Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163700 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karina Dhaniarti
"Latar Belakang: Early Childhood Caries (ECC) disebabkan oleh aktivitas Streptococcus mutans dengan cara memetabolisme karbohidrat menjadi asam laktat. Salah satu bakteri yang memfermentasikan asam laktat adalah Veillonella spp.
Tujuan: Mengetahui perbandingan kuantitas Streptococcus mutans dan Veillonella spp. plak lidah anak kategori risiko karies rendah dan tinggi.
Metode: Kuantitas Streptococcus mutans dan Veillonella spp. dari sampel plak lidah dikuantifikasi menggunakan qPCR.
Hasil: Kuantitas Streptococcus mutans dan Veillonella spp. lebih banyak pada kategori risiko karies tinggi dibandingkan risiko karies rendah.
Kesimpulan: Kuantitas Streptococcus mutans dan Veillonella spp. pada plak lidah anak kategori risiko karies rendah dan tinggi tidak berbeda bermakna secara statistik.

Background: Early Childhood Caries (ECC) is caused by the activity of Streptococcus mutans by metabolize carbohydrates into lactic acid. One of the bacteria that fermenting lactic acid is Veillonella spp.
Objectives: To determine the comparison of Streptococcus mutans and Veillonella spp. quantity in tongue plaque of children with low-risk and high-risk caries.
Methods: Quantity of Streptococcus mutans and Veillonella spp. from tongue plaque samples were quantified using qPCR.
Results: Quantity of Streptococcus mutans and Veillonella spp. in high-risk caries is higher than low-risk caries.
Conclusion: There were no significant differences between Streptococcus mutans and Veillonella spp. quantity in tongue plaque with children with low-risk and high-risk caries.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Agzarine Deandra
"Latar belakang: Early Childhood Caries disebabkan oleh adanya aktivitas dari bakteri kariogenik, terutama Streptococcus mutans, yang dapat menurunkan pH lingkungan mulut. Veillonella spp., bakteri koagregrat Streptococcus mutans, dapat menaikkan pH lingkungan mulut.
Tujuan: Mengetahui perbandingan kuantitas Streptococcus mutans dan Veillonella spp. saliva pada anak kategori risiko karies rendah dan tinggi.
Metode: DNA Streptococcus mutans. dan Veillonella spp. dari ekstraksi saliva subjek dikuantifikasi menggunakan qPCR.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna antara jumlah bakteri pada anak dengan kategori karies rendah dan tinggi.
Kesimpulan: Jumlah Streptococcus mutans maupun Veillonella spp. pada saliva anak dengan kategori risiko karies tinggi lebih banyak daripada risiko karies rendah.

Background: Early Childhood Caries is caused by cariogenic bacteria's activity mainly Streptococcus mutans which decrease the oral environment's pH. Otherwise Veillonella spp coaggregration of Streptococcus mutans can raise the oral environment's pH.
Aim: To examine the quantity comparison of Streptococcus mutans and Veillonella spp in children's saliva with high risk and low risk caries.
Methods Quantification of DNA Streptococcus mutans and Veillonella spp extracted from subject's saliva using qPCR.
Results: There were significant differences between the number of bacteria in children with high risk and low risk caries.
Conclusion: There is a higherquantity of Streptococcus mutans and Veillonella spp in children's saliva with high risk caries than low risk caries.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Chaerunnisa
"Latar Belakang: Prevalensi Early Childhood Caries (ECC) anak usia 3-5 tahun masih tinggi. Lidah merupakan sumber bakteri terbesar pada rongga mulut. Oral Veillonella merupakan bakteri yang berhubungan dengan karies.
Tujuan: Menganalisis keberadaan dan perbandingan kuantitas Oral Veillonella pada plak lidah anak usia 3-5 tahun kategori risiko karies rendah dan tinggi.
Metode: Sampel plak lidah diekstraksi DNA dan dikuantifikasi dengan Real-Time PCR.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan kuantitas Oral Veillonella yang signifikan pada plak lidah subjek kategori risiko karies rendah dan tinggi (p>0,05).
Kesimpulan: Kuantitas Oral Veillonella pada plak lidah kategori risiko karies tinggi lebih banyak dibandingkan dengan kategori risiko karies rendah.

