Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150334 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhandis Abdul Jabbar
"ABSTRAK
Makin berkurangnya energi fosil mendorong penelitian untuk mencari energi
alternatif. Sel fotovoltaik atau sel surya merupakan salah satu energi alternatif yang masih
dikembangkan. Sel surya menghasilkan energi listrik dengan mengubah energi dari cahaya
matahari. Dalam aplikasinya dibutuhkan pengertian yang mendalam mengenai karakter
sel surya sebelum dapat dimanfaatkan secara luas. Arus dan tegangan (I-V) yang dihasilkan
ketika sel surya diberikan cahaya intensitas dan pada suhu tertentu menjadi kajian dasar
utama untuk menentukan karakter sel surya. Besarnya intensitas cahaya dan suhu sel surya
harus diberikan sesuai standar umumnya penggunaan surya yaitu pada spektrum cahaya
matahari AM 1.5G dengan intensitas 1000 W/m2 dan suhu 25oC karena kondisi tersebut
mempengaruhi kinerjanya. Dalam sepuluh tahun terakhir pengembangan alat untuk
menguji karakter sel surya sangat banyak. Salah satunya dengan menggunakan MOSFET
untuk menaikkan karakter tegangan dan arus sel surya. Akan tetapi kebanyakan terutama
dipasaran masih mengunakan alat-alat yang mahal dalam membuatnya. Pada penelitian
tugas akhir ini ingin dibuat alat yang low cost untuk mengetahui karakter I-V (arus dan
tegangan) sel surya dengan metode MOSFET hanya dengan mikrokontroler AVR dengan
platform Arduino namun tidak mengurangi keandalan sistem dalam melakukan
pengukuran.

ABSTRACT
Decrasing of fuel energy lead to alternative energy research. Solar cell or photovoltaic
cell is one of many alternative energy which is still being developed. Solar cell works by
converting sunlight into electricity. In the application, it needs deep knowledge about solar
cell’s character before it can be any use. Current and voltage (I-V) which are produced
when the light hits the solar cell surface with a value of intensity and at a value of
temperature become the basic study to determine solar cell characters. The value of light
intensity and temperature must be given to the common standard of where and when solar
cell used. It is at AM 1.5G sunlight spectrum with 1000 W/m2 of intensity and temperature
at 25oC. In the past decade, there were so many development to make a device which
characterized solar cell. One of them uses MOSFET by raising electronic load to observe
solar cell current and voltage response. Yet many devices which has beed developed even
device on the market using many expensive tools. Hence in this thesis research, low cost
electronic controlled device for solar cell characterization is built with MOSFET method
and Arduino platform AVR microcontroler but still with high reliabity."
Universitas Indonesia, 2014
S58270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Rahmansyah Sosodoro
"Sel Surya dewasa ini merupakan salah satu Sumber Daya Alternatif yang amat dilirik. Selain itu, ia memiliki perkembangan pesat dengan variasi yang jamak: Monocrystallyne, Polycrystallyne, DSSC dan lain sebagainya dimana masing-masing memiliki jenis Sel Surya tersebut memiliki kualitas serta harga yang bervariasi. Imbas dari hal itu ialah banyaknya Sel Surya yang terdapat di pasaran. Namun banyaknya Sel Surya di pasaran tersebut tidak diimbangi dimana tidak ditemui satu pun perangkat yang mampu mengkarakterisasi Sel Surya-Sel Surya tersebut.
Pada penelitian ini dirancang dan dibangun sebuah Perangkat berbasis Mikrokontroler ATmega16 yang telah mampu untuk melakukan karakterisasi dari Sel Surya yang terdapat di pasaran. Dari karakterisasi Sel Surya, dapat diketahui parameter-parameter dari sel surya mulai dari Tegangan Open Circuit, Arus Short circuit, Fill Factor, Maximum Power Point dan lain-lain. Dari data yang didapat dan dibandingkan dengan datasheet produk, ditemukan bahwa ada perbedaan antara data dari datasheet dengan data dari hasil pengujian. Dilakukan pula percobaan-percobaan dengan variasi Iluminasi yang membuktikan bahwa Iluminasi yang masuk ke perangkat Sel surya akan mempengaruhi besarnya nilai daya yang keluar dari Sel Surya tersebut.

