memaksimalkan efisiensi biaya dengan mengkombinasikan ukuran partikel aditif kalsium karbonat, yaitu ukuran mikro diatas asperities (Mb), ukuran mikro dibawah asperities (Mk) dan ukuran nano (N). Tiga ukuran tersebut dikombinasikan dengan komposisi berbeda. Pembuatan gemuk dilakukan melalui reaksi saponifikasi minyak sawit sebagai bahan dasar dengan asam 12-hidroksistearat, kalsium hidroksida, dan asam asetat sebagai pengental dan pengompleks. Gemuk bio kalsium kompleks dengan tingkat kekerasan gemuk multiguna (NLGI 2) yang dihasilkan selanjutnya dicampur dengan bubuk aditif kalsium karbonat sebanyak 1% dari basis gemuk, Partikel dikarakterisasi ukurannya menggunakan SEM. Gemuk yang dihasilkan dilakukan pengujian untuk mengetahui jumlah keausan menggunakan uji four ball dan untuk mengetahui pengaruh terhadap karakteristik gemuk yaitu konsistensi, kemuluran, dan dropping point. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kombinasi mikropartikel dibawah ukuran asperities dan nanopartikel dengan rasio 50% : 50% menghasilkan performa terbaik dalam mengurangi keausan dan mengurangi biaya bahan baku pembuatan gemuk. Penambahan aditif tidak terlalu memengaruhi tingkat penetrasi, kemuluran dan dropping point.

Calcium carbonate is a solid additive that is well-known for improving the anti-wear performance of bio greases. The performance of additives in reducing the amount of wear can be affected by its particle size, where the smaller particle size will provide better anti-wear performance. However, smaller particles are more expensive. Therefore, research is needed on the particle size combination of calcium carbonate particles on tribological performance to reduce the amount of wear and achieve cost efficient grease. The grease is made through the saponification reaction of palm oil as base oil with 12-hydroxystearic acid, calcium hydroxide, and acetic acid as thickeners and complexing agents. The resulting NLGI 2 calcium complex bio-grease (multi-purpose grease) was then mixed with 1% w/w calcium carbonate powder. The additive particle size was varied into three sizes: micro size above asperities (Mb), micro size below asperities (Mk), and nano size (N). The sizes were varied by its compositions. Particles were characterized using SEM, meanwhile bio-grease using penetration, drop point, and four ball tests. The results showed that the combination of microparticles below asperities (Mk) and nanoparticles (N) with a ratio of 50% : 50% produced the best performance in reducing wear and reducing the cost of raw material for making grease. The addition of additives does not significantly affect the level of penetration, fibril texture and dropping point."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Majid Amrullah
"Luasnya aplikasi dan rentang sifat yang dimiliki poliuretan, memicu berbagai modifikasi dari material poliuretan.Tidak menutup kemungkinan modifikasi menggunakan biomassa yang banyak tersedia di alam untuk menghemat biaya produksi sekaligus memperoleh sifat material yang berstabilitas tinggi. Penelitian berfokus pada pembuatan poliuretan rigid untuk aplikasi otomotif dengan metode pelapisan menggunakan biomassa kitosan yang diperkuat dengan kalsium karbonat. Metode pelapisan yang digunakan adalah dip coating dengan cara mencelupkan busa poliuretan fleksibel berdensitas 16 kg/m3 ke dalam larutan kitosan yang berisi 4 gram kitosan dalam 5% CH3COOH berpelarut air sampai 100 ml, ditambah kalsium karbonat dengan rasio bervariasi dari 0,1% s.d. 0,5% sebagai variabel bebas. Busa di-drying selama 30 menit pada temperatur 60oC dan dilakukan pemanasan (curing) selama 90 menit pada suhu 120oC. Sampel kemudian diuji Tarik, Densitas, ILD, FTIR, STA, dan SEM. Diperoleh hasil yang mendekati hipotesis pada Densitas dan Kekuatan Tarik Maksimum yang mengalami peningkatan dengan penambahan kalsium karbonat dibandingkan busa virgin dan busa perlakuan tanpa kalsium karbonat. Pada morfologi ditemukan pembentukan lapisan di permukaan busa fleksibel sesuai yang diperkirakan. Hasil optimum ditemukan pada sampel dengan kalsium karbonat 0,2% yang memiliki densitas 31 kg/m3 dan kekuatan tarik maksimum 4.05 kg/cm2. Penelitian masih dalam tahap pengembangan disarankan untuk dapat dilakukan peneletian dan analisis lanjutan.