Background: The prevalence of Early Childhood Caries (ECC) among 3-5 years old children is still high. Tongue is the biggest bacterial source in mouth. Oral Veillonella is bacteria that associate with dental caries.
Objectives: Analyze the presence and comparison of Oral Veillonella quantity on the tongue plaque among 3-5 years old children with low and high caries risk category.
Methods: The tongue plaque DNA are extracted and quantified by Real-Time PCR.
Results: There was no significant difference of Oral Veillonella quantity between low and high caries risk category (p>0,05).
Conclusion: Quantity of Oral Veillonella on the tongue plaque‟s with high caries risk is more than low caries risk.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buanita Kusumawardhani Farsyah Dwi Putri
"Latar belakang: Prevalensi karies pada anak (ECC) cukup tinggi. Karies gigi merupakan penyakit kronis akibat infeksi bakteri yang salah satunya disebabkan Veillonella spp. yang terdapat di saliva, lidah, dan mukosa bukal. Veillonella spp. ditemukan pada anak yang mengalami karies dini.
Tujuan: Mengetahui korelasi antara kuantitas Veillonella spp. di plak lidah dan saliva anak usia 3-5 tahun dengan kategori risiko karies tinggi.
Metode: Kuantifikasi menggunakan qPCR.
Hasil: Terdapat korelasi yang tidak bermakna antara kuantitas Veillonella spp. plak lidah dan saliva dengan risiko karies tinggi.
Kesimpulan: Tidak terdapat korelasi antara kuantitas Veillonella spp. di plak lidah dan saliva dengan risiko karies tinggi.

Background: The prevalence of caries in children (ECC) is quite high. Dental caries is a chronic disease caused by bacterial infection, which is caused by Veillonella spp. in saliva, tongue, and buccal mucosa. Veillonella spp. found in children with severe early childhood caries.
Aim: To know the correlation between the quantity of Veillonella spp. on tongue plaque and saliva of children aged 3-5 years with high risk caries.
Methods: Quantification using qPCR.
Results: There?s no significant correlation between the quantity of Veillonella spp. on tongue plaque and saliva with high risk caries.
Conclusion: The quantity of Veillonella spp. in tongue plaque and saliva has no correlated with high risk caries.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiatfa Amanda Sylvania
"Latar Belakang: Prevalensi early childhood caries di Indonesia terus meningkat. Streptococcus mutans merupakan bakteri utama penyebab terjadinya karies yang memiliki habitat di lidah dan saliva.
Tujuan: Menganalisa korelasi antara kuantitas Streptococcus mutans di lidah dan saliva anak usia 3-5 tahun dengan risiko karies tinggi.
Metode: Kuantifikasi Streptococcus mutans dengan metode qPCR.
Hasil: Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara kuantitas Streptococcus mutans di plak lidah dan saliva dengan risiko karies tinggi (p>0,05).
Kesimpulan: Kuantitas Sreptococcus mutans di plak lidah dan saliva tidak memiliki korelasi dengan risiko karies tinggi.

Background: Prevalence of early childhood caries in Indonesia continues to increase. Streptococcus mutans is the main bacterial cause of caries which inhabit tongue plaque and saliva.
Aim: To analyze the correlation between quantity of Streptococcus mutans in tongue plaque and saliva of children aged 3-5 years and high risk caries.
Methods: Quantification of Streptococcus mutans by qPCR method.
Result: There was no significant correlation between quantity of Streptococcus mutans in tongue plaque and saliva and high risk caries (p>0.05).
Conclusion: The quantity of Streptococcus mutans in tongue plaque and saliva has no correlation with high risk caries.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qurrotu `Aini
"Latar belakang: Penanganan Early Childhood Caries (ECC) di Indonesia belum menunjukkan hasil yang baik. Saliva merupakan salah satu habitat bakteri. Oral Veillonella merupakan bakteri yang berhubungan dengan karies.
Tujuan: Menganalisis keberadaan dan perbandingan kuantitas Oral Veillonella pada saliva anak usia 3-5 tahun dengan kategori risiko karies tinggi dan rendah.
Metode: Kuantitas Oral Veillonella dari sampel saliva dikuantifikasi menggunakan Real-Time PCR.
Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna (P<0,05) antara kuantitas Oral Veillonella pada saliva anak usia 3-5 tahun yang memiliki kategori risiko karies tinggi dan rendah.
Kesimpulan: Kuantitas Oral Veillonella pada saliva anak usia 3-5 tahun dengan kategori risiko karies tinggi lebih banyak dibandingkan dengan risiko karies rendah.