Solar Cell nowadays is one of main Alternative power sources. Solar Cell also already has advanced development with many warations in its technology, such as: Monocrystallyne, Polycrstallyne, DSSC and othe. Each type of technology has it own quality and price. It affects the availability of many types of Solar Cells in the market. But the availability of Solar Cells in the market is not compensated by any Instrument that can Characterized every Solar Cells.
In this research, Designed and Developped a Solar Cell Efficiency Characterizing Instrument Based on ATmega16 Microcontroller that can caharacterized Solar Cell that exist in the market. From the Solar Cell's characterization, can be known the parameters of Solar Cell such as Open circuit Voltage, Short Circuit Current, Fill Factor, Maximum Power point, and many more. In this research, founded differences between the data from datasheet of the products and the data from the testing with the Instrument. In this research also conducted experiments with various Light brightness that verifiy that the light brightness that go into the Solar Cell will effecting the quantity of Power that came out from the Solar Cell.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42889
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Umar
"Beberapa masalah timbul saat sel surya langsung dihubungkan dengan baterai untuk melakukan proses pengisian. Hal ini disebabkan sel surya menghasilkan keluaran yang fluktuatif bergantung pada intensitas cahaya matahari yang diterimanya. Saat mencapai maksimum, arus keluaran sel surya dapat melebihi arus pengisian yang diperbolehkan sehingga dapat memperpendek usia (lifetime) baterai. Begitu juga ketika turun, arus pengisian yang dihasilkan akan sangat kecil sehingga pengisian dapat berlangsung sangat lama atau bahkan pengisian tidak dapat berlangsung.
Skripsi ini membahas perancangan sebuah rangkaian charging current monitor yang dapat digunakan sebagai solusi permasalahan di atas. Fungsinya adalah untuk mendeteksi arus keluaran sel surya agar arus listrik pengisian baterai dapat termonitor seiring berubahnya intensitas cahaya matahari. Alat ini menggunakan prinsip voltage subtraction dan inverting amplifier yang dilengkapi dengan Mikrokontroler ATmega 8535. Di samping itu, juga akan dibahas mengenai perancangan perangkat karakterisasi sel surya untuk mengetahui kemampuan sel surya yang digunakan.

Some problems occur when the solar cell is connected directly to a battery for charging process. They are caused by the output of solar cell depend on intensity of sunlight. When the intensity reach the maximum value, the current of charging will exceed the permitted current. Therefore, it will shortened the lifetime of the battery. Beside that, when the intensity is droped, the charging process need a long time, moreover it will not performed.
This paper investigates the design of charging current monitor that is used as the solution of the problem mentioned above. The system is used for detecting the output current from the solar cells as a charging current monitor following the fluctuation of sunlight intensity. The system use the principal of voltage subtraction and inverting amplifier supported by ATmega 8535 Microcontroller. This paper also investigates about solar cells characterization device which is used to measure the performance of the solar cells.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S175
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Duli Asih
"Teknologi semakin berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir, demikian pula dengan semakin tingginya kebutuhan akan energi. Namun, kebutuhan tersebut tidak sebanding dengan ketersediaan energi yang ada. Hal ini mendorong dilakukannya penelitian yang mendalam dan meluas mengenai kemungkinan penggunaan sumber energi baru dan terbarukan. Teknologi panel surya diprediksi akan dapat mengatasi masalah energi khususnya energi listrik. Dalam tulisan ini, sebuah penelitian dilakukan untk menganalisis kinerja panel surya PV-A 255W yang dioperasikan pada daerah beriklim tropis seperti Indonesia dimana temperatur udara dan radiasi yang relatif tinggi akan mempengaruhi temperatur panel dan karakteristik secara signifkan. Pengaruh temperatur dan radiasi akan direpresentasikan dalam kurva karakteristik I-V dan P-V. Karakteristik PV tersebut akan dianalisis menggunakan pemodelan pada MATLAB Simulink berdasarkan persamaan matematis yang membentuk kurva karakteristik PV.
Berdasarkan hasil simulasi, diketahui nilai koefisien arus I­SC­, tegangan VOC dan daya Pmax secara berturut-turut sebesar 0,56%/oC, -0,31 %/oC dan -0,4%/oC. Koefisien tersebut dapat digunakan untuk mengkalkulasi rentang perubahan arus, tegangan, daya dan energi keluaran panel surya pada temperatur dan radiasi tertentu pada suatu titik di permukaan bumi. Diketahui bahwa sebuah PV-A 255W dapat menghasilkan energi listrik maksimum sebesar 308,2 kWh.. Selain itu, penggunaan karakteristik panel dapat mebantu dalam menentukan dan membandingkan konsep konfigurasi sistem PV-Inverter seperti Central Inverter, String Inverter dan AC-Module yang dihubungkan untuk menyuplai sistem beban 5 kWac khususnya pada daerah beriklim tropis.