The massive application and range of properties that polyurethane possess, triggered countless modification of polyurethane. It is not impossible to use biomass, which is happen to be abundant in nature, as a modification of polyurethane in order to save production cost while obtaining relatively high-stable material properties. This research focused on creating rigid polyurethane foam for automotive application with coating method using chitosan that reinforced by calcium carbonate. The coating method used in this research is dip coating by immersing 16 kg/m3 polyurethane flexible foam into chitosan solution containing 4 grams of chitosan that dissolved into 100 ml of 5% CH3COOH electrolyte with aquades solvent, with various ratio of calcium carbonate ranging from 0,1% until 0,5% weight/volume. The foam was dried for 30 minutes at 60oC and cured for 90 minutes at 120oC. The material samples then tested for tensile, density, ILD, FTIR, STA and SEM. The results obtained close to the hypothesis on Maximum Tensile Strength and Density which increased with the addition ratio of calcium carbonate compared to virgin foam and treated foam without calcium carbonate. In the morphology the formation of layers on flexible foam surfaces is obtained as expected. The optimum results were found in samples with 0.2% ratio of calcium carbonate which had a density of 31 kg/m3 and a maximum tensile strength of 4.05 kg/cm2. This research is still under development and further research and analysis is expected."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nizar Ali Balgana
"Untuk mengatasi masalah kerak kalsium karbonat CaCO3 yang terbenluk dari air sadah dimana merupakan suatu gangguan besar dalam proses di industri dibutuhkan banyak metode altematif sehingga pada penerapannya efektif dan efesien. Salah satu metode yang saat ini sedang berusaha dikembangkan walaupun masih kontroversial adalah pengolahan air sadah dengan metode magnelisasi.
Dalam penelitian ini yang pertama-tama dilakukan adalah preparasi sampel yaitu membuat air sadah yang merupakan campuran dari 0.01 M CaCl; dan 0.01 M Na2CO3. Selanjutnya pengujian kuantitatif dilakukan dengan mencampurkan laruran pernbentuk air sadah kedalam beaker glass yang diberi perlakuan dan tanpa perlakuan magnetisasi untuk mendapatkan pengaruh magnetisasi terhadap endapan CaCO; yang terbentuk dan dilakukan pengujian terhadap konsentrasi ion Ca” di larutan hasil uji pengendapan tersebut. Uji kuantitatif lainnya adalah adalah uji total padatan terlarut dengan magnetisasi 5 menit dan tanpa magnetisasi dimana total padatan terlarulnya diukur selama 30 menit. Uji kualitatif dilakukan dengan uji foto mikroskop oplik dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan struktur klistal dan jumlah partikel dari air sadah dengan dan tanpa magnetisasi 10 menit. Pengujian dengan menggunakan X -Ray Diffraksi dilakukan untuk melihat dengan pasti struktur kristal yang terbentuk dari air sadah dengan dan tanpa perlakuan magnetisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara berat endapan kalsium karbonat yang terbentuk dengan waktu magnetisasi. Dimana semakin lama magnetisasi makajumlah endapan semakin kecil sementara uji ion Cal' pada larutan tersebut menunjukkan bahwa semakin lama magnetisasi, konsentrasi ion Ca” di larutan semakin besar. Uji foto mikroskop optik menunjukkan bahwa magnetisasi mempengaruhi struktur dan jumlah kristal CaCO3. Uji X - Ray Diffraksi menunjukkan bahwa jenis kristal CaCO; yang terbentuk endapan adalah kalsit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sealtial Mau
"Maraknya isu tentang hemat energi dan ramah lingkungan menjadi topik hangat yang selalu diperbincangkan dan terus dikaji untuk dikembangkan. Isu energi begitu penting karena energi menjadi salah satu penopang ekonomi suatu bangsa. Di Indonesia, sumber energi baru dan terbarukan sangat melimpah untuk dikelola menjadi energi yang ramah lingkungan. Inovasi demi inovasi terus dikembangkan untuk menemukan metode yang tepat, berkualitas dan murah serta banyak tersedia di alam. Partikel nano calcium carbonate yang terbuat dari cangkang kerang adalah material ramah lingkungan yang tersedia melimpah di alam. Larutan yang bermuatan patikel nano calcium carbonate dapat digunakan sebagai solusi bagi upaya pengurangan hambatan DR pada aliran dalam pipa yang ramah lingkungan. Dalam penelitian ini, penggunaan partikel nano pada larutan fluida kerja air-etilen glikol dengan perbandingan 40:60. Konsentrasi partikel yang digunakan ialah 100 ppm, 300 ppm dan 500 ppm pada fluida kerja. Pengujian dilakukan pada alat uji yang dirancang horizontal dengan komponen sisem perpipaan yang menggunaan pipa spiral dengan P/Di 10.8 dan pipa bulat dengan diameter dalam 4 mm. Melalui pengujian yang dilakukan, perubahan nilai friction factor menjadi parameter terjadinya DR. Pada aliran laminar DR tertinggi pada pipa spiral sebesar 79.9 untuk konsentrasi 500 ppm dengan Re rsquo; 1500 dan DR pada aliran turbulen tertinggi pada pipa bulat yaitu 47 untuk konsentrasi 300 ppm serta pada Re rsquo; 2500.