Background: ECC handling in Indonesia not yet gave the good of the result. Saliva is the one of the place that consist a bacteria. Oral Veillonella is the bacteria that corelate with caries.
Aim: Analyzing the existence and comparison of Oral Veillonella quantity in children’s saliva aged 3-5 with high and low caries risk category.
Method: Oral Veillonella quantity from the saliva sample quantified using Real-Time PCR.
Result: There is a main differences between Oral Veillonella quantity in children’s saliva aged 3-5 whom had a high and low caries risk category.
Conclusion: Quantity of Oral Veillonella in children's saliva aged 3-5 whom had high caries risk is higher than low caries risk category
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanya Aurellian Kusuma
"ABSTRAK
Latar Belakang: Early Childhood Caries (ECC) merupakan adanya satu atau lebih gigi berlubang, hilang, atau ditambal pada anak anak dengan usia sampai dengan 71 bulan. Mikroorganisme utama dari karies adalah Streptococcus mutans yang terklasifikasi menjadi empat, yaitu serotipe c, e, f, dan k. Menurut penelitian sebelumnya, ditemukan banyak Candida albicans pada plak anak dengan ECC, namun interaksinya dengan Streptococcus mutans belum diketahui secara pasti. Tujuan: Menganalisis kuantitas dan hubungan dari antigen Streptococcus mutans serotipe e dengan Candida albicans pada plak anak dengan karies dini serta bebas karies dikaitkan dengan laju alir saliva. Metode: Kuantitas antigen dari 36 sampel plak karies dan 14 sampel bebas karies diketahui melalui uji ELISA kemudian dikaitkan dengan laju alir saliva. Hasil: Perbandingan antara kuantitas kedua antigen pada laju alir saliva <30 detik didapatkan nilai 0,000 dan pada laju alir 30-60 detik sebesar 0,001. Hubungan antara kuantitas Streptococcus mutans serotipe e dan Candida albicans pada plak karies didapatkan nilai r = 0,639 dan r = 0,247 untuk plak bebas karies. Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna antara kuantitas kedua antigen pada masing-masing tingkat laju alir saliva dan terdapat korelasi positif antara kuantitas antigen Streptococcus mutans serotipe e dengan Candida albicans pada plak karies dan plak bebas karies. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asty Samiaty Setiawan
"Early Childhood Caries merupakan penyakit kronis dan penyakit multifaktorial yang terjadi pada anak-anak dimana dampaknya terhadap individu dan masyarakat cukup besar.  Faktor risiko biologis dan perilaku telah menjadi fokus utama untuk mengeksplorasi penyebab terjadinya karies gigi. Penelitian ini merupakan studi epidemiologi untuk menentukan prediktor ECC berdasarkan dento-sosio determinan dengan pendekatan biomolekuler, sehingga faktor biologis yang lebih akurat dapat diketahui terhadap kejadian ECC pada anak usia 2-3 tahun.  Desain penelitian ini adalah cross sectional.  Sampel pada penelitian ini adalah anak usia 2-3 tahun dan ibunya sebanyak 444 sampel. Penelitian tahap pertama  dilakukan untuk medapatkan prediktor ECC dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner, formulir pemeriksaan sesuai dengan WHO dan pengambilan plak untuk menghitung jumlah Streptococcus mutans (CFU/ml) pada media selektif agar TYS20B.  Penelitian tahap kedua dilakukan terhadap sub sampel sebanyak 58 sampel saliva untuk mendapatkan proporsi Streptococcus mutans dan Veillonella spp. dari total bakteri 16S rDNA dengan menggunakan Real Time PCR.  Hasil penelitian menunjukkan prevalensi ECC sebesar 66.9% dengan indeks def-s anak usia 2-3 tahun adalah 6.2. Model akhir analisis regresi logistik dengan variabel dependen ECC diperoleh variabel independen yang menjadi prediktor ECC terdiri dari usia dan kebersihan mulut (OHI-S) dengan nilai signifikansi 0.000 (p< 0.050).  Hasil uji regresi logostik menunjukkan nilai OR pada variabel usia sebesar 2.389 (CI95% 1.472-3.878) dan nilai OR pada variabel kebersihan mulut dalam kategori buruk sebesar 17.288 (CI95% 7.345-40.692).  Hasil analisis RT-PCR menunjukkan proporsi Streptococcus mutans pada anak dengan kebersihan mulut kategori baik 69.4±182.1, kategori sedang 27.0±69.3 dan kategori buruk 18.9±37.3, sedangkan proporsi Veillonella spp. pada anak dengan kebersihan mulut kategori baik 2.5±3.6, kategori sedang 4.6±4.9 dan kategori buruk 5.8±14.1. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan  model prediktor ECC anak usia 2-3 tahun berdasarkan dento sosio determinan terdiri dari usia dan kebersihan mulut, dimana anak usia 2-3 tahun yang mempunyai kebersihan mulut dengan kategori buruk mempunyai proporsi Veillonella spp. yang tinggi dan mempunyai risiko 17.3 kali terjadi ECC dibandingkan anak dalam kondisi kebersihan mulut dengan kategori baik, sehingga proporsi Veillonella spp. dapat dijadikan sebagai predikor kejadian ECC.