The technology has been extremely developed over the years and for that reason, the demand of energy availability is also increasing. In contrast, it is not comparable to the availability of energy. This problem has led to the needs of further yet comprehensive researches in the possibility of usage of new and renewable energy source. Solar panel technology (Photovoltaic) has been predicted to be able to resolve future's energy problem and supply in electricity. A research has been conducted in order to analyze solar panel performance of PV-A 255W which is operated in tropical areas like Indonesia in which relatively high ambience temperature and average radiation significantly affect PV's temperature and characteristics, those will be represented on I-V and P-V characteristics curve. PV's characteristics on high temperature would be analyzed using PV modeling through MATLAB Simulink based on mathematical equations that form PV's characteristic curve.
Based on PV simulation, it is known then that temperature-dependence coefficients of short circuit current, open circuit voltage (VOC), and maximum output power (Pmax ) consecutively as high as 0,56%/oC, -0,31 %/oC and -0,4%/oC. Those coefficients can be used to calculate the ranges of change in PV current, voltage, output power and average output energy of certain data temperature and radiance at earth's surface's certain point. It is acquired that a single PV-A 255W module could generate up to 308,2 kWh of electricity on average. Besides that, using PV's characteristics could enable in configurating and comparing suitable PV-Inverter system concept like Central Inverter, String Inverter and AC-Module to be connected to supply 5 kWac system or load in tropical areas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martin Jowan
"Pembuatan sistem eksperimen karakteristik sel surya berbasis PC telah berhasil dilakukan. Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik arus dan tegangan yang dihasilkan sel surya. Sistem ini terdiri dari modul eksperimen yang berisi modul rangkaian sel surya, instrumen tegangan, instrumen arus, SST DAQ, dan perangkat lunak eksperimen karakteristik sel surya. Karakteristik sel surya yang diamati adalah nilai tegangan dan arus yang dipengaruhi oleh seperti; beban, intensitas cahaya, dan temperatur yang dapat mempengaruhi tegangan dan arus yang dihasilkan oleh sel surya.
Untuk itu instrumen tegangan dan instrumen arus dibuat untuk mengukur tegangan dan arus sel surya tersebut. SST DAQ, dengan fitur ADC yang dimilikinya untuk membaca nilai tegangan, dimanfaatkan untuk mengakuisisi output dari instrumen tegangan dan instrumen arus, sehingga instrumen arus yang terdiri dari solenoid, sensor Hall, dan pengkondisi sinyal dibuat untuk mengkonversi nilai arus sel surya menjadi tegangan supaya dapat dibaca oleh SST DAQ. Lampu halogen dipakai sebagai sumber cahaya untuk mengkarakterisasi arus dan tegangan sel surya. Perangkat lunak yang terdiri dari visual basic dan flash digunakan untuk memudahkan eksperimen dan memberikan penampilan yang menarik.
Hasil pengujian eksperimen sel surya berukuran 6.0 cm x 9.0 cm pada intensitas 14 W m-2 memiliki daya maksimum yang dapat dihasilkan 55.9 mW dengan fill factor sebesar 0.67 sehingga efisiensi dari sel surya sekitar 7 %. Penurunan nilai tegangan dan arus terhadap temperatur yaitu 19 mV K-1 dan 1.35 mA K-1. Saturasi tegangan open-circuit sel surya mulai tampak pada intensitas 9 W m-2 dan saturasi arus short-circuit didapat pada intensitas 70 W m-2 sehingga tegangan maksimum dan arus maksimum didapatkan dengan nilai 1.09 V dan 385 mA. Hal ini berlaku untuk nilai beban antara 0 sampai 100 k§Ù pada eksperimen yang telah dilakukan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S28974
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wulandari Handini
"Penelitian ini adalah studi awal mengenai sel surya tersensitasi berbasis ZnO dengan zat pewarna organik. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh dari tingkat pengisian dan besar kristalit TiO2 terhadap voltase DSSC.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa, besar kristalit berbanding terbalik dengan voltase yang dihasilkan. Semakin besar ukuran kristalit semakin kecil voltase yang dihasilkan dan sebaliknya semakin kecil ukuran kristalit semakin besar voltase yang dihasilkan. Sementara tingkat pengisian mempunyai pengaruh berbeda pada kristalit yang besar dan kristalit yang kecil. Selain itu, ukuran kristalit dan tingkat pengisian mempengaruh kestabilan layer oksida dan kemampuannya dalam menyerap molekul zat pewarna.