The rise of energy saving issue and environmentally friendly become a trend topic that is always discussed and continue to be reviewed to be developed. The issue of energy is so important because energy becomes one of the economic support foundation of a nation. In Indonesia, new renewable energy sources are abundant to be managed into environmentally friendly energy. Innovations continues to be developed to find the right method, quality and cheap, widely available in nature. Calcium carbonate nano particles made of shellfish are environmentally friendly materials available in abundance in nature. The nano calcium carbonate nanoparticle solution can be used as a solution for reducing the drag DR in an environmentally friendly pipeline flow. In this study, the use of nanoparticles in aqueous solution of water ethylene glycol fluid with a ratio of 40 60. The particle concentration used is 100 ppm, 300 ppm and 500 ppm on the working fluid. The test is performed on a horizontally designed test with component of the piping system which uses a spiral pipe with P Di 10.8 and a circular pipe 4 mm of inner diameter. Through this test, the change of friction factor value becomes the parameter of the indicator of DR. In the highest DR laminar flow in the spiral pipe 79.9 for the 500 ppm concentration with Re 39 1500 and DR at the highest turbulent flow on the circular pipe are 47 for the 300 ppm concentration and at the Re 39 2500.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson Saksono
"Magnetic field effect on CaCO3 precipitation is the key parameter in evaluating the effectiveness of Anti-scale Magnetic Treatment (AMT). The purpose of this study was to investigate magnetic fields influence on CaCO3 precipitation in high and low super-saturated CaCO3 solution by varied pH CaCO3 solution using circulation flow fluid system. The observation results in the high super saturated solution (pH 8.5) showed the increase of precipited CaCO3 in magnetized solutions compared to those in non-magnetic solution during circulation process. In the low super-saturated CaCO3 solution (pH 6.4) it was found that magnetic treatment increased CaCO3 precipitation after circulation process. In high super-saturated solution, magnetic field strengthens ion interactions, which reduce precipitation during circulation process. However, in low super-saturated CaCO3 solution, magnetic field weakens hydrate ion interaction which indicated by decreasing of the conductivity of solution. It increases the precipitation of CaCO3 after the circulation of magnetization process has completed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kristanto
"PCC (Precipitated Calcium Carbonate) merupakan bahan baku industri yang berasal dari batuan dolomit. Jumlah dolomit yang terdapat di Indonesia sebanyak 600 jt ton dan pemanfaatannya masih belum menguntungkan karena hanya masih digunakan sebagai bahan dasar pupuk. Dalam upaya meningkatkan nilai tambah mineral dolomit, penelitian sebelumnya menggunakan leaching untuk memisahkan kandungan CaCO3 dalam dolomit sehingga menghasilkan CaCO3 murni untuk digunakan industri.
Pada penelitian ini dilakukan modifikasi pada metode leaching yaitu penambahan cosolvent HCl pada asam asetat untuk meningkatkan kemampuan leaching. Penambahan cosolvent ini diberikan dengan variasi volume agar diketahui berapa volume cosolvent (2, 3, 4, 5 %) optimum. Tujuan dari penambahan cosolvent adalah untuk meningkatkan kemurnian CaCO3 yang dihasilkan dengan menggunakan beberapa kondisi pada penelitian ini seperti (0,1 M, rasio massa/volume solven 10/100, waktu reaksi 50 menit dan ukura partikel <=100 Mesh) dan menghasilkan kemurnian CaCO3 95,74%.

PCC (Precipitated Calcium Carbonate) are materials from dolomite that used for several industries. The amount of dolomite found in Indonesia are around 600 billions tons and the usage of it still not profitable since it was only used as materials for fertilizers. Today,in the attempt of dolomite?s enhancement, there are some research about leaching technology to separate CaCO3 from dolomite to make high purity CaCO3 that could be use in industry.