Early Childhood Caries is a chronic and a multifactorial disease that affects children, where the impact of it toward individuals and the communities is relatively large. Biological and behavioural risk factors has been the main focus for researchers to explore the causes of caries. This research is an epidemiology study to determine the predictors of ECC based on the existing dento-social determinants using a biomolecular approach by discovering biological factors more accurate to describe the occurrences of ECC in children ranging from 2-3 years old. The design of this research is cross sectional. Samples used in this research are 2-3 years old children and the parents, as many as 444 samples. The first stage of the study was done to obtain the predictors of ECC by using questionnaires as the measuring tool, examination forms based off of WHO and collecting dental plaque from the samples to count the amount of Streptococcus mutans (CFU/ml) by undergoing bacterial culture on the selective media chosen: TYS20B agar. The second stage of the study was conducted on 58 saliva samples as the sub samples to obtain the proportion of Streptoccus mutans and Veillonella spp. from a total bacteria of 16S rDNA using a Real Time PCR. The result shows that ECC has a prevalence of 66.9% with def-s index of 2-3 years old children to be 6.2. Through the final model of the logistic regression analysis with ECC as the dependent variable, it was obtained that the independent variables working as ECC predictors were age and oral hygiene (OHI-S) with a significance score of 0.000 (p<0.050). The result of the logistic regression test shows that the OR number on the age variable scored 2.389 (CI95% 1.472-3.878) and the OR number on the poor oral hygiene variable scored 17.288 (CI95% 7.345-40.692). The result of the RT-PCR analysis presents Streptococcus mutans present in children with good oral hygiene has a proportion of 69.4±182.1, those with moderate oral hygiene has a proportion of 27.0±69.3 and those with poor oral hygiene has a proportion of 18.9±37.3. Meanwhile, the proportion of Veillonella spp. present in children with good oral hygiene reach 2.5±3.6, those with moderate oral hygiene reach 4.6±4.9 and those in the poor oral hygiene category reach 5.8±14.1. The conclusion of this research shows that the ECC predictor model in 2-3 years old children was obtained with age and oral hygiene, where in 2-3 years old children who have oral hygiene with a poor category have a proportion of Veillonella spp. high and 17.3 times ECC risk compared to children in oral hygiene conditions with a good category, so the proportion of Veillonella spp. can be used as a predictor of ECC occurrences.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasti Raissa
"Latar Belakang: Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang terbanyak di Indonesia dan dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan mulut salah satunya menyikat gigi yang dapat menurunkan bakteri Streptococcus mutan. Bakteri ini akan membentuk plak dan menghasilkan asam yang dapat menyebabkan demineralisasi jaringan keras gigi.
Tujuan: Mengetahui perbedaan kuantitas bakteri Streptococcus mutan pada plak gigi antara menyikat gigi sebelum dan sesudah makan terhadap subjek yang berumur 19-22 tahun.
Metode: Desain pada penelitian ini dengan menggunakan metode crossover. Pengambilan data dilakukan terhadap 20 orang subjek, yang mana dibagi secara random alokasi menjadi dua kelompok yang masing-masing akan dilakukan perlakuan menyikat gigi sebelum dan setelah makan dengan waktu washout selama seminggu.
Hasil: Analisis statistik mengunakan metode uji mann-whitney diperoleh p-value 0,598 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kuantitas bakteri Streptococcus mutan pada plak gigi yang signifikan antara menyikat gigi sebelum dan sesudah makan. Akan tetapi kuantitas bakteri Streptococcus mutan pada plak gigi dengan menyikat gigi sebelum makan yaitu 193.333 CFU/ml lebih besar di bandingkan bakteri Streptococcus mutan pada plak gigi dengan menyikat gigi setelah makan sebanyak 180.000 CFU/ml.
Kesimpulan: Kuantitas bakteri Streptococcus mutan pada plak gigi dengan perlakuan menyikat gigi setelah makan lebih sedikit dibandingkan dengan menyikat gigi sebelum makan. Akan tetapi dari analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kuantitas bakteri Streptococcus mutan pada plak yang signifikan antara menyikat gigi sebelum dan sesudah makan.