This research is an initial study about ZnO based dye sensitized solar cell (DSSC) with an organic dye. The purpose is to understand the effect of loading level and crystallite size to DSSC voltages.
The result of this research shows that, crystallite size is a contrary fraction with the voltages that produced by DSSC. The bigger size of crystallite the lower voltages outcome, on contrary the smaller size of crystallite the bigger voltages can be produced by DSSC. While loading level have a different affect in smaller and bigger crystallite. Afterwards, crystallite size and volume level affect the stability of the layer oxide and its ability to absorb dye molecules.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51079
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suhada Bagus Solihin
"Dengan adanya perangkat lunak simulasi, maka dapat membuat suatu model sistem sel surya atau disebut dengan photovolotaic simulator agar dapat mempelajari kinerja pengisian baterai, tanpa harus selalu memasangkan baterai dengan sel surya. Saat ini sudah banyak PV simulator dengan berbagai varisi metode dan perumusan. Perangkat lunak semacam ini sangat membantu sekali khususnya pada industri-industri automasi maupun laboratorium karena sifatnya yang mempermudah dalam melakukan perancangan maupun analisa suatu masalah. Penelitian mengenai photovoltaic simulator dengan menggunakan dua komponen perangkat lunak (software). Komponen software pertama menggunakan National Instruments (NI) LABVIEW untuk membuat Model Sel Surya, sementara komponen software kedua menggunakan NI Multisim untuk membuat model Semi Konverter Satu Fasa. Pertama-tama, model matematis dari photovoltaic (sel surya) akan dijelaskan terlebih dahulu. Kemudian, setelah didapat model matematis dari sel surya, Photovoltaic Simulator akan direalisasikan ke dalam LABVIEW selanjutnya membuat rangkaian Semi Konverter Satu Fasa menggunakan Multisim. Photovoltaic Simulator akan mengendalikan konverter menggunakan pengendali IP dengan referensi terhadap model photovoltaic. Sinyal kendali dari pengendali IP dipakai untuk menghasilkan sinyal PWM yang mengatur sudut penyalaan konverter. Masukan berupa irradiansi dan suhu diberikan ke Photovoltaic Simulator, kemudian arus dan tegangan dari konverter akan di umpan balik ke Photovoltaic Simulator. Kesimpulan dari penelitian ini adalah arus dan tegangan konverter mengalami kenaikan saat irradiansi dan suhu meningkat.

With the simulation software, it is possible to create a model of a solar cell system or called a photovolotaic simulator in order to study battery charging performance, without having to always install a battery with solar cells. Currently, there are many PV simulators with various methods and formulations. This kind of software is very helpful, especially in automated and laboratory industries because of its nature which makes it easier to design and analyze a problem. Research on photovoltaic simulators using two software components. First, software components use National Instruments (NI) LABVIEW to create the Solar Cell Model, while the second software is NI Multisim to create semi converter single phase circuit model. First, the mathematical model of the solar cell will be explained. Then, this mathematical model realized using LABVIEW. Second, creating semi converter single phase circuit model using Multisim. The Photovoltaic Simulator will control the converter using IP controller in the reference of the photovoltaic model. Control signals from IP controller are used to generate PWM signal, which control the triggering angle of the converter. Irradiance and temperature inputs are given to the Photovoltaic Simulator, then the current and voltage outputs from converter will be used as feedbacks to the Photovoltaic Simulator. The result from this research the Voltage and current increase when the Irradiance and temperature inputs increase."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misha Shariva
"Sel surya perovskite berbasis timbal menunjukkan efisiensi dan stabilitas yang tinggi dengan metode sintesis mudah dan murah, namun penggunaan timbal sangat dikhawatirkan karena tingkat toksisitas tinggi dan dapat mencemari lingkungan. Baru-baru ini disintesis bismuth perovskite yang stabil, non-toksik dan dapat disintesis dengan metode sederhana pada temperatur rendah namun persen efisiensinya hanya mencapai 0,19%. Berbagai riset membuktikan bahwa titania anatase dengan persen eksposur (001) yang besar mampu meningkatkan arus listrik, tegangan, meningkatkan injeksi elektron dan memperkecil rekombinasi. Sehingga pada penelitian ini, disintesis TiO2 nanopartikel dengan tingkat pemaparan faset (001) berbeda menggunakan capping agent fluorin dan mendapatkan persentase faset (001) menurut karakterisasi XRD 17% , 18% dan 23% dan menurut karakterisasi raman 12% , 14% dan 25%. Menurut hasil dari karakterisasi dengan UV-DRS seiring dengan penambahan volume HF reflektan dari TiO2 di daerah sinar UV meningkat. Dari hasil perhitungan, didapatkan energi celah pita untuk variasi HF 5 ml, HF 10 ml dan HF 15 ml adalah 3,25 eV; 3,25 eV dan 3,3 eV.