In this research, we add cosolvent into the leaching method to enhance the leaching. The amount of HCl as cosolvent that would be added was given variation (2, 3, 4, 5 %) to find the optimum volume of cosolvent. The objective of adding cosolvent is to enhance the purity of CaCO3 with the optimum condition without cosolvent are 0.1 M of acetic acid concetration and ratio dolomite?s mass/volume and the output of the test of cosolvent is at 95,74% of purity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intaniar Wahyu Trivany
"Kalsium karbonat nanopartikel disitesis menggunakan metode presipitasi dengan mereaksikan larutan CaCl2 dan larutan Na2CO3 yang ditambahkan capping agent untuk mencegah aglomerasi. Tahapan sintesis CaCO3 nanopartike, yaitu preparasi larutan CaCl2 dan Na2CO3 (0,15 M), preparasi larutan capping agent, dan tahap sintesis CaCO3 dengan kecepatan pengadukan sebesar 700 rpm. Pada penelitian ini, variasi yang dilakukan adalah variasi laju pencampuran reaktan 1,683 mL/menit; 0,842 mL/menit; 0,561 mL/menit dan jenis capping agent (asam malat dan PEG 400) dengan variasi konsentrasi 0,5-1%. Partikel CaCO3 dikarakterisasi dengan bebrapa instrument, yaitu SEM, XRD, dan FTIR. Dengan atau tidak adanya capping agent gugus fungsi O-H, C-H, C-C, Ca-O, dan -CO3 teridentifikasi dari hasil FTIR. Pada sampel tanpa capping agent, pencampuran CaCl2 dan Na2CO3 dalam larutan air menyebabkan pembentukan kristal vaterit berbentuk spherical dengan ukuran partikel 0,2-7µm. Konsentrasi 0,5% dan 1% capping agent membentuk 2 fasa kristal, yaitu vaterit dan kalsit berbentuk spherical dan kubus dengan ukuran partikel 207 – 926 nm pada asam malat dan 276 nm – 3 µm pada PEG 400. Sehingga partikel yang dihasilkan masih tergolong partikel sub-mikro. CaCO3 yang diperoleh dengan menambahkan capping agent menghasilkan ukuran partikel berukuran lebih kecil dibandingkan dengan tanpa agent. Ditemukan juga bahwaemakin besar laju penambahan reaktan maka ukuran anopartikel yang diasilkan semakin kecil, demikian semakin besar konsentrasi capping agent yang digunakan maka semakin besar pula ukuran nanopartikel yang terbentuk. Saat ini CaCO3 nanopartikel berpotensi untuk diaplikasikan di berbagai bidang seperti sebagai bahan aditif pelumas gemuk, material filler, biomedis, industri makanan, industri pertanian, dan lingkungan. Khususnya digunakan sebagai bahan aditif pembuatan pelumas gemuk, CaCO3 yang dihasilkan dapat menuutup asperities yang berukuran 4,5 µm.

Calcium carbonate nanoparticles were synthesized using the precipitation method by reacting a CaCl2 solution and a Na2CO3 solution with a capping agent added to prevent agglomeration. The steps of the synthesis of CaCO3 nanoparticles were the preparation of CaCl2 and Na2CO3 solutions (0,15 M), the preparation of a capping agent solution, and the CaCO3 synthesis stage with a stirring speed of 700 rpm. In this research, the variations carried out were variations in the mixing rate of the reactants 1,683 mL/min; 0,842 mL/min; 0,561 mL/min and the type of capping agent (malic acid and PEG 400) with a concentration variation of 0,5-1%. CaCO3 particles were characterized by several instruments, namely SEM, XRD, and FTIR. With or without a capping agent the functional groups O-H, C-H, C-C, Ca-O, and -CO3 were identified from the FTIR results. In samples without a capping agent, mixing CaCl2 and Na2CO3 in aqueous solution causes the formation of spherical vaterite crystals with a particle size of 0,2-7µm. Concentrations of 0.5% and 1% of capping agents formed two crystalline phases, namely spherical and cubic vaterite and calcite with particle sizes of 207 – 926 nm in malic acid and 276 nm – 3 m in PEG 400. So that the resulting particles are still classified as sub-micron particles. CaCO3 obtained by adding a capping agent produces a smaller particle size than without the agent, this is because the capping agent can inhibit the formation reaction time in the agglomeration process. Also found that the greater the rate of addition of reactants, the smaller the size of the nanoparticles produced, thus the greater the concentration of the capping agent used, the greater the size of the nanoparticles formed. Currently, CaCO3 nanoparticles have the potential to be applied in various fields such as lubricants, grease additives, filler materials, biomedicine, the food industry, the agricultural industry, and the environment. Primarily used as an additive for the manufacture of grease lubricants, the CaCO3 produced can cover asperities measuring 4,5 µm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>