Background: Dental caries is the most dental and oral disease in Indonesia and can be prevented by maintaining oral hygiene, one way is by toothbrushing which can reduce the bacteria Streptococcus mutan. These bacteria will become dental plaque and produce acid which can causes demineralization of hard tissue.
Objective: To determine the different in the numbers of bacteria Streptococcus mutan in dental plaques between toothbrushing before and after eating in 19-22 years.
Method: The design of this study using the crossover. Data retrieval was carried out on 20 subjects, which were randomized allocation in two groups with washout time for a week.
Results: Analysis statistic using the mann-whitney test obtained p-value 0.598 that there was no significant difference between brushing teeth before and after eating. However, the number of bacteria Streptococcus mutan on dental by toothbushing before eating is 193,333 CFU/ml bigger than the number of bacteria Streptococcus mutan on dental plaque by toothbushing after eating is 180,000 CFU/ml.
Conclusion: The number of bacteria Streptococcus mutan on dental plaque by toothbrushing after eating was less than the group brushing before eating. However, the results from analysis statistic showed that there is no statistically significant difference between the numbers of bacteria Streptococcus mutan brushing teeth before and after eating.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avianti Sectiotania
"Karies dapat mengenai gigi sulung dan gigi tetap. Gigi sulung lebih rentan terhadap terjadinya karies karena struktur dan morfologinya yang berbeda dari gigi tetap. Bakteri Mutans Streptococci yang paling banyak berada dalam rongga mulut manusia adalah S. mutans dan S. sobrinus. S.mutans merupakan spesies bakteri utama yang mengawali karies gigi manusiadan patogen yang paling umum terdapat pada plak gigi. Ibu sebagai pengasuh utama sering dianggap menjadi sumber infeksi terbesar bagi anak yang memiliki S.mutans dan atau S.sobrinus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubunganS.mutans serotipe c dan S.sobrinus serotipe d antara ibu-anak serta mengetahui hubungan status karies diantaranya. Sampel penelitian diambil dari plak gigi 48 pasangan ibu dan anaknya yang menderita karies dan diperiksa menggunakan PCR (Polimerase Chain Reaction).Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah S.sobrinus serotipe d mendominasi keseluruhan subyek penelitian. Terdapat hubungan yang tidak bermakna antara status karies anak-ibu dengan distribusi S.mutans serotipe c danS.sobrinus serotipe d. Uji korelasi skor def-t dengan DMF-T menunjukkan adanya hubungan yang bermakna, yang berarti bahwa def-t anak akan meningkat seiring dengan kenaikan DMF-T ibu. Hubungan S.mutans serotipe c antara anak dan ibu ditemukan tidak bermakna dengan hubungan sangat lemah sedangkan hubungan S.sobrinus serotipe d antara anak dan ibu bermakna walau hubungannya lemah. Perilaku dan pengetahuan kesehatan gigi ibu berhubungan dengan pengalaman karies gigi anak melalui transmisi S.mutans dan S.sobrinus secara vertikal.

Dental caries may occur in the primary and permanent teeth. Primary teeth are more susceptible to caries due to the different structure and morphology compared to permanent teeth . The most bacteria of Mutans Streptococci found in the human oral cavity are S. mutans and S. sobrinus .While S. mutans is also the main species of bacteria that initiate dental caries humans and the most common pathogens found in dental plaque. Mother as the primary caregiver is often considered to be the biggest source of infection for children with S. mutans and or S.sobrinus. This study aims to investigate the relationship of serotypes c S. mutans and serotype d S.sobrinusbetween mother - child relationship and to know the status of caries among others . Samples were taken from dental plaque of 48 pairs mothers and their children who suffer from caries and examined using PCR (Polimerase Chain Reaction) . Results indicate that the number of serotype d S. sobrinus dominates whole subject of research . There is no significant relationship between caries status of the child - mother with the distribution of serotype c S. mutans and serotype d S.sobrinus. Correlation test scores def-t with DMF-T showed a significant relationship, which means that def-t will increase along with the increase of DMF-T. S.mutans serotypec relationship between the child and the mother was found to be significantly associated with a very weak relationship whereas S.sobrinus serotypes d relationship between the child and mother meaningful relationship despite weak . Behavioral and dental health knowledge mother dealing with dental caries experience of children through vertical transmission of S. mutans and S.sobrinus ."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>