Lead-based perovskite solar cells exhibit high efficiency and stability with an easy and inexpensive synthesis method, but the use of lead is a great concern because of its high toxicity and pollution. Recently bismuth perovskite with stable, non-toxic and simple synthesis low temperature method has been synthesized but the efficiency is only 0,19%. Various studies have shown that anatase titania with a large percentage of exposure (001) facet can increase electric current, voltage, electron injection and reduce recombination. In this study, TiO2 nanoparticle were synthesized with different facet (001) exposure using fluorine as capping agents and obtained (001) facet percentage according to XRD characterization of 17%, 18% and 23% and according to raman characterization of 12%, 14% and 25%. According to UV-DRS characterization along with the addition of the volume of HF reflectant from TiO2 in the UV light region increases. From the calculation results, band gap energy for 5 ml HF variation, 10 ml HF and 15 ml HF is 3.25 eV; 3.25 eV and 3.3 eV."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nji Raden Poespawati
"ABSTRAK
Sampai saat ini penelitian untuk meningkatkan efisiensi solar cell silikon masih terus dilakukan. Dalam perkembangan penelitian di bidang struktur solar cell juga terus dilakukan, yang terakhir dengan struktur PERL dicapai efisiensi 24,7%. Untuk menghasilkan rancangan struktur solar cell silikon dengan efisiensi di atas 24,7%, maka pada penelitian ini dirancang dan disimulasikan lapisan graded Si1-xGex pada daerah basis solar cell silikon dengan nilai fraksi mol tertentu pada lapisan Si1-xGex.
Landasan perancangan adalah bahwa bahan semikonduktor Si1-xGex ini mempunyai koefisien absorpsi yang besar dan bandgap yang lebih rendah dari silikon pada panjang gelombang > 500 nun, sehingga diharapkan pada daerah deplesi akan terjadi peningkatan carrier generation. Dengan demikian efisiensi dari divaispun akan meningkat. Penggunaan bahan Si1-xGex pada daerah basis ini juga akan meningkatkan arus hubung singkat (short-circuit current) dari solar cell. Peningkatan efisiensi dapat diperlihatkan dengan memperhatikan tiga parameter yang mempengaruhinya, yaitu arcs hubung singkat, tegangan hubung terbuka (open circuit voltage) dan fill factor.
Dari analisa hasil simulasi perancangan dan hasil simulasi implementasi terbukti bahwa kombinasi fraksi mol dan ketebalan lapisan Si1-xGex, yang menghasilkan efisiensi paling tinggi terjadi pada solar cell silikon dengan teknik penumbuhan lapisan Si1-xGex secara bertahap (step graded) sebanyak 3 tahap, yaitu x = 0,3 dan ketebalan lapisan Si1-xGex = 0,0062 gm pada R(2); x sebesar 0,28 dan ketebalan lapisan Si1-xGex = 0,9808 gm pada R(3); sedangkan x = 0,275 dan ketebalan lapisan Si1-xGex = 0,013 gm pada R(4). Fill factor yang dihasilkan adalah lebih besar dari 0,7. Dengan menggunakan kombinasi fraksi mol (x) dan ketebalan lapisan Si1-xGex di atas dapat meningkatkan efisiensi solar cell silikon PSi/nSi1-xGex/n+Si. Semakin banyak tahap penumbuhan lapisan Si1-xGex pada data Pvicell.prm dan data bluepvicell.pnn, semakin balk unjuk kerja solar cell silikon PSi/nSi1-xGex/n+Si pada kedua data tersebut.

ABSTRACT
Nowadays researches for increasing silicon solar cell efficiency still continuously done. Concerning the research development in field of solar cell structure is constantly also made. The last structure is PERL (passivated emitter rear locally diffused) structure, which produces the 24.7% efficiency. For the design of having more than 24.7% efficiency silicon solar cell structure, the graded Si1-xGex layer on base silicon solar cell with certain fraction mole of Si1-xGex layer it designed and simulated at this research.
This Si1-xGex semiconductor material has the absorption coefficient higher than silicon and the band-gap is lower than silicon at wavelength > 500 nm, so it is hoped at the depletion region will occur a generous carrier generation. Thus the device efficiency also increases. Utilization of Si1-xGex material at this base region will also enhance the short-circuit current of the solar cell. Efficiency enhancement can be shown by three parameters, which affects it, namely short-circuit current, open circuit voltage and fill factor.
From the analysis of the design and implementation of the simulation's result, it is shown that combination of fraction mol and thickness of Si1-xGex layer, which produce the highest efficiency at pSilnSi,_5Gejn+Si silicon solar cell is grown by using step graded Si1-xGex layer technique. This technique has 3 steps, they are x = 0.3 and thickness of Si1-xGex layer = 0.0062 p.m at R(2), x = 0.28 and thickness of Si1-xGex layer 0.9808 gm for R(3), while x = 0.275 and thickness of Si1-xGex layer = 0.013 gm at R. The Fill factor, is also higher than 0.7. By using the above combinations of fraction mole (x) and Si1-xGex Iayer thickness, the efficiency of PSi/nSi1-xGex/n+Si silicon solar cell can be increased. The more step of Si1-xGex layer growth in Pvcell.prm and bluepvcell.prm data, the higher performance of PSi/nSi1-xGex/n+Si silicon solar cell can be improved at those both data.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
D561
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Fitra Ramadhan
"Sel surya merupakan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan yaitu Energi Surya, oleh karena itu pengoperasian sel surya sangat tergantung dari intensitas cahaya matahari yang mengenai permukaan sel surya. Kontuinitas intensitas matahari yang mengenai sel surya sering kali terganggu oleh bayang-bayang.Bayang-bayang adalah suatu kondisi yang mengakibatkan berkurangnya radiasi sinar matahari yang dapat diterima oleh sel-sel pada panel surya. Dibanyak kasus sel surya akan tertutup oleh bayangan, baik sebagian atau seluruhnya. Bayangan yang terjadi sering disebabkan oleh awan yang lewat, bangunan tinggi, menara-menara tinggi, pohon, kotoran burung, debu, dan juga bayangan dari satu panel di sisi yang lain.
Skripsi ini akan membahas variasi intensitas matahari serta luas area permukaan sel surya yang terkena bayang-bayang. Bayang-bayang disimulasikan dengan menggunakan naungan yang memiliki tingkat transparansi sebesar 48% dari intensitas matahari yang diterima. Pengukuran gangguan bayang-bayang terhadap penurunan kualitas daya keluaran dilakukan dengan menggunakan panel surya polikristalin pada jam 10.00 hinggan jam 14.00 WIB ketika panjang gelombang cahaya matahari berada pada kisaran (300-800 nm) yang berkaitan dengan daerah spektrum cahaya tampak (visible). Studi ini bersifat eksperimental menghasilkan nilai karakteristik tegangan dan arus keluaran yang bervariasi mengikuti kurva non linear.

The solar cell is a renewable energy, therefore the operation of the solar cell is very dependent on the intensity of the suns light on the surface of the solar cell. The continuity of the suns intensity on the solar cells is often disturbed by the shadows. Shadows are a condition that results in reduced sunlight radiation that can be received by cells in solar panels. In many cases, solar cells will be covered by shadows, either partially or completely. Shadows that occur are often caused by passing clouds, tall buildings, tall towers, trees, bird droppings, dust, and also shadows from one panel on the other.
This thesis will discuss variations in the intensity of the sun and the surface area of solar cells affected by the shadows. The shadows are simulated using a shade that has a transparency level of 48% of the received solar intensity. Measurement of shadow disturbance to the decrease in the quality of output power is done by using polycrystalline solar panels at 10.00 to 14.00 when the wavelength of sunlight is in the range (300-800 nm) associated with the visible light spectrum. This experimental study produces the characteristic values of output voltage and current which vary according to the nonlinear curve.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>